Disusun Oleh
NIM : 15130123
KELAS :A12.3
2018
PEMBAHASAN
Ventilator atau ventilasi adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di
desain untuk menggantikan / menunjang fungsi pernafasan. Beberapa ventilator saat ini sudah
dilengkapi system computer dengan panel kontrol yang user friendly atau penggunakan peralatan
secara mudah. Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang mengalami
hipoksemia dan hiperkapnia. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ventilasi
mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis, medikal bedah umum, bahkan di rumah.
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. Fisiologi pernafasan
ventilasi mekanik . Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot
intercostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran
udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif.Pada pernafasan dengan
ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga
tekanan sselama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada
akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif.(Gallagher, D. J. 2012)
Efek yang akan terjadi jika dilakukannya ventilasi mekanik pada pasien adalah akibat dari
tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke jantung terhambat, venous return
menurun, maka cardiac output juga menurun. Bila kondisi penurunan respon simpatis (misalnya
karena hipovolemia, obat dan usia lanjut), maka bisa mengakibatkan hipotensi. Darah yang lewat
paru juga berkurang karena ada kompresi microvaskuler akibat tekanan positif sehingga darah
yang menuju atrium kiri berkurang, akibatnya cardiac output juga berkurang. Bila tekanan terlalu
tinggi bisa terjadi gangguan oksigenasi. Selain itu bila volume tidal terlalu tinggi yaitu lebih dari
10-12 ml/kg BB dan tekanan lebih besar dari 40 CmH2O, tidak hanya mempengaruhi cardiac
output (curah jantung) tetapi juga resiko terjadinya pneumothorax. Efek pada organ lain: Akibat
cardiac output menurun; perfusi ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar, ginjal dengan
segala akibatnya. Akibat tekanan positif di rongga thorax darah yang kembali dari otak terhambat
sehingga tekanan intrakranial meningkat. Maka akan menyebabkan beberepa komplikasi yang
mungkin akan terjadi pada pasien diantaranya : Pada paru ; infeksi paru,keracuan oksigen, aspirasi
cairan lambung, kerusakan nafas bagian atas. Pada system kardiovaskuler; hipotensi, menurunnya
cardiac output dikarenakan menurunnya aliran darah balik vena akibat meningkatnya tekanan intra
thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi. Pada system saraf pusat ;
vasokontriksi cerebral, oedema cerebral, gangguan kesadaran, gangguan tidur. Pada system
gastrointestinal distensi lambung dan ileus, peradangan lambung.( Sundana, k.2014)
Prosedur pemberian ventilator Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes
paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan
pengesetan awal adalah sebagai berikut:Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%, volume Tidal: 4-5
ml/kg BB, frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit, aliran inspirasi: 40-60 liter/detik, PEEP
(Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm. Diberikan pada
pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelectasis. Pengesetan untuk pasien
ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang
ditujunkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas). Kriteria penyapihan, Pasien yang mendapat
bantuan ventilasi mekanik dapat dilakukan penyapihan bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Kapasitas vital 10-15 ml/kg BB, volume tidal 4-5 ml/kg BB, kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau
lebih besar, Frekwensi pernafasan kurang dari 20 kali/menit.( Agus 2009)
Mode operasional ventilator dibagi menjadi 2 yaitu : Mode kontrol, dan system alarm.
pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada
pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini
ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang
telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi.
Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila
pasien berusaha nafas sendiri, bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi),
tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax, Sistem
alarm, pada sistem ini ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk
mewaspadakan perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya
pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm tekanan tinggi
menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi
fighting, dll. Alarm volume rendah menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak
dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap. Adapun impliemtasi dalam keperawatan yang
harus dipahami dalam penanganan pasien dengan kasus ventilator mekanik ini adalah senantiasa
mengobservasi keaadaan pasien, memperhatikan alat ventilasi yang terpasang apakah sesuai
dengan indikasi pasien yang ditentukan untuk mencegah berbagai macam komplikasi yang
mungkin dapat muncul pada pasien.( Wulandari 2015)
KESIMPULAN
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang mengalami
hipoksemia dan hiperkapnia. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ventilasi
mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis, medikal bedah umum, bahkan di rumah.
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. Fisiologi pernafasan
ventilasi mekanik . Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot
intercostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran
udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif.Pada pernafasan dengan
ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga
tekanan sselama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada
akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif.
Kriteria untuk pasien yang dilakukan pemasangan ventilator : Pasien tidak dalam keadaan
sedative, FiO2 sudah mencapai 30-40 %, RR kurang dari 20 x / menit, Volume Tidal 4-5 ml/kg Bb,
Hemodynamicstabil. Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat pada saat akan melakukan
perawatan ataupun pemasangan penggunaan ventilasi mekanik kepada pasien adalah sebagai
berikut : pemasangan awal respiratorik, system alarm, humidifikasi dan temperature, selang sirkuit
ventilator,endotrakeal tube.
Prosedur pemberian ventilator Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes
paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan
awal adalah sebagai berikut:Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%, volume Tidal: 4-5 ml/kg BB,
frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit, aliran inspirasi: 40-60 liter/detik, PEEP (Possitive End
Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm.
Mode operasional ventilator dibagi menjadi 2 yaitu : Mode kontrol, dan system alarm.
Pada mode kontrol,mode ventilator ini mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada
frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien
untuk mengawali inspirasi. Dan pada sistem alarm, pada sistem ini ventilator digunakan untuk
mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya masalah.
Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien),
sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan.Adapun beberepa
komplikasi jika dilakukan pemasangan Ventilasi Mekanik adalah sebagai berikut : komplikasi
saluran nafas, komplikasi paru, komplikasi saluran hemodinamik, komplikasi saluran cerna,
gangguan fungsi ginjal,dan mungkin akan mengalami ganguan fungsi social.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti V, Nawawi AM. Ventilasi mekanik. Bag Anestesi FK Unpad (Serial on Internet) 2007
(cited 1 Oktober 2012). Available from
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/39.pdf
Helmi M.( 2012) Peran Ventilasi Mekanik Terhadap Fungsi Jantung. Indonesia Jakarta.Care
Med
Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. (2010)Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Interna Publishing
Sherina, & RSCM, T. I. (2010). Gagal nafas dan Ventilasi Mekanik,Modul Pelatihan ICU RSCM.
Jakarta.
Sundana, k. (2014). Ventilator Pendekatan Praktis Di Unit Perawatan Kritis. Bandung: CICU
Format Penilaian Resume Film
NIM :15130123
Kelas :A12.3
Nilai Nilai
No Kriteria
Maksimal
1 Ringkasan Film Maksimal 5 Paragraf 15
4 Kesimpulan 15
5 Daftar Pustaka 10
Dosen Pengampu