Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Template
Modul

SISTEM BILANGAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Abstract Kompetensi
Sistem bilangan merupakan dasar dari ilmu Setelah mempelajari bab ini diharapkan
matematika, yang terbagi menjadi bilangan riil dan mahasiswa mampu :
bilangan imaginer. Sistem bilangan juga  Memahami jenis bilangan yang ada dalam
merupakan inti dari matematika sistem bilangan
 Mampu menerapkan sistem bilangan dalam
kehidupan sehari-hari
1. PENDAHULUAN

Sistem bilangan (sistem bilangan kompleks) adalah hal pokok dalam ilmu matematika,
dapat juga dikatakan sebagai inti dari ilmu matematika itu sendiri. Sistem bilangan
terbagi menjadi bilangan Riil (nyata) dan bilangan Imaginer (khayal).

Bilangan Kompleks terbagi menjadi beberapa bilangan yang dapat digambarkan pada
skema berikut :

Bilangan

Irasiona Bilangan Bulat Bilanga


l n
Positif/Asli
Bilanga
n

Bilangan Riil Bilangan Bilanga


n Nol
Komplek Rasiona
s l
Bilangan
Bilangan Bulat
Imagine
r Negatif

2. SISTEM BILANGAN RIIL (NYATA)

Sistem bilangan nyata terdiri dari kumpulan bilangan rasional dan irrasional (positif
maupun negatif) dan nol, yang dapat berupa :

a. Bilangan Asli : 1,2,3,4,…….

Bilangan asli disebut juga bilangan bulat positif. Apabila dua bilangan asli
ditambahkan atau dikalikan, maka hasilnya selalu sebuah bilangan asli. Dengan
bilangan ini kita dapat menghitung jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan
pada jam-jam tertentu, jumlah karyawan pada suatu perusahaan konveksi dan lain-
lain.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
b. Bilangan Rasional Positif atau pecahan positif adalah hasil bagi dari dua bilangan
2 8 121
bulat positif, contoh : , , . Bilangan rasional positif mencakup himpunan
3 5 17
3
bilangan asli. Jadi bilangan 1
adalah bilangan asli 3

c. Bilangan Irrasional Positif adalah bilangan-bilangan yang tidak rasional, contoh π,


√2

d. Nol (zero), ditulis 0, berfungsi untuk memperluas sistem bilangan sehingga


memperkenankan suatu operasi seperti 6 – 6, 10 – 10 dsb.
Sifat-sifat nol : - setiap bilangan yang dikalikan 0 adalah 0
- 0 dibagi bilangan yang tidak sama dengan 0 adalah 0

e. Bilangan Bulat Negatif


2
Bilangan rasional dan bilangan irrasional negatif seperti -3, - 3
dan – √2, berguna

untuk memperluas sistem bilangan sehingga memperkenankan suatu operasi


seperti 2 – 8, π - 3 π , 2 – 2√2 dll.
Apabila tidak ada tanda didepan suatu bilangan, maka berarti bilangan tersebut
adalah positif. Sedangkan Nol adalah bilangan irrasional tanpa tanda.

3. REPRESENTASI BILANGAN NYATA PADA GARIS

Adalah sering bermanfaat merepresentasikan bilangan nyata pada dengan titik pada
sebuah garis. Untuk mengerjakan hal ini, kita pilih sebuah titik pada garis tersebut yang
merepresentasikan bilangan nyata :

Titik asal : 0
Titik disebelah kanan 0 : Bilangan bulat positif +1,+2,+3 dan berjarak 1,2,3, --- satuan
disebelah kanan titik asal
Titik disebelah kiri 0 : Bilangan bulat negatif -1,-2,-3, …. Dipasangkan dengan titik-
titik pada garis dengan jarak 1,2,3,…disebelah kiri titik asal

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
- -3/2 √2 7/
2
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 1 Garis Bilangan Riil

4. POSISI BILANGAN NYATA

Pada garis, 5 terletak disebelah kanan 3, maka 5 > 3 atau 3 < 5


Tanda < dan > disebut tanda ketidaksamaan

5. HARGA MUTLAK atau nilai hitung sebuah bilangan berarti bilangan dengan tidak
memperhatikan tandanya. Harga mutlak ditunjukkan dengan 2 garis vertikal yang
mengelilinginya

6. OPERASI BILANGAN :

a. Penjumlahan : 3+2=5
b. Pengurangan : 6–2=4
c. Perkalian : 5 x 3 = 5.3 = 5(3) = (5)(3) = 15
6
d. Pembagian : 6:3= = 6⁄3 = 2
3

7. HUKUM PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

a. Hukum Komutatif untuk penjumlahan


Urutan dari penjumlahan dua bilangan tidak mempengaruhi hasilnya
Contoh : a + b = b + a
3+5=5+3=8

b. Hukum Assosiatif untuk penjumlahan


Bentuk dari penjumlahan boleh dikelompokkan secara sembarangan tanpa
mempengaruhi hasilnya
Contoh : a + b + c = a + (b + c) = (a + b) + c
3 + 4 + 1 = 3 + (4 + 1) = (3 + 4 ) + 1 + 8

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
c. Hukum Komutatif untuk perkalian
Urutan dari faktor-faktor perkalian tidak mempengaruhi hasilnya
Contoh : a.b = b.a
4.6 = 6.4 = 24

d. Hukum Assosiatif untuk perkalian


Faktor-faktor dari sebuah perkalian dapat dikelompokkan secara sembarangan tanpa
mempengaruhi hasilnya
Contoh : abc = a (bc) = ab (c)
3.4.6 = 3 (4.6) = (3.4) 6 = 72

e. Hukum Distribusi untuk perkalian

Perkalian dari sebuah bilangan (a) dengan penjumlahan dua bilangan (b +c) adalah
sama dengan dengan penjumlahan dari perkalian ab dan ac
Contoh : a (b+c) = ab + ac

8. ATURAN TANDA

a. Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan tanda yang sama adalah dengan
menjumlahkan harga mutlaknya dan memakai tanda depan yang sama.
Contoh : 3 + 4 = 7
(-3) + (-4) = - 7

b. Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan tanda yang tidak sama adalah mencari
perbedaan antara harga mutlaknya dan memakai tanda depan yang sama dengan
tanda dari harga mutlak yang terbesar.
Contoh : 17 + (-8) = 9
(-6) + 4 =-2

c. Untuk mengurangkan sebuah bilangan b dari bilangan a adalah dengan mengubah


tanda b, kemudian menjumlahkan a.
Contoh : 12 – (7) = 12 + (-7) = 5
(-9) – (-4) = -9 + (-4) = - 13
2 – (-8) = 2 + 8 = 10

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
d. Untuk mengalikan (atau membagi) dua bilangan yang mempunyai tanda sama
adalah mengalikan (atau membagi) harga-harga mutlaknya dan tanda di depannya
adalah positif (atau tidak bertanda)
Contoh : (5) (3) = 15
(-5)(-3) = 15
(-6)/(-3) = 2

e. Untuk mengalikan (atau membagi) dua bilangan yang mempunyai tanda berbeda
adalah mengalikan (atau membagi) harga-harga mutlaknya dan tanda di depannya
adalah negatif
Contoh : (-3) (6) = - 18
(3) (-6) = - 18
12
- =-3
4

9. OPERASI HITUNG CAMPURAN

Untuk mengerjakan operasi hitung campuran terdapat beberapa aturan sebagai berikut :

a. Operasi hitung yang terdapat dalam tanda kurung diselesaikan lebih dahulu.
b. Operasi penjumlahan atau pengurangan adalah setingkat, sehingga dikerjakan
secara berurut dari kiri
c. Operasi perkalian dan pembagian adalah setingkat, sehingga dikerjakan secara
berurut dari kiri
d. Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan
operasi penjumlahan dan pengurangan, maka perkalian dan pembagian dikerjakan
terlebih dahulu.

Contoh :
a. 50 – 23 x ( - 4 ) = 50 – { 23 (-4) } – 50 – ( - 92 ) = 50 + 92 = 142
b. (25 – 4) : 7 = 21 : 7 = 3
c. 75 : 3 x 4 = 25 x 4 = 100

10. Operasi Pecahan

a. Harga pecahan tetap sama apabila pembilang dan penyebut keduanya dikalikan
atau dibagi dengan bilangan yang sama dan bilangan tersebut bukan nol

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
3 3 𝑥 2 6
Contoh : = =
4 4𝑥 2 8
15 15 ∶ 3 5
= =
18 18 ∶ 3 6

b. Perubahan tanda dari pembilang atau penyebut dari sebuah pecahan akan
mengubah tanda pecahan

−3 3 3
Contoh : = - ( 5 ) = −5
5

c. Menjumlahkan dua pecahan yang mempunyai penyebut yang sama adalah


menjumlahkan pembilang-pembilang pecahan tersebut dan penyebutnya
merupakan persekutuan penyebut

3 4 3 + 4 7
Contoh : + = =
5 5 5 5

d. Penjumlahan atau pengurangan dua pecahan yang mempunyai penyebut yang


berbeda diperoleh dengan menulis pecahan dengan sebuah persekutuan penyebut

1 2 3 8 11
Contoh : + = + =
4 3 12 12 12

e. Perkalian dua pecahan adalah sebuah pecahan yang pembilang / penyebutnya


adalah hasil kali kedua pembilang / penyebut dari pecahan-pecahan yang diberikan

2 4 2. 4 8
Contoh : x = =
3 5 3. 5 15
3 8 3. 8 24
x = =
4 9 4. 9 36

f. Kebalikan dari sebuah pecahan adalah sebuah pecahan yang pembilangnya


menjadi penyebut dan penyebutnya menjadi pembilang. Jadi kebalikan dari 3 (atau
3 1 5 8
) adalah , kebalikan dari 8 adalah 5
dan seterusnya
1 3

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
g. Untuk membagi dua pecahan, kalikan pecahan pertama dengan kebalikan dari
pecahan yang kedua

𝑎 𝑐 𝑎 𝑑 𝑎𝑑
Contoh : ∶ = 𝑥 =
𝑏 𝑑 𝑏 𝑐 𝑏𝑐

2 4 2 5 10 5
∶ = 𝑥 = =
3 5 3 4 12 6

SOAL – SOAL

1. Tulislah hasil penjumlahan, hasil pengurangan, hasil kali dan hasil bagi dari tiap-tiap
pasangan bilangan berikut : a. 48, 12 b. 8,0 c. 0,12 d. 10, 20

2. Kerjakanlah setiap operasi yang diberikan :

a. 42 + 23, 23 + 42
b. 27 + (48 + 12)
c. 125 – (38 + 27)
d. 4 (7.6)
e. (40 + 21) (72 – 38) / (32 – 15)
f. 72 : 24 + 64 : 16
g. 128 : (2.4)

3. Klasifikasikan tiap-tiap bilangan berikut menurut kategorinya yaitu : bilangan nyata,


bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif, bilangan rasional, bilangan irrasional,
bukan dari salah satu yang disebut. - 5, 3/5, 3π, 2, - ¼, 6.3, 0, V5, V-1, 0.3783,
V4, - 18/7

Jawab :
Bilangan Bulat Bulat Bilangan Bilangan Bukan
Nyata positif negatif rasional irrasional salah satu

-5 V V V

3/5 V V

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
3π V V

2 V V V

6.3 V V

0 V V

V5 V V

V-1 V V

0.3783 V V

V4 V V V

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Yusuf Yahya, D.Suryadi H.S, Agus S, Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi,
Penerbit Ghalia Indonesia, Agustus 2005
2. Alexemdi.files.wordpress.com/2008/11/sistem-bilangan-ril.doc, Sistem Bilangan Riil,
2008
3. Ketinggalan.files.wordpress.com/.../kalkulus-bab-i-sistem-bilangan-real.p...,
Kalkulus Bab I, Sistem Bilangan Real
4. www.docstoc.com/docs/71734509/SISTEM-BILANGAN-REAL, 16 Februari 2011
5. www.slideshare.net/SukardiAdi1/lks-mpm-klpok-6, Operasi Hitung Bilangan Cacah,
15 Juni 2011
6. ml.scribd.com/doc/23738219/Sistem-Bilangan-Riil, 12 Juni 2009

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai