Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek klinik keperawatan adalah suatu lingkungan yang sangat

signifikan untuk memperoleh pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan

(Kristina, 2017). Praktek klinik keperawatan dilapangan merupakan suatu

bagian dari kurikulum yang tidak dapat dipisahkan dari teori keperawatan

dimana mahasiswa keperawatan dapat mengaplikasikan konsep keperawatan

secara professional (Bobayal, Maykel, joice dan Nancy, 2015).

Praktek klinik keperawatan pada mahasiswa keperawatan di rumah

sakit secara khusus bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme dalam

upaya meningkatkan kualitas penampilan kerja dan untuk mengembangkan

kerjasama dalam tim kesehatan (Interprofesional) secara harmonis serta

memberikan pengalaman belajar awal dan proses untuk menerapkan hasil

belajar serta mempraktekkan konsep teori pada kondisi nyata dilapangan

(Syahreni dan Waluyanti, 2007).

Praktek klinik keperawatan secara spesifik dilaksanakan oleh

mahasiswa dibidang keperawatan itu sendiri. Mahasiswa keperawatan ialah

seseorang yang sedang belajar di perguruan tinggi di bidang keperawatan,

dimana bidang profesi keperawatan merupakan bidang yang mempelajari

mengenai : keperawatan medikal bedah, keperawatan maternitas,

keperawatan anak, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga dan komunitas,

1
2

baik tingkat Diploma III maupun S I Ners (Nurhidayati dan Armiyati, 2012).

Mahasiswa bidang keperawatan di bebani kuliah teori serta praktek

lapangan.

Proses pembelajaran klinik pada mahasiswa keperawatan menjadi hal

yang menakutkan (Sucipto dan Alimansur, 2014). Pada beberapa mahasiswa

keperawatan yang menjalani praktek klinik biasanya mengalamai masalah

interpersonal, perasaan frustasi, perasaan lelah dan tidak berdaya (Syahreni

dan Waluyanti, 2007). Pembelajaran klinik pada mahasiswa keperawatan

menyebabkan mahasiswa mengalami stress dan cemas (Kristina, 2017),

dimana pembelajaran klinik mempengaruhi perasaan cemas takut untuk

membuat kesalahan, dari hasil observasi wawancara terdapat 70%

mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat melaksanakan praktek

klinik.

Kecemasan merupakan kondisi dimana seseorang mengalami keadaan

gelisah disertai perasaaan yang tidak menyenangkan serta aktivitas sistem

saraf otonom yang tidak mampu merespon rangsangan luar yang dapat

merugikan kondisi tubuh (Suyamto, Prabandari dan Marchira, 2009). Cemas

itu sendiri ialah dapat menghasilkan gelisah, kelelahan dan kelemahan

dimana dapat menurukan kemampuan belajar dan mempengaruhi individu

untuk melakukan aktivitas (Suyamto, Prabandari dan Marchira, 2009).

Secara umum menurut Epidemiological Catchment Area dalam

Armyanti, Tejoyuwono dan Fitrianingrum, 2013 menunjukkan pravelensi

cemas yang dialami individu dalam hidupnya yakni sekitar 25%. Terdapat
3

11,9% mahasiswa di dunia mengalami gangguan kecemasan (Pedrelli, Nyer

dan Yeung, 2014). Di Indonesia yang mengalami masalah gangguan

kecemasan yakni sekitar 5% (WHO, 2015). Menurut penelitian Malfasari

dan Erlin (2017) pravelensi kecemasan pada mahasiswa keperawatan saat

menjalani praktek klinik yakni 42,4% kecemasan sedang, 12,4% kecemasan

sangat berat dan 9,4% kecemasan berat. Sedangkan menurut hasil observasi

di perguruan tinggi ilmu pendidikan keperawatan di Pontianak terdapat

sebanyak 70% mahasiswa mengalami kecemasan pada saat praktek klinik.

Menurut penelitian Malfasari dan Erlin, (2017) penyebab cemas pada

saat pembelajaran klinik secara umum di sebabkan faktor yakni perepsi

mahasiswa, pengalaman klinis, takut membuat kesalahan, kurangnya

dukungan, kesenjangan teori, performa saat melakukan tindakan dan

evaluasi. Melalui wawancara terhadap mahasiswa keperawatan penyebab

cemas pada saat praktek klinik yakni salah satunya lingkungan praktek baru,

ada sebanyak 30 % yang mengatakan lingkungan praktek baru dapat

mengakibatkan kecemasann dan sebanyak 40% mahasiswa mengalami

kecemasan karna takut membuat kesalahan.

Efek kecemasan secara umum pada individu dapat mengakibatkan

pernafasan menjadi cepat, tekanan darah dan nadi meningkat, muka pucat,

bibir bergetar, kelelahan meningkat, kemampuan konsentrasi menurun,

mudah lupa, menangis, mulut kering, anoreksia (Lestari, 2015). Efek

kecemasan pada mahasiswa dapat mengakibatkan seseorang menjadi

pendiam, mengurangi aktivitas, kebingungan, daya ingat menurun, mudah


4

lupa, tidak dapat berkonsentrasi (Widodo, Laelasari, Sari, Nur dan Putrianti,

2017). Kecemasan juga dapat mengakibatkan ketegangan otot, diare, sakit

kepala, sering berkemih, pingsan dan merasa tidak berdaya (Lestari, 2015).

Pada gambaran pendahuluan diatas, di dapatkan faktor-faktor yang

mengakibatkan mahasiswa mengalami kecemasan yaitu perepsi mahasiswa,

pengalaman klinis, takut membuat kesalahan, kurangnya dukungan,

kesenjangan teori, performa saat melakukan tindakan dan evaluasi, setelah

di lakukan observasi wawancara ternyata masih ada faktor lain yang

mengakibatkan mahasiswa mengalami kecemasan pada saat praktek klinik,

hasil observasi tingginya pravelensi kecemasaan yang di alami mahasiswa

hingga mencapai 70% pada saat praktek klinik serta kecemasan itu sendiri

juga dapat mengakibatkan efek kepada mahasiswa yang menjalani praktek

klinik.

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Perawat dalam praktek klinik di STIK Muhammadiyah Pontianak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini

adalah “Apa sajakah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Kecemasan Mahasiswa Perawat dalam Praktek Klinik di STIK

Muhammadiyah Pontianak ?”.


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat

Kecemasan Mahasiswa Perawat dalam praktek klinik.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui faktor umur yang mempengaruhi tingkat

kecemasan

b. Untuk mengetahui faktor keadaan fisik yang mempengaruhi tingkat

kecemasan

c. Untuk mengetahui faktor sosial budaya yang mempengaruhi

tingkat kecemasan

d. Untuk mengetahui faktor motivasi yang mempengaruhi tingkat

kecemasan

e. Untuk mengetahui faktor lingkungan belajar yang mempengaruhi

tingkat kecemasan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

institusi pendidikan sebagai data pendukung bagi peneliti yang ingin

melanjutkan penelitian dalam bidang yang sama.


6

2. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan wawasan dan pengetahuan lebih mengenai

Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Perawat dalam praktek klinik.

3. Bagi Pembaca

Pembaca mendapatkan wawasan dan pengetahuan lebih mengenai

bagaimana Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Kecemasan

Mahasiswa Perawat dalam praktek klinik.

4. Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas,

mendapatkan dan menghasilkan perawat yang terampil dan siap pakai

di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai