BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
sekali. Lagi pula tabrakan yang demikian sebenarnya sangat jarang terjadi
di bumi.
c. Ledakan Gunung Berapi
Aktifitas gunung api dapat menimbulkan gempabumi yang dinamakan
gempabumi volkanik. Gempabumi ini terjadi baik sebelum, selama,
maupun sesudah peledakan suatu gunung api. Penyebabnya adalah akibat
terjadinya persentuhan antara magma dengan dinding gunung api dan
tekanan gas pada peledakan yang sangat kuat atau perpindahan magma
secara tiba-tiba di dalam dapur magma.
Gempa volkanik sebenarnya kekuatannya sangat lemah dan hanya terasa
di wilayah sekitar gunung api yang sedang aktif saja. Dari seluruh
gempabumi yang terjadi, hanya 7% yang termasuk gempabumi vulkanik,
kendati demikian kerusakan atau efek yang ditimbulkannya cukup luas,
sebab gempabumi vulkanik biasanya disertai pula dengan kemungkinan
akan meletusnya suatu gunung api.
d. Kegiatan Tektonik
Gempabumi yang banyak terjadi dan mempunyai efek sangat serius
sebenarnya berasal dari kegiatan tektonik, yaitu mencakup 90% dari
seluruh kejadian gempabumi. Gempabumi ini berhubungan dengan
kegiatan gaya-gaya tektonik yang tengah terus berlangsung dalam proses
pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan batuan (faults)
dan tarikan atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan
penyusun kerak bumi.
Gempabumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik. Teori dari tektonik plate (plat
tektonik) menjelaskan bahwa kulit bumi atau litosfer yang menutupi
permukaan bumi keadaanya tidak utuh, melainkan terpecah-peach
berbentuk lempeng, yang satu sama lain bergerak salaing menjauh,
bertumbukan, dan ada juga yang saling berpapasan. Lapisan tersebut
bergerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainya. Gerakan litosfer tersebut diakibatkan oleh adanya gerakan
6
Cara kedua Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang
diusulkan oleh fisikawan Charles Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari
amplitudo maksimum yang diukur dalam satuan mikrometer (µm) dari rekaman
gempa oleh alat pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100
km dari pusat gempa.
Sebagai contoh,
Misal kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang
terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitudo maksimumnya
sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) µm sama dengan
3,0 skala Richter.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan
magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik
Richter ini menjadi tidak representatif lagi.
8
Banyak cara yang digunakan untuk menghitung magnitude gempa bumi, salah
satunya dengan menggunakan rumus berikut untuk magnitude gempa bumi
berdasarkan Magnitude Durasi, yaitu:
M =2,85 log ( D )−2,53+ 0,0014 × R (Subardjo)
Dimana: M = Magnitude / Kekuatan gempa
D = Durasi Gempa Bumi
R = Jarak Gempa Bumi
2.3 Seismograf
Setiap tahun ribuan gempa bumi mengguncang seluruh bumi. Sebagian
besar tidak dirasakan dan hanya dapat direkam dengan alat yang disebut
seismograf. Seismograf digunakan untuk merekam gelombang primer, gelombang
sekunder, dan gelombang permukaan dari gempa bumi seluruh dunia (Wilson,
1961).
Alat tertua yang bisa mendeteksi gempa bumi dikembangkan di Cina pada
tahun 132. Wujudnya berupa guci yang pada keempat arah mata angin diberi
kepala naga. Pada mulut naga yang terbuka diletakkan sebuah bola. Jika terjadi
getaran, bola itu akan jatuh. Alat ini tidak memberikan rekaman getaran, hanya
menunjukkan gejala telah terjadi gempa (Santoso, 2005).
Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen yang
bernama seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa yang paling
primitif. Seismokop terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air
raksa. Ketika terjadi gempa, cairan tersebut akan bergerak naik-turun akibat
getaran gempa yang terjadi.
Terobosan besar untuk pengukuran gempa bumi datang pada tahun 1920,
ketika dua ilmuwan Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson
seismograf. Alat ini lebih sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada masa
itu, sehingga langsung banyak digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal
seismograf yang sekarang ada dan berkembang. Saat ini, seismograf banyak
digunakan oleh Seismologist dalam mempelajari sesar dan gempa bumi.
N-S
Sensor
Recorder
E-W
Time System
Z