Anda di halaman 1dari 15

Makalah Landasan Pembelajaran

EVALUASI DALAM MENINGKATKAN


PENGAJARAN

KELOMPOK 4
FRANSISKA RANTE LEMBANG
LISMAWATI
AMALIA WALEULU

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program pengajaran merupakan suatu rencana pengajaran sebagai panduan bagi
guru atau pengajar dalam melaksnakan pengajaran. Agar pengajaran bisa berjalan
dengan efektif dan efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu program pengajaran.
Program pengajaran yang dibuat oleh guru tidak selamanya bisa efektif dan dapat
dilaksanakan dengan baik, oleh karena itulah agar program pengajaran yang telah
dibuat yang memiliki kelemahan tidak terjadi lagi pada program pengajaran
berikutnya, maka perlu diadakan evaluasi program pengajaran.
Menurut Arikunto (1999: 290) "Evaluasi program adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program". Ada
beberapa pengertian tentang program itu sendiri, diantaranya program adalah
rencana dan kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Jadi dengan demikian
melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.
Yang menjadi titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah keingintahuan
penyusun program untuk melihat apakah tujuan program sudah tercapai atau belum.
Jika sudah tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut, jika belum
tercapai bagaimanakah dari rencana kegiatan yang telah dibuat yang belum
tercapai, apa sebab bagian rencana kegiatan tersebut belum tercapai, adakah factor
lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan program tersebut.Untuk menentukan
seberapa jauh target program sudah tercapai, yang menjadikan tolak ukur adalah
tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu program.
Sebagimana yang dikemukakan oleh Ansyar (1989: 134) bahwa ".evaluasi
mempunyai satu tujuan utama yatu untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu
program" Guru adalah orang yang paling penting statusnya dala kegiatan belajar
mengajar, karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan
mengemudikan kegiatan kelas. Untuk membuat proses belajar mengajar lebih
efektif maka tugas guru adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk
pembelajara. Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif tersebut perlu
dirancang program pengajaran. Berhasil tidaknya suatu program pengajaran, tentu
tidak bisa diketahui begitu saja, tanpa adanya evaluasi program. Oleh karena itu
evaluasi program perlu dilaksanakan oleh guru dalam rangka mengetahui seberapa
jauh proram pengajaran telah berlangsung atau terlaksana, dan jika terlaksana
seberapa baik pelaksanaan program tersebut. Pendek kata, evaluasi program
dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program
pengajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah,maka perumusan masalah pada


pembahasan ini adalah :
1. Apakah evaluasi program itu ?
2. Mengapa guru perlu melakukan evaluasi program ?
3. Apakah objek atau sasaran evaluasi program ?
4. Bagaimanakah cara melaksanakan evaluasi program ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui evaluasi program pengajaran
2. Untuk dapat mengetahui perlunya evaluasi program
3. Untuk mengetahui sasaran atau objek evaluasi program beserta cara
melaksanakannya ?
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang evaluasi program pengajaran
2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa tentang evaluasi program pengajaran
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Program

Menurut Arikunto (2011), Evaluasi program adalah suatu rangkaian


kegiatan yang dilakukan dengan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan
program. Menurut Borg & Gall (1983 : 733), Evaluasi program pengajaran adalah
suatu proses yang secara langsung terfokus pada penentuan nilai, hasil guna, dan
kebaikan-kebaikan dari program, proyek, materi, dan teknik-teknik pengajaran.
Sedangkan Ralph Tyler (1950) Mengatakan bahwa evaluasi program
adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat
direalisasikan. Jadi, Evaluasi program adalah kegiatan yamg dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan
Ada beberapa pengertian program itu sendiri. Didalam kamus tertulis :
a. program adalah rencana
b. program adalah kegiatan yang direncanakan dengan seksama
melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksud untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Apabila kita
membatasi pengertian “ program” sebagai kegiatan yang direncanakan, maka
program tersebut tidak lagi disebut sebagai suatu program jika kegiatannya sudah
selesai dilaksanakan. Namun kalau kita amati dari kehidupan sehari-hari ada pula
kegiatan yang dilaksanakan tanpa rencana.
Dari sedikit uraian tersebut dapat ditangkap bahwa sesuatu kegitan perlu
direncanakan apabila kegiatan yang bersangkutan memang dipandang penting
sehingga apa bila tidak direncanakan secara masak-masak boleh jadi akan
menjumpai kesulitan atau hambatan.
Dampak pendidikan akan meliputi banyak orang dan menyangkut banyak aspek.
Oleh karena itu, kegiatan pendidikan harus dievaluasi agar dapat dikaji apa
kekurangannya dan kekurangan tersebut akan dapat dipertimbangkan untuk
pelaksanaan pendidikan pada waktu lain. Sebetulnya yang menjadi titik awal dari
kegiatan evaluasi program adalah keingintahuan penyusun program untuk melihat
apakah tujuan program sudah tercapai atau belum.
Dengan kata lain, evaluasi program dimaksudkan untuk melihat pencapaian
target program. Untuk menentukan seberapa jauh target program sudah tercapai ,
yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap
perencanaan kegiatan. Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan
pengambilan kebijakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

B. Perlunya Guru Melaksanakan Evaluasi Program


Guru adalah orang yang paling penting statusnya didalam kegiatan belajar-
mengajar karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan
mengemudikan bahtera kehidupan kelas. Didalam melaksanakan tugas yang
penting “ menciptakan suasana kelas “ tersebut guru berupaya sekuat tenaga agar
kehidupan kelas dapat berjalan mulus. Siswa dapat belajar tanpa hambatan dan
dapat menguasai apa yang diajarkan oleh guru dengan nilai yang baik. Jika ternyata
nilainya tidak baik, guru tentu ingin menelusuri apa penyebab nilai yang tidak baik
itu. Jika guru tidak mengetahui apa dan bagaimana evaluasi program ia tidak akan
mampu melakukan tugas penelusuran penyebab nilai tidak baik. Agar ia mampu
melakukan tugas dengan sempurna, harus bersedia mempelajari evaluasi program.
Untuk menjawab apa sebab guru melakukan evaluasi program, terlebih dahulu
kita tahu tentang siapa saja yang dapat melakukan kegiatan evaluasi program
tersebut. Didalam buku-buku yang membicarakan evaluasi program disebutkan
bahwa orang yang melakukan evaluasi (evaluator) dalam kegiatan program dapat
dilakukan orang-orang dari dalam luar (orang yang ikut terlibat di dalam kegiatan),
dan dapat pula orang dari luar (orang yang tidak terlibat dalam kegiatan program).
Masing-masing jenis evaluator program memiliki kelemahan :
a. Evaluator dalam (internal evaluator) kemungkinan dapat dipengaruhi oleh
keinginan untuk dapat dikatakan bahwa programnya berhasil.
b. Evaluator luar (eksternal evaluator) karena evaluator tidak berkepentingan akan
“nama baik” program, maka data yang terkumpul dapat lebih objektif.
Guru dapat dikategorikan sebagai evaluator dalam , guru adalah pelaksana
sehingga mereka mengetahui betul apa yang terjadi didalam proses belajar-
mengajar.

C. Objek atau Sasaran Evaluasi Program


Dalam melakukan evaluasi program, kita perlu memusatkan perhatian kita pada
aspek-aspek yang bersangkut paut dengan keseluruhan kegiatan belajar mengajar.
Untuk itu ada baiknya kita mengenal kembali model transformasi proses
pendidikan formal di sekolah. Didalam proses transformasi ,siswa yang baru masuk
mengikuti proses pendidikan dipandang sebagai bahan mentah yang akan diolah.
(ditransfonnasikan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi) melalui proses
pengajaran. Siswa yang baru masuk (input) ini memiliki karasteristik atau
kekhususan sendiri-sendiri, yang banyak mempengaruhi keberhasilan dalam
belajar.
Disamping itu ada masukan lain yang juga berpengaruh dalam keberhasilan
siswa, yaitu masukan instrumental dan masukan lingkungan. Yang dapat
dimasukkan sebagai masukan instrumental adalah materi/ kurikulum, guru, metode
mengajar dan sarana pendidikan (alat, bahan, dan media belajar). Siswa yang sudah
dimasukkan kedalam alat pemroses, yaitu transformasi dan juga sudah menjadi
bahan jadi, dikenal dengan istilah hasil atau keluaran (output).

Gambar proses transformasi belajar-mengajar


a. Masukan (input)
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa yang pandai,
kurang pandai dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual,
emosional, sosial dan lain-lain yang sifatnya khusus. Guru harus mampu mengenal
kekhususan siswanya agar mampu memberikan pelayanan pendidikan, dan
administratif secara tepat. Pelayanan pendidikan berupa pemberian remedial dan
sebagainya. Kepada siswa yang hanya mempunyai kemampuan intelektual rendah,
disediakan perlengkapan sarana belajar yang dapat mendukung prestasi siswa,
sebaliknya siswa yang mempunyai pembawaan menonjol juga disediakan sarana
canggih agar bakat yang dimilki tersebut dapat berkembang secara maksimal.
Aspek yang menjadi sasaran lain adalah keadaan fisik, misalnya kesehatan,
kekebalan dan kerentanan (mudah atau tidaknya seseorang terserang penyakit atau
kelelahan). Aspek-aspek tersebut harus dipertimbangkan oleh pengelolah sekolah
agar guru dapat menunaikan tugas mengajar dengan baik.
Secara garis besar, hal-hal yang ada pada siswa dan berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar dapat dilihat dari segi fisik dan mental seperti yang telah
dicontohkan diatas.

b. Materi atau Kurikulum


Di indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut sistem
sentralisasi. Di indonesia kurikulum disusun bersama oleh direktorat jenjang dan
jenis suatu sekolah bersama dengan pusat pengembangan kurikulum dan sarana
pendidikan (pusbangkurrandik) balitbang dikbud.
Untuk kurikulum sekolah dasar, yang bertanggung jawab menyusun dan
mengembangkan kurikulumnya adalah direktorat pendidikan dasar (Ditdikdas)
yang bernaung di bawah direktorat jenderal Pendidikan dasar dan menengah. Tugas
Balitbang sebagai suatu lembaga adalah melakukan penelitian dan pengembangan
hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan di seluruh Indonesia. Jika lingkup dan
wilayah yang dievaluasi oleh guru hanya terbatas pada kegiatan belajar-mengajar
di kelasnya sendiri, maka lingkup dan wilayah yang dievaluasi oleh balitbang
dikbud meliputi berbagai jenis kegiatan pendidikan di dapartemen pendidikan dan
kebudayaan. Dari kegiatan evaluasi inilah balitbang mempunyai data yang lengkap
tentang tingkat keberhasilan tiap-tiap kegiatan pendidikan, dan berdasarkan atas
data ini pulalah balitbang bersama direktorat merevisi dan mengembangkan
kurikulum.
Meskipun penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah sudah
dilakukan secara cermat dan melibatkan banyak pihak, namun tidak mustahil bahwa
di lapangan masih juga dijumpai kelemahan dan hambatan. Itulah sebabnya guru
perlu dibekali dengan kemampuan untuk melakukan evaluasi program, termaksud
mengevaluasi materi kurikulum.
Apabila guru tidak tanggap terhadap kelemahan yang ada dalam kurikulum,
dan guru tak mau mengutarakan apa yang mereka jumpai, bagaimana balitbang dan
ditdikdas tahu bahwa kurikulum yang dikeluarkan tidak lancar dilakasanakan di
sekolah? Nah, itulah tambahan alasan mengapa guru-guru diharapkan untuk
menyadari dan bersedia melakuka evaluasi dalam lingkup sempit terhadap
kurikulum yang dilaksanakan.
c. Guru
Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kepada
guru diserahkan untuk “digarap” suatu masukan “bahan mentah” berupa siswa
yang menginginkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap baik yang akan
digunakan oleh mereka untuk menghadapi masa depan dalam
kehidupannya. Sebagai alat untuk menggarap masukan adalah materi/kurikulum
dan yang telah disusun oleh pemerintah dan berlaku untuk seluruh Indonesia.
Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menciptakan suasana kelas
seperti yang telah diceritakan diatas. Seperti juga siswa, guru mempunyai
kelemahan yang bersumber dari fisik dan mental. Hal-hal yang berhubungan
dengan fisik, seperti juga siswa, antara lain kesehatan, kekebalan, dan kerentanan.
Hal-hal yang berhubungan dengan mental, antara lain kepandaian, kesabaran,
tanggung jawab, keramah tamahan, dan sebagainya. Pemenuhan terhadap
kebutuahan psikologis guru berupa antara lain menyediakan tempat bekerja yang
nyaman sehingga mereka dapat bekerja dengan tenang. Akibat selanjutnya
mengena pada prestasi belajar siswa yang optimal.
d. Metode atau pendekatan dalam mengajar
Berbeda dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi terhadap metode
mengajar merupakan kegiatan guru untuk meninjau kembali tentang metode
mengajar, pendekatan, atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
didalam menyampaikan materi kurikulum kepada siswa. Metode mengajar adalah
cara-cara atau teknik yang digunakan dalam mengajar, misalnya ceramah,
tanyajawab, diskusi,sosiodrama, deminstrasi, eksperimen, dan sebagainya.
Pendekatan menunjuk pada bagaimana kelas dikelola, misalnya individual,
kelompok, dan klasikal. Strategi pembelajaran menunjuk kepada bagaimana guru
mengatur keseluruhan proses belajar mengajar, meliputi ; mengatur waktu,
pemenggalan penyajian, pemilihan metode, pemilihan pendekatan, dan sebagainya.
Didalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil bahwa guru menjumpai
kesulitan ditengah-tengah waktu mengajar, disebab kan karena ketidak tepatan
dalam memilih metode atau pendekatan. Telah disebutkan bahwa didalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar meungkin saja guru menjumpai kesulitan
sehubungan dengan keadaan siswa. Dalam rencana, guru memilih metode tugas
karna dipandang paling tepat. Siswa diataur agar bekerja dalam kelompok. Namun
ditengah-tengah kesibukan, terasa oleh guru bahwa pemilihan metode dan
pendekatan tersebut ternyata kurang tepat. Dengan tidak disadari sebetulnya
gurusudah melakukan evaluasi terhadap kegiatannya. Evaluasi program dapat
dilakukan selama dan sesudah program berlangsung. Agar pekerjaan guru dari
tahun ketahun bertambah baik, maka mereka harus dapat memanfaatkan data yang
mereka peroleh. Disarankan kepada para guru agar tidak henti-hentinya membuat
catatan kecil pada gbpp tentang metode apa, pendekatan, dan strategi yang
bagaimana yang cocok untuk digunakan dalam menyampaikan pokok bahasan yang
bersangkutan.

e. Sarana : Alat pelajaran atau Media pendidikan


Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar adalah sarana pendidikan, yang meliputi alat plajaran atau media
pendidikan. Sebelum guru memulai kegiatan belajar mengajar, bahkan sebelum,
atau sekurang-kurangnya pada waktu menyusun rencana mengajar, guru telah
memilih alat yang kira-kira dapat membantu memperjelas konsep yang diajarkan.
Selain guru, mungkin siswa juga dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan
apakah sarana yang digunakan didalam kegiatan belajar mengajar sudah tepat.
Apabila guru menjumpai kesulitan dalam mengajar atau ketidak berhasialan
siswa dengan nilai yang yang rendah-rendah, ia dapat mencoba mengadakan
evaluasi terhadap sarana yang digunakan. Sasaran evaluasi yang berkenaan dengan
srana pendidikan antara lain kelengkapannya, ragam jenisnya, modelnya,
kemudahannya untuk digunakan, mudah dan sukarnya diperoleh, kecocokan
dengan materi yang diajarkan, jumlah persediaan dibandingkan dengan banyaknya
siwa yang diperlukan.
f. Lingkungan manusia
Komponen –komponen yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan siswa
dalam belajar, dikenal dengan istilah “masukan lingkungan”. Ada 2 macam
masukan lingkungan, yaitu lingkungan manusia dan lingkungan bukan manusia.
Yang dapat digolongkan sebagai masukan lingkungan manusia bukan hanya kepala
sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha disekolah itu, tetapi siapa saja yang
dengan atau tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkat belajar hasil belajar siswa,
misalnya di taman kanak-kanak, mungkin saja ibu-ibu pengantar dapat
diamanfaatkan oleh sekolah untuk memberikan contoh-contoh prilaku positif yang
memperkuat motivasi siswa dalam belajar. Guru-guru kelas lain di SD yang tidak
penah secara langsung mengajar siswa tersebut dikelasnya,dapat saja
melumpuhkan semangat siswa karena ketika bertemu dihalaman sekolah sempat
mengejejk(tentu saja tidak dengan sengaja),atau sebaliknya,memberikan pujian dan
saran-ssaran,dapat mengakibatkan tumbuhnya motivasi pada diri siswa untuk lebih
giat dalam belajar.
g. Lingkungan Bukan Manusia
Yang dimaksud dengan lingkungan bukan manusia adalah segala hal yang
berada dalam lingkungan siswa (dalam radius tertentu).Yang secara langsung
maupun tidak,berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.Termasuk kategori
lingkungan buukan manusia misalnya suasana sekolah,halaman sekolah,keadaan
gedung dan sarana lain,tumbhan dikebun sekolalh dan tetangga.Pengaruh
lingkungan bukan manusia dapat positif ataupun negatif.Tatanan perabot kelas
yang rapi dapat berpengaruh terhadap kesejukan suasana sehingga siswa dapat
belajar dengan tentram. Sebaliknya suasana gaduh dalam kelas dapat mengganggu
konsentrasi siwa dan menyebabkan siswa tidak dapat belajar dengan tenang seperti
yang direncanakan. Dengan hal demikian dapat terjadi bahwa hasil belajar siswa
tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Sebagai contoh, sedang asik-askian
siswa mendengarkan penjelasan dari guru, atau siswa sedang sibuk melakukan
percobaan tiba-tiba terdengar suara mobil dengan kenalpot terbuka lewat sebelah
sekolah tidak dapat disangkal bahwa perhatian siswa menjadi buyar karenanya.
Dari uraiaan yang sudah disajikan dapatlah kita ketahui mengapa guru perlu
melakukan evaluasi terhadap program yang dilaksanakn. Hanya dengan sambil lalu
sja sebetulnya guru sudah dapat menangkap apa kira-kira yang dapat mengganggu
proses belajar mengajar.

D. Cara Melaksanakan Evaluasi Program


Apabila guru ingin melakukan evaluasi program dengan lebih seksama,
misalnya ingin menelusuri secara khusus latar belakang keluarga siswa, terlebih
dahulu harus menyususn rencana evaluasi sekaligus menyusun instrumen
pengumpulan data. Mengenai bagaimana cara menyiapkan instrumen untuk angket,
pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan sebagainya, dapat dipelajari dari
buku-buku penelitian. Sebagai cara yang paling sederhana adalah mengadakan
pencatatan terhadap peristiwa yang dialami drai kegiatan hari-hari di kelas.
Deretan pertanyaan yang diajukan berpangkal dari komponen-komponen
transformasi yang sudah kita ketahui dalam uraian diatas. Berikut ini disampaikan
beberapa contoh :
a. pertanyaan tentang siswa
1. Apakah kehadiran siswa sudah baik ? lengkap dan tepat waktu?
2. Apakah siswa tertarik pada pelajaran kita ? jika tidak atau kurang apa kira-kira
sebabnya ?
3. Apakah siswa tidak enggan melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar ? dan
sebagainya
b. pertanyaan tentang guru
1. Apakah sebelum mengajar guru sudah menguasai materi yang akan diajarkan dengan
sebaik-baiknya ?
2. Apakah guru dapat berlaku adil terhadap siswa ?
3. Apakah guru sudah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada siswa ?
c. pertanyaan tentang kurikulum
1. Seberapa tinggikah tingkat pemahaman guru terhadap materi yang tertera dalam
GBPP ?
2. Apakah guru dapat menyajikan materi secara urut seperti urutan penyajian dalam
GBPP ?
3. Apakah materi yang tertera dalam GBPP tidak terlalu sulit bagi siswa untuk kelas
yang bersangkutan ?
d. pertanyaan tentang sarana
1. Apakah alat peraga yang dipilih sudah tepat ?
2. Apakah guru sudah terampil menggunakan alat ?
3. Apakah siswa sudah cukup dilibatkan dalam penggunaan alat peraga ?
e. pertanyaan tentang metode dan pendekatan
1. Apakah dengan metode yang digunakan, hasil belajar siswa sudah cukup tinggi ?
2. Apakah dengan metode yang dipilih ini siswa mengikuti pelajaran dengan
bergairah?
3. Dengan pengelompokan yang diambil, apakah semua sudah terlibat dengan aktif ?
f. pertanyaan tentang lingkungan manusia :
1. Apakah guru sudah memanfaatkan orang-orang yang ada dilingkungan siswa untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ?
2. Adakah orang-orang disekitar siswa yang mempunyai pengaruh kurang baik
terhadap siswa ? andaikata ada, apakah guru sudah mengambil langkah dengan
tepat /
3. Apakah guru sudah mengarahkan siswa untuk mencoba memanfaatkan orang-
orang yang ada sebagai manusia sumber untuk memenuhi menambah
pengetahuannya ?
g. pertanyaan tentang lingkungan bukan manusia ?
1. Apakah guru sudah memanfaatkan dengan baik hal-hal yang ada di lingkungan
siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengahar ?
2. Apakah siswa sudah diarahkan untuk memanfaatkan lingkungan menurut
kepentingan mereka sendiri?
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mengevaluasi progam seorang guru tidak perlu dibebani secara
sistematis sebagaimana layaknya seorang peneliti. Akan tetapi guru cukup
membuat acuan singkat dan sederhana yang disusun dalm bentuk pertanyaan. Dari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut guru akan memperoleh umpan
terhadap apa yang dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan objek atau sasaran evaluasi program yang meliputi enam aspek.
Pengajaran dan pembelajaran adalah merupakan suatu aktivitas yang
dilaksanakan oleh seorang guru. Agar program pengajaran yang telah dilaksanakan
itu baik atau tidak perlu dilaksanakan suatu penilaian, yang sering dikenal dengan
evaluasi program pengajaran. Evaluasi program pengajaran ini meliputi 1) Input
(masukan), 2) materi atau kurikulum, 3) Guru, 4) Metode atau pendekatan dalam
mengajar, 5) Sarana: alat pelajaran ataU media pendidikan, 6) lingkungan.
B. Saran
Apabila guru ingin melakukan evaluasi program dengan lebih seksama,
terlebih dahulu hendaknya menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun
instrument pengumpulan data. Instrument pengumpulan data bisa berupa angket,
pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan lain sebagainya. Sebagai cara yang
paling sederhana adalah menagadakan pendekatan terhadap peristiwa yang dialami
sehari-hari di kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Rammers H.H. and Gade N.L. 1960.A Pratical Introduction to Measurement and
Evaluation. New York: Harper & Row

Suharsini, Arikunto. 1978. Sebuah Pengetahuan Dasar Tentang Evaluasi Pendidikan.


Terbitan sendiri.

Wuradji Drs. 1978. Dasar-Dasar Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta :
Penerbit Dina

Anda mungkin juga menyukai