Dalam Bisnis
PENGERTIAN PROFESI
Untuk memahami berbagai pengertian profesi, profesional, dan profesionalisme, dibawah
ini dikutip beberapa definisi dari berbagai sumber.
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan sebagai berikut:
“Profesi: bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran,
dan sebagainya) tertentu.”
“Profesional: (a) bersangkutan dengan profesi; (b) memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya; (c) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan
amatir).”
“Profesionalisme: merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.”
2. Menurut Sonny Keraf (1998):
“Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral)
yang mendalam. Dengan demikian, orang yang profesional adalah orang yang menekuni
pekerjaannya dengan purna-waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan yang tinggi serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas
pekerjaannya itu.”
Secara lebih rinci, pengertian profesi dalam konteks ini ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
a. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.
b. Untuk menekuni profesi ini diperlukan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan tinggi.
c. Pengetahuan, keahlian, dan keterampilan diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan,
dan praktik/pengalaman langsung.
d. Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat.
e. Profesi ini berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.
f. Profesi ini mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang profesi untuk hidup
layak.
g. Ada organisasi profesi sebagai wadah untuk bertukar pikiran, mengembangkan program
pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, serta menyempurnakan, menegakkan, dan
mengawasi pelaksanaan kode etik di antara anggota profesi tersebut.
h. Ada izin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini.
Keanekaragaman Hayati
Terjadinya pencemaran lingkungan, perusakan hutan, dan pemanasan global, secara pasti
telah menyebabkan berkurangnya populasi jenis-jenis (species) kehidupan tertentu. Bahkan
tidak mustahil jenis-jenis kehidupan tertentu telah punah dari muka bumi, seperti punahnya
dinosaurus pada zaman dahulu.
Tabel 6.1
Topik-topik yang Dijumpai dalam Kode Etik Perusahaan
No. Topik
1. Prinsip-prinsip Etika: kejujuran, keadilan, rasa kasih (compassion), integritas, prediktabilitas, responsibilitas
2. Penghormatan terhadap hak dan kewajiban setiap pemangku kepentingan (stakeholders)
3. Visi, misi, dan kebijakan pokok yang terkait dengan hal di atas
4. Kerangka proses keputusan etis
5. Kapan perlu nasihat dan kepada siapa meminta nasihat
6. Topik-topik khusus untuk temuan di atas 5% yang berhubungan dengan karyawan, pemasok, dan kode usaha
patungan (joint venture codes):
Penyuapan
Konflik kepentingan
Keamanan informasi
Penerimaan hadiah
Diskriminasi/peluang yang sama
Pemberian hadiah
Proteksi lingkungan
Pelecehan seksual
Antitrust
Keamanan tempat kerja
Kegiatan politik
Hubungan kemasyarakatan
Kerahasiaan informasi pribadi
Hak asasi manusia
Privasi karyawan
Program proteksi dan whistleblowing
Penyalahgunaan substansi (substance abuse)
Nepotisme
Tenaga anak
Kode Etik Pemasaran
Efektivitas fungsi pemasaran akan terlihat dari pencapaian target penjualan serta loyalitas
dan kepuasan pelanggan terhadap produk dan layanan perusahaan. Perilaku dan kualitas
hubungan para eksekutif dan karyawan pada fungsi pemasaran dengan para pelanggan dan
calon pelanggan menjadi sangat krusial karena menentukan citra perusahaan dan produknya
di mata publik, serta menentukan tingkat loyalitas dan kepuasan para pelanggan.
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuanagan mempunyai suatu tanggung jawab untuk:
1) Kompetisi: Memelihara tingkat kompetisi profesional yang layak dengan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan mereka.
2) Kerahasiaan: Menahan diri untuk membeberkan informasi rahasia yang diperoleh dari menjalankan tugas sesuai
kewenangannya, kecuali diwajibkan secara hukum untuk membeberkannya.
3) Integritas: Menghindari konflik kepentingan sesungguhnya atau yang tampak dan memberitahu para pihak terkait
dalam hal terjadi konflik kepentingan.
4) Objektivitas: Mengomunikasikan informasi secara adil.
5) Resolusi atas Konflik Etis: Bila suatu kebijakan tidak mampu memecahkan konflik etis, maka praktisi harus
mempertimbangkan langkah-langkah berikut ini:
Diskusikan masalah dengan atasan langsung, kecuali ada indikasi atasan langsung terlibat.
Mengklarifikasi isu etis yang relevan melalui diskusi rahasia dengan penasihat yang tepat.
Bila konflik etis masih muncul setelah bersusah payah mendapatkan pandangan internal dari pejabat pada
berbagai tindakan, tidak ada jalan lain yang lebih baik selain mengundurkan diri dari organisasi dan
memberikan nota memorandum kepada perwakilan organisasi yang tepat.
Integritas
Pertama, utuh dan tidak terbagi menyiratkan bahwa seorang profesional memerlukan
kesatuan dan keseimbangan antara pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
perilaku etis (attitude). Kedua, menyatu menyiratkan bahwa seorang profesional secara serius
dan purna-waktu dalam menekuni profesinya, sekaligus juga menyenangi pekerjaannya.
Ketiga, kokoh dan konsisten menyiratkan pribadi yang berprinsip, percaya diri, tidak mudah
goyah, dan tidak mudah terpengaruh orang lain.
Whistleblowing
Dimaksudkan dengan whistleblowing dalam konteks etika, sebagaimana diungkapkan
oleh Sonny Keraf (1998) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang
karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau
atasannya kepada pihak lain. Khusus dalam kode etik Akuntan Manajemen (Institute of
Management Accountans), ditemukan topik “Resolusi Konflik Etis”. Dalam topik ini,
sebenarnya diatur tata cara atau prosedur pelaporan bila seorang akuntan manajemen
menghadapi dilema etis atau pelanggaran etis yang dilakukan oleh karyawan lain, atau oleh
atasan yang bersangkutan. Hal ini sebenarnya mengatur tindakan yang berhubungan dengan
whistleblowing, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Kompetensi
Kompetensi berarti kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau
profesinya. Orang yang kompeten berarti orang yang dapat menjalankan pekerjaannya dengan
kualitas hasil yang baik.