Anda di halaman 1dari 3

Pra Design Pabrik Metanol dari Batubara

Saat ini, sumber energi di Indonesia mengalami keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan
gas alam yang mencukupi, dan cadangan batubara yang melimpah. . Hal ini dibuktikan dengan
pemaparan dari Lembaga Kajian untuk Reformasi Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup
yang menyebutkan bahwa 11 tahun yang akan datang cadangan minyak bumi akan habis.
Kemudian, 31 tahun yang akan datang cadangan gas bumi akan habis dan juga 59 tahun yang
akan datang cadangan batubara akan habis. Berangkat dari hal tersebut, pemerintah berusaha
mendorong penggunaan berbagai macam energi alternatif sebagai salah satu cara untuk
mengurangi ketergantungan akan penggunaan BBM serta mengoptimalkan pemanfaatan energi
fosil lain yang melimpah.

Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batubara terbesar di dunia.
Pertumbuhan tambang di Indonesia sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang
baru yang ditemukan. Menurut pemaparan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), cadangan batubara di Indonesia mencapai 21.131,84 Juta Ton per tahun 2011. Sumber
daya batubara ini sebagian besar berada di Pulau Kalimantan yaitu sebesar 61%, di Pulau
Sumatera sebesar 38% dan sisanya tersebar di wilayah lain. Menurut jenisnya dapat dibagi
menjadi lignit sebesar 58.6%, sub-bituminous sebesar 26.6%, bituminous sebesar 14.4% dan
sisanya sebesar 0.4% adalah anthracite.

Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan kualitas maupun kuantitas baik industri yang menghasilkanbahan jadi maupun
industri yang menghasilkan bahan setengah jadi.Pembangunan industri kimia yang menghasilkan
produk kimia ini sangatlah pentingkarena dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap
industri luar negeriyang pada akhirnya akan dapat mengurangi pengeluaran devisa untuk
mengimpor barang tersebut, termasuk diantaranya adalah metanol.

Methyl alkohol atau yang lebih dikenal dengan metanol (CH3OH) merupakan salah satu bahan
kimia organik yang sangat penting. Metanol merupakan senyawa alkohol yang paling sederhana.
Kereaktifan dari senyawa ini ditentukan oleh gugus fungsionalnya. Pada suhu kamar, metanol
mempunyai sifat berwujud liquid bening dan jernih, mudah menguap dan mudah terbakar,
merupakan pelarut polar, larut dalam air, etanol, dan eter. Selain itu bersifat racun jika dihirup
yang dapat menyebabkan kebutaan. Sifat fisik yang dimiliki oleh metanol antara lain mempunyai
titik didih 64.7oC dan berat jenis 0.7866 g/ml. Dengan sifat yang dimilikinya itu, maka bahan
kimia ini digunakan sebagai bahan bakar, untuk bahan baku pembuatan formaldehyde, MTBE,
dan Asam asetat, sebagai bahan aditif, dan sebagai bahan pengolahan limbah. Dari tahun ke
tahun kebutuhan akan metanol di Indonesia semakin meningkat. sekitar 70% dari produksi
metanol di dunia, digunakan sebagai bahan baku sintesis bahan kimia lainnya.

Secara keseluruhan, permintaan global untuk metanol diproyeksikan tumbuh pada tingkat
tahunan rata-rata 9,8% dari 2010 sampai 2015. Cina telah menjadi negara terbesar yang
mengkonsumsi metanol, dan akan meningkatkan pangsa konsumsi dunia hampir 41% pada tahun
2010 sampai 54% pada tahun 2015.

Industri Metanol merupakan salah satu industri kimia yang berprospek di Indonesia. Dua
perusahaan yang memproduksi metanol di Indonesia mencapai kapasitas total 990.000
MT/tahun. Dua perusahaan itu adalah PT. KMI Indonesia yang memiliki kapasitas 660.000
MT/tahun dan PT. Medco Metanol Bunyu yang memiliki kapasitas 330.000 MT/tahun.
Keduanya menggunakan gas alam sebagai bahan baku. Pada bulan Maret tahun 2009 yang lalu,
kegiatan produksi Kilang Metanol Bunyu (KMB) yang dikelola oleh anak perusahan PT. Medco
Energi Internasional tbk, PT. Medco Metanol Bunyu dihentikan karena minimnya pasokan gas.
Sebelumnya, produksi di kilang tersebut telah dihentikan sementara pada 1 Februari 2009.
Kemudian karena semakin rendahnya pasokan gas, maka sekarang sudah benar-benar berhenti.
Namun, kebutuhan metanol di Indonesia belum dapat terpenuhi oleh kedua perusahaan ini
sehingga masih harus mengimport dari luar negeri.

Pabrik direncanakan beroperasi secara kontinu 24 jam selama 330 hari per tahun dengan
kapasitas produksi 1.625.833 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku batubara sebanyak
1.188.000 ton/tahun, oksigen sebanyak 784.080 ton/tahun, dan hidrogen sebanyak 168.648
ton/tahun. Sumber daya batubara ini terbesar berada di Pulau Kalimantan yaitu sebesar 61%.
Maka dari itu, Batubara yang akan diproses berasal dari PT. Adaro Indonesia, Tbk. yang terletak
di Kalimantan Selatan dengan potensi batubara sebesar 33.873.191 ton.

Dengan jumlah batubara yang melimpah di Indonesia maka dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan metanol. Salah satu keuntungan dari batubara sebagai bahan baku produksi metanol
adalah karena batubara masih memiliki cadangan yang besar di Indonesia dan belum diolah
secara maksimal oleh berbagai industri yang ada.

Pabrik metanol ini direncanakan akan didirikan di Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Kalimantan Selatan pada tahun 2016. Penentuan lokasi pabrik berorientasi pada
sumber bahan baku yang berupa padatan.

Proses pembuatan metanol dari Batubara ini dibagi menjadi lima bagian proses utama yaitu:

 Persiapan bahan baku (Feedstock Interface) : dilakukan berbagai macam perlakuan


agar sesuai dengan kondisi yang diperlukan dalam reaktor gasifier.
 Gasifikasi : terbentuknya syngas dari batubara.
 Gas Clean Up and Conditioning : menghilangkan H2S yang dapat mengganggu kerja
katalis dalam reaktor metanol.
 Sintesis metanol : mereaksikan CO dan CO2 dengan H2O untuk membentuk metanol.
 Purifikasi metanol : memurnikan hasil metanol dengan menggunakan kolom distilasi
untuk menghasilkan metanol murni dengan grade AA (99,98%).

Berdasarkan analisis ekonomi, laju pengembalian modal (IRR) pabrik ini sebesar 45.91% pada
tingkat suku bunga per tahun 7.5%, dan laju inflasi sebesar 4.5% per tahun. Sedangkan untuk
waktu pengembalian modal (POT) adalah 1.92 tahun dan titik impas (BEP) sebesar 30.32%
melalui cara linear. Umur dari pabrik selama 10 tahun dan masa konstruksi adalah 2 tahun.
Untuk memproduksi metanol sebanyak 1.625.833 ton/tahun, diperlukan biaya total produksi per
tahun (TPC) sebesar Rp 8.036.885.370.428,00 dengan biaya investasi total (TCI) sebesar Rp
1.698.846.861.979,00 dan total penjualan sebesar Rp 9.710.466.434.130,00. Dengan melihat
aspek penilaian analisis ekonomi dan teknisnya, maka pabrik metanol dari batubara ini layak
untuk didirikan.

Penulis:

David Licindo (davidlicindo@gmail.com)

Arinne Christin Paramudita (arinne.christin@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai