Anda di halaman 1dari 6

Emboli Air Ketuban

1. Pengertian Emboli air Ketuban

Emboli air ketuban / Amniotic Fluid Embolism(AFE) adalah sindrom katastropik yang terjadi
selama persalinan atau segera setelah persalinan. Emboli air ketuban ini merupakan suatu
keadaan dimana cairan amnion masuk ke sirkulasi maternal yang jarang namun fatal dan
menyebabkan kematian maternal terutama di Negara sedang berkembang.23, 24

2. Insiden Emboli Air Ketuban

Insiden emboli air ketuban belum diperoleh informasinya. Hal ini disebabkan karena syndrome
ini sulit untuk diidentifikasi sehingga sulit untuk menegakkan diagnosanya. Sebagian besar kasus
(80%) terjadi pada saat persalinan, tetapi dapat terjadi juga sebelum persalinan (20%) atau
setelah persalinan.23

Sumber lain melaporkan bahwa kejadian sebenarnya dari kasus emboli air ketuban hingga saat
ini belum diketahui, namun dapat dilaporkan insiden emboli air ketuban berkisar antara 1 dalam
8000 dan 1 dalam 80.000 persalinan, dengan tingkat kematian karena emboli air ketuban sebesar
60%, sekalipun dengan terapi yang agresif dan pengobatan segera. Outcome terhadap neonatus
secara umum cukup buruk, dengan tingkat kematian sebesar 20-25%, dan jika hidup, hanya 50%
dengan neurologis yang intact.25

3. Etiologi Emboli Air Ketuban

Etiologi terjadinya emboli air ketuban hingga kini masih belum jelas. Evidence terkini
melaporkan bahwa terjadinya emboli air ketuban ada hubungannya dengan faktor imunologi. Hal
ini disebabkan karena masuknya cairan amnion dalam peredaran darah maternal menyebabkan
syok anafilaktik. Temuan ini didasari pada perubahan hemodinamik pada anafilaktik syok
dengan emboli air ketuban sama. disamping itu ketika melakukan percobaan pada binatang
dengan menyuntikan air ketuban pada pembuluh darahnya, tidak ditemukan adanya kondisi
emboli air ketuban. Pada ibu dengan emboli air ketuban, tidak selamanya ditemukan sel fetus
dalam tubuh ibu. Oleh karena itu disimpulakan masuknya emboli air ketuban menyebabkan syok
anafilaktik yang berimbas pada morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.25 Patofisiologi
terjadinya emboli air ketuban juga belum diperoleh informasi yang jelas dan ajeg.

Pada dasarnya keadaan ini terjadi karena masuknya cairan katuban ke dalam peredaran darah
maternal yang dapat dijelaskan pada gambar berikut ini.
Gambar 4. Patofisiologi Emboli Air Ketuban

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Amniotic_fluid_embolism#mediaviewer/File:Amniotic_fluid_e
mbolism.png

4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala Emboli air ketuban dapat dilihat pada table berikut ini.25

Tabel 2. Tanda dan Gejala Emboli Air Ketuban

No Tanda Dan Gejala %


1 Hipotensi 100
2 Gawat janin 100
3 Edema pulmonal 93
4 Cardiopulmonary arrest 87
5 Sianosis 83
6 Koagulapati 83
7 Dyspnea 47
8 Seizure / kejang 48
9 Atonia uteri 23
10 Bronkospasme 15
Transient hypertension/Hipertensi
11 11
sementara
12 Batuk 7
13 Sakit kepala 7
14 Nyeri dada 2

Sumber: Gist et al (2009)25

5. Faktor Risiko Emboli Air Ketuban

 Usia
 Multipara
 Faktor Psikologis yang menyebabkan kontraksi
 Induksi persalinan
 Instrumen partus pervaginam
 Kehamilan lewat waktu/postmatur
 Seksio Sesarea
 Ruptura uteri
 Polihidramnion
 Robekan leher rahim yang banyak
 Abrupsio plasenta
 IUFD
 Bayi besar
 Meconeum stained dalam cairan amnion
 Eklampsia
 Gawat janin
 Trauma abdomen
 Intervensi bedah
 Amnioinfusi dengan salin
 Meconeum bayi laki-laki

6. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala diatas. Beberapa diagnosa banding dari
emboli air ketuban antara lain:

a. Penyebab obstetri

 Perdarahan akut
 Abrupsio plasenta
 Ruptura uteri
 Eklampsia
 Cardyomiopati peripartum

b. Penyebab anestesi
 Anestesi spinal yang tingi
 Aspirasi
 Keracunan anestesi lokal

c. Penyebab non obstetric

 Emboli paru
 Emboli udara
 Anafilaksis
 Syok sepsis

7. Penanganan

Kondisi emboli air ketuban yang ditemukan secara dini akan memberikan outcome yang leih
baik. Manajemen emboli air ketuban antara lain:

 Tindakan yang paling pertama dilakukan adalah oleh bidah adalah resusitasi ABC
 Berikan oksigen dengan konsentrasi 100% à intubasi
 Monitoring VS secara kontinyu
 IVFD dengan gauge yang besar (16-18G) à pertimbangkan input cairan agar tidak
menyebabkan edema paru
 Segera dirujuk

Selanjutnya tindakan yang lebih lanjut dapat dilakukan oleh tenaga ahli di tempat rujukan

 Kateterisasi arteri à menitoring tekanan darah yang akurat dan pemeriksaan darah
 Lahirkan Bayi dengan tindakan resusitasi yang cepat dan tepat agar dapat mereduksi
sekuele

8. Prognosis

 Diagnosis dan tindakan yang tepat dengan segera : prognosis baik


 Diagnosis dan tindakan yang lambat : prognosis buruk, mortalitas tinggi.

Referensi:

1. Mercer BM, Milluzzi C, Colin M. Periviable birth at 20 to 26 weeks of gestation:


proximate causes, previous obstetric history and recurrence risk. Am J Obstet Gynecol.
2005;3(2):1175-80.

2. Mercer BM. Preterm premature rupture of the membranes: diagnosis and management.
Clin Perinatol. 2004;4:765-82.
3. Aagards-Tillery KM, Nurthalapaty FS, Ramsey PS, Ramin KD. Preterm premature
rupture of the membranes: perspectives surrounding controversies in management. . Am J
Obstet Gynecol. 2005;22:287-97.

4. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D, editors. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2004.

5. Jazayeri A. Premature Rupture of Membranes. 2014 September 29, 2014. Available


from: http://emedicine.medscape.com/article/261137-overview – aw2aab6b3.

6. Premature Rupture of Membranes (PROM)/Preterm Premature Rupture of


Membranes(PPROM). Health Encyclopedia [Internet]. 29 September 2014. Available
from:
http://www.urmc.rochester.edu/Encyclopedia/Content.aspx?ContentTypeID=90&Content
ID=P02496.

7. Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Varney’s Pocket Midwife. Boston: Jones and Bartlett
Publisher, Inc; 1998.

8. Medina TM. Preterm Premature Rupture of Membranes: Diagnosis and Management.


American Family Physician. 2006;73(4):659-64. Epub February 15, 2006.

9. com. Amniotic Fluid Index (AFI). PerinatologyCom:Glosary [Internet]. September 29,


2014. Available from: http://www.perinatology.com/Reference/glossary/A/Amniotic
Fluid Index.htm.

10. Ultrasoundpaedia. 3rd Trimester Ultrasound – Normal. Ultrasounpaedia [Internet].


Available from: http://www.ultrasoundpaedia.com/normal-3rdtrimester/.

11. Devore GR. Amniotic Fluid Index. Fetal Diagnostic Centers [Internet]. September 29,
2014. Available from: http://www.fetal.com/IUGR/treatment.html.

12. Tita ATN, Andrews WW. Diagnosis and Management of Clinical Chorioamnionitis. Clin
Perinatol. 2010;37(2):339-54.
13. Soper DE, Mayhall CG, Froggatt JW. Characterization ans control of intraamniotic
infection an urban teaching hospital. Am J Obstet Gynecol. 1996;175(2):304-9.

14. Rickert VI, Wiemann CM, Hankins GD, Mackee JM, Berenson AB. Prevalence and risk
factor of chorioamnionitis among adolescents. Obstet Gynecol. 1998;92(2):254-7.

15. Seaward PG, Hannah ME, T.L M, Farine D, Ohlsson A, Wang EE, et al. International
multicentre term prelabor rupture of membranes study: evaluation of predictors of
clinical chorioamnionitis and postpartum fever in patients with prelabor rupture of
membranes at term. Am J Obstet Gynecol. 1997;177(5):1024-9.
16. Yancey MK, Duff P, Clark P, Kurtzer T, Frentzen BH, Kubilis P. Peripartum infection
associated woth vaginal group B streptococcal clolonization. Obstet Gynecol.
1994;84(5):816-9.

17. Anderson BL, Simhan HN, Simons KM, Wiesenfeld HC. Untreated asymtomatic group
B streptococcal bacteria early in pregnancy and chorioamnionitis at delivery. Am J
Obstet Gynecol. 2007;196(6):524-5.

18. Newton ER, Pearis W. Bacterial vaginosis anf intraamniotic infection. Am J Obstet
Gynecol. 1997;176(3):672-7.

19. Tran SH, Caughey AB, Musci TJ. Meconium-stained amniotic fluid is association with
puerperal infection. Am J Obstet Gynecol. 2003;189:784.

20. Premature rupture of membranes. Clinical management guidelines for obstetrician-


gynecologists. Obstet Gynecol. 2007;109(4):1007-19.

21. Simhan HN, Canavan TP. Preterm premature rupture of membranes: diagnosis,
evaluation and management strategies. BJOG. 2005;112(Suppl 1):32-7.

22. Dare MR, Middleton P, Crowther CA, Flenady VJ, Varatharaju B. Planed early birth
versus expectant management (waiting) for prelabour rupture of membranes at term (37
weeks or more). Cochrane Database Syst Rev. 2006(1).

23. Toy H. Amniotic Fluid Embolism. Eur J Gen Med. 2009;6(2):108-15.

24. Lindsday P. Complications of the Third of the Stage of Labour. In: Henderson C,
Macdonald S, editors. Maye’s Midwifery, A Textbook for Midwives London: Bailiere
Tindall; 2004.

25. Gist RS, Stafford IP, Leibowitz AB, Beilin Y. Amniotic Fluid Embolism. Anest analg.
2009;108(5):1599-602. Epub May 2009.

Anda mungkin juga menyukai