Anda di halaman 1dari 24

Nama Anggi Febriana R U

NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

BAB III
ASIDI-ALKALIMETRI

1. PRE LAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?
Analisis volumetri atau biasa disebut analisis titirimetri adalah analis
kimia untuk mengukur atau menentukan banyaknya volume suatu
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Dalam volumetri,
reaktan diambil dalam bentuk larutan dan volume larutan standar
yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya, dengan volume larutan
yang konsentrasinya dicari menggunakan rumus Normalitas (Franks,
2008).
2. Apa yang dimaksud dengan asidi-alkalimetri?
Asidimetri adalah penentuan konsentrasi larutan basa yang
menggunakan larutan asam sebagai standarnya. Sedangkan,
Alkalimetri adalah penentuan konsentrasi larutan asam yang
menggunakan larutan basa sebagai standarnya (Franks, 2008).
3. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer?
Larutan standar primer adalah larutan yang berfungsi untuk
menstradarisasi larutan untuk titrasi yang mengandung senyawa
kimia stabil yang diketahui konsentrasinya dengan kermurnian tinggi
(Franks, 2008).
4. Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasi belum
diketahui secara tepat,yang untuk mencari konsentrasi tersebut
melalui proses standarisasi (Franks, 2008).

5. Apa yang dimaksud dengan standarisasi/pembakuan larutan?


Standarisasi atau pembakuan larutan adalah larutan yang telah
diketahui konsentrasinya dalam satuan N (normalitas) atau M
(molaritas) yang dinyatakan dalam bentuk jumlah.Proses standarisasi
atau pembakuaan larutan bertujuan untuk membuat larutan baku (Tri,
2013).
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

6. Larutan apa yang digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH?


Tuliskan persamaan reaksinya!
Pembakuan/standarisasi larutan NaOH dapat menggunakan:
1. Asam asetat
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COOH(aq) + H2O(aq)
2. Asam Oksalat
C2H4.2H2O(aq) + 2NaOH(aq)  Na2C2O4(aq) + 4H2O(l)
(Sumardjo, 2009).

7. Larutan apa yang digunakan untuk menstandarisasi HCl? Tuliskan


persamaan reaksinya!
Larutan HCl dapat distandarisasi menggunakan boraks
(Na2B4O7.10 H2O), dan indikator yang digunakan adalah metil
orange
Persamaan reaksinya :
Na2B4O7.10 H2O + 2H2O 4B(OH)3 + 2NaCl + 5H2O
(Sumardjo, 2009).
8. Jenis asam apa yang dominan terdapat pada asam cuka
perdagangan? Tuliskan persamaan reaksinya dengan NaOH!
Jenis asam yang paling dominan pada asam cuka perdagangan
adalah asam asetat. Asam asetat merupaka senyawa
kimia asam organik yang berfungsi untuk pemberi rasa
asam dan aroma dalam makanan
Persaman reaksi
NaOH (aq) + CH3COOH (aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l) (Tri, 2013).
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

9. Sebutkan 3 jenis titrasi dan contohnya!


a. Titrasi Netralisasi Titrasi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu
titrasi asidimetri dan titrasi alkalimetri
Titrasi Asidimetri
Titrasi terhadap basa yang berasal dari asam lemah dengan
larutan standar asam.
Contoh: NaOH dititrasi dengan HCl
Reaksi: OH- + H+ → H2O
Titrasi Alkalimetri
Titrasi terhadap asam yang berasal dari basa lemah dengan
larutan standar basa.
Contoh: HCl dititrasi dengan NaOH
Reaksi: H+ + OH- → H2O (Tri, 2013).

b. Titrasi Pengendapan
Merupakan titrasi yang terbentuk dari proses pengendapan
Contoh: Titrasi Cl- dengan larutan standar AgNO3
Reaksi: Cl-(aq) + Ag+(aq) → AgCl(s) (Tri, 2013).

c. Titrasi Redoks
Titrasi ini adalah cara utamanya atau hanya bisa dilakukan
dengan reaksi redoks.Reaksi ini dapat terjadi jika terdapat
reaksi reduktor dan oksidator.
Contoh: Titrasi Cerimetri, Iodometri
Garam ferro (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi dengan garam
ceri (Ce(SO4)2) sebagai oksidator
Reaksi:
Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+
Fe2+ → Fe3+ + e
Ce4+ + e → Ce3++ e
Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+ (Tri, 2013).
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

2. TINJAUAN PUSTAKA

 Prinsip dasar titrasi


Titrasi adalah salah satu metode yang digunakan menentukan
konsentrasi suatu larutan menggunakan cara dengan mereaksikan atau
menjumlahkan volume larutan tersebut terhadap svolume larutan lain
yang konsentrasinya sudah diketahui. (Damin, 2009).
 Pengertian asidi-alkalimetri
Asidimetri adalah penentuan konsentrasi larutan basa yang
menggunakan larutan asam sebagai standarnya. Sedangkan,
Alkalimetri adalah penentuan konsentrasi larutan asam yang
menggunakan larutan basa sebagai standarnya (Franks, 2008).
 Pengertian larutan standar primer dan sekunder beserta contohnya
Larutan standar primer adalah larutan yang berfungsi untuk
menstradarisasi larutan untuk titrasi yang mengandung senyawa kimia
stabil yang diketahui konsentrasinya dengan kermurnian yang tinggi
Contoh : Kalium Hidrogen Flatat,K2Cr2O7,NaCl, asam oksalat, asam
benzoate (Franks, 2008).
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasi belum
diketahui secara tepat,yang untuk mencari konsentrasi tersebut melalui
proses standarisasi
Contoh : NaOH, HCl, AgNO3,Fe(SO4)2 (Franks, 2008).

 Fungsi bahan dalam praktikum


1. asam cuka berfungsi sebagai larutan yang diuji
2. NaOH berfungsi untuk menciptakan suasana basa
3. HCl berfungsi sebagai larutan sampel dalam keadaan normal
4. Indikator metal orange sebagai penentu titik akhir dalam titrasi
5. Borak berfungsi sebagai larutan yang diuji
6. Asam Oksalat fungsinya sama dengan borak yaitu sebagai
larutan yang diuji
7. Aquades berfungsi sebagai pelarut Kristal (Widihati, 2008).

 Aplikasi titrasi asam-basa dalam bidang teknologi pertanian (minimal


3)

1. membuat air yang berfungsi untuk dijadikan basa untuk


penderita maag
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

2. pembuatan pupuk kalium klorida yang menggunakan MgO


dalam pembentukannya yang kadarnya sebagai penguji
dihitung dengan proses titrasi
3. Penentuan tingkat suatu keasamaan buah menggunakan
metode titrasi asam – basa (Sinta, 2016).
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

3. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan larutan standar HCl 0.1 M

HCl Pekat

Dihitung konsentrasinya

Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL


Ditambahkan aquades

Dihomogenkan

Hasil
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

2. Standarisasi larutan HCl


Na2B4O.10H2O

Ditimbang sebanyak 1,9 gram


Diletakan dalam gelas beker
Ditambahkan aquades secukupnya
Dilarutkan
Dipindahkan ke labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades hingga tanda batas

Dihomogenkan

Diambil 10 mL

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer


Indikator metil

Ditambahkan 1-2 tetes metil orange

Dititrasi dengan HCl

Diamati hingga perubahan warna

Dilakukan duplo

Dihitung M HCl

Hasil
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

3. Pembuatan larutan standar NaOH 0.2 M


Kristal NaOH

Ditimbang sebanyak 0,4 gram dengan timbangan analitik

Dimasukkan ke dalam gelas beker


Ditambahkan aquades secukupnya

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL


Ditambahkan aquades hingga tanda
batas
Dihomogenkan

Hasil
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

4. Standarisasi larutan NaOH

Asam Oksalat 0,05 M

Diambil 10 mL ke dalam erlenmeyer

Indikator PP

Ditambahkan 1-2 tetes

Dititrasi dengan NaOH

Diamati hingga terjadi perubahan warna

Dilakukan duplo

Dihitung M NaOH

Hasil
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

5. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar


asam asetat pada cuka

Asam Cuka

Diambil sebanyak 10 mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL


Ditambahkan aquades hingga tanda batas

Dihomogenkan

Diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer


Indikator PP

Ditambahkan 2-3 tetes

Dititrasi dengan larutan NaOH dalam buret

Diamati hingga terjadi perubahan warna larutan dalam erlenmeyer

Dihitung kadar asam asetat

Dilakukan duplo

Hasil
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

4. PEMBAHASAN
1. Analisa Prosedur
Alat dan Bahan
Gelas ukur 25 ml, pipet volume, pipet tetes, labu takar 100 ml,
timbangan analitik, buret, pengaduk, spatula, labu takar 250 ml.
HCl 0,1M, NaOH 0,1M,PP seperlunya, indikator metil orange
seperlunya, Boraks, Aquade, asam cuka perdagangan.
 Pembuatan larutan standar HCl 0,1M
Hal pertama yang harus dilakukan untuk pembuatan larutan
standar HCl 0,1 M adalah menghitung volume HCl pekat yang
dibutuhkan dengan menggunakan rumus pengenceran. Setelah
dihitung didapat 0,96 mL,artinya kita membutuhkan 0,96 mL HCl
pekat untuk diencerkan. Kedua,ambil menggunakan pipet volume
sebanyak 0,96 ml HCl pekat lalu dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL. Setelah itu menambahkan aquades hingga mencapai tanda
batas.Lalu tutup labu ukur dengan penutup dan pastikan sudah rapat
menutupnya kemudian menghomogenkan larutan HCl 0,1 M.
Didapatkan hasil larutan standar HCl 0,1 M.Dan dimasukkan larutan
standar HCl 0,1 M tadi ke dalam buret.
 Standarisasi larutan HCl
Mula–mula menimbang massa boraks yang akan digunakan
untuk reaksi standarisasi dengan menggunakan rumus Molaritas.
Didapatkan nilai 1,9 gram. Menimbang boraks sebanyak 1,9 gram
dengan menggunakan timbangan analitik. Meletakkan boraks ke
dalam gelas beker dengan cara membilas gelas arloji.
Menambahkan aquades secukupnya. Mengaduk boraks hingga larut
ke dalam air. Memasukkan larutan boraks ke dalam labu ukur 100
mL. Menambahkan aquades hingga mencapai tanda batas. Menutup
labu ukur dan menghomogenkan. Mengambil 10 mL larutan boraks
dan memasukkan ke dalam erlenmeyer. Menambahkan indikator
metil orange sebanyak 1–2 tetes. Menitrasi larutan boraks dengan
menggunakan HCl 0,1 M pada percobaan sebelumnya. Mengamati
hingga terjadi perubahan warna dari orange menjadi ungu.
Mencatat volume HCl yang digunakan untuk menitrasi larutan boraks.
Melakukan duplo atau percobaan yang sama sebanyak 2 kali untuk
mendapatkan volume rata–rata HCl yang dibutuhkan untuk Menitrasi
larutan boraks. Menghitung konsentrasi HCl. Didapatkan hasil berupa
larutan HCl yang telah terstandarisasi.
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

 Pembuatan larutan standar NaOH 0.2 M


Pertama menghitung berat kristal NaOH yang dibutuhkan
untuk membuat larutan standar NaOH 0,1 M. Menimbang kristal
NaOH sebanyak 0,4 gram dengan menggunakan timbangan analitik.
Memasukkan kristal NaOH ke dalam gelas beker dengan cara
membilas gelas arloji dan selanjutnya menambahkan aquades
secukupnya. Melarutkan kristal NaOH. Memindahkan larutan NaOH
ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquades hingga
mencapai tanda batas. Menghomogenkan larutan NaOH dan
didapatkan hasil berupa larutan standar NaOH sebesar 0,1 M.
Memasukkan larutan standar NaOH 0,1 M ke dalam buret yang
selanjutnya digunakan untuk menitrasi asam okasalat.
 Standarisasi larutan NaOH
Mula – mula mengambil 10 mL asam oksalat 0,05 M ke dalam
erlenmeyer. Menambahkan indikator pp sebanyak 1–2 tetes.
Menitrasi asam oksalat dengan menggunakan NaOH. Mengamati
hingga terjadi perubahan warna dari jernih menjadi ungu. Mencatat
volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi asam oksalat.
Melakukan duplo atau mengulangi percobaan sebanyak 2 kali untuk
mendapatkan volume rata–rata NaOH yang ditambahkan ke dalam
asam oksalat. Menghitung M NaOH. Didapatkan hasil berupa
larutan NaOH yang telah di standarisasi.
 Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk
menetapkan kadar asam asetat pada cuka
Pertama mengambil cuka sebanyak 10 mL, lalu memasukkan
ke dalam labu ukur 100 mL, selanjutnya menambahkan aquades
hingga mencapai tanda batas. Menghomogenkan larutan cuka.
Mengambil sebanyak 10 mL larutan cuka dan memasukkannya ke
dalam erlenmeyer. Menambahkan indikator pp sebanyak 2–3 tetes.
Menitrasi larutan cuka dengan menggunakan larutan NaOH yang
berada di dalam buret. Mengamati hingga terjadi perubahan
warna larutan dari jernih menjadi ungu. Mencatat volume NaOH
yang digunakan untuk menitrasi larutan cuka dan menghitung kadar
asam asetat yang terkandung di dalam cuka. Melakukan duplo.
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

2. Analisa Hasil
ANALISA HASIL

1. Membuat larutan standar HCl 0,1 M


Proses pembuatan larutan standar HCl 0,1 M :
Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 32% yang akan
diencerkan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari
larutan HCl 32% dengan menggunakan rumus konsentrasi dan
pengenceran larutan.
% 𝑥 10 𝑥 ƿ
M1 = 𝑀𝑟
32% 𝑥 10 𝑥 1,19
M1 =
36,5

M1 = 10,43

Selanjut nya, setelah di ketahui molaritas nya, melakukan pengenceran dengan


menggunakan rumus :

M1V1 = M2V2
10,43*V1 = 0,1*100

0,1 𝑥 100
V1 = = 0,96 ml
10,43

Sehingga di dapatkan hasil yang kita butuhkan yaitu 0,96 ml larutan HCl (Chang,
2005).

2. Standarisasi larutan HCl 0,1 M dengan boraks (Na2B4O7.10H2O)


Standarisasi larutan HCl dilakukan dengan melakukan titrasi antara larutan HCl
0,1 M sebagai larutan sekunder dengan boraks (Na2B4O7.10H2O) sebagai
larutan primer. Massa boraks yang dibutuhkan untuk melakukan titrasi dihitung
dengan menggunakan rumus :

𝑛
Mboraks = 𝑣

𝑛
0,05 = 0,1

n = 5x10-3
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2
𝑔𝑟
n=
𝑀𝑟

𝑔𝑟
5x10-3 = 381

gr = 1,9 gram (Chang, 2005)

Titrasi dilakukan secara duplo. Yaitu pada percobaan pertama membutuhkan 11,8 ml
HCl. Dan pada percobaan ke dua dibutuhkan 9,9 ml HCl. Sehingga rata rata volume
yang di butuhkan adalah 10,58 ml larutan HCl. Dan juga perlu di tambahkan
indicator metil orange pada boraks sebelum melakukan penstandarisasi larutan HCl.
Perbedaan volume HCl yang di butuhkan untuk proses titrasi dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor. Salah satunya adalah banyak nya tetesan indicator dalam proses
titrasi.
Setelah diketahui volume HCl yang dibutuhkan untuk proses titrasi, dilakukan
perhitungan untuk mengetahui konsentrasi HCl dengan menggunakan rumus
molaritas. Yaitu dengan perhitungan berikut :
2 . 𝑀𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 .𝑉𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠
MHCl = 𝑉𝐻𝐶𝑙

2 .0,05 .10
= 10,85

MHCl = 0,092 M
Sehingga diketahui konsentrasi/molaritas larutan HCl hasil standarisasi adalah
0,092 M (Khopkar, 2008).

3. Membuat larutan standar NaOH 0,1 M


Larutan standar NaOH 0,1 M didapatkan dengan cara melarutkan Kristal
padat NaOH dengan aquadest. Untuk membuat larutan standar NaOH, massa
𝑔𝑟 1000
Kristal NaOH yang dibutuhkan dihitung dengan rumus : M = 𝑀𝑟
𝑥 𝑉
(Chang,2005). Sehingga didapat massa yang dibutuhkan adalah 0,4 gram.
Perhitungan massa Kristal NaOH adalah:

𝑔𝑟 1000
MNaOH = 𝑀𝑟 𝑥 𝑉

𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑀𝑟 . 𝑉
gr = 1000

0,1 . 40 . 100
= 1000

= 0,4 gram
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

Setelah itu dilakukan pelarutan 0,4 gram kristal NaOH dengan 100 ml aquadest
agar didapat 100ml larutan NaOH 0,1 M.

4. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M dengan asam oksalat


(H2C2O4.2H2O)
Standarisasi larutan NaOH dilakukan dengan melakukan titrasi antara larutan NaOH
0,1 M sebagai larutan sekunder dengan asam oksalat (H2C2O4.2H2O) sebagai larutan
primer. Titrasi dilakukan secara duplo. Yaitu pada percobaan pertama membutuhkan
13,5 ml NaOH. Dan pada percobaan ke dua dibutuhkan 13,3 ml NaOH. Sehingga
rata rata volume yang di butuhkan adalah 13,4 ml larutan NaOH. Dan juga perlu di
tambahkan indicator fenolftalein (pp) pada asam oksalat sebelum melakukan
penstandarisasi larutan NaOH.
Pada percobaan ini sebelum melakukan standarisasi , terlebih dahulu harus
mengetahui molaritas NaOH, dengan perhitungan sebagai berikut :
𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻
= (Chang, 2005)
𝑀𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 𝑉𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑛𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡

𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑀𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 . 𝑉𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡


M NaOH = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑛𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡

2 .0,05 .10
=
13,4

= 0,074 M
Adapun hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan percobaan antara lain, kebersihan
alat, perhitungan yang akurat dan teliti, dan pengukuran larutan yang tepat. Teliti
dalam melihat perubahan warna pada saat titrasi, kurang nya ketelitian dalam
melihatvolume NaOH dalam buret, dan adanya tambahan skala buret yang tidak
konstan (Untoro, 2010).

5. Penetapan kadar asam asetat pada cuka


Dalam penetapan kadar asam cuka percobaan dilakukan secara duplo. Yaitu pada
percobaan pertama membutuhkan 1 ml NaOH. Dan pada percobaan ke dua
dibutuhkan 0,4 ml NaOH. Sehingga rata rata volume yang di butuhkan adalah 0,7
ml larutan NaOH. Dengan volume yang telah diketahui, konsentrasi asam cuka
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2
𝑀 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝐹𝑃
dapat dicari dengan menggunakan rumus : MCH3COOH = 𝑉 CH3COOH

(Khopkar, 2008) dengan FP = 10000. Perhitungan nya sebagai berikut :

𝑀 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝐹𝑃
MCH3COOH = 𝑉 CH3COOH

0,074 . 0,7 . 10000


=
10

= 51,8 M
Setelah konsentrasi di ketahui , selanjutnya adalah di cari massa dari
𝑔𝑟 1000
asam asetat dengan menggunakan rumus : MCH3COOH = 𝑥
𝑀𝑟 𝑉
𝑔𝑟 1000
(Chang, 2005). Dengan perhitungan : MCH3COOH = 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟 1000
51,8 = 60 𝑥 10

gr = 31,08 gram
Dari rumus tersebut didapatkan bahwa berat larutan asam asetat adalah
31,08 gram. Sehingga kadar larutan asam cuka dapat kita ketahui
dengan perhitungan :
𝑔𝑟
Kadar total asam ( % b/v) = 𝑚𝑙 𝑥 100% (Chang, 2005)
31,08
= 𝑥 100%
10

= 310,8 %
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

5. DATA HASIL PRAKTIKUM


1. Pembuatan larutan standar HCl 0,1 M
BJ HCl : 1,19
Kadar HCl : 32%
Volume HCl yang dibutuhkan : 0,96 ml
Perhitungan:
ρ × % ×10
M=
Mr
1,19 × 32 ×10
M=
36,5
M = 10,4 M
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

M1 × V1 = M2 × V2
10,4 × V1 = 0,1 × 100
10
V1 =
10,4

= 0,96 ml
Mengapa dalam pembuatan larutan standar HCl, BJ HCl harus
diperhitungkan?
Karena dalam HCl berat jenis sangat mempengaruhi konsentrasi molaritas dalam
penentuan HCl pekat yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan standar HCl (Khopkar,
2008).

Mengetahui bobot jenis/berat jenis suatu larutan menjadi penting karena kita dapat
mengetahui kemurnian dari suatu larutan. Disamping itu dengan mengetahui bobot
jenisnya, kita bisa menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat
lainnya.
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

2. Standarisasi larutan HCl 0,1 M


Volume HCl : V1 = 14,6 ml
V2 = 14,4 ml
Molaritas HCl : 0,1 M
Berat boraks : M boraks = 0,05 M
V boraks = 10 ml
Molaritas larutan HCl hasil : 0,685 M
standarisai
Perhitungan:
M

Mengapa asam boraks digunakan untuk menstandarisasi larutan HCl?


Mengapa asam boraks digunakan untuk menstandarisasi larutan HCl?

Karena antara HCl dan boraks terjadi reaksi sempurna. HCl ( asam kuat ) akan bereaksi
dengan boraks (basa lemah ) membentuk garam yang bersifat asam.

Reaksi :

Na2B4O7.10H2O + 2HCl ===> 2NaCl + 4H3BO3 +5H2O

Dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah itu akan lebih mudah diamati titik akhir
titrasinya. Pada percobaan ini, boraks merupakan larutan standar primer dan HCl
merupakan larutan standar sekunder. Hal ini disebabkan kerena :
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

-. Boraks adalah suatu garam yang bersifat basa lemah, sifatnya yang tidak mudah
teroksidasi, boraks cenderung stabil, selain itu juga boraks ditemukan dalam keadaan
murni, tidak korosif. Bobot ekivalen boraks tinggi, yaitu 123 g/aq.

-. HCl merupakan larutan gas Cl dalam air . Hal ini memungkinkan kelarutannya mudah
sekali berubah terhadap perubahan suhu, perubahan kelarutan tersebut akan
mempengaruhi konsentrasinya.

-. HCl yang digunakan yaitu berasal dari hasil pengenceran sehingga dimungkinkan
konsentrasi HCl yang didapat tidak tepat. Indikator yang paling tepat digunakan untuk
titrasi ini adalah indikator MO, range pH 3-4,5, karena range pH garam ( bersifat asam )
yang dihasilkan mendekati range pH dari indikator MO, sehingga indikator yang paling
tepat digunakan pada reaksi ini adalah MO (Tim Asisten, 2011).
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

3. Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 M


Berat NaOH :
Volume larutan NaOH :
Molaritas larutan NaOH :
Perhitungan :

Mengapa larutan NaOH harus distandarisasi?


Hal ini dilakukan untuk memastikan keakuratan konsentrasi NaOH yang nantinya akan
digunakan sebagai larutan standar, dan untuk menunjukkan apakah larutan NaOH ini
dapat bereaksi sempurna baik dengan asam lemah maupun kuat (Khopkar, 2008).

NaOH perlu distandardisasi karena senyawa ini bersifat higroskopis sehingga


mudah mengikat air dan bereaksi dengan CO2 di udara.
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

4. Standarisasi larutan standar NaOH 0,1 M


Volume Na-oksalat :
Volume akuades :
Volume larutan NaOH 0,1 M :
Molaritas larutan NaOH :
Perhitungan:

Mengapa standarisasi larutan NaOH menggunakan Na-oksalat

Mengapa indikator yang digunakan adalah pp (fenolftalein)?

5. Penetapan kadar asamasetatpadacuka


Volume larutan asam cuka :
Volume NaOH (titrasi) :
Molaritas NaOH :
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

Persamaan reaksi :
Kadar total asam (% b/v) :
Perhitungan:

Apakah prinsip analisis kadar total asam bisa digunakan untuk menentukan
keasaman produk pangan yang lain?

6. Kesimpulan

 Prinsip
 Tujuan
 Membuat larutan standar HCl 0,1 M
 Membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M dan standar
primer H2C2O4
 Melakukan standarisasi larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M
 Menggunakan larutan standar NaOH 0,1 untuk menetapkan kadar
asam asetat cuka perdagangan
Nama Anggi Febriana R U
NIM 185100307111018
Kelas/kel P/P-2

 DHP Singkat

Anda mungkin juga menyukai