Anda di halaman 1dari 19

Nama : Made Edi Mahendra

NIM/Absen : 1607531124 / 25

1. Tujuan Pelaporan Keuangan dan Kerangka Konseptual SAK


Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia terbagi menjadi 4 yaitu
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard (PSAK-
IFRS) , SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik),
PSAK-Syariah, SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) dimana masing – masing SAK
memiliki tujuan pelaporan keuangan dan kerangka konseptual, yaitu :
1.1 PSAK-IFRS
a) Tujuan Laporan keuangan PSAK-IFRS
1) Memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor
maupun yang sudah ada dan para pengguna lainnya dalam membuat investasi,
kredit, dan keputusan-keputusan lain yang serupa secara rasional.
2) Memberikan informasi untuk membatu para calon investor dan kreditor serta para
pangguna lain yang sudah ada dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian
dari penerimaan kas prospektif untuk deviden atau bunga dan penerimaan dari
penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau pinjaman.
3) Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim
untuk sumber daya tersebut (kewajiban dari perusahaan untuk mentransfer
sumber daya ke entitas dan ekuitas pemilik lainnya), serta dampak dari transaksi-
transaksi, peristiwa, dan kejadian yang megubah sumber daya dan klaim atas
sumber daya tersebut.
4) Memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan memperoleh dan
menggunakan kasnya, mengenai pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman
tersebut, mengenai transaksi-transaksi modalnya, termasuk dividen kas dan
distribusi sumber daya ekonomi lainnya kepada pemilik.

1
5) Memberikan informasi mengenai bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan
menggunakan tanggung jawab pengurusannya kepada pemilik (pemegang saham)
untuk penggunaan sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya.
b) Kerangka Konseptual PSAK-IFRS
1) Tujuan laporan keuangan
2) Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan
3) Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan
keuangan
4) Konsep modal serta pemeliharaan modal

1.2 SAK ETAP


a) Tujuan Pelaporan SAK ETAP
Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai dengan SAK ETAP adalah laporan
yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus
kasperusahaan yang berguna bagi pengguna laporan keuangan tersebut. Adapun
tujuan laporan keuangan adalah
1) Memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi
2) Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), dan pertanggung jawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya
3) Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
4) Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan
menyediakan informasi non keuangan.
b) Kerangka Konseptual SAK ETAP
1) Tujuan laporan keuangan,
2) Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan (dapat dipahami,
relevan, materialitas, keandalan, substansi mengungguli bentuk, pertimbangan

2
sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu, dan keseimbangan antara
biaya dan manfaat).
3) Posisi keuangan: asset, kewajiban, ekuitas,
4) Kinerja keuangan: pendapatan dan beban,
5) Pengakuan dan pengukuan unsur-unsur laporan keuangan,
6) Dasar akrual,
7) Saling hapus tidak diperkenankan

1.3 PSAK Syariah


a) Tujuan Laporan Keuangan PSAK Syariah
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK Syariah) dalam
Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan
syariah adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Selain itu, tujuan laporan keuangan syariah dapat dibagi kedalam 3 tujuan utama,
yaitu sebagai berikut:

1) Menyediakan informasi keuangan. Ini merupakan tujuan yang paling pokok dari
laporan keuangan, yaitu menyediakan informasi keuangan entitas syariah pada satu
periode akuntansi. Dari informasi keuangan, para pengguna dapat menjadikan
laporan keuangan sebagai rujukan atau bahan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, seperti keputusan investasi oleh investor, keputusan ekspansi oleh
manajemen, dll. Informasi keuangan ini tersaji pada laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
2) Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah (sharia
compliance). Selain menyediakan informasi keuangan, laporan keuangan syariah
juga menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah. Jadi, dari laporan
keuangan syariah dapat dilihat apakah aktivitas entitas syariah telah sesuai dengan
prinsip syariah atau belum. Contoh, perlakuan pendapatan bunga yang diperoleh

3
entitas syariah, apakah diakui sebagai pendapatan bunga atau dana sosial.
Informasi ini sangat dibutuhkan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk
proses pengawasan.
3) Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab sosial. Sebagai
bentuk pemenuhan tanggung jawab sosial, entitas syariah juga menyediakan
informasi sosial dalam laporan keuanganya. Informasi ini disajikan pada laporan
sumber dan penyaluran dana zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan. Laporan keuangan syariah wajib menyediakan informasi sosial,
walaupun secara pelaksanaan belum dilakukan.
b) Kerangka Konseptual PSAK Syariah
1) Tujuan kerangka konseptual
2) Aspek yang terkait dengan transaksi syariah dan pemakai laporan keuangan
syariah
3) Tujuan laporan keuangan
4) Asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha
5) Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah
6) Kendala informasi yang relevan dan andal
7) Unsur-unsur laporan keuangan
8) Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
9) Catatan atas laporan keuangan

1.4 SAP
a) Tujuan pelaporan SAP
1) Menyusun standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan
tugasnya
2) Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar
3) Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan

4
4) Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan
pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan
b) Kerangka konseptual SAP
1) Tujuan kerangka konseptual.
2) Lingkungan akuntansi pemerintahan.
3) Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna.
4) Entitas akuntansi dan entitas pelaporan.
5) Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar
hukum.
6) Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam
laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi, dan
7) Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.

2. Perbedaan PSAK-IFRS, SAK ETAP, PSAK SYARIAH, dan SAP


Terdapat sedikit perbedaan dari tujuan pelaporan keuangan SAK, perbedaannya
hanya terletak pada SAK tersebut lebih ditekankan penyajiannya pada entitas tertentu.
Namun terdapat kesamaan tujuan pelaporan dari PSAK-IFRS, SAK ETAP, PSAK
Syariah, dan SAP yaitu untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam
membuat keputusan ekonomi. Berikut telah disajikan sedikit perbedaan tersebut :

SAK Perbedaan

PSAK-IFRS Disajikan menurut SAK yang berlaku umum


(Standar Akuntansi IFRS)
SAK ETAP Disajikan menurut SAK yang berlaku umum,
namun terdapat menyederhanaan dari PSAK.
tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif,
penilaian untuk aset tetap, aset tidak
berwujud, dan properti investasi setelah
tanggal perolehan hanya menggunakan harga

5
perolehan, tidak ada pilihan menggunakan
nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada
pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar
jumlah pajak menurut ketentuan pajak. unit
bisnis kecil dan menengah dapat membuat
laporan keuangan tanpa harus dibantu oleh
pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap
laporannya tersebut.
PSAK SYARIAH Hanya digunakan pada entitas syariah dengan
tujuan untuk menginformasikan mengenai
kepatuhan prinsip syariah di entitas tersebut.
SAP Dibuat untuk menjamin transparansi,
partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara demi terwujudnya
pemerintahan yang baik dan bersih.

3. Karakteristik Kualitatif Masing-masing SAK


3.1 PSAK-IFRS
a) Karakteristik Kualitatif Fundamental
1) Relevansi
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam
keputusan yang diambil oleh pengguna. Informasi mungkin mampu membuat
perbedaan dalam keputusan bahkan jika sebagian pengguna memilih untuk tidak
mengambil keuntungan atas informasi tersebut atau telah menyadari informasi
tersebut dari sumber lainnya.
Nilai prediktif dan nilai konfirmatori informasi keuangan memiliki
hubungan Yang saling terkait. Informasi yang memiliki nilai prediktif sering juga
memiliki nilai konfirmatort Sebagai contoh, informasi pendapatan untuk tahun
berjalan, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi pendapatan di
tahun masa depan, juga dapat dibandingkan dengan prediksi pendapatan untuk
6
tahun berjalan yang dibuat di tahun sebelumnya. Hasil dari perbandingan tersebut
dapat membantu pengguna untuk mengoreksi dan meningkatkan proses yang
digunakan dalam membuat prediksi sebelumnya tersebut.
2) Representasi Tepat
Laporan keuangan merepresentasikan fenomena ekonomik dalam kata dan
angka. Agar dapat menjadi informasi yang berguna, selain merepresentasikan
fenomena yang relevan, informasi keuangan juga harus merepresentasikan secara
tepat fenomena yang akan direpresentasikan. Agar dapat menunjukkan
representasi tepat dengan sempurna, tiga karakteristik harus dimiliki yaitu
lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan.. Tujuan DSAK IAI adalah untuk
memaksimalkan kualitas tersebutsebaik mungkin.
Sebuah penjabaran lengkap mencakup seluruh informasi yang diperlukan
pengguna agar dapat memahami fenomena yang digambarkan, termasuk seluruh
deskripsi dan penjelasan yang diperlukan. Untuk beberapa pos, penjabaran
lengkap juga mungkin memerlukan penjelasan dari fakta yang signifikan tentang
kualitas dan sifat dari pos-pos, faktor dan keadaan yang mungkin dapat
mempengaruhi kualitas dan sifat penggambaran, dan proses yang digunakan
untuk menentukan penjabaran numeric.
Sebuah penjabaran yang netral adalah tanpa bias dalam pemilihan atau
penyajian informasi keuangan. Penjabaran netral tidak diarahkan, dibobotkan,
ditekankan, ditekankan kembali, atau dengan kata lain dimanipulasi untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa informasi keuangan akan diterima lebih baik
atau tidak baik oleh pengguna. Informasi yang netral bukan berarti informasi
tanpa tujuan atau tanpa pengaruh terhadap perilaku. Sebaliknya, informasi
keuangan yang relevan adalah, secara definisi, mampu menjadi pembeda dalam
keputusan-keputusan pengguna.
Representasi tepat tidak berarti akurat dalam segala hal. Bebas dari
kesalahan berarti tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam mendeskripsikan
fenomena, dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang
dilaporkan telah dipilih dan diterapkan tanpa ada kasalahan dalam prosesnya.
Dalam hal ini, bebas dari kesalahan tidak berarti akurat secara sempurna dalam

7
segala hal. Sebagai contoh, estimasi harga atau nilai yang tidak dapat diobservasi
tidak dapat dikatakan akurat atau tidak akurat. Akan tetapi, representasi dari
asumsi tersebut dapat menjadi tepat jika jumlah tersebut dideskripsikan secara
jelas dan akurat sebagai sebuah estimasi, sifat, dan keterbatasan dari proses
pengestimasian dijelaskan, dan tidak ada kesalahan yang dibuat dalam pemilihan
dan penerapan proses yang tepat dalam Pembuatan estimasi.
Representasi tepat, dengan sendirinya, tidak selalu menghasilkan
informasi yang berguna. Contoh adalah estimasi jumlah di mana jumlah tercatat
aset disesuaikan untuk merefleksikan penurunan nilai pada nilai aset. Estimasi
tersebut merupakan representasi tepat jika entitas pelapor telah menerapkan
dengan benar proses yang tepat, mendeskripsikan dengan benar estimasi tersebut
dan menjelaskan setiap ketidakpastian yang secara signifikan mempengaruhi
estimasi. Akan tetapi, jika tingkat ketidakpastian dalam estimasi tersebut cukup
besar, maka estimasi tersebut akan menjadi tidak begitu berguna. Dengan kata
lain, relevansi dari aset direpresentasikan secara tepat menjadi dipertanyakan. Jika
tidak terdapat alternatif representasi yang lebih tepat, maka estimasi tersebut
dapat menjadi informasi terbaik yang ada.
b) Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterbandingan, keterveriftkasian, ketepatwaktuan, dan keterpahaman adalah
karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan
direpresentasikan secara tepat. Karakteristik kualitatif peningkat juga dapat
membantu dalam menentukan mana diantara dua cara yang harus digunakan untuk
menggambarkan suatu fenomena jika keduanya dianggap sama-sama relevan dan
direpresentasikan secara tepat.
1) Terbanding (comparable)
Keterbandingan adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan
pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam dan
perbedaan antara, pos – pos. Berbeda dengan karakteristik kualitatif lainnya,
keterbandingan tidak ada hubungan dengan satu pos. Sebuah perbandingan
mensyaratkan paling tidak dua pos. Keterbandingan bukan berarti seragam. Agar
informasi dapat dibandingkan hal yang serupa harus terlihat serupa dan hal yang

8
berbeda harus terlihat berbeda. Keterbandingan informasi keuangan tidak akan
meningkat dengan membuat pos – pos berbeda terlihat serupa dan juga tidak
dapat meningkat karena membuat pos – pos serupa terlihat berbeda.
2) Terverifikasi (verifiable)
Keterverifikasian membantu meyakinkan pengguna bahwa informasu
merepresentasikan fenomena ekonomik secara tepat sebagaimana mestinya.
Keterverifikasi berarti bahwa berbagai pengamat independe dengan pengetahuan
yang berbeda – beda dapat mencapai consensus, meskipun tidak selalu mencapai
kesepakatan, bahwa penggambaran tertentu merupakan representasu tepat.
Informasu kuantifikasian tidak harus menjadi estimasi poin utama yang dapat
diverifikasi. Berbagai kemungkinana jumlah dan probabilitas terkait juga dapat
diverifikasi. Verifikasi dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung.
Verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau representasu lain melalui
observasi secara langsung, sedangkan verifikasi tak langsung berarti pemeriksaan
inout pada suatu model, rumus, atau teknik lain dan pengkalkusian ulang hasil
dengan menggunakan metodologi yang sama.
3) Ketepatwaktuan (timely)
Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan
pada waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka. Semakin
lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut. Akan
tetapi, beberapa informasi dapat terus tepat waktu bahkan dalam jangka panjang
setelah akhir periode pelaporan.
4) Keterpahaman (understandable).
Pengklasifikasian, perngkarakteristikan, dan penyajian informasu secara
jelas dan ringkas dapat membuat informasu tersebut terpaham. Laporan keuangan
untuk pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomik serta pengguna yang meninjau dan menganalisis informasi dengan
tekun. Bahkan pengguna yang terlah terinformasikan dengan baik dan tekun juga
perlu mencari bantuan dari seseorang penasihat untuk memahami informasi
tentang fenomena ekonomik yang kompleks.

9
3.2 SAK ETAP
Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) antara lain
meliputi :
a) Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut
dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan keuangan
dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan harus diabaikan
dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami
oleh pengguna tertentu.
b) Relevan
Agar bermanfaat, informasi hams relevan dengan kebutuhan pengguna untuk
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c) Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas bergantung pada
besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian
dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement).
Namun demikian, tidak tepat membuat atau membiarkan kesalahan untuk
menyimpang secara tidak material dari SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu
dari posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.
d) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan

10
penyajiansecara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui
pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi
pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan hienCapai suatu hasil
tertentu.
e) Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
Clan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f) Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan
keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan
keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun
laporan keuangan Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga
aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak
disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat
tidak mengizinkan bias.
g) Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak
dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
h) Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antarperiode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga
harus dapat membandingkan laporan keuangan antarentitas untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena
itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain

11
yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antarperiode untuk
entitas tersebut dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan
keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruh
dampak perubahan tersebut.
i) Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi
laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan secara
relatif antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal. Untuk
mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama
adalah bagaimana yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam
mengambil keputusan ekonomi.
j) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat.
Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi
mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.

3.3 PSAK SYARIAH


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalan,
laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karateristik kualitatif pokok
yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Karakteristik
kualitatif dalam SAK syariah adalah sebagai berikut :
a) Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan

12
ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh
pengguna tertentu.
b) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c) Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi
dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas bergantung pada besarnya pos atau
kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam
mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement).
Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari
pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi
dipandang berguna. Dalam hal bagi hasil, dasar yang dibagihasilkan harus
mencerminkan jumlah yang sebenarnya tanpa mempertimbangkan pelaksanaan
konsep materialitas.
d) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Terdapat
Bagian-bagian dari keandalan yaitu :
1) Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur,
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

13
diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, laporan posisi keuangan harus
menggambarkan deng r _ ' transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset,
liabilitas, dana syariah temporer dan ekuitas entitas syariah pada tanggal
pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan
2) Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi 5%
Peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat
dan Maka Sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya Subsansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan
apa yang tampak dari bentuk hukum.
3) Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak
bergantung Pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
tersebut akan merugikan Pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.
4) Pertimbangan Sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan,
prakiraan maka manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi
yang mungkin timbul Ketidakpastian semacam itu diakui dengan
mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan
pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak
dinyatakan terlalu tingi dan liabilitas atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
5) Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
(ommisio) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan
karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

14
e) Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas syariah antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.
Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas syariah
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara
relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah
tersebut, antar periode entitas syariah yang sama, untuk entitas syariah yang berbeda,
maupun dengan entitas lain.
f) Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
Terdapat Bagian bagian dari kendala informasi yang relevan dan andal yaitu :
1) Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin
perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan
ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali
perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya
diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan
ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin
sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha
mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil
keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.
2) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala
yang dapat terjadi (pervasive) daripada suatu karakteristik kualitatif. Manfaat
yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun
demikian, secara substansi evaluasi biaya dan manfaat merupakan suatu proses
pertimbangan (judgement process). Biaya tidak harus dipikul oleh mereka yang
menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna laindi
samping mereka menjadi tujuan penyampaian informasi.

15
3) Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif
Dalam praktek. keseimbangan atau trade-off di antara berbagai
karakteristik kualitatif sering diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk
mencapai Waktukeseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik untuk
memenuhi tujuan laporan
g) Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dan,
atau menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas syariah. Meskipun kerangka dasar ini tidak menangani secara
langsung konsep tersebut. penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar
akuntansi keuangan yang sesuai biasanya menghasilkan laporan keuangan yang
menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami sebagai suatu pandangan yang
wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, informasi semacam itu.

3.4 SAP
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyaratan normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki:
a) Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian,
informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya.
b) Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan

16
dan merugikan pengguna laporan keuangan.Informasi yang andal memenuhi
karakteristik:
1) Penyajian Jujur, Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
2) Dapat Diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3) Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
c) Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta
membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja dan perubahannya secara relatif. Perbandingan dapat dilakukan secara internal
dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan
kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang
diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. Agar
informasi yang disajikan dapat dibandingkan maka penyajian laporan keuangan
pemerintah minimal harus disajikan dalam 2 (dua) periode atau 2 (dua) tahun
anggaran.
d) Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah dikatakan dapat
dipahami jika pengguna mengerti dengan informasi-informasi yang disajikan dan
mampu menginterpretasikannya. Hal ini dapat terlihat dari manfaat informasi yang
disajikan tersebut terhadap pengambilan keputusan. Pengguna harus diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

17
pelaporan, serta memiliki kemauan untuk mempelajari informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan pemerintah.

18
REFERENSI

SAP AKRUAL-PP71 2010


Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta

19

Anda mungkin juga menyukai