PENDAHULUAN
Nitrazepam merupakan obat anti-ansietas serta anti konvulsan yang termasuk dalam
barbital, diazepam dll. Pada tahun 2011, data yang didapatkan Badan POM bekerjasama
dengan POLRI, menunjukkan jenis psikotropika yang paling sering disalahgunakan adalah
psikotropika golongan III dan IV, sejumlah 14 sample yang terdiri atas Nitrazepam (28,57%),
Phenobarbital (7,14%). 1
didapatkan sebanyak 412 kematian. Dari angka tersebut, 80% sample mempunyai riwayat
penggunaan obat-obatan dan alkohol, 57% pecandu obat-obat dengan cara menyuntikan, 32%
Toksikologi forensik adalah salah satu dari cabang ilmu forensik. Menurut Saferstein
yang dimaksud dengan Forensic science adalah “the application of science to law”, maka
secara umum ilmu forensik dapat dimengerti sebagai aaplikasi untuk pemanfaatan ilmu
pengetahuan tertentu untuk penegakan hukum da peradilan. Ilmu toksikologi adalah ilmu
yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia atau racun terhadap zat kimia atau
kematian akibat keracunan., kecelakaan fatal maupun tidak fatal yang dapat mengancam
nyawa sendiri maupun orang lain (yang umumnya diakibatkan oleh pengaruh obat-obatan,
alkohol atau narkoba) dan penyalagunaaan narkoba dan kasus-kasu keracunan yang terkait
dengan pemakaian obat, makanan, kosmetik, alat kesehatan dan bahan berbahaya kimia
Toksikologi Forensik di Swedia pada tahun 2013 melalui pemeriksaan otopsi, cenderung
lebih banyak terjadi pada jenazah dengan jenis kelamin laki-laki (74%) dibandingkkan
perempuan (26%) dan lebih dominan pada rentang umur 20-40 tahun dibandingkan rentang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nitrazepam
benzodiazepine-2-one dengan posisi 5 dan 7 ditempatin oleh golongan phenyl dan nitro.
Sifat fisika dan kimiawinya adalah tidak berbau, tidak berasa, bubuk kristal kuning,
tidak larut di air tapi larut di chloroform, ethanol, eter dan asam anorganik. Mempunyai berat
Nitrazepam lebih dikenal masyarakat dengan nama Nipam, BK, MG, Lekso, Dum, Koplo
atau Rohyp.
2.1.2 Efek Nitrazepam
Obat ini adalah obat sedasi-hipnotik dari kelas benzodiazepine, yang digunakan untuk
mengurangi gejala anxietas dan insomnia. Efek sedasi akan menurunkan kecemasan dan
memberikan efek ketenangan. Sedangkan obat hipnotik akan menimbulkan rasa mengantuk
dan mendorong onset dan kelanjutan dari fase-fase tidur. Selain itu, nitrazepan juga memiliki
Peningkatan dosis yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan akan menyebabkan
terjadinya fase anastesi secara umum. Jika dosis lebih ditingkatkan lagi, obat sedasi-hipnotik
akan mendepresi sistem respirasi dan pusat vasomotor di medulla, yang mengarah kepada
a. Sedasi
secara bersamaan dengan dosis obat yang rata-rata rendah. Kebanyakan kasus,
efek dari sedasi dan hipnotik diikuti oleh efek depresi dari psikomotor dan fungsi
kognitif.
b. Hipnosis
Obat sedasi-hipnotik dapat menginduksi tidur jika dosis yang lebih tinggi
diberikan. Efek umum yang diberikan akibat obat sedasi hipnotik pada pola tidur
normal antara lain : (1) masa laten onset tidur menurun (waktu untuk tertidur), (2)
durasi dari tahap 2 tidur nonrapid eye movement (NREM) meningkat, (3) durasi
dari tidur REM menurun, durasi tahap 4 tidur NREM gelombang lambat menurun.
c. Anastesi
d. Anti-konvulsan
e. Antispasmodik
Obat yang dapat mensupresi spasme. Spasme biasanya disebabkan oleh kontraksi
otot polos, khususnya tubular organ. Efeknya mencegah spasme pada abdomen,
f. Relaksasi otot
Dalam hal ini memberikan efek inhibisi reflex pada post-synaps dan transmisinya,
selain itu juga mendepresi transmisi pada skeletal neuromuscular junction dalam
dosis tinggi.
terapi, jika digunakan oleh pasien yang memiliki penyakit paru. Efeknya
tergantung dengan dosis yang diberikan. Depresi dari pusat pernafasan dapat
terjadi sehingga menyebabkan kematian jika terjadi kelebihan dosis pada obat
sedasi-hipnotik.
Dosis obat yang menyebabkan hipnotik, tidak memberikan efek pada sistem
kardiovaskular jika pada kondisi tubuh sehat. Akantetapi, keadaan hipovolemik, gagal
jantung, dan kelainan jantung lain, kemungkinan dapat menyebabkan depresi dari
kardiovaskular. Pada dosis toksik, kontraksi miokardium dan pembuluh darah keduanya
memberi efek, sedasi, hipnotik, mengurangi anxietas, relaksasi otot dan anti-konvulsi.
beberapa derivat benzodiazepine pengaruhnya lebih besar terhadap SSP dari derivat yang
lain. Benzodiazepine tidak mampu menghasilkan tingkat depresi saraf sekuat golongan
barbiturate atau anestesi umum lainnya. Semua benzodiazepine memiliki profil farmakologi
yang hampir sama, namun efek utamanya sangat bervariasi, sehingga indikasi kliniknya dapat
berbeda. Peningkatan dosis benzodiazepine menyebabkan depresi SSP yang meningkat dari
sedasi ke hipnotis, dan dari hipnosis ke stupor. Keadaan ini sering dinyatakan sebagai efek
anastesi, tapi obat golongan ini tidak benar-benar memperlihatkan efek anestesi umum yang
spesifik, karena kesadaran pasien tetap bertahan dan relaksasi otot yang diperlukan untuk
amnesia anterograd terhadap kejadian yang berlangsung setelah pemberian obat. Sebagai
pendepresi SSP lain. Belum dapat dipastikan, apakah efek ansietas benzodiazepine identik
reseptor GABAB.
Reseptor inotropik GABAA terdiri dari 5 atau lebih sub unit (bentuk
neurotransmitter di SSP.
oleh protein-G.
sukar tereksitasi.
b. Pernapasan
Benzodiazepin hanya berefek sedikit pada pernafasan, dosis hipnotik tidak berefek
pada pernafasan orang normal. Penggunaannya perlu diperhatikan pada anak-anak dan
individu yang menderita kelainan fungsi hati. Pada dosis yang lebih tinggi, misalnya pada
dan menyebabkan asidosis respiratoar, hal ini terjadikarena hipoksia lebih terangsang
daripada peransangan hiperkapnia; efek ini terutama terjadi pada pasien dengan PPOK yang
dapat mengakibatkan menurunkan ventilasi alveolar dan Po2, serta peningkatan Pco2 dan
menyebabkan narcosis CO2. Obat ini dapat menyebabkan apnea selama anestesi atau bila
diberi bersama opiat. Gangguan pernapasan yang berat pada intoksikasi benzodiazepine
biasanya memerlukan bantuan pernapasan hanya bila pasien juga mengkonsumsi obat
c. Sistem Kardiovaskuler
Pada dosis praanestesia semua benzodiazepine dapat menurunkan tekanan darah dan
d. Saluran cerna
dengan adanya ansietas. Diazepam secara nyata menurunkan sekresi cairan lambung waktu
malam.
2.1.4 Farmakokinetik
1. Absorpsi
Nitrazepam diserap cukup cepat dari saluran pencernaan. Waktu untuk konsentrasi
puncak adalah sekitar 2 jam (0,5 sampai 5 jam). Penyerapan makanan bersamaan dengan
nitrazepam berkurang sekitar 30%. Kurva penyerapan nitrazepam pada relawan muda dan
pada pasien usia lanjut yang sakit disajikan pada Gambar 2. Bioavailabilitas bervariasi dari
54% (oral) sampai 94% (iv). Rasio rata-rata penggunaan secara oral / intravena daerah di
2. Distribusi
Nitrazepam adalah obat lipofilik dan melintasi hambatan membran tubuh secara
mudah. Konsentrasi di cairan serebrospinal, sekitar 10% dari total tingkat plasma, mirip
dengan fraksi protein bebas dari plasma. Meskipun terdapat variasi dari masing-masing
individu, rasio CSF / plasma meningkat secara signifikan. Hal ini terjadi mungkin karena
memperlambat kehilangan nitrazepam dari kompartemen lipid dari CNS (perkiraan paruh di
CSF 68 jam, dalam plasma 27 jam). Konsentrasi nitrazepam dalam plasma yang secara
signifikan lebih rendah daripada yang terikat protein dalam serum 4 jam setelah pemberian
obat. Oleh karena itu paruh dalam plasma secara signifikan lebih lama (rata-rata 40 jam)
dibandingkan serum (berarti 30 jam). Farmakokinetik pada distribusi terlihat rumit oleh
karena terjadinya konsentrasi maksimum kedua mungkin dalam plasma sekitar 4 sampai 8
distribusi obat dan memberikan alasan untuk mengurangi dosis nitrazepam pada orang tua.6
3. Metabolisme
dan hydroxylated. Nitrazepam tidak menyebabkan induksi enzim hati atau inhibisi dengan
4.Eliminasi
Fase eliminasi dari nitrazepam terjadi sekitar 4 sampai 12 jam setelah pemberian obat.
Nitrazepam ditandai dengan kehilangan yang lambat dari tubuh manusia. Pada usia yang
berbeda dengan paruh mirip, kecuali untuk pasien lansia, yang menunjukkan waktu paruh
distribusi. Hilangnya nitrazepam sebagian dibatasi oleh distribusi dari jaringan ke darah
5.Eksresi
Urin
selama 120 jam setelah pemberian oral pertama merupakan sekitar 70%. Para peneliti yang
sama menemukan 93% setelah pemberian intravena. Hanya sekitar 1% dari dosis
diekskresikan dalam urin sebagai nitrazepam tidak berubah. Metabolit utama dalam urin
Variasi antarindividu total metabolit diekskresi sangat besar, berkisar antara 17 dan 99% dari
dosis yang diberikan. Dari jumlah ini, jumlah metabolit terkonjugasi rata-rata 57%.
Feses
Ekskresi fekal dari nitrazepam sekitar 14-26% ditemukan dalam feses setelah dosis
30mg, tetapi hanya 2% setelah dosis 4mg. Dengan dosis klinis biasa, ekskresi feses
2.1.5. Dosis
Dosis yang biasa digunakan untuk anak < 1 mg/kg/hari dan pada dewasa < 0,5
mg/kg/hari. Pada kebanyakan pasien, dosis yang digunakan berkisar 1,25 – 10 mg/hari.
Berikut adalah kadar dan jumlah dosis Nitrazepam dalam organ tubuh:
Penggunaan secara intravena sering menimbulkan dampak buruk secara cepat yaitu berupa
toksikasi sistemik dan CNS (central nervous system), iritasi jaringan local sekitar dan reaksi
paradox.
pendek pada pengobatan insomnia dengan dosis terapi yang biasa digunakan.
pernapasan yang berat dan kronis, gangguan fungsi hati serta sangat diperhatikan pada pasien
dengan gangguan ginjal. Penggunaan pada masa kehamilan tidak dianjurkan, karena telah ada
yang melaporkan dapat terjadinya gejala neonatal withdrawal. Penelitian telah membuktikan
adanya kelainan janin dalam penggunaan benzodiazepine serta turunannya pada masa
kehamilan trimester pertama. Nitrazepam diekskresikan juga dalam ASI, sehingga tidak
Efek samping yang umum, yang terjadi dari penggunaan Nitrazepam adalah
mengantuk dan pusing. Dalam hal ini telah ada laporan terjadinya amnesia anterograde. Hal
ini terjadi karena penggunaan dengan dosis maksimum, bahkan dapat juga terjadi dengan
dosis terapi yang normal atau dapat juga terjadi ketika dikombinasikan dengan pemakain
obat-obatan depresn SSP lainnya. Laporan yang sangat jarang terjadi dapat mengakibatkan
angioedema dan reaksi anafilaksis pada penggunaan Nitrazepam ini. Nitrazepam (dan
pengobatan lini pertama. Obat-obatan ini juga dapat menyebabkan kebingungan dan gejala
psikotik pada skizofrenia serta mania. Beberapa laporan juga mengatakan dapat terjadi reaksi
2.2 Intoksikasi
Intoksikasi menurut WHO adalah kondisi yang mengikuti masuknya suatu zat
psikoaktif yang mengikuti masuknya suatu zat pasikoaktif yang menyebabkan gangguan
Intoksikasi sangat bergantung pada tipe dan dosis dari zat tersebut dan dipengaruhi
oleh toleransi masing-masing individu dan faktor lainnya. Sering kali, sebuah zat di gunakan
untuk mencapai derajat tertentu keracunan. Intoksikasi akut sebutan ICD 10 untuk gejala
klinik intoksikasi . Komplikasi dapat berupa trauma, vomitus, delirium, coma, dan konvulsi,
Dose related toxicity pada nitrazepam berpengaruh terhadap central nervous system,
biasanya terjadi pada awal pengobatan dan mengilang dengan penurunan dosis. Nitrazepam
juga cenderung untuk berkurang durasi pengobatannya dikarenakan adanya peningkatan dari
toleransi. 9
Sedasi / Drowsiness
Gejala ini adalah gejala yang paling sering dikeluhkan pasien dan dilaporkan lebih
Ataxia
Gerakan tidak terkoordinasi atau ataxia kemungkinan adalah gejala nomor dua yang
paling sering ditemukan pada penderita intoksikasi. Menurut penelitian ataxia ditemukan
pada 5 -50 % pasien yang mengkonsumsi nitrazepam pada long term terapi penggunaan
nitrazepam. 9
behavioral Abnormalities
Perubahan perilaku dan personalitas yang signifikan seperti hiperaktif, perhatian mudah
teralih, restlessness (kurang butuh istirahat), iritabilitas dan agresive dapat terjadi dengan
penggunaan jangka panjang dari benzodiazepin. Nitrazepam juga menginduksi gejala lain
Kelemahan otot, fatigue, dan hipotonia terkadang dilaporkan muncul setelah penggunaan
Gangguan visual , penglihatan buran dan diplopia juga dapat terjadi pada penggunaan
Pemeriksaan Luar
Kasus keracunan merupakan kasus yang cukup rumit, karena gejala sebelum kematian
dijelaskan pada 6 anak-anak dengan umur rata-rata 27,8 bulan yang menerima terapi inisial
nitrazepam dengan dosis 0,3-06 mg/kg/hari. 6 kasus yang terjadi overdosis telah dilaporkan,
satu diantaranya di akibatkan konsumsi 250 mg nitrazepam. Biasanya pada kasus-kasus
keracunan nitrazepam, akan ditemukan kemasan obat tersebut yang berserakan di sekitar
pasien.
Anamnesis atau pun aloanamnesis merupakan komponen yang cukup penting, pada
keracunan oleh nitrazepam biasanya didapatkan riwayat psikiatri khususnya gangguan cemas,
gangguan panik, gangguan tidur dan depresi pada korban. Kadang perlu ditanyakan juga
riwayat penggunaan obat jangka panjang nitrazepam atau obat-obat lain. Informasi diatas
juga bisa didapatkan melalui catatan rekam medis rumah sakit, informasi dari keluarga,
teman, maupun saksi-saksi yang berkaitan. Keterangan-keterangan ini akan diperkuat dengan
Pada pemeriksaan luar, biasanya dapat ditemukan pupil menjadi miosis atau sering
disebut dengan istilah pin point. Pin point adalah keadaan dimana pupil menjadi miosis
karena kontraksi dari pupil yang di sebabkan oleh efek dari obat atau racun tersebut. Keadaan
pin point ini akan bertahan walaupun kaku mayat sudah muncul.
Pemeriksaan Dalam
Tanda–tanda yang khas pada intoksikasi nitrazepam sukar didapat, namun masih ada
beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai acuan. Pada pemeriksaan dalam, dapat
granulosit, dikelilingi oleh jaringan yang edema dan sel saraf yang degenerasi.
Gambar. Mesencephanlon, terdapat infiltrat thrombi dikelilingi oleh area yang edema.
Sangat sering dalam analisis toksikologi forensik pada kasus keracunan tidak
toksikologi forensik, senyawa metabolit juga merupakan target analisis. Nitrazepam dan
dalam tubuh. Dapat ditemukan di darah, serum, vitreus humour, hati, pankreas, dan urin, dan
terutama pada jaringan otak. Para dokter hendaknya mengetahui dengan baik bahan apa yang
Darah jantung diambil secara terpisah dari sebelah kanan dan sebelah kiri masing-
masing sebanyak 50 ml. darah tepi sebanyak 30-50 ml, di ambil dari vena iliaka komunis,
bukan darah dari vena porta. Organ lain yang di ambil yaitu otak, jaringan lipoid di dalam
otak mempunyai kemampuan untuk menahan racun. Hati, hati merupakan tempat detoksikasi
sehingga kadar racun dalam hati bisa sangat tinggi. Urin, penting karena tempat ekskresi
sebagian besar racun sehingga dapat untuk tes pendahuluan. Sebagai contoh temuan yang
muncul pada pemeriksaan salah satu kasus intoksikasi nitrazepam di bawah ini. 10
Pemeriksaan Penunjang
Uji penapisan untuk menapis dan mengenali golongan senyawa (analit) dalam sampel.
Disini analit digolongkan berdasarkan baik sifat fisikokimia, sifat kimia maupun efek
farmakologi yang ditimbulkan. Obat narkotika dan psikotropika secara umum dalam uji
turunan benzodiazepin, golongan senyawa anti dipresan tri-siklik, turunan asam barbiturat,
dan turunan metadon. Pengelompokan ini berdasarkan struktur inti molekulnya. Sebagai
contoh, disini diambil senyawa golongan opiat, dimana senyawa ini memiliki struktur dasar
morfin, beberapa senyawa yang memiliki struktur dasar morfin seperti, heroin, mono-asetil
glukuronida, dihidrokodein serta metabolitnya, serta senyawa turunan opiat lainnya yang
reabilitas dan sensitifitas yang tinggi, relatif murah dan pelaksanaannya relatif cepat.
Terdapat teknik uji penapisan yaitu: a) teknik immunoassay, b) kromatografi lapis tipis
(KLT) yang dikombinasikan dengan reaksi warna. Teknik immunoassay umumnya memiliki
sifat reabilitas dan sensitifitas yang tinggi, serta dalam pengerjaannya memerlukan waktu
yang relatif singkat, namun alat dan bahan dari teknik ini semuanya harus diimpor, sehingga
teknik ini menjadi relatif tidak murah. Dibandingkan dengan immunoassay, KLT relatif lebih
murah, namun dalam pengerjaannya memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
a) teknik immunoassay
Teknik immunoassay adalah teknik yang sangat umum digunakan dalam analisis obat
terlarang dalam materi biologi. Teknik ini menggunakan “anti-drug antibody” untuk
mengidentifikasi obat dan metabolitnya di dalam sampel (materi biologik). Jika di dalam
matrik terdapat obat dan metabolitnya (antigen-target) maka dia akan berikatan dengan “anti-
drug antibody”, namun jika tidak ada antigen-target maka “anti-drug antibody” akan
yang ditangani oleh laboratorium toksikologi. Misal dipasaran teknik ELISA atau EMIT
terdapat dalam bentuk single test maupun multi test. Untuk laboratorium toksikologi dengan
beban kerja yang kecil pemilihan teknik single test immunoassay akan lebih tepat ketimbang
teknik multi test, namun biaya analisa akan menjadi lebih mahal.
Hasil dari immunoassay test ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, bukan
untuk menarik kesimpulan, karena kemungkinan antibodi yang digunakan dapat bereaksi
dengan berbagai senyawa yang memiliki baik bentuk struktur molekul maupun bangun yang
hampir sama. Reaksi silang ini tentunya memberikan hasil positif palsu. Obat batuk yang
mengandung pseudoefedrin akan memberi reaksi positif palsu terhadap test immunoassay
dari anti bodi- metamfetamin. Oleh sebab itu hasil reaksi immunoassay (screening test) harus
KLT adalah metode analitik yang relatif murah dan mudah pengerjaannya, namun
KLT kurang sensitif jika dibandingkan dengan teknik immunoassay. Untuk meningkatkan
sensitifitas KLT sangat disarankan dalam analisis toksikologi forensik, uji penapisan dengan
KLT dilakukan paling sedikit lebih dari satu sistem pengembang dengan penampak noda
dengan KLT dapat dideteksi spektrumnya (UV atau fluoresensi). Kombinasi ini tentunya
akan meningkatkan derajat sensitifitas dan spesifisitas dari uji penapisan dengan metode
KLT. Secara simultan kombinasi ini dapat digunakan untuk uji pemastian.
Konfirmatori test paling sedikit sesensitif dengan uji penapisan, namun harus lebih spesifik.
Umumnya uji pemastian menggunakan teknik kromatografi yang dikombinasi dengan teknik
cair kenerja tinggi (HPLC) dengan diode-array detektor, kromatografi cair - spektrofotometri
spesifisitas pada uji ini akan sangat memungkinkan mengenali identitas analit, sehingga dapat
Prinsip dasar uji konfirmasi dengan menggunakan teknik CG-MS adalah analit
biologik, kemudian jika perlu diderivatisasi. Isolat akan dilewatkan ke kolom CG, dengan
perbedaan sifat fisikokima toksikan dan metabolitnya, maka dengan GC akan terjadi
pemisahan menggunakan GC, indeks retensi dari analit yang terpisah adalah sangat spesifik
untuk senyawa tersebut, namun hal ini belum cukup untuk tujuan analisis toksikologi
forensik. Analit yang terpisah akan memasuki spektrofotometri massa (MS), di sini
bergantung dari metode fragmentasi pada MS, analit akan terfragmentasi menghasilkan pola
spektrum massa yang sangat kharakteristik untuk setiap senyawa. Pola fragmentasi (spektrum
massa) ini merupakan sidik jari molekular dari suatu senyawa. Dengan memadukan data
indeks retensi dan spektrum massanya, maka identitas dari analit dapat dikenali dan
dipastikan.
simultan mengukur spektrum UV-Vis dari analit yang telah dipisahkan oleh kolom HPLC.
Seperti pada metode GC-MS, dengan memadukan data indeks retensi dan spektrum UV-Vis
Walaupun nitrazepam memiliki kadar terapeutik yaitu 0,01-0,06 mg/L dalam darah,
namun dapat menimbulkan kadar toksik dalam darah apabila mencapai kadar 0,2 mg/L.
Kemudian kadar yang dapat mengakibatkan kematian atau dosis letal dalam darah adalah 0,5-
9 mg/L. Kadar letal ini pun dapat ditemukan apabila dalam urin 6-10 mg/L, kadar di hati
0,06-4 mg/kg, ginjal 0,08-0,7 mg/kg, otak 0,4 mg/kg, dan otot skeletal 2,1 mg/kg. data
minimum toksik dari darah femoral dari 7-aminonitrazepam yang merupakan hasil metabolit
mengecek Airway, Breathing, dan Circulation dari pasien. Tatalaksana pada keracunan
benzodiazepine yang paling mendasar adalah dengan supportive care dan monitoring.
Tatalaksana biasanya bergantung dengan jenis obat dan dosis obat yang digunakan. Jika obat
di gunakan dalam waktu kurang dari dua jam , dapat dilakukan gastric lavage. Dengan
procedure ini sebuah tube yang besar dimasukkan ke dalam lambung melalui mulut. Volume
air yang cukup besar dapat mendorong racun dan membersihkan fragment pili. Gastric lavage
bawah ini:
- Monitoring Jantung
- IV akses
Naloxone dapat diberikan pada pasien dengan dosis yang sangat rendah (0.05 mg
dengan peningkatan secara bertahap) , jika diagnosis masih tidak jelas dan diduga
pengangkal untuk overdosis benzodiazepine secara cepat karena onsetnya cepat namun
kerjanya kurang lebih setengah samapi satu jam. Flumazenil dapat digunakan sebagai
manajemen dari persistent withdrawal symptom dari penggunaan benzodiazepine. Dosis yang
di gunakan adalah antara 1.0 sampai 2.0 mg flumazenil bolus iv selama 1 sampai 3 jam .Obat
ini kontraindikasi pada pasien yang berada dalam penggunaan benzodiazepine jangka
panjang , atau pada pasien yang memiliki takikardi, kompleks QRS yang melebar pada EKG ,
tanda-tanda anti kolinergik. Karena kontra indikasi ini dan kemungkinan dapat menyebabkan
efek samping pusing, mual , muntah,sampai gejala berat termasuk kejang dan efek pada
jantung. disebagian besar kasus tidak ada indikasi untuk pengggunaan flumazenil dalam
pengelolaan overdosis benzodiazepine karena risiko pad umumnya lebih besar daripad
manfaat.14
PSIKOTROPIKA
Menurut UU RI No 5/1997, Psikotropika adalah: zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.15
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
hal- hal penting menyangkut psikotropika tercantum pada UU no.5 tahun 1997 tentang
psikotropika:15
Pasal 2
(1) Ruang lingkup pengaturan di bidang psikotropika dalam undang-undang ini adalah segala
sindroma ketergantungan.
a. psikotropika golongan I;
psikotropika golongan IV sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk pertama kali ditetapkan
dan dilampirkan dalam undang-undang ini, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan.
(4) Ketentuan lebih lanjut untuk penetapan dan perubahan jenis-jenis psikotropika
Pasal 3
pengetahuan;
Pasal 4
(1) Psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
ilmu pengetahuan.
(2) Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan.
(3) Selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), psikotropika golongan I
Pasal 59
a. menggunakan psikotropika golongan I selain dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); atau
b. memproduksi dan/atau menggunakan dalam proses produksi psikotropika golongan
e. secara tanpa hak milik, menyimpan dan/ atau membawa psikotropika golongan I.
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun, paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
(2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara terorganisasi
dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama 20
(dua puluh) tahun dan denda sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
(3) Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka disamping dipidananya
pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp.
Pasal 62
Barangsiapa yang secara tanpa hak, memiliki, menyimpan dan/ atau membawa psikotropika
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Pasal 64
Barangsiapa:
a. menghalang-halangi penderita sindroma ketergantuan untuk menjalani pengobatan dan/
atau perawatan pada fasilitas rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37; atau
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/ atau pidana denda paling
Pasal 65
secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp. 20.000.000,00
Pasal 72
Jika tindak pida Psikotropika dilakukan dengan menggunakan anak yang belum berumur 18
(delapan belas) tahun dan belum menikah atau orang yang dibawah pengampuan atau ketika
melakukan tindak pidana belum lewat dua tahun sejak selesai menjalani seluruhnya atau
sebagian pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya, ancaman pidana ditambah sepertiga
Seperti halnya dengan obat-obat lainnya, Dumolid juga berpotensi menyebabkan efek
ledakan emosi yang agresif, mengamuk, perilaku tidak pantas, merasa gembira,
linglung, gelisah, agitasi, iritabilitas, delusi, mimpi buruk, halusinasi, psikosis dan lain
sebagainya.
Perubahan libido.
Linglung
Toleransi dosi
Penglihatan ganda
Pusing
Masalah pencernaan
Sakit kepala
Penyakit kuning
Otot lesu
Cenderung ingin bunuh diri saat depresi
Masalah psikologis
Otot yang mengendur, apabila kondisi ini terjadi dapat berisiko terjatuh atau patah
Nitrazepam yang digunakan dalam dosis tinggi untuk jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan efek samping antara lain ketergantungan fisik dan fisiologis yang dapat
Ruam kulit
Masalah berpikir
Kelelahan
Retensi urin
Vertigo
Apabila Anda memutuskan berhenti mengonsumsi obat ini akan menimbulkan gejala
kecanduan, misalnya depresi, sakit kepala, otot lemah, gelisah, cemas, tegang,
bingung, kejang, perubahan mood, insomnia, perilaku psikotik seperti lekas marah,
mudah berkeringat dan diare. Jika gejala yang terjadi kian parah, maka akan
dan kesemutan pada ekstremitas, hipersensitivitas terhadap cahaya, suara dan kontak
Perlu diketahui, efek samping dumolid diatas tidak berlaku untuk semua orang, mungkin ada
beberapa efek samping yang tidak ada di list. Jika Anda merasa khawatir mengenai efek
samping obat ini, jangan ragu untuk konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat Dumolid ini, perhatikan hal-hal berikut atau beritahu
Jika Anda memiliki masalah dengan pernapasan, atau mengalami sleep apnea
Mengalami lemah otot yang parah atau kondisi yang disebut myasthenia gravis.
Jika Anda menggunakan obat-obatan lainnya, termasuk obat-obatan yang bisa dibeli
tanpa resep dokter, seperti obat-obatan herbal dan suplemen. Di khawatirkan obat-