Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMAKOLOGI

“PENYALAHGUNAAN OBAT”

Kelompok I

1. WA ODE WANTI/142 2010 0328


2. ISNA NURWAHIDA MUNAWAR/142 20110096
3. AISA AJID/142 2010 0353
4. WA ODE AYU ISLAMIATI / 142 2011 0101
5. KARMILA / 142 2011 0102
6. NURKADRI TATROMAN / 142 2011 0105
7. IJA INDAH LESTARI / 142 2011 0107
8. MIRNAWATI / 142 2011 0108

KELAS C
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2012

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya, khususnya dalam bimbingan dan kemudahan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan, juga salam dan salawat kami haturkan kepada baginda
Rasullullah SAW, sang pembawa kebenaran. Berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi atau jalan keluar
masalah penyalahgunaan obat di masyarakat. Makalah ini merupakan
kumpulan bahan pembelajaran yang dikemas dan ditulis dengan singkat, padat,
dan bahasa ilmiah sederhana. Mengingat maraknya kasus penyalahgunaan obat
dalam masyarakat maka kami pikir pentingnya pengetahuan akan
penyalahgunaan obat itu sendiri.

Dalam penyusunannya kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, olehnya itu saran dan kritik membangun dari pembaca dan teman-
teman sangat kami harapkan untuk menambah pengetuhuan kita bersama.
Akhir kata semoga bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari makalah ini.

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...…I


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………....II

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………..........................................1
B. TUJUAN…………………………………………………………………………...1
C. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..…2

BAB II : PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYALAHGUNAAN OBAT ………………………………………..3


B. JENIS- JENIS OBAT DALAM PENYALAHGUNAAN OBAT…………………….…3
C. PENYALAHGUNAAN OBAT ………………………………………………………....7
D. KASIAT OBAT …………………………………………………………………….….10
E. INDIKASI DAN KONTRADIKSI OBAT …………………………………………….11
F. EFEK SAMPING DARI PENYALAHGUNAAN OBAT……………………………..12
G. CARA MENGATASI PENYALAHGUNAAN OBAT ……………………………….14

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………..….16
B. SARAN……………………………………………………………………….….….17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyalahgunaan obat yang semakin hari semakin merajalela membuat


keadaan semakin memprihatinkan. Dengan rata-rata penggunaan obat terlarang
ini adalah generasi muda yang akan meneruskan bangsa. Keadaan yang seperti
ini merupakan masalah bersama antar melibatkan pemerintah dan masyarakat
sehingga memerlukan suatu strategi yang melibatkan seluruh komponen
bangsa yang bersatu padu dalam suatu gerakan bersama untuk melaksanakan
strategi. Seperti strategi Nasional untuk pertisipasi masyarakat. Strategi ini
merupakan stretegi pencegahan berbasis masyarakat sebagai upaya untuk
menggugah, mendorong dan menggerakan masyarakat untuk sadar, peduli dan
aktif dalam melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba. Suksesnya strategi ini sangat tergantung terhadap partisiapasi
masyarakat dalam usaha-usaha promotif, edukasi, prevensi dan penanganan
golongan beresiko tinggi.

Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin


meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak
maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang
penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan.
Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah
mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka
menggunakannya.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar kita dapat mengetahui defenisi penyalahgunaan obat ?

4
2. Mengetahui jenis-jenis obat, penyalahgunaan obat, kasiat obat,
indikasi dan kontradiksi obat, efek samping, dan cara mengatasinya
? efek samping dari penyalahgunaan obat dalam tubuh ?
3. Agar kita Memahami factor-faktor yang mempengaruhi
penyalahgunaan obat dalam masyarakat ?

C. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan defenisi dari penyalahgunaan obat ?
2. Menjelaskan jenis-jenis obat yang salahgunakan ?
3. Bagaimana Efek samping dari penyalagunaan obat ?
4. Bagaimana cara mengatasi penyalahgunaan obat ?
5. Bagaimana indikasi dan kontradiksi obat ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sebelum membicarakan tentang penyalahgunaan obat lebih jauh


sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi dari penyalahgunaan obat
itu sendiri. Penyalahgunaaan obat atau “drug abuse” sebenarnya kurang tepat
oleh karena istilah tersebut mengandung arti berbeda bagi setiap orang. Ada
hal yang membedakan arti dari istilah penyalahgunaan obat dari “penggunaan
secara salah pada obat” (drug abuse). Penyalahgunaan obat cenderung
ditafsirkan sebagai penggunaan dengan nonmedis, biasanya untuk mengubah
kesadaran dan juga untuk pembentukan tubuh. Sedangkan penggunaan secara
salah pada obat cenderung pada arti kesalahan pada indikasi, kesalahan dosis,
atau penggunaan yang terlalu lama.

Masalah social berupa penyalahgunaan obat seperti narkotik, alcohol


beserta implikasinya seperti mabuk, teler, dan kecanduan. Jenis masalah social
tersebut dapat dilihat sebagai salah satu hambatan pembangunan masyarakat,
terutama apabila pembangunan masyarakat dipandang sebagai proses
pendayagunaan sumber daya. . Kecanduan adalah penyalahgunaan dan
pemakaian berlebihan yang kemudian mengakibatkan seseorang menjadi tidak
berdaya, Sehingga kondisi tersebut akan mengendalikan orang yang
bersangkutan, membuatnya berbuat dan berfikir secara tidak konsisten dengan
nilai-nilai kepribadianya dan mendorong orang tersebut menjadi kompulsif dan
obsesif (Schaef, 1987 : 18 ).

B. Jenis-jenis obat

1. Golongan analgesik opiat/narkotik.

6
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang
dibedakan dalam golongan-golongan tertentu. Narkotika banyak sekali
macamnya, ada yang berbentuk cair, padat, serbuk, daun-daun, dan lain
sebagainya. Di bawah ini diuraikan sedikit mengenai macam-macam
narkotika, yaitu:

Opioid
Bahan opioid adalah saripati bunga opium. Zat yang termasuk
kelompok opioid antara lain:
 Heroin, disebut juga diamorfin (INN) bisa ditemukan dalam
bentuk pil, serbuk, dan cairan.
 Codein, biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan bening
 Comerol, sama dengan codein biasanya dijual dalam bentuk pil
atau cairan bening
 Putaw
 Kokain merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman
Erythroxylon coca. Jenis tanamannya berbentuk belukar. Zat ini
berasal dari Peru dan Bolivia.
 Ganja (Cannabis /Cimeng). Ganja merupakan tumbuhan
penghasil serat. Akan tetapi, tumbuhan ini lebih dikenal karena
kandungan narkotikanya, yaitu tetrahidrokanabinol (THC).
Semua bagian tanaman ganja mengandung kanaboid psikoaktif.

7
 Morfin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta
isolasi opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa
sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu. Dampak
atau efek dari penggunaan morfin yang sifatnya negatif membuat
penggunaan morfin diganti dengan obat-obatan lain yang
memiliki kegunaan yang sama namun ramah bagi pemakainya.
2. Barbiturate dan Sedatif-Hipnotis
Tergantung pada dosisnya, obat-obat ini menimbulkan sedasi, hipnosis,
anestesi, koma, dan kematian. Keduanya baik barbiturate dan
bezodiazepine dapat diklasifikasikan secara farmakokinetik dari yang
masa kerja pendek sampai ke masa kerja panjang.
3. Stimulansia
Termasuk dalam golongan ini yaitu caffeine, nicotine, cocaine, dan
amphetamine. Mengabaikan kesamaan dalam efek-efek perilaku
mereka, caffeine, nicotine, cocaine dan emphetamine mempenyai
struktur yang sangat berbeda.
4. Halusinogen
Termasuk dalam jenis ini yaitu kelompok obat mirip-LSD termasuk
LSD, mescaline, psilocybin. LSD merupakan zat kimia semisintesis
yang tidak ada secara alami. Efek yang ditimbulkan yaitu keadaan
sangat menggerakan/membangun sistem saraf pusat.
5. Marijuana
Marijuana merupakan perpaduan dari bahan tumbuhan rambat yang
menyerupai guntingan rumput, ekstrasi dari damar (resin), dari tanaman
ini menghasilkan produk yang lebih poten yaitu ganja.
6. Inhalan

8
Contoh yang termasuk dalam jenis ini yaitu nitrous oxide, ketika obat
ini digunakan menyebabkan seseorang sulit untuk berkonsentrasi, suka
melamun, euforia, keadaan tidak tenang dan ganggunan penglihatan dan
pendengaran.
7. Steroid
Steroid anabolik pertama kali digunakan untuk meningkatkan kinerja
selama perang dunia II oleh pasukan tempur, karena efek jenis obat ini
yang dapat meningkatkan massa otot.

8. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikotropika melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku dan digunakan dalam dunia pengobatan sesuai
Permenkes RI No. 124/Menkes/Per/II/93, namun dapat menimbulkan
ketergantungan psikis fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan sangat
merugikan karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika.
Psikotropika merupakan pengganti narkotika, karena narkotika mahal
harganya.
- Golongan I, meliputi : MDMA (Ectasy), N-etil MDA, MMDA yang
terdapat kandungan ectasy.
- Golongan II, meliputi : Amfetamina (Sabu-sabu), Deksamfetamina,
Fenetilena. - Golongan III, meliputi : Amobarbital, Buprenorfina,
Butalbital.
- Golongan IV, meliputi : Diazepam (Nipam/BK/Magadon),
Nitrazepam.

9
C. Penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat-obat yang diresepkan meningkat cukup tajam
dalam dua dekade terakhir, dan hanya sedikit di bawah mariyuana, suatu
senyawa yang paling banyak disalahgunakan di sana. Data dari sebuah
lembaga farmasi di sana menyatakan bahwa sedikitnya 50 juta orang Amerika
pernah menggunakan sedikitnya satu jenis obat psikotropika, dan 7 juta orang
yang berusia di atas 12 tahun menggunakan obat-obat ini bukan untuk tujuan
medis. Hal ini diduga tidak akan berbeda jauh dengan di Indonesia, di mana
penyalahgunaan obat-obat psikotropika dan obat-obat lainnya meningkat
dengan tajam.

Obat-obat yang sering disalahgunakan

Ada tiga golongan obat yang paling sering disalah-gunakan, yaitu :


 Golongan analgesik opiat/narkotik, contohnya adalah codein,
oxycodon, morfin.
 Golongan depressan sistem saraf pusat untuk mengatasi kecemasan
dan gangguan tidur, contohnya barbiturat (luminal) dan golongan
benzodiazepin (diazepam/valium, klordiazepoksid, klonazepam,
alprazolam, dll).
 Golongan stimulan sistem saraf pusat, contohnya dekstroamfetamin,
amfetamin, dll. Obat-obat ini bekerja pada sistem saraf, dan
umumnya menyebabkan ketergantungan atau kecanduan.

Selain itu, ada pula golongan obat lain yang digunakan dengan memanfaatkan
efek sampingnya, bukan berdasarkan indikasi yang resmi dituliskan. Beberapa
contoh diantaranya adalah :

 Penggunaan misoprostol, suatu analog prostaglandin untuk mencegah


tukak peptik/gangguan lambung, sering dipakai untuk menggugurkan
kandungan karena bersifat memicu kontraksi rahim.
 Penggunaan Profilas (ketotifen), suatu anti histamin yang diindikasikan
untuk profilaksis asma, sering diresepkan untuk meningkatkan nafsu
makan anak-anak
 Penggunaan Somadryl untuk “obat kuat” bagi wanita pekerja seks
komersial untuk mendukung pekerjaannya. Obat ini berisi carisoprodol,
suatu muscle relaxant, yang digunakan untuk melemaskan ketegangan
otot. Laporan menarik ini datang dari Denpasar dari seorang sejawat.
Menurut informasi, dokter kerap meresepkan Somadryl, dan yang

10
menebusnya di apotek adalah “germo”nya, dan ditujukan untuk para
PSK agar lebih kuat “bekerja”
 Dll.

Alasan penyalahgunaan obat


Ada tiga kemungkinan seorang memulai penyalahgunaan obat.

Yang pertama, seseorang awalnya memang sakit, misalnya nyeri kronis,


kecemasan, insomnia, dll, yang memang membutuhkan obat, dan mereka
mendapatkan obat secara legal dengan resep dokter. Namun selanjutnya, obat-
obat tersebut menyebabkan toleransi, di mana pasien memerlukan dosis yang
semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sama. Merekapun kemudian
akan meningkatkan penggunaannya, mungkin tanpa berkonsultasi dengan
dokter. Selanjutnya, mereka akan mengalami gejala putus obat jika pengobatan
dihentikan, mereka akan menjadi kecanduan atau ketergantungan terhadap obat
tersebut, sehingga mereka berusaha untuk memperoleh obat-obat tersebut
dengan segala cara.

Kemungkinan kedua, seseorang memulai penyalahgunaan obat memang


untuk tujuan rekreasional. Artinya, sejak awal penggunaan obat memang tanpa
tujuan medis yang jelas, hanya untuk memperoleh efek-efek menyenangkan
yang mungkin dapat diperoleh dari obat tersebut. Kejadian ini umumnya erat
kaitannya dengan penyalahgunaan substance yang lain, termasuk yang bukan
obat diresepkan, seperti kokain, heroin, ecstassy, alkohol, dll.

Yang ketiga, seseorang menyalahgunakan obat dengan memanfaatkan


efek samping seperti yang telah disebutkan di atas. Bisa jadi penggunanya
sendiri tidak tahu, hanya mengikuti saja apa yang diresepkan dokter. Obatnya
bukan obat-obat yang dapat menyebabkan toleransi dan ketagihan.
Penggunaannya juga mungkin tidak dalam jangka waktu lama yang
menyebabkan ketergantungan.

Barbiturates (Obat bius)

Diresepkan untuk mengurangi kecemasan atau membuat tidur, obat anti-


depresi memperlambat fungsi otak. Barbiturat adalah jenis anti-depresi.
Fenobarbital adalah barbiturate; lainnya seperti Mebaral, Seconal, dan
Nembutal. Meskipun berguna ketika digunakan sebagai resep, barbiturat dapat

11
membuat kecanduan. Jika diambil dengan obat-obatan tertentu, termasuk
alkohol, dapat memperlambat jantung dan pernapasan, yang dapat
menyebabkan kematian. Istilah untuk barbituates termasuk "barbs," "reds," red
birds, "" phennies, "" tooies, "" yellows, "dan" yellow jackets. "

Benzodiazepines: Valium, Xanax

Valium dan Xanax adalah contoh benzodiazepin, jenis lain dari obat anti-
depresi. Mereka mungkin diresepkan untuk mengobati kecemasan, reaksi stres
akut, serangan panik, kejang-kejang, dan gangguan tidur (biasanya untuk
penggunaan jangka pendek). Seperti obat anti-depresi lainnya, mereka
memiliki kegunaan yang masuk akal tetapi mungkin disalahgunakan.
Penarikan benzodiazepin "dapat bermasalah" tetapi jarang mengancam nyawa,
Diingatkan oleh National Institute on Drug Abuse (Nida).

Obat tidur

Obat tidur adalah anti-depresi. Obat tidur - Ambien, Sonata, dan Lunesta
adalah obat tidur yang lebih baru yang disebut nonbenzodiazepines. Obat ini
"mungkin memiliki lebih sedikit potensi untuk kecanduan" daripada obat anti-
depresi lain, yang dinyatakan dalam situs National Institute on Drug Abuse
(Nida).

Codeine dan Morfin

Penghilang rasa sakit adalah kelompok lain obat resep yang biasanya
disalahgunakan. Mereka termasuk kodein dan morfin - Oramorph dan Aviniza
mengandung morfin. Morfin biasanya diresepkan untuk rasa sakit parah;
kodein, untuk rasa sakit ringan. Julukan untuk kodein termasuk " Captain
Cody" dan "Cody." Istilah untuk morfin termasuk "M" dan "Miss Emma."

OxyContin, Percocet

12
OxyContin, Percocet, dan Percodan saling berbagi bahan aktif, oxycodone,
yang mana merupakan pereda nyeri opiod. Obat ini tidak identik; Percocet juga
mengandung acetaminophen sementara Percodan juga mengandung aspirin.
Obat ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan medis, dan bukan
dengan alkohol, barbituates, antihistamin, atau benzodiazepin - kombinasi obat
yang dapat mengancam nyawa. Julukannya termasuk "oxy," "O.C," dan
"oxycotton" untuk OxyContin dan "percs" untuk Percocet atau Percodan.

Prilaku berupa penyalahgunaan obatan-obatan adalah perbuatan tidak terpuji,


selain bertentangan dengan ajaran agama, budaya dan melanggar hukum,
prilaku tersebut juga berdampak dan menimbulkan resiko terhadap kesehatan
para penggunanya.

D. Kasiat Obat.

Pengaruh Narkotika, Psikotropika dan minuman keras antara lain :


a. Depresant yaitu mengendurkan atau mengurangi aktivitas atau kegiatan
susunan syaraf pusat, sehingga dipergunakan untuk menenangkan syaraf
seseorang untuk dapat tidur/istirahat.
b. Stimulant yaitu meningkatkan keaktifan susunan syaraf pusat sehingga
merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang.
c. Halusinogen yaitu menimbulkan perasaan-perasaan yang tidak riel atau
khayalan-khayalan yang menyenangkan.
d. psikotropika berkasiat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan
kewaspadaan, menimbulkan rasa nikmat, bahagia semu, menimbulkan
khayalan yang menyenangkan, menurunkan emosi.

13
E. Indikasi dan kontra indikasi obat

Indikasi dari penyalahgunaan obat

 Penenang (anti cemas) : bekerja mengendorkan atau mengurangi


aktifitas susunan syaraf pusat. Contoh : Pil Rohypnol, Mogadon,
Valium, Mandrax (Mx).
 Stimulant : bekerja mengaktifkan susunan syaraf pusat. Contoh :
Amphetamine, MDMA, MDA.
 Hallusinogen : bekerja menimbulkan rasa halusinasi/khayalan. Contoh
Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Psylocibine.

Kontra indikasi dari penyalahgunaan obat

1. Efek kokein :
 Suhu badan tinggi, denyut jantung bertambah, Mudah marah, agresif
dan merusak.
 Merasa energik dan waspada dan merasa memiliki dunia
(arogan).Gejala putus obat :Ada keinginan bunuh diri, mual, kejang-
kejang.bahayanya :
1. Paranoid
2. Menyebabkan perkelahian
3. Mabuk dan tidak bergairah
4. Jika dihirup akan menyebabkan mimisan dan sinusitis
5. Kerusakan jantung jika dicampur rokok
6. Pemakaian banyak, nafsu sex hilang
7. Bisa terjadi psikotik atau gila dalam jangka panjang

2. Efek ganja :

- Jantung berdebar-debar, Tidak bergairah, cepat marah, sensitive,


Perasaan tidak tenang, eforia, kurang percaya diri, rasa letih/malas.

- Gejala putus obat: Sebenarnya hanya faktor psikis dan sugesti yang
lebih dominan, apabila tidak memakai ganja.Bahaya :

14
- Untuk pemak- Jika sudah memakai, agresif, hiperaktif dan percaya
diri tinggi

Gejala putus obat : Mudah marah,Ngantuk, Faktor sugesti yang


dominan apabila tidak memakai.

3. Sabu-sabu Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakainya : bisa


linglung, Merusak syaraf otak, Kanker hati,dan Terjadinya gejala psikotik
(gila).

4. Efek akohol : - Mabuk , Muka merah, banyak bicara, bicara cadel,Jalan


sempoyongan, konsentrasi kurang, Bola mata bergerak-gerak dan Gejala
putus obat :Mual, muntah, lemah, letih, Denyut jantung cepat, banyak
berkeringat, tekanan darah naik, Tangan, lidah, kelopak mata gemetar,
Cemas, depresi, mudah tersinggung,Gangguan kesadaran. Bahaya :

- Kanker hati, cacat pada janin(wanita hamil)

- Perdarahan lambung, radang pankreas

- Penyakit otot, pikun

F. Efek samping dari penyalahgunaan obat

Efek samping yang ditimbulkan bagi para penyalahgunaan Narkoba dan


minuman keras yang sudah adict atau kecanduan antara lain :

a. Narkotika mengakibatkan :

• Merusak susunan-susunan syaraf pusat

• Merusak organ tubuh, seperti hati dan ginjal

• Menimbulkan penyakit kulit, seperti bintik-bintik merah pada kulit, kudis


dsb.

•Melemahkan fisik, moral dan daya fikir

15
• Cenderung melakukan penyimpangan sosial dalam masyarakat, seperti
senang berbohong, merusak barang milik orang lain, berkelahi, free seks dll.

• Karena ketagihan, untuk memperoleh narkotika dilakukan dengan segala


macam cara dimulai dengan mengambil barang milik sendiri, keluarga,
mencuri, menodong, merampok dan sebagainya.

b. Psikotropika, terutama yang populer adalah ecstasy dan sabu-sabu


mengakibatkan :

• Efek samping : muntah dan mual, gelisah, sakit kepala, nafsu makan
berkurang, denyut jantung meningkat, kejang-kejang, timbul khayalan
menakutkan, jantung lemah, hipertensi, pendarahan otak.

• Efek lain : tidur berlama-lama, depresi, apatis terhadap lingkungan.

• Efek terhadap organ tubuh : gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati, kulit
dan kemaluan.

Efek samping dari penggunaan obat lainnya :

 Aborsi akibat misoprostol, obat yang digunakan untuk gactriticulcer.

 Kerusakan janin akibat thalidomide dan accutane.

 Tuli dan gagal ginjal akibat antibiotik gentasimin.

 Depresi dan luka pada hati, akibat interferon.

 Disfungsi ereksi akibat antidepresan.

 Kerusakan hati akibat parasetamol.

 Stoke dan gagal jantung akibat penggunaan sildenafil.

3 Ada beberapa faktor dapat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba, yaitu :


a. Faktor lingkungan sosial, yaitu pengaruh yang ditimbulkan dari lingkungan
sosial pelaku, baik lingkungan sekolah, pergaulan dan lain-lain. Hal tersebut

16
dapat terjadi karena . Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan
narkoba

- Benteng pertahanan dirinya lemah, sehingga tidak dapat membendung


pengaruh negatif dari lingkungannya. Pada awalnya mungkin sekedar
motif ingin tahu dan coba-coba terhadap hal yang baru, kemudian
kesempatan yang memungkinkan serta didukung adanya sarana dan
prasarana. Tapi lama kelamaan dirinya terperangkap pada jerat
penyalahgunaan narkoba.
- Faktor kepribadian : rendah diri, emosi tidak stabil, lemah mental.
Untuk menutupi itu semua dan biar merasa eksis maka melakukan
penyalahgunaan narkoba.
- factor keluarga :suka mencuri barang yang ada di rumahnya sendir,
mencemarkan nama baik keluarga dan melawan kepada orang tua.

G. Cara mengatasi penyalahgunaan obat.

Ada beberapa cara mengatasi penyalahgunaan obat di antara lain :

a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk masyarakat yang


mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan
adalah lebih baik dari pada pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan
Narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan
pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik
di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan
tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan distribusi
obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan
untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya
penyalahgunaan Narkoba.
b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan memberantas penyalahgunaan
narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum
atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat
mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak
boleh main hakim sendiri.

17
c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik secara
medis maupun dengan media lain. Di Indonesia sudah banyak didirikan
tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba seperti
Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesantren, yayasan Pondok Bina Kasih
dll.
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan selesai para
korban tidak kambuh kembali “ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya
menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar
dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Kita tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan
bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu
narkoba.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :

 Penyalahgunaaan obat atau “drug abuse” sebenarnya kurang


tepat oleh karena istilah tersebut mengandung arti berbeda bagi
setiap orang. Ada hal yang membedakan arti dari istilah
penyalahgunaan obat dari “penggunaan secara salah pada obat”
(drug abuse). Penyalahgunaan obat cenderung ditafsirkan sebagai
penggunaan dengan nonmedis, biasanya untuk mengubah
kesadaran dan juga untuk pembentukan tubuh. Sedangkan
penggunaan secara salah pada obat cenderung pada arti
kesalahan pada indikasi, kesalahan dosis, atau penggunaan yang
terlalu lama. Masalah social berupa penyalahgunaan obat seperti
narkotik, alcohol beserta implikasinya seperti mabuk, teler, dan
kecanduan
 Jenis-jenis penyalahgunaan obat termasuk dalam Golongan
analgesik opiat/narkotik, Psikotropika, Minuman keras.
 Ada tiga golongan obat yang paling sering disalah-gunakan,
yaitu : Golongan analgesik opiat/narkotik, contohnya adalah
codein, oxycodon, morfin. Golongan depressan sistem saraf
pusat untuk mengatasi kecemasan dan gangguan tidur, contohnya
barbiturat (luminal) dan golongan benzodiazepin
(diazepam/valium, klordiazepoksid, klonazepam, alprazolam,
dll). Golongan stimulan sistem saraf pusat, contohnya
dekstroamfetamin, amfetamin, dll. Obat-obat ini bekerja pada
sistem saraf, dan umumnya menyebabkan ketergantungan atau
kecanduan.

19
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sebagai penutup makalah ini adalah
sebagai berikut :
 Untuk teman-teman lebih rajin masuk kelas farmakologi
sehingga materi yang diberikan dapat disimak dengan baik.
 Selalu senyum.

20
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Gunawan, S.G. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FK UI

Guyton, Arthur C., J.E Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC

Hardman dan Limbird. 2008. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi.
Jakarta : EGC

Karch, Amy M. 2011. Buku Ajar Farmakologi Keperwatan. Jakarta : EGC

Katzung, Bertram G. 2002. Farmakologi : Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba


Medika

Sukandar, Elin Yulinah. 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta : PT. ISFI


Penerbitan

Zulkifli. 2009. Obat Itu Racun. Yogyakarta : Graha Pustaka

21

Anda mungkin juga menyukai