Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Ashfal Muna
NIM : 30201604451
TES PRA UAS LAPANGAN TERBANG
1. rencana tata letak sebuah kawasan bandara

2. Diketahui suatu data sebagai berikut :


 Direncanakan panjang landasan pacu 1500 meter (Pl)
 Elevasi dari muka air laut 1200 meter (h)
 Temperature di lapangan terbang 17` C (Ft)
 Kemiringan landasan pacu 0.5 % (Fs)
Tentukan panjang landasan sesungguhnya (ARFL) !
Jawab
1) Koreksi terhadap kemiringan landasan ( faktor kemiringan )
Fs = 1 + 0.1 S
Fs = 1 + 0.1 (0.5)
Fs = 1,05 meter
2) Koreksi terhadap faktor temperature
Ft = 1 +
3) 0.1 ( T – ( 15 – 0.0065 h ))
Ft = 1 + 0.1 ( 17 – ( 15 – 0.0065 ( 1200 )))
Ft = 1 + 0.1(17- (15 – 7,8 )
= 1 + 0.1 (17 – 7,2)
= 1 + 0,98
= 1,98 meter
4) Koreksi terhadap ketinggian altitude
Fe = 1 + 0.07 h/300
Fe = 1 + 0.07 1200/300
Fe = 1,28 meter

𝑃𝑙
ARFL =
𝐹𝑒 𝑥 𝐹𝑡 𝑥 𝐹𝑠
1500
=
1,28 𝑥 1,98 𝑥 1,05

ARFL =563,672 meter

 Jadi panjang Runway dihitung dengan metode ARFL untuk max take off weight
adalah 563,672 meter

3. Dua Metode Perencanaan Perkerasan Airport


a. Perkerasan Lentur
Perkerasan lentur yaitu suatu perkerasan yang mempunyai sifat elastic,
maksudnya perkerasan akan melendut saat diberi pembebanan. Beban roda
disebarkan kelapisan perkerasan dengan membuat sudut 45’. Setiap beban bekerja
sendiri-sendiri sampai pada kedalaman d2 yang dalamnya sama dengan ½ d. Di
bawah d2 akan terjadi atau menerima tekanan roda yang overlap dan dapat
diabaikan pada kedalaman lebih dari 2D.
 ESWL untuk pasangan dua roda
ESWL untuk setiap kedalaman perkerasan dapat ditentukan secara
grafis dari gambar 2.1 b, dimana sumbu x menyatakan kedalaman
perkerasan dan sumbu y adalah beban roda, keduanya dalam skala
logaritma.
Titik A dan B masing-masing mempunyai koordinat (d/2, P) dan (2D,
2P). Di mana P adalah beban setiap roda. Apabila ditarik garis lurus AB.
Maka ESWL untuk sembarang kedalaman perkerasan (misalkan Z) dan
beban masing-masing dari dua roda adalah P, maka P untuk pasangan dua
rida + Peq
 ESWL untuk pasangan 4 roda (dual-in tandem)
Grafik untuk 2 roda juga dapat digunakan
untuk menentukan ESWL 4 roda. Dalam hal ini
‘d’ adalah jarak antara pasangan roda, dan ‘D’
adalah jarak diagonal antara titik pusat
pasangan roda sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 2.2.
Jika P adalah beban setiap roda, maka titik
A dan B pada grafik gambar 1.1 b mempunyai
koordinat A (d/2, P) dan B (2D, 4P)
Catatan : Jika kedalaman perkerasan Z
kurang dari d/2, maka beban rencana roda
tunggal(single wheel-load) P, dan jika lebih dari
2D beban rencana roda tunggal diambil 2P
untuk 2 roda yang berpasangan, dan 4P untuk 4
roda yang berpasangan.

b. Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku adalah suatu perkerasan yang mempunyai sifat dimana saat
pembebanan berlangsung, perkerasan tidak mengalami perubahan bentuk, artinya
perkerasan tetap seperti kondisi semula sebelum pembebanan berlangsung.
Sehingga dapat dilihat pada surface course yang terdiri dari plat beton tersebut
akan pecah atau patah.
Untuk perkerasan kaku atau rigid pavement ini, ESWL didefinisikan sebagai
beban yang menyebabkan penurunan yang sama di tengah plat seperti pada
pasangan multi roda. Tekanan udara dalam ban untuk ESWL dianggap sama pada
pasangan multi roda. Dalam hal ini ESWL diperoleh dengan menggunakan teori
Westergard dengan menghitung momen lentur di bawah satu dari pasangan roda
yang diakibatkan oleh semua roda.
Kemudian utuk menentukan beban roda tunggal dilakukan perhitungan
terbalik yaitu dengan menggunakan tekanan roda yang sama didapatkan momen
lentur yang sama.
Analisa tergantung pada nilai kekakuan relative l yang diberikan oleh rumus :
1
𝐸𝑡2 4
𝑙=( )
12 (1 − µ2 )𝑘
Dimana
l= jari-jari kekauan relative (inch)
E= modulus elastisitas perkerasan (psi)
T = tebal perkerasan (inch)
µ = poisson ratio dari perkerasan
k = modulus subgrade reaction (pci)
4. Penyelesaian :
Menggunakan Kurva pada gambar 2.3a dan 2.3b untuk daerah tidak kritis
yang dipergunakan dalam perencanaan.
Dari klasifikasi tanah, tanah pada kelompok E-5 Terdiri dari tanah yang
bergradasi yang kurang baik, dengan kandungan lumpur dan tanah liat campuran lebih
dari 35% tetapi kurang dari 45%, dengan plastisitas index antara 10-15 termasuk
kelompok F1 (no frost).
 Total ketebalan perkerasan ditunjukkan oleh kurva F1 (gambar 2.3 a) dengan
beban roda 70.000 lbs = 13”, yang terdiri dari (untuk base tidak beraspal):
 Tebal lapis permukaan (dari kurva 2.3b) = 2”
 Ketebalan base course (dari kurva 2.3b) = 8,5”
 Komposisi struktur perkerasannya sebagai berikut:

2”

13” 8,5”

t= T - 2”- 8,5”= 13”-2”-8,5”= 2,5”


LAMPIRAN NO. 4

13”

Surface course= T-11”= 13-11= 2”


Base Course = 8,5”

Anda mungkin juga menyukai