Anda di halaman 1dari 3

Cara Menanam Jagung Agar Mendapatkan Hasil Panen Yang Berlimpah

Oleh : Tya Ari Nurasih

Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian di Kecamatan Prambanan. Hasil produksi
tanaman jagung di Kecamatan Prambanan termasuk tinggi dari semua kecamatan yg ada di Sleman,
Yogyalarta. Untuk meningkatkan produksi yang optimal dan tetap ramah lingkungan lahan diperlukan
cara menanam dan pengelolaan yang tepat. Budidaya jagung saat ini masih dilakukan untuk
menggantikan tanaman lain seperti padi karena pergantian musim. Hal tersebut terkadang membuat
penanganan tanaman ini tidak sebagus tanaman padi, terutama pada pemupukan. Meskipun jagung adalah
tanaman yang tidak memerlukan banyak air, namun masih memerlukan suplay air yang cukup terutama
pada masa awal penanaman. Dalam budidaya jagung, untuk mendapatkan hasil yang optimal perawatan
pada bulan pertama sangatlah penting.
Berikut ini cara menanam jagung yang baik agar memperoleh hasil yang maksimal.

1. Persiapan dan pengolahan lahan

Penggemburan tanah dalam menanam jagung dilakukan dengan membalik lahan yang akan
ditanami jagung. Hal ini harus dilakukan untuk menggemburkan tanah dan juga untuk mengangkat
unsure hara yang penting agar berada di permukaan. Pembalikan tanah bisa dilakukan dengan cara
mencangkul ataupun menggunakan bajak bila memungkinkan. Bajak yang digunakan bisa
menggunakan kerbau atau juga bisa menggunakan traktor.
Langkah berikutnya adalah membuat saluran air sedalam mata kaki atau sekitar 15 cm setiap 2
meter. Hal ini digunakan agar bila terjadi hujan, lahan Anda tidak terendam oleh air dan membuat
kemungkinan terjadinya kematian pada tanaman anda.Petani bisa memberikan pupuk dasar setelah
lahan dibalik dan pembuatan parit saluran air telah selesai. Kemudian biarkan atau diamkan lahan
selama lebih kurang 3 hari hingga 1 minggu.

2. Membuat lubang tanam sesuai dengan kebutuhan

a. Sehari sebelum pembuatan lubang tanam, sebaiknya lahan digenangi air semalam agar tidak keras.
Namun pada daerah yang sulit air, pemberian air bisa dilakukan dengan alat siram shower.
b. Cara membuat lubang tanam yang saat ini digunakan adalah dengan membuat garis lurus pada
lahan. Garis lurus bisa dibuat dengan menggunakan linggis atau kayu sedalam 2-4 cm kemudian
masukan biji atau benih dengan jarak sekitar 5 cm atau 20 biji per meternya.
c. Cara ini sangat cepat dilakukan namun akan memakan benih yang cukup banyak dengan kerapatan
yang cukup tinggi. Adapun cara menanam jagung ini biasanya dilakukan untuk menanam benih
local yang murah.
3. Melakukan pada lahan irigasi dengan baik

Perlakuan irigasi pada daerah yang sulit air, pemberian air bisa dilakukan dengan alat siram
shower. Usahakan menggunakan alat shower yang memiliki lubang kecil hingga menghasilkan tetesan
air yang lembut. Tetesan air yang besar, misal menggunakan gayung akan membuat tanah memadat
sehingga benih susah untuk menembus permukaan tanah. Untuk hasil maksimal, siramlah tanaman
jagung Anda secara rutin pagi dan sore hari. Jangan menyiram tanaman terlalu tinggi dari tanah agar
tanah tetap gembur.

4. Perawatan

Perawatan tanaman jagung dalam hal ini adalah penyiangan atau membuang gulma sebaiknya
dilakukan hingga bulan pertama atau saat tinggi tanaman kurang dari 75 cm. Setelah umur atau
panjang 75 cm Anda tidak perlu melakukan penyiangan. Cara menanam jagung dengan pemeliharaan
semacam ini dilakukan, karena setelah tinggi 75 cm kemampuan tanaman untuk menyerap unsure hara
akan meningkat drastic, bila dalam perawatan terjadi kerusakan akar maka akan mengganggu
tanaman.

5. Pemupukan yang hemat dan memberikan dampak yang optimal

Pemupukan biasanya hanya dilakukan seadanya tanpa jadwal dan kuantitas yang cukup. Hingga
rata-rata tanaman jagung rakyat tidak panen secara optimal, bahkan terkadang hanya dipanen
batangnya untuk pakan ternak. Pupuk yang digunakan dalam tanaman jagung biasanya terbagi menjadi
2 jenis, yaitu pupuk kimia dan pupuk organic. Keduanya bisa digunakan sesuai kebutuhan dan konsep
pertanian yang ada. Namun pada umumnya penggunaan pupuk adalah pupuk kombinasi antara organic
dan kimia. Berikut ini adalah pemupukan pada budidaya jagung yang bisa dilakukan.

a. Pupuk dasar tanaman jagung

Pupuk dasar pada pemupukan jagung dilakukan pada saat dilakukan pengolahan tanah
sebelum dilakukan pembuatan lubang tanam. Pemupukan biasanya dilakukan dengan pupuk
kandang sebanyak 5-10kg per 10 m2. Pemupukan bisa dilakukan dengan cara ditabur merata ke
areal pertanian atau diletakkan diantara lubang tanam. Gunakanlah pupuk yang telah jadi atau
matang agar hasil lebih maksimal.
Pupuk dasar sangat penting dilakukan agar memberikan nutrisi kepada tanaman yang masih
kecil agar dapat tumbuh dengan baik. Usahakan pemupukan jagung yang diberikan adalah
campuran antara pupuk kandang dengan dedaunan yang memiliki tekstur yang lembut dan cukup
kering agar pada saat ditaburkan bisa lebih merata. Jangan campurkan antara pupuk kimia dan
organic agar tanaman bisa tumbuh dengan baik.
b. Pemupukan susulan

Pupuk susulan pertama pada tanaman jagung di berikan sekitar 2 hingga 3 minggu setelah
tuna’s muncul di permukaan tanah. Pemupukan jagung pada tahap ini bila menggunakan pupuk
kimia, Anda bisa memakai pupuk yang mengandung Phospat tinggi dan memiliki kadar Nitrogen.
Karena pada fase ini pertumbuhan batang dan daun sangat memerlukan kedua bahan tersebut. Di
pasaran, Anda bisa menggunakan NPK yang bisa dibeli di toko pertanian.
Setelah tanaman berusia 8 minggu, Anda bisa melakukan pemupukan susulan kedua
pemupukan ini mengunakan NPK yang dikombinasikan dengan urea untuk meningkatkan kadar N
dalam pupuk. Kadar nitrogen yang tinggi akan membuat daun tumbuh dengan lebih baik hingga
proses fotosintesis bisa berjalan dengan optimal dan baik. Pemupukan jagung bisa ditambahkan
pada minggu ke 12 menggunakan KCL agar jagung bisa lebih manis.

Sumber :

Budiaya Kita. 2016. Teknik Budidaya Jagung Untuk Meningkatkan Kualitas, Kuantitas dan Keuntungan
Maksimal (budidayakita.com/budidaya-jagung/) diakses tanggal 15 Januari 2018

Hadijah A D. 2010. Peningkatan produksi jagung melalui penerapan inovasi pengelolaan


tanaman terpadu. J. Iptek tanaman pangan Vol. 5 No. 1 – 2010
(http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id) diakses tanggal 15 Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai