000023
000023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitan
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian
wialayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama. Agara Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan
dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya,
maka Puskesmas harus melaksanakan Manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Upaya Kesehatan dan
Staf Puskesmas harus melaksanakan Manajemen Puskesmas agar
pengelolaan sumberdaya dan Upaya Puskesmas dapat terlaksana
secara maksimal. Oleh sebab itu, Kepala Puskesmas, Penanggung
Jawab Upaya Kesehatan dan Staf Puskesmas harus mempunyai
kompetensi dalam melakukan Manajemen Puskesmas, terutama
dalam menindaklanjuti hasil Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, dimana
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga di satu
wilayah administrasi akan menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Hal ini harus dipahami oleh Kepala Puskesmas dan jajarannya
tentang pentingnya upaya memberdayakan keluarga untuk hidup
sehat, melalui kunjungan keluarga baik di dalam dan di luar gedung.
Praktik lapangan merupakan bagian dari rangkaian proses
pembelajaran, karena pada tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk
pengkayaan dan materi yang telah diajarkan. Kegiatan praktik
lapangan pada pelatihan ini, bertujuan agar peserta dapat menggali
situasi dan kondisi di Puskesmas, melaksanakan perencanaan
berdasarkan hasil analisis situasi, melaksanakan penggerakan,
pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian, penilaian kinerja
Puskesmas. Melalui proses Manajemen Puskesmas, diharapkan
keluarga mampu mengenali masalah kesehatannya, upaya
mengatasinya serta memotivasi agar keluarga di wilayah kerja
Puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan serta
peningkatan status kesehatan keluarganya dengan mengoptimalkan
potensi atau kemampuan yang dimilikinya.
Selain untuk pencapaian tujuan diatas, praktik lapangan juga
mempunyai dasar pertimbangan berdasarkan teori yang mengatakan
bahwa proses belajar dapat terjadi melalui 2 (dua) cara yang berbeda
yaitu :
Belajar melalui pemahaman, dimana seseorang mulai belajar ketika
munculnya pemahaman atau pengertian yang terjadi akibat adanya
hubungan antar suatu hal dengan hal lainnya. Dalam kegiatan ini
peserta praktik lapangan akan mendapat banyak pemahaman baru
tentang bagaimana penerapan Manajemen Puskesmas di
Puskesmas.
Belajar melalui contoh, seseorang mulai belajar melalui
pengamatan terhadap tingkah laku orang lain dan secara tidak
sadar orang tersebut kemudian meniru tingkah laku yang baru itu.
Dalam kegiatan ini peserta praktik lapangan akan banyak melihat
berbagai macam gambaran contoh yang sesuai ataupun tidak
sesuai dengan pedoman tentang pelaksanaan Manajemen
Puskesmas pada umumnya secara langsung dan hal ini tentunya
akan dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan menuju
kondisi yang lebih baik lagi di kemudian hari.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan praktik lapangan, peserta
mendapatkan pengalaman nyata tentang penerapan manajemen
di Puskesmas yang dikunjungi, sebagai satu pengalaman (lesson
learnt) yang di dapat dari proses pelatihan Manajemen
Puskesmas dengan pendekatan keluarga.
2. Tujuan Khusus.
Setelah selesai praktik lapangan, peserta dapat :
a. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan PIS PK (persiapan
kunjungan rumah/pendataan (perencanaan sumber daya
manusia, penganggaran, sarana dan pra sarana),
pelaksanaan kunjungan rumah, pengelolaan data (manajemen
dan analisis data) dan sosialisasi/diseminasi hasil PIS-PK
lintas program dan lintas sektor, kendala yang dihadapi, dan
tindak lanjut yang dilaksanakan.
b. Menjelaskan bagaimana hasil analisa data (Data dasar, Data
Profil/program, data survei, data PIS-PK (KS) dan sumber
data lainnya) dimanfaatkan oleh Puskesmas untuk menyusun
rencana intervensi kegiatan, dengan langkah-langkah
perencaan dalam manjemen Puskesmas sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah
2) Penentuan prioritas masalah
3) Mencari akar penyebab masalah
4) Menetapkan cara pemecahan masalah
5) Menyusun perencaan Puskesmas
c. Menjelaskan bagaimana rencana intervensi tersebut
dilaksnakan di Puskesmas dengan prinsip Penggerakan
Pelaksanaan
d. Menjelaskan bagaimana monitoring dan evaluasi dalam
pelaksanaan intervensi kegiatan di Puskesmas, dengan
prinsip Pengawasan dan Pengendalian.
e. Mendapatkan data keluarga sehat dan profil puskesmas, data
dasar dan sumber data terkait sebagai bahan penyusunan
laporan.
C. Sasaran
Kepala Puskesmas dan penanggungjawab program sebagai berikut :
1. KIA – KB
2. Gizi
3. Imunisasi
4. TB
5. PTM (Hipertensi dan Kesehatan Jiwa)
6. Promkes
7. Kesehatan Lingkungan
8. JKN
9. Pengelola Keuangan
Lampiran 2 :
INSTRUMEN MANAJEMEN UMUM PUSKESMAS DAN
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI LAPANGAN
5 Pengawasan dan
pengendalian yang
dibahas hasil dan tindak
lanjutnya dalam :
a. Lokmin bulanan, a. Dokumen audit internal UKP a. Tim audit internal agar
Tribulan rutin sudah ada, tetapi dokumen difungsikan untuk meng
dalam evaluasi audit internal UKM dan audit UKM dengan
tengah tahun manjemen belum dibuat intrumen yang dibuat
(karena belum ada standar sendiri
yang baku)
b. Rumusan tindak b. Tidak ada rumusan tindak b. Data wasdal tidak ada,
lanjutnya, hasil- lanjut dikarenakan tidak karena kegiatan audit
hasil wasdal adanya data audit internal internal UKM belum
sebagai langkah dilaksanakan
koreksi dan
pencegahan risiko
7. Manajemen
pemberdayaan
masyarakat mencakup :
a. Analisis sumber a. Data analisis sumber dan a. Sudah bagus
dan potensi potensi masyarakat sdah
masyarakat yang ada.
dilakukan
puskesmas
sebelum
menyusun RUK
12 Pelaksanaan Program
Indonesia sehat dengan
pendekatan Keluarga
a. Kajian terhadap Kajian terhadap proses indikator Sudah bagus
proses indikator “Keluarga mengikuti program KB”
“Keluarga mengikuti sudah ada dalam analisis,RUK dan
program KB” RPK.
b. Kajian terhadap Kajian terhadap proses indikator “Ibu Sudah bagus.
proses indikator “Ibu Melakukan persalinan di Faskes
Melakukan sudah ada dalam analisis, RUK dan
persalinan di Faskes” RPK.
5.1 Kesimpulan
1. kegiatan PIS PK baru dilaksanakan 30%, sehingga dalam
penyusunan perencanaan tahun 2019 belum menggunakan data
PIS PK.
2. Kegiatan perencanaan belum didokumentasikan dalam satu
dokumen, sehingga kami tidak bisa melihat adanya proses analisa
data, identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, akar
penyebab masalah , alternatif pemecahan masalah, dalam proses
yang sistematis.
3. rencana intervensi tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan
prinsip penggerakan pelaksanaan.
4. Monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan intervensi kegiatan di
puskesmas sudah dilaksanakan sesuai dengan prinsip
pengawasan dan pengendalian.
5. Data keluarga sehat hanya ada 30% sehingga bahan penyusunan
laporan hanya berdasarkan pada profil puskesmas, data dasar
dan sumber data terkait.
5.2 Rekomendasi
1. Data PIS PK masih tetap bisa digunakan sebagai perencanaan
untuk tahun 2019 meskipun baru 30%.
2. Dokumen perencanaan harus disatukan dalam satu dokumen agar
mudah dalam penelusuran.
3. Berdasarkan hasil observassi siklus pemecahan masalah harus
dilengkapi dan diurutkan sesuai dengan pedoman manajemen
puskesmas.
4. Usulan data kefarmasian disertakan dalam bentuk dokumen.
5. Perbaikan manajemen waktu.
6. Melengkapi penggerakan dan pelaksanaan dengan mengadakan
kegiatan musrenbang desa.
7. Tim audit internal agar difungsikan untuk meng audit UKM dengan
intrumen yang dibuat sendiri
8. Data wasdal tidak ada, karena kegiatan audit internal UKM belum
dilaksanakan.