KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya sangat menyadari keterbatasan dan ilmu pengetahuan yang ada, sehingga hasil
makalah ini perlu adanya pengkajian dan pengembangan lagi. Demi kesempurnaan penelitian
selanjutnya, maka saya mengharapkan kritik dan saran pembaca.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menambah wawasan.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………... i
KATA PENGANTAR…………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH…………………. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………..……… 1
1.3 TUJUAN PENULISAN……………………………... 2
1.4 MANFAAT PENULISAN…………………………... 2
BAB II KONSEP TEORI
2.1 DEFINISI……………………………………………. 3
2.2 ETIOLOGI…………………………………………... 4
2.3 MANIFESTASI KLINIS……………………………. 4
2.4 PATOFISIOLOGI…………………………………… 4
2.5 PATHWAYS………………………………………… 8
2.6 KOMPLIKASI………………………………………… 9
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG……………………… 9
2.8 PENATALAKSANAAN……………………………… 10
2.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ……………. 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN…………………………. 17
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN………………………………………. 28
4.2 SARAN………………………………………………. 28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 29
BAB I
PEDAHULUAN
BAB II
KONSEP TEORI
1. Malnutrisi
2. Alkohol
3. Virus hepatis
4. Hemokromatosis (kelebihan zat besi)
5. Zat toksik
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Istirahat ditempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites dan demam
2. Diit rendah protein ( diet hati III : protein 1 g/kg BB, 55 g protein , 2.000 kalori ). Bila ada asites
diberikan diet rendah garam II ( 600-800mg ) atau III ( 1.000-2.000 mg ). Bila proses tidak aktif,
diperlukan diet tinggi kalori ( 2.000-3.000 kalori ) dan tinggi protein ( 80 – 125 g/ hari )
3. Mengatasi infeksi dengan antibiotik, diusahakan memakan obat-obatan yang jelas tidak
hepatotoksik
4. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino esensial berantai cabang
dan glukosa
5. Roboransia, vitamin B kompleks, dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. M
b. Tempat dan tanggal lahir : Klaten, 14 Maret 1969
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Menikah
f. Tinggi Badan / Berat Badan : 155 cm/43 kg
: Composmentis tampak lemah
: Tinggi, kulit sawo matang
: Jl. Prayan No. 14, Jetis, Karang Nongko, Klaten
j. Orang terdekat yang mudah dihubungi :Ny. D
k. Hubungan dengan klien : Istri klien
l. Tanggal masuk RS : 23 April 2014
m. Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
n. No. RM : 99.10.10
2. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh perutnya kembung dan rasa tidak enak.
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien merasakan perutnya kembung. Klien
menganggap kembungnya hanya karena masuk angin biasa, sehingga hanya diatasi dengan
meminum jamu antimasuk angin dan diolesi dengan minyak kayu putih. Dua hari berikutnya
perutnya dirasakan semakin tidak enak. Klien diperiksa ke puskesmas terdekat dan dirujuk ke
RSU untuk dirawat. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 23 April 2014 didapatkan adanya
asites, permukaan perut tampak tidak rata dan membesar, terdapat spider navi, ada nyeri tekan di
bagian hati dan limpa. Klien juga mengatakan napsu makannya menurun.
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien mengatakan sewaktu remaja sering mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang
lama.
5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ayah klien mempunyai riwayat penyakit hepatitis sewaktu masih hidup.
6. RIWAYAT LINGKUNGAN
Tipe tempat tinggal permanent dengan jumlah kamar ada 3. Jumlah orang yang tinggal di
rumah sebanyak 4 orang, dengan kondisi tempat tinggal penerangan cukup, kebersihan dan
kerapihan cukup, sirkulasi udara cukup,keadaan kamar mandi cukup baik tidak terlalu tinggi dan
tidak licin.
7. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Sebelum sakit klien beraktivitas dengan normal. Klien tidak mengetahui penyakit yang diderita
klien. Klien menganggap kembung yang dirasakan hanya sekedar kembung biasa. Klien hanya
pergi ke puskesmas terdekat saat sakit.
- Selama sakit klien mengurangi aktivitas, klien tidak menyukai keadaannya dan berharap cepat
sembuh.
b. Pola aktifitas dan latihan
- Sebelum sakit klien bekerja diperusahaan swasta. Klien jarang melakukan kegiatan olah raga.
- Selama sakit klien lebih banyak istirahat.
c. Pola nutrisi dan metabolik
- Sebelum sakit pasien makan 3 x/sehari dengan porsi 1 kali makan habis, minum air teh atau
putih 1000 cc/hari.
- Selama sakit pasien makan 3x/hari dengan pola makan habis ½ porsi habis dan minum air putih
700 cc/hari.
d. Pola eliminasi
- Sebelum sakit pasien BAB 1x/hari dengan konsentrasi padat, bau khas dan warnanya kuning
kecoklatan. BAK 900 – 1000 cc/hari dengan warna kuning pekat dan bau khas.
- Selama sakit pasien BAB 1x/hari dengan konsistensi padat, bau khas dan warnanya kuning
kecoklatan BAK 600 - 800 cc/hari dengan warna kuning pekat dan bau khas.
e. Pola istirahat dan tidur
- Sebelum sakit pasien tidur 7-8 jam pada malam hari dan kadang tidur siang selama 1 jam.
- Selama sakit pasien tidur 4-5 jam dan kadang-kadang sering terbangun. Tidur siang 1-2 jam.
f. Pola kognitif persepsi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar. Pasien mengatakan ada kembung
diperut dan akan terasa nyeri jika perut ditekan.
g. Pola sensori visual
- Test tajam tumpul: dapat membedakan antara tajam dan tumpul
- Test panas dingin : dapat membedakan antara panas dan dingin
h. Pola toleransi dan koping terhadap stress
Apabila pasien ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.
i. Persepsi diri / konsep diri
Klien mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya.Klien berharap dapat sembuh
dan dapat menjalankan aktifitasnya dengan normal.
j. Pola seksual dan reproduksi
Pasien berjenis kelamin pria dan sudah menikah mempunyai 2 anak.
k. Pola nilai dan keyakinan
- Sebelum sakit klien selalu menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim (shalat 5 waktu).
Klien kurang mengetahui akan penyakitnya namun klien percaya bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan.
- Selama sakit klien melaksanakan shalat 3 – 4 waktu dan sering berdoa
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Survey umum
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda – tanda vital
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 24 x/menit
- Suhu : 36,50C
4. Antropometri
- TB : 155 cm
- BB : 43 kg
- IMT : 17,8
3. Paru – paru
- I : Simetris
- P : Fremitus kanan / kiri : normal kanan/kiri
- P : Sonor ka/ki
- A : vesikuler ka/ki
e. Abdomen
- I : Bentuk asimetris
- A : Bising usus 13x/menit
- P : Hati dan limfe teraba, nyeri tekan (+)
- P : Hipertimpani
netalia : Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak terpasang kateter
ctum dan anus : Klien mengatakan tidak ada hemoroid
tremitas
- Atas : tangan kiri dan tangan kanan dapat digerakan kesegala arah
- Bawah : Ke dua kaki dapat digerakan kesegala arah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN JUMLAH NORMAL
SGOT 48u/L 3-45 u/L
SGPT 52u/L 0-35 u/L
Protein 9,1 g/dL 6,3 - 7,9 g/dL
Kalium 5,63 mEg/l 3,6 – 5,6 mEq/l
Natrium 146 meq/l 137 – 145 mEq/l
Klorida 109 mEg/l 98 – 107 Eq/l
USG Terdapat hematomegali dan splenomegali
B. ANALISA DATA
No Tgl/Jam Data Problem
1 23 April 2-14/08.30KlDS : Kelebihan volume cairan
WIB - Klien mengeluh perutnya terasa kembung.
DO:
- Asites (+)
- Perut tampak membesar
- Ka 5,63 mEg/l (normalnya : 3,6 – 5,6 mEq/l), Na 146 meq/l
(normalnya : 137 – 145 mEq/l), Cl 109 mEg/l (normalnya : 98 – 107
Eq/l)
2 23 April 2-14/08.30 DS : Nyeri
- P : nyeri karena perut membesar
WIB
- Q : seperti ditekan
- R : nyeri pada daerah perut kanan atas
- S:5
- T : saat ditekan pada daerah perut atas
DO :
-Klien tampak menyeringai saat ditekan pada daerah perut
-Perut klien tampak membesar
-Pemeriksaan USG didapat hepatomegali dan splenomegali
3 23 April 2-14/08.30 DS : Ketidakseimbangan nutrisi
WIB - Klien mengatakan napsu makan menurun kurang dari kebutuhan
- Klien mengatakan makan habis ½ porsi tubuh (00002)
DO :
- BB sebelum sakit 45 kg, selama sakit 43 kg
- TB 155 kg
- IMT 17,8 (kurus)
- Klien tampak lemah
- Makan habis ½ porsi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan pembentukan asites
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar dan limpa
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
DX
1 Setelah dilakukan - asites (-) - Awasi tekanan darah setiap 3 jam sekali. - Tekanan darah yang
tindakan asuhan - ukuran perut normal berhubungan dengan
keperawatan - Ka 5,3 mEg/l (normalnya : 3,6- Atasi natrium dan air: diet TKRP RG - Meminimalkan reten
selama 3 x 24 jam – 5,6 mEq/l), Na 143 meq/l dan minum ± 700 cc/24 jam. area ekstravaskular.
pada pasien (normalnya : 137 – 145 mEq/l), cairan untuk mempe
dengan kaelebihan Cl 105 mEg/l (normalnya : 98 – pengenceran hiponat
volume cairan 107 Eq/l) - Kolaborasi therapi diuretik. - Mengontrol asites
dapat teratasi
2 Setelah dilakukan Pain Control Pain Management
tindakan asuhan -mampu mengontrol nyeri (tahu- Lakukan pengkajian nyeri secara - Untuk menentukan
keperawatan penyebab nyeri, mampu komprehensif (lokasi, karakteristik, sesuai dan keefektifa
selama 3 x 24 jam menggunakan teknik durasi, frekuensi, kualitas, intensitas yang diberikan
pada pasien farmakologi untuk mengurangi nyeri dan faktor presipitasi.
dengan nyeri, mencari bantuan) - Ajarkan teknik nonfarmakologi - Untuk mengurangi r
pembengkakan Pain Level (relaksasi dengan napas dalam)
hati dan limpa - Melaporkan bahwa nyeri - Kolaborasi dengan dokter untuk - Untuk mengurangi n
dapat teratasi berkurang (3) pemberian obat analgetik
-tidak menunjukan ekspresi - Observasi reaksi nonverbal dari - Membantu dalam m
wajah menahan nyeri ketidaknyamanan derajat ketidaknyam
Comfort Level
-menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
3 Setelah dilakukan Nutritional Status Nutrition Theraphy (1120)
tindakan asuhan - Adanya peningkatan berat - Berikan suplemen nutrisi -
Suplemen nutrisi m
keperawatan badan (45 kg) mendapatkan zat nut
selama 3 x 24 jam - Berat badan ideal sesuai dengan kebutuhan tu
pada pasien dengan tinggi badan - Berikan makanan kesukaan pasien - Menambah nafsu m
dengan - napsu makan meningkat ( dengan pertimbangan ahli gizi dengan tetap memen
ketidakseimbangan habis 1 porsi) nutrisi tubuh.
nutrisi kurang dari Nutritional status : energy - Berikan makanan dengan porsi sedikit - Untuk memberikan
kebutuhan tubuh (1007) tapi sering pasien sesering mun
dapat teratasi - Klien tampak segar - Berikan informasi tentang kebutuhan - Untuk mengetahui p
nutrisi untuk tubuh kebutuhan nutrisi ba
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. M Hari.Tanggal : 25 April 2014
Jam : 10.00 WIB
IMPLEMENTASI EVALUASI
DS : S:
1. Klien mengatakan perutnya masih terasa kembung
1. Klien mengeluh perutnya terasa 2. Klien mengatakan masih terasa nyeri ketika perut kanan diteka
kembung. dapat melakukan teknik dapas dalam secara mandiri
2. Kien mengatakan nyeri karena perut 3. Klien mengatakan napsu makan mulai meningkat dan bisa men
membesar, terasa seperti ditekan, nyeri
menyebar pada daerah perut kanan atas O:
dengan skala 5 dan terasa saat ditekan 1. Asites (+)
pada daerah perut atas 2. Klien masih tampak menyeringai, klien sudah dapat melakuka
3. Klien mengatakan napsu makan secara mandiri
menurun dan makan habis ½ porsi 3. BB 44 kg, TB 155 cm, IMT 18,3, klien makan habis ¾ porsi
A:
DO : 1. kelebihan volume caian (+)
2. nyeri (+)
1. Asites (+), perut tampak besar, Ka 5,633. ketidakseimbangan nutrisi kurang dati kebutuhan tubuh (+)
mEg/l (normalnya : 3,6 – 5,6 mEq/l),
Na 146 meq/l (normalnya : 137 – 145
mEq/l), Cl 109 mEg/l (normalnya : 98 P:
– 107 Eq/l) 1. Anjurkan klien untuk membatasi minum 700 cc/hari
2. Klien tampak menyeringai saat ditekan2. Anjurkan pasien melakukan teknik napas dalam
pada daerah perut dan tampak 3. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, anjurkan paien untu
membesar, terdapat hepatomegali dan
splenomegaly
3. BB sebelum dan selama sakit :
45kg/43kg, TB 155 cm, IMT 17,8
(kurus), Klien tampak lemah, Makan
habis ½ porsi
DIAGNOSA
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
pembentukan asites TTD PERAWAT
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan
hepar dan limpa
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
TINDAKAN
1.1 Awasi tekanan darah setiap 3 jam sekali.
1.2 Batasi natrium dan air: diet TKRP RG dan
minum ± 700 cc/24 jam.
1.3 Kolaborasi therapi diuretik.
2.1 Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor
presipitasi.
2.2 Mengajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi
dengan napas dalam)
2.3 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat analgetik
3.1 Memberikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi bagi tubuh
3.2 Memberikan makanan kesukaan pasien dengan
pertimbangan ahli gizi
3.3 Memberikan makanan dengan porsi sedikit
tapi sering
3.4 Memberikan suplemen nutrisi
RTL :
1.1awasi tekanan darahs etiap 3 jam
1.2kolaborasi pemberian terapi diuretic
2.1 ulangi pengkajian nyeri secara komprehensif
2.2 kolborasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik
3.1 berikan suplemen nutrisi yang bisa menambah
napsu makan pasien
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Saluran pencernaan adalah bagian tubuh yang sering mendapat keluhan saat mengonsumsi
makanan.Saluran cerna ini berfungsi untuk menyerap nutrisi dalam makanan dan mengeluarkan
bagian makanan yang tak diserap dari tubuh. Saat saluran cerna tidak bekerja dengan optimal,
maka akan terjadi gangguan pada system pencernaan.
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorik arsitek yang normal
oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi itu dapat berukuran kecil
(mikronocular ) dan besar (makronocular) sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intra
hepatic, dan pada kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati yang secara
bertahap ( price dan Wilson 2002 )
3.2 SARAN
1. Dengan mengetahui gejala-gejala awal sirosis hepatis kita dapat mengantisipasi dari awal jka terjadi tanda-tanda
gangguan system pencernaan pada pasien ataupun orang terdekat kita.
2. Dengan mengetahui penyebab-penyebab sirosis hepatis maka kita dapat mencegah lebih awal sebelum terjadinya
penyakit yang lebih parah.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. (2001). Keperawatan medikal bedah 2. (Ed 8). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. (1999). Rencana asuhan
keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Tjokronegoro dan Hendra Utama. (1996). Ilmu penyakit dalam jilid 1. Jakarta: FKUI.
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta: Penerbit EGC.
Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : FKUI.
Http://lolapitriyani.wordpress.com/2014/03/15/makalah-cirrohiss-hepatis-atau-sirosis-hati/