Anda di halaman 1dari 13

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Instansi Tempat Pelaksanaan KKP


Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh sebagai Unit Pelaksana Teknis
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) telah beroperasi sejak
tahun 1979. Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh melaksanakan kegiatan :
1) Pengamatan Geofisika
2) Pengumpulan dan Penyebaran Data Geofisika
3) Pengolahan dan Analisa Data Geofisika
4) Pelayanan Jasa Geofisika
5) Pemeliharaan/ Perbaikan Peralatan
6) Melaksanakan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan Geofisika
Stasiun Geofisika Mata Ie yang berkedudukan di Banda Aceh, NAD
merupakan salah satu instansi BMKG kelas III yang melaksanakan Tugas Pokok
dan Fungsi berdasarkan struktur Organisasi yang telah yang ditetapkan.
Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh memiliki beberapa instrumen
untuk membantu tugas operasional :
1. Seismograf SPS-3 Analog digunakan untuk pengamatan gempa bumi.
2. Seismograf SPS-3 Digital digunakan untuk pengamatan gempa bumi.
3. Ranet digunakan untuk peralatan komunikasi.
4. V-Sat digunakan untk peralatan komunikasi.
5. Radio SSB digunakan untuk peralatan komunikasi.
6. Jisnet digunakan untuk perekam gempa bumi.
7. Lightning Detector digunakan untuk pengamatan petir/kilat.

3
4

2.2 Gempa Bumi


2.2.1 Pengertian gempa bumi
Plummer dan McGeary (1996), mendefinisikan gempabumi adalah suatu
goncangan atau getaran tanah yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-
tiba dari dalam bebatun di bawah permukaan bumi. Pelepasan energi elastik
tersebut terjadi pada saat batuan di lokasi sumber gempa tidak mampu menahan
gaya yang ditimbulkan oleh gerak relatif antar blok bebatuan, daya tahan batuan
menentukan besaran kekuatan gempa.

2.2.2 Penyebab Gempa Bumi


Berdasarkan penyebabnya gempa bumi terjadi akibat runtuhanya gua-gua
dalam bumi, tabrakan (impack), peledakan gunung berapi, dan kegiatan tektonik.
a. Runtuhnya Gua-gua dalam Bumi
Dugaan para ahli tempo dulu, bahwa gempa bumi terjadi akibat runtuhnya
gua-gua raksasa yang terdapat di dalam bumi. Dugaan ini sama sekali
tidak benar, sebab keruntuhan seperti itu tidak pernah ada.
Kalau saja terjadi keruntuhan di dalam bumi, hal itu hanya mungkin pada
daerah pertambangan bawah tanah (underground), penggalian batu kapur
dan sejenisnya. Akan tetapi keruntuhan yang terjadi hanya dapat
menimbulkan getaran bumi yang sangat kecil dan bersifat setempat (lokal)
kekuatannya berkisar antara 2 hingga 3 pada Skala Richter.
b. Tabrakan (Impack)
Awalnya banyak juga yang percaya bahwa gempa bumi disebabkan
adanya meteor atau shooting star yang menabrak bumi pada tahun 1908 di
Rusia, suatu bintang beralih (meteor) jatuh dan mengakibatkan terjadinya
lubang yang sangat besar menyerupai sebuah kawah. Walaupun
gelombang tekanan akibat jatuhnya meteor tersebut tercatat sampai ke
Kota London di Inggris, akan tetapi efeknya sama sekali tidak terekam
pada alat pencatat getaran (seismograf). Ini berati getaran yang
ditimbulkan akibat tabrakan meteor dengan bumi kekuatannya sangat kecil
5

sekali. Lagi pula tabrakan yang demikian sebenarnya sangat jarang terjadi
di bumi.
c. Ledakan Gunung Berapi
Aktifitas gunung api dapat menimbulkan gempabumi yang dinamakan
gempabumi volkanik. Gempabumi ini terjadi baik sebelum, selama,
maupun sesudah peledakan suatu gunung api. Penyebabnya adalah akibat
terjadinya persentuhan antara magma dengan dinding gunung api dan
tekanan gas pada peledakan yang sangat kuat atau perpindahan magma
secara tiba-tiba di dalam dapur magma.
Gempa volkanik sebenarnya kekuatannya sangat lemah dan hanya terasa
di wilayah sekitar gunung api yang sedang aktif saja. Dari seluruh
gempabumi yang terjadi, hanya 7% yang termasuk gempabumi vulkanik,
kendati demikian kerusakan atau efek yang ditimbulkannya cukup luas,
sebab gempabumi vulkanik biasanya disertai pula dengan kemungkinan
akan meletusnya suatu gunung api.
d. Kegiatan Tektonik
Gempabumi yang banyak terjadi dan mempunyai efek sangat serius
sebenarnya berasal dari kegiatan tektonik, yaitu mencakup 90% dari
seluruh kejadian gempabumi. Gempabumi ini berhubungan dengan
kegiatan gaya-gaya tektonik yang tengah terus berlangsung dalam proses
pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan batuan (faults)
dan tarikan atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan
penyusun kerak bumi.
Gempabumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik. Teori dari tektonik plate (plat
tektonik) menjelaskan bahwa kulit bumi atau litosfer yang menutupi
permukaan bumi keadaanya tidak utuh, melainkan terpecah-peach
berbentuk lempeng, yang satu sama lain bergerak salaing menjauh,
bertumbukan, dan ada juga yang saling berpapasan. Lapisan tersebut
bergerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainya. Gerakan litosfer tersebut diakibatkan oleh adanya gerakan
6

astenosfer yang sifatnya cair kental. Hal inilah yang menyebabkan


terjadinya gempa tektonik.

2.2.3 Pengukuran Besar Kekuatan Gempa


Menurut Lebow (1995), kekuatan gempa (ukuran gempa) dapat dihitung
dengan dua cara. Cara pertama untuk mengetahui berapa banyak dan jenis
kerusakan apa yang disebabkan oleh gempa. Ini menentukan intensitas, yang
merupakan ukuran dampak gempa bumi pada orang-orang dan bangunan.
Intensitasnya dinyatakan sebagai angka Romawi mulai dari I sampai XII pada
skala Mercalli modifeid; angka yang lebih tinggi menunjukkan kerusakan yang
lebih besar. Ada kelemahan tertentu dengan skala Mercalli, terutama karena jarak
dari pusat gempa bumi tersebut, beda lokasi berbeda pula intensitas untuk gempa
yang sama. Kerusakan juga tergantung pada struktur bangunan dan pada substrat
apakah itu batuan padat (yang menyerap sedikit getaran dari energi yang dikirim
melalui batu) atau subtrat tidak padat (yang paling banyak menyerap getaran dari
energi gempa).

Tabel 2.1 Skala Gempa Menurut Mercalli.


No Intensitas Klasifikasi Secara Umum
Getaran tidak dirasakan, kecuali dalam keadaan hening
1 I
oleh beberapa orang
2 II Getaran dirasakan beberapa orang
Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran
3 III seakan-akan ada truk lewat. Benda – benda yang
bergantung bergoyang
Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah,
diluar oleh beberapa orang, sebagian terbangun piring dan
4 IV
gelas berbunyi, jendela dan pintu bergetar dinding
berbunyi.
Getaran dirasakan oleh hampir semua orang, banyak orang
terbangun. Jendela kaca pecah, barang- barang diatas meja
5 V
berjatuhan. Pohon-pohon, tiang-tiang dan lain-lain barang
besar tampak bergoyang. Bandul lonceng dapat berhenti.
Getaran dirasakan oleh semua orang, kebanyakan terkejut
6 VI dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap
pabrik rusak. Kerusakan ringan.
7 VII Hampir semua orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada
7

rumah dan bangunan dengan kontruksi yang baik,


cerobong asap pecah atau retak-retak. Goncangan terasa
oleh orang yang naik kendaraan.
Kerusakan ringan pada bangunan yang kuat. Retak-retak
pada bangunan yang kuat. Dinding dapat lepas dari rangka
8 VIII
rumah. Pabrik-pabrik dan monumen-monumen roboh. Air
menjadi keruh.
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka –rangka
rumah menjadi tidak lurus, banyak retak-retak pada
9 IX
bangunan kuat. Rumah tampak bergeser dari
pondamennya. Pipa - pipa dalam tanah putus.
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka-ramgka
rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah, rel
10 X
melengkung. Tanah longsor disekitar sungai dan ditanah-
tanah yang curam, air bah.
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak
11 XI
dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung
sekali.
Hancur sama sekali. Gelombang tampak pada permukaan
12 XII tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda
terlempar keudara.

Cara kedua Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang
diusulkan oleh fisikawan Charles Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari
amplitudo maksimum yang diukur dalam satuan mikrometer (µm) dari rekaman
gempa oleh alat pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100
km dari pusat gempa.
Sebagai contoh,
Misal kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang
terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitudo maksimumnya
sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) µm sama dengan
3,0 skala Richter.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan
magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik
Richter ini menjadi tidak representatif lagi.
8

Banyak cara yang digunakan untuk menghitung magnitude gempa bumi, salah
satunya dengan menggunakan rumus berikut untuk magnitude gempa bumi
berdasarkan Magnitude Durasi, yaitu:
M =2,85 log ( D )−2,53+ 0,0014 × R (Subardjo)
Dimana: M = Magnitude / Kekuatan gempa
D = Durasi Gempa Bumi
R = Jarak Gempa Bumi

Tabel 2.2 Skala Gempa Menurut Richter


Ukuran Skala Keterangan
Richter
0,0 - 2,9 Tidak diberi label oleh manusia.
3,0 - 3,9 Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa.
Lampu gantung mulai goyang.
4,0 - 4,9 Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar dan
bergerak, permukaan air beriak-riak, daun pintu
terbuka-tutup sendiri.
5,0 - 5,9 Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca
pecah, dinding yang lemah pecah, lepas dari batu bata,
dan permukaan air di daratan terbentuk gelombang air.
6,0 - 6,9 Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan
bertingkat tinggi, rubuhnya bangunan lemah, ketekan
di dalam tanah.
7,0 - 7,9 Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan
hancur. Beberapa bangunan tetap, keretakan besar di
tanah, trek kereta api bengkok. Terjadi kerusakan total
di daerah gempa.
8,0 - … Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa
daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah
gempa.
Sumber : Wikipedia.com

2.2.4 Klasifikasi Gempa Bumi


9

Widaryatmoko (2006) mengklasifikasikan gempa bumi dapat di klasifikasi


menjadi:
1. Berdasarkan kedalaman hiposentrum gempa bumi dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
- Gempa dangkal adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya
kurand dari 50 km dari permukaan bumi. Gempa dangkal umumnya
menimbulkan gempa yang sangat besar.
- Gempa intermedier atau gempa sedang adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya pada kedalaman antara 50-300 km dari permukaan
bumi.
- Gempa dalam adalah gempa bumi yang kedalaman hiposentrumnya
antara 300-700 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada
umunnya tidak membahayakan. Getaran gempa bumi merambat dari
hiposentrum dan menyebar ke segala arah dalam wujud getaran
gelombang primer dan sekunder. Sedangkan episentrum terjadi
rambatan getaran gempa di permukaan bumi dalam bentuk gelombang
panjang.
2. Berdasarakan bentuk episentrumnya gemap dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Gempa linier adalah gemp ayang terjadi apabila episentrumnya
berbentuk garis. Gempa linier terjadi di daerah-daerah patahan (gempa
tektonik).
- Gempa sentral adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya
berbentuk titik. Gempa ini terjadi karena adaya gunung api yang
meletus atau runtuhan bagian atas litosfer.
3. Berdasarkan letak episentrumnya gempa dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Gempa laut adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di dalam
laut.
- Gempa daratan adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di
darat.

4. Berdasarkan jarak episentralnya gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu:


10

- Gempa setempat adalah gempa yang terjadi jika jarak episentralnya


dan tempat terasa gempa sejauh kurang dari 10.000 km.
- Gempa jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya dan
tempat terasa gempa kurang lebih 10.000 km.
- Gempa sangat jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak
episentralnya dan tempat gempa sejauh dari 10.000 km.

2.2.5 Efek yang Diakibatkan Oleh Gempa Bumi


Plummer dan McGeary (1996) menyebutkan bahwa efek kerusakan dari
gempa bumi besar bukan hanya terjadi secara langsung dari gerakan tanah dan
patahan tetapi bisa juga terjadi secara tidak langsung yang digerakkan oleh
gempa. beberapa efek adalah sebagai berikut :
- Ground motion adalah gerakan atau getaran yang dapat menyebabkan
bangunan-bangunan bergertar. Untuk gempa yang kecil, jendala dan
dinding akan retak akibat getaran. Gempa yang sangat besar mampu
merobohkan bangunan-bangunan besar seperti jembatan dan gedung
perkantoran. Banyak orang yang terluka dan tewas karena terkena
reruntuhan bangunan.
- Kebakaran adalah masalah serius terutama setalah gempa bumi terjadi
karena ledakan gas dan arus listrik.
- Tanah longsor bisa dipicu oleh goncangan tanah. Jenis khusus dari
tanah longsor adalah Likuifraksi, dimana tanah yang jenuh air atau
sedimen berubah padat ke cair sebagai akibat getaran gempa bumi.
Likuifaksi dapat terjadi beberapa menit setelah gempa bumi.
- Perpindahan permanen dari permukaan tanah merupakan akibat dari
pergerakan batuan di sepanjang patahan. Batuan dapat bergerak secara
vertikal, yang di satu sisi patahan naik sedangkan pada sisi lain turun.
Batuan juga bisa bergerak horisontal, yang pada satu sisi patahan
bergeser ke sisi yang lain. Gerakan vertikal dan horizontal dapat terjadi
dalam satu gempa.
11

- Gempa susulan adalah gempa kecil yang setelah gempa utama.


Meskipun gempa susulan lebih kecil daripada gempa utama, mereka
dapat menyebabkan kerusakan besar, terutama untuk struktur yang
sebelumnya melemah oleh kekuatan gempa utama.
- Tsunami juga disebut gelombang laut seismik. Tsunami biasanya
disebabkan oleh gempa besar (magnitude 8+) yang terjadi di dasar laut,
tetapi Tsunami juga hasil dari tanah longsor atau ledakan gunung
berapi bawah laut.

2.3 Seismograf
Setiap tahun ribuan gempa bumi mengguncang seluruh bumi. Sebagian
besar tidak dirasakan dan hanya dapat direkam dengan alat yang disebut
seismograf. Seismograf digunakan untuk merekam gelombang primer, gelombang
sekunder, dan gelombang permukaan dari gempa bumi seluruh dunia (Wilson,
1961).
Alat tertua yang bisa mendeteksi gempa bumi dikembangkan di Cina pada
tahun 132. Wujudnya berupa guci yang pada keempat arah mata angin diberi
kepala naga. Pada mulut naga yang terbuka diletakkan sebuah bola. Jika terjadi
getaran, bola itu akan jatuh. Alat ini tidak memberikan rekaman getaran, hanya
menunjukkan gejala telah terjadi gempa (Santoso, 2005).

Gambar 2.1 Seismograf Zhang Heng


Sumber : http://people.chinese.cn/en/article/2009-11/04/content_81237.html
12

Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen yang
bernama seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa yang paling
primitif. Seismokop terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air
raksa. Ketika terjadi gempa, cairan tersebut akan bergerak naik-turun akibat
getaran gempa yang terjadi.
Terobosan besar untuk pengukuran gempa bumi datang pada tahun 1920,
ketika dua ilmuwan Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson
seismograf. Alat ini lebih sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada masa
itu, sehingga langsung banyak digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal
seismograf yang sekarang ada dan berkembang. Saat ini, seismograf banyak
digunakan oleh Seismologist dalam mempelajari sesar dan gempa bumi.

Gambar 2.2 Wood-Anderson short-period seismometer.


Sumber : https://www.e-education.psu.edu/earth520/content/l7_p4.html

2.3.1 Prinsip kerja Seismograf


Seismograf SPS-3 menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-
peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui Accelerasi Pen.
13

Amplifier/ Pengkondisi Signal

N-S
Sensor

Recorder
E-W
Time System
Z

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Seismograf SPS-3 Analog

2.4 Analisa Gempa Bumi Lokal


2.4.1 Metode Gerak Partikel
Metode Gerak Partikel (particle motion) dipakai untuk menentukan
hiposenter (episenter dan kedalamannya) dengan menggunakan satu stasiun yang
memiliki 3 komponen. Dalam penentuan ini arah awal impuls ketiga komponen
(kompresi atau dilatasi) harus jelas. Variabel yang dipakai adalah setengah
amplitude awal impuls gelombang P pada ketiga komponen dan beda waktu
gelombang S dan P atau (s-p). Prosedur penentuannya adalah sebagai berikut:
Tentukan dahulu arah impuls awal ketiga komponen (kompresi atau dilatasi).
14

Perhatikan rekaman komponen vertikal: jika komponen vertikal kompresi,


maka pada komponen horizontalnya tandanya harus dibalik (C = minus, D =
plus), sebaliknya jika komponen vertikal dilatasi maka komponen horizontalnya
tandanya tetap ( C = plus, D = negatif).
Dari bacaan ½ amplitude komponen horizontal dibuat vektor resultannya,
misalnya AH.

Dari bacaan ½ amplitude komponen vertikal (A V) dan AH dibuat vektor

resultannya, misalnya AR (Ibrahim dan Subarjo, 2005).

2.4 Peta Seismisitas


Seismisitas adalah frekuensi dan distribusi gempa pada suatu daerah.
Seismisitas biasanya digambarkan pada peta dengan symbol-simbol tertentu pada
peta yang menggambarkan frekuensi dan intensitas gempa pada lokasi yang di
gambarkan pada peta. Peta yang dimaksud disebut peta seismik.
15

Gambar 2.4 Peta Tektonik di Indonesia.


Peta seismisitas adalah peta yang menunjukkan aktifitas gempa bumi.
Aktifitas gempa bumi bisa ditinjau dari bermacam cara, diantaranya adalah
dengan peta distribusi gempa bumi. Setiap gempa bumi melepaskan energi
gelombang seismik, sehingga kumpulan gempa bumi pada perioda tertentu pada
suatu area juga suatu cara untuk menggambarkan konsentrasi aktifitas gempa
bumi.

Anda mungkin juga menyukai