Anda di halaman 1dari 8

Analisis Struktur Bangunan Setelah Gempa

Berikut ialah beberapa bukti dokumentasi yang terjadi di sekitar lingkungan


tempat tinggal penulis yang terdapat di jl. Jati baru :
Foto 1 :

Analisis : Penampakan bangunan diatas merupakan bagian dari rumah penulis,


khususnya tembok samping kiri. Terlihat jelas pada gambar diatas tembok yang
notabene berbahan batako sebagai bahan utama dalam dindingnya mengalami
retak yang ber-arah vertikal. Untuk lebih jelas mengenai penampang batako
dapat dilihat pada foto kedua.
Foto 2 :

Analisis : Dalam foto diatas, sangat jelas bahwa komponen atau material
dinding tersebut mengandung batako yang telah terplester dan di cat. Dari segi
susunan juga batako mengalami patahan berbentuk vertikal namun miring
kebawah. Terlihat juga bahwa lapisan plester maupun cat juga mengalami
serpihan retak-retak.
Foto 3 :

Analisis : Dalam foto ketiga ini, nampak sebuah bongkahan bangunan pada
tetangga penulis yang notabene dindingnya memakai 2 bahan yakni batu bata
atau biasa disebut batu merah dengan batako. Sangat terlihat jelas pada foto
diatas terlihat bahwa bangunan yang berbahan batako mengalami kasus
patahan vertikal yang miring. Namun untuk batako sendiri mengalami patahan
horizontal.
Foto 4 :

Analisis: Di foto keempat ini merupakan tampilan bongkahan bangunan pada


tetangga penulis. Umumnya rumah tersebut menggunakan material batako
sebagai penyusun bangunannya. Tak seperti bangunan-bangunan lain yang
temboknya masih terdapat serpihan batako yang bertahan, dalam hal ini
terlihat jelas bahwa hampir seluruh bagian samping tembok yang belum
diplester tersebut rata di tanah.
Foto 5 :

Analisis: Dalam hal ini, nampak sebuah bangunan mirip pabrik atau gudang
yang terdapat dibelakang area rumah penulis. Dinding bangunan yang telah
diplester itu mengalami patahan diagonal. Dapat terlihat juga bahwa material
tembok bangunan tersebut terbuat oleh batu bata. Untuk lebih jelas material
tembok tersebut dapat dilihat pada foto berikutnya.
Foto 6 :

Analisis : Pada foto berikutnya ini terlihat jelas tampak depan dari pabrik atau
gudang tersebut. Materialnya pun terlihat jelas disana menggunakan bahan
batu bata atau batu merah sebagai material penyusun dindingnya. Juga pada
foto tersebut terlihat “pagar” yang terbuat dari besi terlihat baik-baik saja.
Foto 7 :

Analisis : Diantara semua foto-foto sebelumnya, mungkin bangunan inilah yang


paling parah. Sebelumnya bangunan ini merupakan dinding-dinding batako
yang telah tersusun rapi membentuk ruang-ruang walau belum diplester dan
belum mempunyai konseng-konseng didalamnya. Namun, setelah gempa apa
yang terjadi ialah hampir keseluruhan susunan-susunan itu telah rata di tanah.
Tiang-tiang besi dan kawat pennyangganya pun patah dan bengkok.
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis-analisis dan bukti bukti dokumentasi yang penulis ambil di
lapangan. Penulis berkesimpulan bahwa hampir sebagian besar bangunan yang
belum terplester khususnya batako mempunyai dampak lebih buruk
ketimbang bangunan yang telah terplester. Mungkin kekuatan plesteran inilah
yang dapat meminimalisir setidaknya dari efek gempa tersebut. Tak hanya
plester, campuran batako pun turut mempengaruhi faktor ketahanan
(strength) bangunan tersebut. Seperti yang terjadi di lapangan, penulis
mencoba untuk mengetes kekuatan serpihan batako dengan memencet-
mencetnya. Sebagian ada yang langsung rapuh dan sebagian lagi masih keras.

Saran :
Kedepannya, segala lingkup pada proses pembangunan itu layak untuk
dipantau dan dicermati baik-baik untuk meminimalisir dampak dari bencana
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai