“BUNDA ”
Jl. Tanjung Sari No. 481 Kelurahan Tiuh Balak Pasar
Kecamatan Baradatu – Kabupaten Way Kanan
Telp./HP.07234760022/081278579322
Izin dinas Kesehatan Nomor.446/003/REK/III.03-WK/X1/2014
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 0605b/KPTS-RSB/A/XI/2015
Tentang
KEBIJAKAN KOMUNIKASI PEMBERIAN
INFORMASI DAN EDUKASI YANG AFEKTIF
DIRUMAH SAKIT BUMDA
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
DITETAPKAN DI BARADATU
TANGGAL / /20...
DIREKTUR RUMAH SAKIT BUNDA
dr
RUMAH SAKIT
“BUNDA ”
Jl. Tanjung Sari No. 481 Kelurahan Tiuh Balak Pasar
Kecamatan Baradatu – Kabupaten Way Kanan
Telp./HP.07234760022/081278579322
Izin dinas Kesehatan Nomor.446/003/REK/III.03-WK/X1/2014
BAB I
DEFINISI
B. TUJUAN
Secara umum tujuan penyusiman pedoman komunikasi efelctif ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan dan pedoman bagi petugas, perawat dan dokter tnengenai
cam berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.
2. Agar petugas, pera xat dan dokter dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan
pasien dan keluarganya.
3. Menghindarkan kesaiatipahaman yang bisa menimbulkan dugaan malpraktik.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. RUANG LINGKUP
1. Panduan komunikasi efektif ini diterapkan kepada :
a. Antar pemberi pelayanan saat memberikan perintah lisan atau melalui telepon
b. Petugas laboratorium saat membacakan basil laboratoruim secara lisan atau
melalui telepon
c. Petugas informasi sant meniberikan informasi pelayanan rumah sakit kepada
pelanggan
d. Semua karyawan saat be lornunikasi via telpon dan lisan
2. Pelaksana panduan ini adalah seluruh pemberi pelayanan, petugas laboratorium,
petugas informasi, dan semua karyawan
B. PRINSIP
1. Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip terima, catat,
verifikasi dan klarifikasi:
a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
d. Pemberi pesac memverifikasi isi pesan kepada pemberi penerima pesan
e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil
verifikasi
2. Baca Wang dan verifikasi dikecualikan untuk kondisi darurat di HCTJ dan UGD
3. Penggunaan code alfabetis internasional digunakan saat melakukan klarifikasi hal-
hal penting, misal nama obat, nama pasien, dosis obat, hasil laboratorium dengan
mengeja huruf -huruf tersebut saat membaca ulang (read back) dan verifikasi.
4. Tujuan utama panduan komunikasi efektif ini adalah untuk memperkecil terjadinya
kesalahan penerima pesan yang diberikan secara lisan maupun via telepon.
BAB III
TATALAKSANA
A. JENIS KOMUNIKASI
a. Komunikasi Tertulis
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis baik manual
maupun melalui media seperti email, surat, media cetak lainnya.
Pririsip-prinsip komunikasi tertulis, yaitu :
Lengkap
Ringkas
Pertimbangan
Konkrit
Jelas
Sopan
Benar
Dalam Rumah Sakit, komunikasi tertulis dapat berupa catatan perkembangan pasien,
catatan medis, iaporan perawat dan catatan lainnya yang memiliki fungsi sebagai
berikut :
Setbagai tanda bukti tertulis otentik, misalrya persetujuan operasi.
Alai pengingat / berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah
diarsipkan.
Dokumentasi histoiis, misalnya rekam medis pasien.
Jaminan keamanan, misalnya surat keterangan
Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat
pengangkatan, SP3.
b. Komunikasi Verbal Merupakar. komunikasi yang disampaikan secara lisaa.
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana. komunikasi
seperti telepon.
Hal-hal yang hams diperhatikan dalam komunikasi verbal :
11 Memahami arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama dengan kata yang digunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat
dalam suatu kata "kritis". secara denotatif, kritis berarti cerdas, tetapi perawat
menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian.
Ketika berkomunikasi dengan pasien, tenaga medis harus berliati-hati memilih
kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalahartikan terutama saat menjelaskan
pasien mengenai kondisi kesehatannya dan saat terapi.
12 Kosa kata mudah dipahami
Banyak istilah teknis yang digunakan oleh tenaga medis di rumah sakit,
misalnya istilah "auskultasi", akan lebih mudah dipahami oleh pasien bila
diucapkan dengan menggunakau kosa kata "mendengarkan".
13 Intonasi Pembicaraan seseorang dapat diartikan berdasarkan pada intonasi atau
nada. Seseorang yang berbicara dengan nada yang tinggi menunjulckan bahwa
orang tersebut sedang marah. Sebaliknya seseorang yang berbicara dengan nada
riang menunjukkan bahwa orang tersebut sedang bergembira. Petugas dan
tenaga medis rumah sakit hendaknya menjaga intonasi yang menunjukkan
perhatian dan ketulusan kepada pasien.
14 Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, ringkas dan maksudnya dapat
diterima dengan jelas. Semakin sedikit kata-kata yang digunakan semakin kecil
kemungkinan terjadinya kerancuan.
15 Selaan dan tempo bicara Kecepatan atau tempo bicara yang tepat dapat
menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan
yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesai
bahwa komunikator sedang menyembunyikan sesuatu. Hal ini harus
diperhatikan oleh petugas dan tenaga medis di rumah sakit, jangan sampai
pasien menjadi curiga karena selaan yang lama dan pengalihan yang cepat.
16 Ketepatan waktu dan relevausi
Komunikasi yang dilakukan pada waktu yang tepat akan membawa basil sesuai
dengan yang diharapkan.
17 Humor
Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa dapat
mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress dan dapat
meningkatkan keberhasilan tenaga medis dalam memberikan dukungan
emosional terhadap pasien.
Dalam menyebhtkan kata-kata yang sulit maka pemberi pesan harus mengeja hurufnya
dengan menggunakln kode alfabeth Internasional, yaitu :
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.
Y.
Z.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
0
c. Komunikasi Non Verbal
Merupakan proses komunikasi dintana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-
kata. Komunikasi non verbal meliputi beberapa hal sebagai berikut :
• Metakomunikasi
Suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara komunikator
dan komunikan disebut metakomunikasi misalnya, tersenyum meskipun Kati
kecewa atau marah.
B. KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DAN PASIEN
Tahapan komunikasi dalam keperawataa meliputi tahap pengkajian, perumusan
diagnosa, perencanaan. pelaksanaan dan evaluasi.
11 Tahap Pergkajian Pengkajian merupakan tahap awal proses pelayanan di rumah
sakit yang dilakukan oleh petugas registrasi/admisi dan perawat untuk
mengumpulkan data pasien. Data tersebut diperlukan sebagai dasar pelaksanaan
proses keperawatan pada tahap selanjutnya. Data pasien diperoleh dari :
a. Wawancara, terdiri dari :
Wawancara admisi
Wawancara ini dilakukan pada saat pertama kali pasien masuk rumah
sakit dengan tujuan untuk mendapatkan data umum atau identitas
pasien.
Wawancara riwayat hidup
Wawancara ini dilakukan oleh perawat untuk nendapatkan informasi
mengenai keluhan pasien, riwayat kesehatan, perjalanan penyakit
dengan tujuan untuk mengetahui alasan pasien datang ke rumah sakit
dan menjadi acuan rencina tindakan keperawatan.
Wawancara terapeutik
Wawancara ini ditekankan pada fakta, ide dan isi dalam rangka
pengembangan huhungan sehat yang bertujuan untuk membantu pasien
mengidentifikasi masalahnya. Wawancara ini memberikan peluang
kepada pasen untuk mengungkapkan perasaan, mengenal dan
mengetahu masa lalunya. Wawancara terapeutik banyak digunakan
oleh professional kesehatan seperti perawat, dokter, psikolog dan
psikiater, biasanya diterapkan pada pasien yang mengalami gangguan
psikologis.
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan diaznestic (laboratoritun, radiologi, dsb)
d. informasi catatan daei tenaga medis lain dan dari kelurga pasien
12 Tahap perumusan diagnosa
Diagnosa dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh dari tahap pengkajian.
Perumusaa diagnosa keperawatan merupakan hasil penilaian perawat dengan
melibatkan pasien dan keluarganya, tenaga kesehatan lain yang berkenaan
dengan masalah yang dialami pasien. Diagnosa keperawatan yang tepat
memerlukan sikap komunikatif perawat dan sikap kooperatif pasien.
13 Tahap perencanaan
Pengembangan rencana tindakan keperawatan kepada pasien diperlukan
interaksi dan komunikasi dengan pasien. Hal ini untuk menentukan alternative
rencana keperawatan yang akan diterapkan
14 Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merapakan realisasi dari perencanaan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Aktifitas ini memerlukan ketrampilan dalam berkomunikasi
dengan pasien.
dalam komunikasi di Rumah Sakit, petugas dan tenaga medis harus melakukan
proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca
kembali dan konfirmasi ulang (CABAK), yaitu:
1. Pemberi pesan memberikan pesan secara lisan.
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau mealui sarana
komunikasi seperti telepon. pemberi pesan harus memperhatikan kosa kata
yang di gunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak besar dan tidak kecil) jelas,
singak, dan padat.
2. Penerima pesan mencatat isi pesan tersebut (CATAT)
Untuk mengbindari adanya pesan yang terlewat maka penerima pesan harus
mencatat pesan yang diberikan secara jelas.
3. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan. (BACA)
Setelah pesan dicatat, penerima pesan harus membacakan kembali pesan
tersebut kepada pemberi pesan agar tidak terjadi kesalahan dan pesan dapan
diterima dengan baik.
4. Penerima pesan mengkonfiimasi kembali isi pesan kepada pemberi pesan.
(KONFIRMASI)
Pemberi pesan harus mendengarkan pesan yang dibacakan oleh penerima
pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih ada yang
kurang atau salah.
PENDAHULUAN
Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk
membedakan, mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi
efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan uji
laboratorium diperlukan bahan, seperti : darah lengkap (vena, arteri), plasma, serum, urine,
feses, sputum, keringat, saliva, sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan serobrospinal dan
jaringanyang didapat melalui tindakan invansif atau non invansif.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif
atau semi kuantitatif. Angka kuantitatif yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang nilai,
sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 - 16 g/dL. Sedangkan angka kualitatif
dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebut angka pasti, sedangkan angka
semikuantutatif dinyatakan sebagai contoh 1+,2+,3+
LATAR BELAKANG
Nilai kritis dan suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan
atau gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal
suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal
dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai
rujukan sesuai kondisi khusus pasien.Karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan
patofisiologis yang mengancam jiwa dan hams segera mendapat tindakan, maka RS BUNDA
menetapkan pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu indikator
utama di rumah sakit.
TUJUAN
1. Pasien segera memperoleh tatalaksana pengobatan segera sesuai dengan indikasi yang
tepat
2. Petugas dari Unit terkait segera waspada dan memberikan laporan berjenjang kepada
dokter yang bertuga/DPJP
TATA CARA
Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium di RS BUNDA diatur dalam sebuah
prosedur dimana hasil kritis pemeriksaan laboratorium harus segera tersampaikan ke DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan). Dalam indikator utama ini, RS BUNDA menetapkan
bahwa hasil pemeriksaan Laboratorium yang masuk dalam daftar hasil kritis harus segera
dilaporkan oleh petugas Laboratorium ke peminta pemeriksaan atau ruangan dimana pasien
dirawat selambat - lambatnya 60 menit.
Proses pelaporan ini pun didokumentasikan dalam buku expedisi pelaporan basil kritis
pemeriksaan laboratorium ke ruang rawat inap/IGD/DPJP dengan harus mencantumkan nama
pasien, permintaan pemeriksaan, hasil pemeriksaan, jam hasil jadi, jam hasil dilaporkan,
nama petugas yang melaporkan serta nama petugas yang menerima hasil laporan.
Dari analisa tersebut kemudian dilakukan upaya - upaya perbaikannya bersama, agar basil
capaian bisa mencapai standar 0 %. Upaya perbaikan - perbaikan tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
Resosialisasi tentang Standar Prosedur Operasional Cara Pelaporan Hasil Kritis baik kepada
unit rawat inap /IGD/DPJP maupun intra Laboratorium
Pendisiplinan pengisian buku Expedisi pelaporan hasil kritis
Pembinaan terhadap staf yang kurang faham tentang prosedur - prosedur yang telah
ditetapkan rumah sakit.
Adanya bukti stempel "Nilai Kritis " dalam dokumen rekam medis
SPO
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI KEPADA PASIEN DAN
KELUARGA
Direktur
TRANSFER INTERNAL
ISI PESANAN
( ...................................) (...................................)
Nama dan Tanda Tangan Nama dan Tanda Tangan
TRANSFER PASIEN DALAM TUMAH SAKIT
dr.
Obat Lasa (Look Alike Saound Alike) atau NORUM ( nama Obat Rupa
PENGERTIAN Ucapan Mirip) adalah obat-obat dengan nama generik maupun merek
dagang yang rupa atau nama (bunyi) hampir sama dengan obat lain.
Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Care unit
RUMAH SAKIT No RM :
“BUNDA ” Nama :
Jl. Tanjung Sari No. 481 Kelurahan Tanggal Lahir / Umur :
Tiuh Balak Pasar (Mohon diisi atau tempelkan stiker bila ada)
Kecamatan Baradatu – Kabupaten
Way Kanan
FORM.RM.RSAS 50
TRANSFER INTERNAL
ISI PESANAN
( ...................................) (...................................)
Nama dan Tanda Tangan Nama dan Tanda Tangan
SURAT KEPUTUSAN DIREKTURRUMAH SAKIT BUNDA
NOMOR
TENTANG
PENETAPANNILAI KRITIS RUMAH SAKIT BUNDA
MENIMBANG :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Betha Medika
khususnya pemriksaan laboratorium maka perlunya penetapan nilai kritis untuk
setiap item pemeriksaan laboratorium;
b. Bahwa agar pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik di Rumah Sakit BUNDA dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Surat Keputusan direktur sebagai landasan
bagi penyelenggara pelayanan Instalasi Laboratorium di Rumah Sakit Bunda;
c. Bahwa berkaitan dengan butir-butir diatas perlu ditetapkan dalam Surat Keputusan
Direktur;
MENGINGAT :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Nilai Kritis lnstalasi Laboratorium Klinik di Rumah Sakit
BUNDA
KEDUA : Kebijakan Penetapan Nilai Kritis Instalasi Laboratorium Klinik Rumah Sakit
BUNDA sebagaimana yang terlampir dalam surat keputusan ini dan
merupakan lampiran yang takterpisahkan.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan akan diadakan
perbaikan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
DITETAPKAN DI : BARADATU
PADA TANGGAL :
RS. BUNDA
Direktur,
(dr. ...........................)
SOP
KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Pengertian Suatu cara untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kondisi balk
kondisi pasien, hash pemeriksaan penunjang yang kritis, ruangan,
peralatan, permintaan dll, kepada seseorang (dokter, perawat, kabag/
karu, atasan, bawahan dip melalui telepon maupun secara lisan yang
dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat
kepada penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan
untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Kebijakan 1. Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas
pasien (SK Direktur No. xxxx tanggal xxxxx tentang Kebijakan
Umum Pelayanan RS).
2. SK Direktur No.xxxxx tanggalxxxxxx tentang Pemberlakuan
Panduan Keselamatan Pasien RS.
Prosedur Komunikasi SBAR via telepon antara Perawat/ Bidan — Dokter (dr.
Jaga dan dr. DPJP)
Direktur
Prosedur 1. Identifikasi pasien secara langsung dengan tanya nama pasien atau
keluarga bila pasien tidak sadar, melihat gelang identifikasi dan
siapkan status pasien
2. Verifikasi identifikasi pasien sesuai antara gelang pasien, status
pasien dan nama pasien, siapkan lembar konsul pertelepon
3. Tekan nomor ekstensi dokter yang merawat pasien
4. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam
5. Laporkan identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin .umur,
keluhan. Hasil pemeriksaan dan pengamatan serta obat- obatan bila
ada
6. Tanyakan tindak lanjut pengobatan kepada dokter yang merawat
7. Catat secara lengkap perintah dari dokter yang merawat pada form
yang telah disediakan .
8. Konfirmasi apa yang sudah dituliskan dan bacakan ulang kepada
pemberi perintah ( dokter)
9. Eja ulang obat- obat yang diberikan secara perlahan —perfahan
terutama untuk obat —obatan yang termasuk dalam golongan
NORUM ( nama obat rupa obat mirip ) , untuk konsultasi pertelepon
yang nama obat mirip , blangko terlampir untuk obat- obat yang
nama rnirip
10. Cantum tanda cawang pada kolom membaca ulang isi laporan bila
sudah dibacakan ulang
11. Telepon ulang pemberi perintah bila laporan belum dibacakan
ulang, dan konfirmasi ulang isi perintah
12. Cantumkan nano lengkap chill tanda tangan pelapor pada form yang
TRANSFER PASIEN DALAM TUMAH SAKIT
Direktur
PENGERTIAN Transfer pasien dari unit satu ke unit yang lain di dalam rumah sakit
pasien yang ditransfer adalah pasien yang memerlukan tindakan lebih
lanjut balk memerlukan rawat inap, konsultasi maupun pemeriksaan
penunjang.
PROSEDUR 1.2 Perawat dimana pasien dirawat menelepon akan dituju dan
menjelaskan keadaan umum pasien, serta peralatan yang harus
disiapkan oleh ruangan yang di tuju.
1.3 Pasien indikasi ICU/HCU diantar oleh 2 perawat GD yang
bersertifikat PPGD dengan membawa peralatan dan obat-obatan yang
dibutuhkan.
1.4 Pasien indikasi rawat inap selain ICU, yang memerlukan tindakan
pemeriksaan diagnostik bila keadaan umum dan tanda-tanda vital
stabil, pasien diantar ke ruangan oleh 1 orang perawat IGD yang
sudah bersertifikat PPGD dan di bantu 1 orang tenaga lain.
1.5 Pasien indikasi rawat inap di ruang bersalin, akan dipastikan oleh
dokter terlebih dahulu, jika sudah terjadi pembukaan lengkap ketuban
pecah, pasien diantar oleh 2 orang perawat dan bidan IGD yang yang
bersertifikat PPGD/APN, bila belum terjadi pembukaan
lengkap/ketuban balum pecah, apsien diantar oleh bidan IGD dengan
kursi roda.
KOMUNIKASI EFEKTIF VIA TELEPON ANTARA PEMBERI
PELAYANAN ( DOKTER DAN PERAWAT )
No.Dokumen No. Revisi Halaman :
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien secara langsung Tanya nama pasien dan melihat
gelang verifikasi dan siapkan status pasien
2. Verifikasi pasien dan siapkan lembar konsul per telepon
3. Tekan no Ekstensi dan siapkan lembar konsul pertelepon
4. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam
5. Laporkan Identitas pasien meliputi nama jelas, jenis kelamin, umur,
keluhan hasil pemeriksaan dan pengamatan serta obat-obat bila ada
6. Tanyakan tindak lanjut pengobatan kepada dokter
7. Catat secara lengkap perintah Dokter yang merawat pada format
yang tersedia
8. Konfirmasi ulang apa yang sudah di tulis dan dibaca ulang kepada
pemberi perintah
9. Untuk obat — obat di eja ulang perlahan — lahai terutama untuk
obat — obat yang termasuk golongan Tiopum ( Mina bbat Rupa
Obat Mirip )
10. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada fonfiiie'
it,1 yang disediakan
11. Cantumkan tanda tangan saksi yang ikut mendengarkan scat
menelepon Dokter ( Bisa perawat juga atau keivarga pasien )
12. Ucapkan terima kasih dan salam
13. Mintakan tanda tangan pada saat dokter V isit
KEBIJAKAN
PENGERTIAN Proses mengirim pesan yang di lakukan dua arah antara tenaga
keperawatan dan dokter secara lisan atau VIA telepon untuk melaporkan
hasil pemeriksaan medis yang di anggap kritis di dukung dengan hasil
pemeriksaan penunjang lain nya.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Semua hasil pemeriksaan medis kritis harus di tulis secara lengkap
oleh petugas
2. Semua hasil pemeriksaan medis kritis harus di bacakan kembali :41\
secara lengkap oleh petugas.
3. Semua hasil pemeriksaan medis kritis hams di konfirmasikan oleh
dokter atau petugas yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
4. Penerima pesan boleh tidak melakukan pembacaan kembali ( read
back ) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan
"situasi gawat darurat di IGD atau HCU
PENGERTIAN Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat untuk
menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pada petugas laboratorium
dan dicatat oleh perawat secara lengkap, akurat dan jelas