Anda di halaman 1dari 6

Gempa Dan Tsunami di Palu,Donggala

Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang Kota Palu dan


Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018), pukul 17,02 WIB. Pasca
gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
mendokumentasikan tsunami dini. para ahli tsunami Institut Teknologi Bandung
(ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), tsunami yang disebabkan oleh dua hal:
1. Di bagian Teluk Palu, tsunami yang menyebabkan longsoran sedimen dasar
laut di kedalaman 200-300 meter. Sedimen dari sungai-sungai yang bermuara
di Teluk Palu belum terkonsolidasi kuatnya runtuh dan longsor saat gempa,
dan tsunami tsunami.
2. di bagian luar dari Teluk Palu, tsunami yang disebabkan oleh gempa lokal.
Pada tsunami di bagian luar Teluk Palu itu, gelombang tidak setinggi tsunami
yang disebabkan longsoran sedimen dasar laut.
Tanah yang mereka injak tiba-tiba berguncang kuat, jalan-jalan terbelah
seperti ombak, dan bangunan-bangunan ambruk. Gempa berkekuatan 7,4 pada skala
Richter telah melanda Palu di Sulawesi Tengah. Gempa ini bukanlah yang pertama,
tapi inilah yang terkuat.
Tsunami pun terjadi di daerah palu dan sekitarnya,masyarakat pun mulai
berlari dan ketakutan sesudah terjadinya gempa,tanah pun sudah tidak rata lagi karena
gempa yang sangat kuat.
Segi sudut pandang geologi, Pulau Sulawesi tergolong salah satu pulau
dengan sejarah tektonik yang paling rumit di dunia. Hal tersebut selain dicirikan oleh
jenis batuan yang kompleks juga menyisahkan lineament/garis patahan struktur
geologi yang banyak dan beragam. Berikut beberapa segmen sesar/patahan utama
yang memotong Pulau Sulawesi. Sesar naik/thrust fault: Thrust Sulawesi di paling
utara Sulawesi yang merupakan zona Subduksi Indo China dan juga bertanggung
jawab sebagai pemicu vulkanisme/gunung api aktif di lengan utara Sulawesi.
Selanjutnya thrust Sangihe di timur, Majene di lengan selatan, Kalosi dan
Latimojong di lengan selatan, Tolo di bagian timur/Banda, Buton di lengan tenggara.
Kemudian sesar mendatar/strike-slip fault: meliputi sesar mendatar Palu-Koro di
bagian tengah, Matano di lengan timur, Lawanopo, Kolaka di lengan tenggara, dan
Walanae di lengan selatan. Liniament sesar-sesar tersebut semuanya berpotensi
sebagai jalur gempa bumi.
Penyebab Gempa-Tsunami
Terkait dengan penyebab gempa disertai tsunami yang terjadi di daerah
Donggala-Palu diduga pemicunya adalah sesar mendatar/strike-slip fault Palu Koro
yang sifat geraknya mengiri (sinistral). Sesar memanjang yang memiliki arah barat
laut-tenggara diperkirakan memiliki kesinambungan dengan sesar Matano yang
berada di sebelah Timur. Bahkan lebih ke timur lagi diperkirakan berhubungan
dengan sesar Sorong-Banda hingga samudera Pacific/ Uniknya sesar mendatar tidak
lazim meng-generate tsunami.
Dua kemungkinan yang menjadi pemicu tsunami di daerah tersebut.
1. Aktifitas sesar Palu Koro telah memicu reaktivasi sesar naik/thrust fault di
bagian barat sesar Palu- Koro, meliputi wilayah Selat Makassar, daratan
bagian barat Pulau Sulawesi, termasuk bagian Teluk Palu.(Perhatikan Gambar
Di Bawah Ini)

2. Kemudian aktifitas sesar Palu Koro memicu sesar normal yang berada di pull
apart basin/lembah termasuk di teluk dan lembah Palu.
Sesar Palu-Koro selain sebagai strike slip yang memiliki gerakan mendatar
juga merupakan transtension yang memiliki komponen realizing band di bagian
tengah sesar yang dapat bergerak turun dan naik. (Gambar 2. b-c), ketika dasar
endapan sedimen bergerak, maka bagian atasnya kehilangan kekuatan dan kekakuan
(loses strength and stiffnesss) sehingga dengan mudah mengalami likuifaksi.
(Gambar 2. b)
Dapat disimpulkan bahwa wilayah Donggala-Palu dan sekitarnya adalah
wilayah potensi gempa serta dapat menyebabkan tsunami. Hal ini tentunya tergantung
pada besar magnitude dan posisi episentrum.
Sesar Palu Koro merupakan sesar aktif yang dapat bergerak kapan saja. Dan
yang jelas dapat mempengaruhi segmen-segman sesar di sekitarnya yang berpotensi
menyebabkan gempa serta tsunami.
Deretan Fakta Tentang Tsunami Palu
Berikut sederetan fakta tentang tsunami yang terjadi di Palu pasca-gempa:
1. Kampanye dini BMKG akan potensi tsunami
Berdasar informasi resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) pada hari Jumat (28/9/2018) gempa di Donggala cetak tsunami. Wilayah
yang paling terancam adalah Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Pasca-gempa
jaringan komunikasi di Donggala putus. Tol, BMKG masih belum bisa mendeteksi
bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,4

2.Tsunami diperkirakan mencapai 2 meter


Tsunami yang terjadi pasca-gempa besar berkekuatan 7,4 yang mengguncang
Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018). Menurut BMKG, tsunami
terjadi di Palu, Donggala, dan Mamuju. Namun, hingga saat ini belum dapat
dipastikan apakah ada korban atau jumlah korban akibat tsunami.
3. Peringatan tsunami dicabut
Pada pukul 17.37 WIB, BMKG mencabut informasi dini tsunami pasca-
gempa bermagnitudo 7,4 di sekitar Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat
(28/9/2018).Sebelum petunjuk dini tsunami dicabut, BMKG menyatakan bahwa
wilayah Donggala bagian barat berada dalam status siaga. Sedangkan wilayah yang
berstatus disebut adalah Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara, dan Kota Palu
bagian barat.
4. Pernyataan tidak ada tsunami susulan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memastikan tak ada tsunami
susulan yang akan melanda wilayah Palu dan sekitarnya. "Peringatan tsunami sudah
berakhir. Tidak ada tsunami lagi," kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG
Rahmat Triyono dalam wawancara dengan Kompas TV , Jumat (28/9/2018). Rahmat
menegaskan, dengan dicabutnya peringatan tsunami tersebut, masyarakat yang
tinggal di pesisir pantai tidak perlu khawatir. "Masyarakat dipantai bisa tetap
beraktivitas," kata dia. Kendati demikian, Rahmat tetap meminta masyarakat untuk
gempa susulan yang memungkinkan akan terjadi. Hingga pukul 21.00 WIB, BMKG
mencatat sudah ada 31 gempa susulan yang berpusat di Donggala.
5. Beredar video amatir terjangan tsunami
Video datangnya tsunami beredar di media sosial dan aplikasi pesan
WhatsApp. Sejumlah pesan itu menyebut bahwa gelombang tsunami itu terjadi di
Palu. Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Rahmat
Triyono pun mengaku sudah melihat namun tidak tahu persis di mana dan kapan
Palu memang sempat dilanda tsunami, namun itu telah berlalu dan belum ada
potensi untuk kembali. "Tsunami memang terjadi. BMKG sudah memberikan
warning, dan itu telah berakhir berakhir,tidak ada lagi. Daerah pantai Palu sudah
dinyatakan aman.
Kehancuran akibat gempa tsunami Palu

Skala kehancuran akibat bencana gempa yang disusul tsunami itu begitu jelas.
Sejumlah gambar, lima hari sesudah terjangan gempa dan tsunami.
Gambar satelit yang menunjukkan pesisir Palu yang berbentuk tapal kuda
menunukkan betapa rentannya kota itu terhadap tsunami. Ombak bergulung
melipatgandakan daya hancur, kecepatan dan ketinggiannya saat menggemuruh
menerjang teluk.

Anda mungkin juga menyukai