PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri yang
merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk
tidur tidak teratur, pola hidup tidak sehat, bahkan kadang adanya
(Nugroho, 2008).
1
dewasa sebanyak 6 sampai 7 jam, rasa kantuk yang berlebihan pada siang
hari,
2
kuantitas dan kualitas tidur tidak cukup merupakan keluhan yang dialami oleh
lebih mudah marah, stress, dan terjadi gangguan memori atau pelupa
signifikan terhadap pasien, yaitu terjadi komplikasi yang serius seperti nyeri,
camas, dan resiko terjadinya infeksi pada luka operasi, sehingga dapat
dikamar operasi, bedah mayor lebih berat dari pada bedah minor dan bisa
besar seperti nyeri, cemas, gangguan psikologis, resiko infeksi dan mobilitas
fisik terganggu.
3
diklasifikasikan berdasarkan jenis operasi. Pada kelas A jumlah operasi
mayor adalah 8.364 klien (16, 2%), kelas B jumlah operasi mayor adalah
76.969 (19, 8%), pada kelas C jumlah operasi mayor adalah 65.987 (34,
0%), dan pada kelas D jumlah operasi mayor adalah 3.307 (41, 0%).
laparatomi.
meningkat dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun 2006
dan 1.281 kasus pada tahun 2007. Pengambilan data awal yang dilakukan
peneliti di salah satu Rumah Sakit Pemerintah Pontianak yaitu RSUD Dr.
operasi bedah mayor untuk tindakan laparatomi pada bulan Desember 2016
ini didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penyakit dan
4
gangguan pemenuhan kebutuhan tidur pasien post operasi. Responden yang
tidur pasien dua sampai sebelas hari pasca operasi menunjukan hasil pada
pasien dewasa awal (18-30 tahun) mengalami kesulitan untuk memulai tidur,
pasien perlu waktu rata-rata 1 jam 36 menit untuk tertidur. Pada saat tidur
pasien terbangun sekitar 2 sampai 7 kali ini disebabkan oleh gangguan tidur
yang berasal dari nyeri 34,5%, takut penyakit berulang 17,24%, cemas tidak
berdasarkan tingkat gejala insomnia itu sendiri (Siregar, 2011). Terapi non
5
dapat mengendalikan perasaan, emosi dan memori menimbulkan efek anti
terapi musik terhadap kualitas tidur penderita insomnia pada lanjut usia di
Panti Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya. Hasil penelitian ini
didapat bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur yang
nyeri saat wound care pada pasien post operasi diruang Mawar RSUD DR.
nyeri sesudah pemberian terapi musik instrumental saat wound care pada
pasien post operasi menunjukkan dalam kategori nyeri ringan 75%. Nyeri
sesudah pemberian terapi musik klasik saat wound care pada pasien post
memiliki kaitan yang erat dan tidak diragukan lagi bahwa dengan
hanya instrumen atau alat musik saja yang melantunkan tidak menggunakan
6
lirik atau kalimat dari penyanyi. Manfaat musik instrumental adalah
levender lebih efektif menurunkan insomnia daripada mandi air hangat. hasil
ini didukung oleh nilai rata-rata penurunan insomnia kelompok mandi air
pikiran dan jiwa. Sari tumbuhan aromaterapi yang dipakai melalui berbagai
cara pengolahan dan di kenal dengan minyak essensial atau minyak atsiri.
7
Berdasarkan dari penelitian terkait diatas, terbukti bahwa terapi
pada pasien post operasi bedah mayor di Rumah Sakit Kota Pontianak.
pada luka operasi, cemas, stress, resiko infeksi dan gangguan lingkungan
penelitian ini adalah Efektivitas antara terapi musik instrumental biola dan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antara
8
1.3.2. Tujuan Khusus
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan skill dibidang
9
operasi. Serta dapat dijadikan data dasar dalam penelitian
selanjutnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca dalam
keperawatan mandiri.
1.4.3. Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau referensi
1.4.4. Masyarakat
10
11
12
13