Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaatnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas kuliah “Pendidikan Pancasila”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

PANGKALANBUN,25 OKTOBER 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 4

C. TUJUAN ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REHABILITAS PENGGUNAAN NARKOBA ........................... 5

B. MACAM MACAM JENIS NARKOBA ................................................................ 7

C. RASA SAKIT YANG DI DERITA ........................................................................ 12

D. SOLUSI UNTUK PARA PENGGUNA ................................................................. 13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 16

B. SARAN ................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jumlah pengguna narkoba di Indonesia hingga November 2015 mencapai 5,9 juta orang. Hal
tersebut disampaikan Komjen Pol Budi Waseso Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) saat
berkunjung di Pondok Pesantren Blok Agung Banyuwangi Senin (11/1/2016). "Indonesia sudah
darurat bahaya narkoba dan hal itu sudah disampaikan oleh presiden. Sebelumnya pada bulan juni
205 tercatat 4,2 juta dan pada November meningkat signifikan hingga 5,9 juta," ujarnya. Selain
itu, menurut pria yang kerap disapa Buwas ini, di Asean, Indonesia adalah pangsa pasar terbesar
untuk penjualan narkoba, sedangkan negara terbesar pengimpor adalah China dan Thailand." Pada
tahun 2015, kami berhasil mengamankan sekitar 3 ton sabu yang berarti menyelamatkan banyak
generasi muda. Satu gram saja bisa digunakan untuk 5 orang.

Jadi dengan mengamankan 3 ton sabu sudah berapa ribu jiwa yang diselamatkan,"
ungkapnya. Penggunaan narkoba, lanjutnya, banyak disebabkan karena kurangnya pemahaman
tentang narkotika serta kepedulian dari masyarakat serta hukum yang masih belum mengikat
secara maksimal. "Tidak ada bagian masyarakat yang tidak clear dari narkoba. Semua sudah
terkena. Ada oknum TNI, oknum Polri termasuk oknum dari BNN. Dan kami akan membersihkan
dan memperbaiki dulu bagian dalam serta menjalin hubungan baik termasuk dengan kalangan
pondok pesantren yang sangat solid dan memiliki banyak santri," tutur Buwas. Tidak menutup
kemungkinan, menurut dia, para bandar mengincar lingkungan pesantren untuk penjualan
narkoba. "Setiap hari ada 30-40 orang yang mati karena narkoba," pungkasnya.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) menunjukkan tren yang semakin
meningkat di Indonesia. Rehabilitasi narkoba merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan
para pengguna dari belenggu narkoba. Untuk itu ada beberapa tahapan rehabilitasi narkoba yang
perlu dilakukan.

3
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Rehabilitasi dan Pengertian Narkoba ?


2. Apa saja macam-macam Narkoba?
3. Bagaimana rasa sakit yang dirasakan oleh pengguna narkoba?
4. Solusi apakah yang tepat bagi para pengguna narkoba?

C. TUJUAN

1. Agar dapat memahami pengertian dari rehabilitasi dan pengertian dari narkoba itu
sendiri.
2. Agar dapat memahami apa saja macam-macam narkoba yang ada.
3. Agar dapat mengerti dan memahami bagaimana rasa sakit yang di derita oleh pengguna
narkoba itu sendiri.
4. Agar dapat mengetahui apa saja solusi bagi para pengguna narkoba.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para


penderita yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan
pengobatanmedis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang
maksimal. Sumber lain menjelaskan bahwa Rehabilitasi adalah suatu program yang
dijalankan yang berguna untuk membantu memulihkan orang yang
memiliki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Gangguan fisik dan
psikiatrik tidak hanya memerlukan tindakan medis khusus, tetapi juga membutuhkan
sikap simpatik. Disini dokter harus melakukan pendekatan yang akan membantu
penderita ataupun pasien untuk mengatasi gangguan fisik atau psikiatriknya dan
menyadari potensi maksimal mereka baik secara fisik, psikiatrik, dan sosial di dunia luar
yang nyata.

Jenis pendekatan ini semakin dikenal dan membuat rehabilitasi menjadi bidang
khusus yang terpisah di banyak rumah sakit. Waktu yang akan dijalankan untuk
rehabilitasi juga menentukan perbedaan perawatan antar pasien ataupun penderita, dan
pengobatan rawat jalan adalah program yang sangat bermanfaat bagi para pasien di tahap
awal, khususnya bagi pasien yang kecanduan atau addiction. Penderita atapun pasien
yang masuk pusat rehabilitasi biasanya menderita rendah diri atau kurangnya pandangan
positif terhadap kehidupan, dan oleh sebab itu psikologi dalam terapi ini memaikan
peranan yang besar dalam program rehabilitasi.

Sedangkan pengertian dari Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan


obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba"
ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Pada saat

5
ini (2015) terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di Indonesia dari
yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD. Di dunia terdapat 354 jenis narkoba.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana
tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika
adalah:

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran
dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun
setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika
golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini
apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV
sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,


Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
(Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun
sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat
mengganggu sistem syaraf pusat, seperti:

Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

6
B. MACAM MACAM JENIS NARKOBA

1. Halusinogen
Pengguna narkoba jenis ini memiliki halusinasi yang kuat pada saat melihat suatu
hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata. Contoh narkoba yang meberi efek
seperti ini adalah kokain dan LSD.

2. Stimulan
Yaitu jenis narkoba yang berefek mempercepat kerja jantung dan otak lebih dari
biasanya. Pengguna narkoba jenis ini akan memiliki tenaga extra. Efek lainnya adalah si
pengguna merasa lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.

3. Depresan
Yaitu jenis narkoba yang memiliki sistem kerja dengan cara menekan sistem saraf pusat
serta mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Pengguna narkoba jenis ini akan merasakan
efek tenang, tertidur / pingsan. Contoh Depresan adalah putaw.

4. Adiktif
Narkoba jenis ini mengakibatkan pemakai memiliki sifat yang pasif, karena kandungan
zat yang ada dalam narkoba yang tergolong jenis ini dapat memutuskan saraf otak.
Mereka biasanya akan mengalami kecanduan. Pengguna biasanya akan selalu ingin dan
ingin lagi mengkonsumsi narkoba jenis ini. Contohnya : ganja, heroin, putaw.

Berikut beberapa macam narkoba :

a. PCP (Phencyclidine)
PCP (phencyclidine) adalah obat disosiasi yang sebenarnya digunakan untuk anestesi,
menghasilkan efek halusinogen dan neurotoksik. Obat ini umumnya dikenal dengan nama
Angel Dust, dan juga dikenal sebagai Wet, Sherm, Sherman Hemsley, Rocket Fuel, Ashy
Larry, Shermans Tank, Wack, Halk Hogan, Ozone, HannaH, Hog, Manitoba Shlimbo, dan
Embalming Fluid, dan beberapa nama lain. Meskipun efek psikoaktif obat ini hanya
bertahan beberapa jam saja, total eliminasi dari tubuh bisa lebih panjang, biasanya sampai
selama minggu. PCP dikonsumsi sebagai sampingan oleh pengguna narkoba terutama di
Amerika Serikat di mana permintaan obat dipenuhi oleh produsen ilegal.

7
Obat ini diproduksi dalam bentuk bubuk dan bentuk cair (PCP terlarut paling sering pada
eter), tetapi biasanya itu disemprotkan ke bahan berdaun seperti ganja, mint, oregano,
peterseli atau Jahe Daun, dan rokok. PCP memiliki efek kuat pada sistem saraf mengubah
fungsi persepsi (halusinasi, delusi, pemikiran delirium atau bingung), fungsi motorik (kiprah
goyah, kehilangan koordinasi, dan gerakan mata terganggu atau nistagmus) dan regulasi
sistem saraf otonom (detak jantung yang cepat, pengaturan suhu yang berubah). Obat ini
telah dikenal untuk mengubah mood dengan cara yang tak terduga.

b. Psilocybin mushrooms
Atau disebut jamur psilocybian, adalah jamur yang mengandung zat psikedelik yaitu
psilocybin dan psilocin, dan kadang-kadang tryptamines psikoaktif lainnya. Ada beberapa
istilah sehari-hari untuk jamur psilocybin yang paling umum disebut magic mushrooms or
shrooms. Ketika psilocybin telah tertelan zat itu dipecah untuk menghasilkan psilocin, yang
bertanggung jawab atas efek halusinogen. Efek memabukkan psilocybin yang mengandung
jamur biasanya berlangsung antara 3 sampai 7 jam tergantung pada dosis.

8
c. Ganja
Atau dikenal sebagai Marijuana dalam bentuk herbal, adalah produk psikoaktif dari
Tumbuhan Cannabis sativa. Manusia telah mengkonsumsi ganja sejak prasejarah, meskipun
di abad ke-20 terjadi peningkatan dalam penggunaannya untuk tujuan rekreasi, agama atau
spiritual, dan juga obat. Diperkirakan bahwa sekitar empat persen dari populasi orang
dewasa di dunia menggunakan ganja setiap tahunnya. Ganja memiliki efek psikoaktif dan
fisiologis bila dikonsumsi, biasanya dengan merokok atau konsumsi langsung. Jumlah
minimum THC diperlukan untuk memiliki efek psikoaktif adalah sekitar 10 mikrogram per
kilogram berat badan.

Keadaan mabuk akibat konsumsi ganja adalah bahasa sehari-hari dikenal sebagai “high”,
yang merupakan kondisi di mana mental dan fisik terasa berubah karena konsumsi ganja.

9
Setiap pengguna memiliki pengalaman yang berbeda dipengaruhi beberapa faktor seperti
potensi, dosis, komposisi kimia, metode konsumsi dan sebagainya.

d. Methamphetamine
Dikenal sebagai “meth” atau “ice”, adalah obat psychostimulant dan sympathomimetic.
Methamphetamine memasuki otak dan memicu pelepasan zat norepinephrine, dopamine dan
serotonin. Karena zat ini men-stimulasi mesolimbic yang menyebabkan euforia dan
kegembiraan, sehingga tidak heran zat ini menyebabkan banyak penyalahgunaan dan
ketergantungan hebat.

Pengguna bisa terobsesi pada beberapa kegiatan sederhana yang diulang-ulang, seperti
mencuci tangan berulang-ulang memasang dan membongkar kembali benda-benda secara
berulang dan sebagainya. Penghentian pemakaian akan menyebabkan beberapa efek seperti
depresi, sulit tidur, gelisah, sulit makan dan sebagainya.

e. Kokain
Adalah kristal tropane alkaloid yang didapat dari daun tumbuhan coca. Efeknya adalah
stimultan yang menekan sistem saraf utama menimbulkan sensasi yang disebut euphoric
sense dan kegembiraan juga dipercaya meningkatkan energi efek-efek inilah yang
menyebabkan zat ini cukup populer dan banyak digunakan.

10
Kokain adalah zat yang ampuh untuk mempengaruhi sistem saraf, efeknya bisa terasa dari
20 menit sampai berjam-jam, tergantung dosis dan cara penggunaannya. Tanda awal ketika
mulai menggunakan adalah hiperaktif, tidak tenang, tekanan darah meningkat, denyut nadi
meningkat, dan euforia. Euforia kadang diikuti dengan rasa tidak nyaman dan depresi dan
ketagihan untuk menggunakan lagi. Gairah seksual bisa meningkat ketika menggunakan
obat ini, namun penggunaan dalam jangka panjang akan mengakibatkan paranoia, impotensi
dan hal buruk lainnya.

f. Heroin
Adalah candu yang langsung diekstrak dari opium poppy. Fungsi sebenarnya adalah untuk
menyembuhkan orang yang ketergantungan pada morfin. Setelah diinjeksi langsung ke
dalam darah, heroin akan berubah menjadi morfin dan langsung tersebar ke seluruh tubuh
memalui peredaran darah. Seperti endorfin lainnya heroiin yang menjadi morfin
menyebabkan efek euforia, kesenangan dan bahkan disebut sebagai rasa “orgasme”.

11
C. RASA SAKIT YANG DI DERITA

Mengutip keterangan para bekas pencandu narkoba, dokter Aisah Dahlan, Kepala Unit
Narkoba Rumah Sakit Bhayangkara Sespimma, Jakarta, melukiskannya bak ujung kuku
yang dicabut satu per satu, luar biasa sakit. Mengerikan, tetapi itulah yang mereka
rasakan. Tak heran jika ketika sakau datang, pencandu narkoba memukul kepala atau
membenturkan ke tembok agar rasa sakit berkurang. Bahkan, jika sedang tak dalam
pengobatan, mereka akan berusaha mencari narkoba dengan cara apa pun. Berbohong
atau mencuri menjadi halal buat mereka asal ada narkoba yang segera bisa masuk ke
tubuh untuk meredakan rasa sakit. Karena efek kerusakan yang ditimbulkan bagi jasmani
dan rohani pemakainya sangat besar, sebaiknya setiap orang mengenali apa itu narkoba.
Kalangan medis menguraikannya sebagai narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Aisah menjelaskan ketiganya sama-sama mengandung zat adiktif yang cepat atau lambat
akan memunculkan ketergantungan pada si pemakai. Celakanya, zat adiktif itu akan
berdampak terhadap kesehatan, mental, dan ekonomi seseorang. ”Zat itu menyerang otak,
membuat cara berpikir kita terganggu yang akhirnya berefek pada gangguan perasaan,
emosi, dan perilaku atau kebiasaan hidup kita,” tutur Aisah. Menurut dokter yang kerap
merawat pasien ketergantungan narkoba dan mendampingi mereka saat pemulihan itu,
bisa dikatakan percuma jika kita mengingatkan mereka yang sudah mengonsumsi
narkoba. ”Mereka (pemakai narkoba) enggak bisa lagi dinasihati,” kata Aisah.

Penggunaan narkoba suntik merupakan salah satu faktor risiko penularan HIV (Human
Imunodeficiency Virus). Sekali kecanduan, tidak mudah untuk berhenti karena sakitnya
menahan sakaw disebut-sebut sama seperti digebukin orang sekampung.Demikian
dituturkan oleh Andi, bukan nama sebenarnya. Pecandu yang kini mendekam di Lapas
Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, ini kecanduan putaw sejak 1995 dan akhirnya
terinfeksi HIV pada 2006. Gara-gara kepergok mengonsumsi putaw, 6 bulan lalu ia
dijebloskan kepenjara.

12
"Kalau saya, malah lebih baik digebukin orang sekampung daripada nahan sakitnya
sakaw," kata Andi, ditemui di Lapas Narkotika Cipinang, Senin (1/12/2014).Ia mengaku
sulit menggambarkan perasaannya saat mengalami sakaw, atau dalam bahasa medis
disebut withdrawal symptom. Sekujur tubuhnya terasa sakit, ngilu dan suasana hatinya
tidak menentu.

Selama mendekam di Lapas, Andi tentu saja tidak bisa mengonsumsi putaw. Sebagai
gantinya, klinik kesehatan di Lapas menyediakan Program Terapi Rumatan Metadon.
Agar tidak sakaw, Andi boleh mengonsumsi zat yang efeknya mirip putaw yakni
metadon. Berbeda dengan narkoba yang selama ini dikonsumsi Andi, metadon tidak
disuntikkan. Cairan ini cukup diminum, sehingga tidak ada risiko penularan HIV seperti
yang dialaminya 8 tahun silam. Tentunya, harus dikonsumsi di bawah pengawasan
petugas klinik dan dengan dosis yang semakin lama terus dikurangi.

D. SOLUSI UNTUK PARA PENGGUNA

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) menunjukkan tren yang


semakin meningkat di Indonesia. Rehabilitasi narkoba merupakan salah satu upaya untuk
menyelamatkan para pengguna dari belenggu narkoba. Untuk itu ada beberapa tahapan
rehabilitasi narkoba yang perlu dilakukan.

Pentingnya Intervensi

Kunci rehabilitasi narkoba adalah melakukannya secepat mungkin. Untuk itu diperlukan
dokter spesialis ketergantungan narkoba dengan bantuan psikiater ataupun konselor
khusus di bidang ini.Sebagaimana pecandu lain, pecandu narkoba seringkali menyangkal
kondisinya dan sulit diminta untuk melakukan rehabilitasi. Biasanya dibutuhkan
intervensi dari keluarga atau teman untuk memotivasi ataupun membuat pengguna
narkoba mau menjalankan rehabilitasi.

13
Pengobatan medis

Penanganan melalui obat-obatan akan dilakukan melalui pengawasan dokter, tergantung


dari jenis narkoba yang digunakan. Pengguna narkoba jenis heroin atau morfin, akan
diberikan terapi obat seperti methadone dan buprenorfin. Obat ini akan membantu
mengurangi keinginan memakai narkoba, yang diharapkan dapat mencegah penyakit
seperti hepatitis C dan HIV hingga kematian.

Obat jenis lain yang dapat digunakan untuk membantu rehabilitasi narkoba
yaitunaltrexone. Hanya saja obat ini memiliki beberapa efek samping dan hanya
diberikan pada pasien rawat jalan, setelah pengobatan detoksifikasi dilakukan di lokasi
rehabilitasi. Naltrexone akan menghalangi efek narkoba berupa euforia (perasaan senang
yang berlebihan dalam hal ini karena efek obat) dan ketagihan.

Konseling

Salah satu proses yang harus dilakukan konselor pertama kali yaitu meyakinkan
penyalahguna narkoba bahwa ia mengalami kecanduan. Sebab, seorang penyalahguna
narkoba yang masih dalam tahap penyangkalan akan sulit diajak bergabung dalam
rehabilitasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Konseling yang dilakukan oleh
konselor terhadap pengguna narkoba dalam rehabilitasi akan membantu si pengguna
mengenali masalah atau perilaku yang memicu ketergantungan tersebut. Konseling
biasanya dilakukan secara individu. Meski demikian, tak tertutup kemungkinan untuk
melakukan konseling secara berkelompok.

Konseling bertujuan untuk membantu program pemulihan, seperti memulai kembali perilaku
hidup sehat ataupun strategi menghadapi situasi yang berisiko penggunaan narkoba kembali
terulang. Konselor bertanggung jawab untuk mengenali bagaimana kecanduan narkoba pada
seseorang secara keseluruhan, sekaligus memahami lingkungan sosial yang ada di sekitarnya
untuk mencegah terulangnya penyalahgunaan narkoba.

14
Bantuan Rehabilitasi

Tahun 2014 lalu, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bersama tentang Penanganan
Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi.
Merujuk pada Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Pemerintah
No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, inilah dasar hukum
untuk upaya dan langkah menyelamatkan pengguna narkoba.

Para pengguna narkoba itu tidak lagi ditempatkan sebagai pelaku tindak pidana atau kriminal,
dengan melaporkan diri pada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang diresmikan sejak
tahun 2011. Saat ini, sudah tersedia 274 IPWL di seluruh Indonesia dari berbagai lembaga,
termasuk Puskesmas, Rumah Sakit dan Lembaga Rehabilitasi Medis, baik milik Pemerintah atau
Swasta.

Seluruh IPWL yang tersedia memiliki kemampuan melakukan rehabilitasi medis, termasuk terapi
simtomatik maupun konseling. Untuk IPWL berbasis rumah sakit, dapat memberikan rehabilitasi
medis yang memerlukan rawat inap. Informasi mengenai lebih lanjut mengenai IPWL dan lokasi
IPWL dapat diketahui pada buletin yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan. Pemerintah
pun sudah mengumumkan bahwa adanya rehabilitasi gratis untuk para pencandu dan pengguna
narkoba. Jadi mungkin ini merupakan tindakan yang efektif bagi pengguna narkoba untuk
memberhentikan dari kecanduannya tersebut. Panti-panti rehabilitasi pun sudah banyak tersebar
luas namun tentu saja ada ketentuan yang berlaku dari masing-masing panti

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya, narkoba memang sangat mematikan untuk kita. Narkoba


juga menjadikan tubuh kita rusak, dan sangat tidak baik untuk kesehatan. Narkoba
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu yang halusinasi, aditif, stimulant dan depresan. Yang
mana dari masing – masing jenis tersebut menimbulkan efek samping. Narkoba juga
tentu saja sangat menimbulkan ketergantungan, bagi para penggunannya sangat sulit
untuk menghilangkan ketergantungannya tersebut.

Jika seseorang yang sudah ketergantungan oleh narkoba, orang tersebut akan
merasakan yang namanya “sakau” dan menurut orang yang sudah mengalami sakau, itu
sangat menyiksa. Rasa sakitnya sangat sulit untuk dihilangkan. Sedangkan menurut
kedokteran rasa sakit itu di timbulkan oleh otak yang meminta/menagih dari zat aditif
tadi. Bahkan para pengguna bisa menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan
barang narkoba itu tadi lagi. Bagi para pengguna narkoba bisa disembukan dengan cara di
rehabilitasi. Cara rehabilitasi ini terbilang cukup efektif. Perlahan-lahan rasa
ketergantungannya pun bisa hilang dengan sendirinya. Tapi memang sungguh sulit,
namun apa salahnya untuk mencoba sembuh. Pemerintah pun sudah menggratiskan di
beberapa tempat untuk merehabilitasikan para pengguna.

B. SARAN

Saran saya jangan sekali-sekali mencoba narkoba, sebab narkoba itu sangat tidak
baik untuk tubuh manusia. Narkoba pun bisa mengakibatkan kematian. Walaupun di
kasih oleh teman di sekitar lingkungan sebaiknya menolaknya. Terutama untuk anak-
anak yang masih di bawah umur, sebaiknya menolaknya. Karena jika seseorang terkena
narkoba itu bukan sesuatu hal yang keren, melainkan sesuatu hal yang mematikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Atep Adya Barata,2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima, Cetakan ke-2, PT.


Gramedia;Jakarta, 2004
Amirin, M.Tatang. 2003, Pokok-Pokok Teori Sistem, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada.
Beck, J. S. (2011).Cognitive behavior therapy: Basics and beyond. 2nd ed. New
York:Guilford
Barker, Thomas & David L. Carter “ Police Deviance Third Edition“,
penyadur Kunarto1999, Jakarta cipta manunggal
Kotler, Philip, 2000. Marketing Management ,The Millenium Edition, New
Jersey:Prentice Hall International, Inc
Kurniawan, Agung., 2005, Transformasi Pelayanan Publik , Yogyakarta,
PenerbitPembaruan

17

Anda mungkin juga menyukai