Anda di halaman 1dari 16

SWITCHING

(KOMUNIKASI DATA)

OLEH :

KELOMPOK 1

1. KRISTINA RIFKA NIM. 6113 00140


2. PATRILIANUS BOBOY NIM. 6113 00097
3. RISYAD MUKCRAM NIM. 6113 00055
4. SAMIUN NIM. 6113 00090
5. FLORENTINA MERI ANDANY NIM. 6113 00203

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Komunikasi Data.
Tersusunnya makalah ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu tidak lupa kami sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada:

1. Ibu Dewi Sulistiarini, S.Kom, M.Pd selaku Dosen mata kuliah


Komunikasi Data.
2. Teman-teman Prodi TIK kelas A sore.

Penulisan makalah ini adalah suatu usaha permulaan. Oleh sebab itu, dalam
penulisan ini, tentu saja masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami dengan
senang hati dan rasa terima kasih menerima kritik dan saran dari pembaca. Dengan
kritik dan saran tersebut, diharapkan makalah ini bisa menjadi lebih baik dan akan
menjadi sumbangan yang lebih berharga lagi dalam membina dan mengembangkan
kemampuan dalam pembuatan karya tulis berikutnya.

Ketapang, 24 November 2014

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Circuit Switching .......................................................................... 2
B. Packet Switching ........................................................................... 4
C. Teknik Pengalihan ......................................................................... 7
D. Sirkuit Virtual vs Datagram .......................................................... 10
E. X.25 Penggunaan Sirkuit Virtual dan Layanan Sirkuit Virtual .... 10

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ........................................................................................ 12
B. Saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia telekomunikasi untuk melakukan hubungan telekomunikasi
diperlukan proses penyambungan atau switching sehingga interkoneksi dapat
dengan mudah dilakukan. Untuk terlaksananya penyambungan, maka perangkat
switching dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang melakukan fungsi
pengontrolan, penyambungan maupun pengebelan. Secara umum arti switching
dalam telekomunikasi adalah melakukan suatu proses hubungan antara dua
pelanggan telepon, sehingga keduanya dapat berbicara satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai circuit switching?
2. Jelaskan apa itu packet switching?
3. Jelaskan apa itu teknik pengalihan?
4. Jelaskan mengenai sirkuit virtual vs datagram
5. Jelaskan mengenai X.25 penggunaan sirkuit virtual dan layanan sirkuit
virtual

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengenai circuit switching.
2. Untuk mengetahui mengenai packet switching.
3. Untuk mengetahui Mengenai teknik pengalihan.
4. Untuk mengetahui sirkuit virtual vs datagram.
5. Untuk mengetahui X.25 penggunaan sirkuit virtual dan layanan sirkuit
virtual
BAB II
PEMBAHASAN

A. Circuit Switching
1. Pengertian Circuit Switching.
Circuit switching adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah
sirkuit atau kanal yang dedicated di antara nodes dan terminal untuk
digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit yang dedicated tidak
dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu dilepaskan, dan
koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung
pada sebuah sirkuit yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak dapat
digunakan oleh pengguna lain. Kanal yang dapat dipakai untuk hubungan
telepon baru disebut sebagai kanal yang idle. Untuk call setup dan
pengendalian dan keperluan administratif lainnya dapat digunakan sebuah
kanal pensinyalan yang dedicated dari node terakhir ke jaringan.
ISDN adalah salah satu layanan yang menggunakan sebuah kanal
pensinyalan terpisah. Plain Old Telephone Service (POTS) tidak memakai
pendekatan ini. Sebuah metoda untuk membangun, memonitor
perkembangan, dan menutup sebuah koneksi adalah dengan memanfaatkan
sebuah kanal terpisah untuk keperluan pengontrolan, misalnya
untuk linksantar telephone exchanges yang menggunakan CCS7 untuk
komunikasi call setup dan informasi kontrol dan menggunakan TDM untuk
transportasi data di sirkuit tersebut.

2. tiga tahap komunikasi circuit switching


a. Pembangunan sirkuit
b. Transfer Data
Data yang dapat dibawa
1) Full duplex
2) Jalur :
3) Jalur 4
4) Channel 4-5
5) Channel 5-6
6) Jalur 6-E
c. Diskoneksi sirkuit
3. Kelemahan circuit switching
a. Bisa menjadi sangat tidak efisien
b. Kapasitas menjadi tidak jelas
c. Terjadi suatu penundaan
4. Keunggulan circuit switching
Tidak diperlukan logika jaringan khusus pada station tertentu
5. Contoh circuit switching
a. Jaringan telepon umum
b. Private Branch Exchange (PBX)
c. Jaringan swasta
d. Data switch
6. Konsep circuit switching
a. Menentukan operasi circuit switching tunggal
b. Terdiri dari sekumpulan station
c. Menetapkan jalur khusus
7. Elemen-elemen simpul circuit switch
a. Switch Digital
1) Untuk menyediakan jalur sinyal yang jelas
2) Jalur harus ada pada sepasang perangkat
3) Full duplex
b. Interface jaringan
Berfungsi untuk menguhubungkan perangkat digital
c. Unit Kontrol, 3 task umum:
1) Unit kontrol berfungsi membangun koneksi
2) Unit kontrol harus mempertahankan koneksi
3) Unit kontrol harus memutuskan koneksi
B. Packet Switching
1. Pengertian Packet Swiching
Packet Switching atau Pensinyalan kontrol adalah suatu sinyal yang berfungsi
mengatur jaringan dan menetapkan panggilan, mempertahankan panggilan,
serta menghentikan panggilan.
2. Fungsi-fungsi pensinyalan
Sinyal kontrol mempengaruhi beberapa aspek yaitu : sifat jaringan,
termasuk layanan jaringan yang tersedia bagi pelanggan serta mekanisme
internal.
Fungsi-fungsi terpenting :
a. Komunikasi yang terdengar oleh pelanggan, meliputi bunyi dial, bunyi
dering, sinyal sibuk, dan sebagainya.
b. Transmisi nomor-nomor yang ditekan untuk kantor yang akan berupaya
melengkapi koneksi.
c. Transmisi informasi diantara switch menunjukkan bahwa sebuah
panggilan tidak bisa dilengkapi.
d. Transmisi informasi diantara switch menunjukkan bahwa sebuah
panggilan telah berakhir dan jalur tidak lagi dikoneksikan.
e. Sinyal yang membuat telepon berdering.
f. Transmisi informasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan tagihan-tagihan.
g. Transmisi informasi menunjukkan status peralatan atau trunk dalam
jaringan. Informasi ini dipergunakan untuk hal-hal berkenaan dengan
routing dan pemeliharaan.
h. Transmisi informasi dipergunakan untuk mendiagnosa dan mengisolasi
kegagalan system.
i. Kontrol dari peralatan khusus semacam peralatan channel satelit.
3. Tahap-tahap rangkaian koneksi dari satu saluran ke saluran lain pada kantor
yang sama :
a. Berkaitan dengan panggilan, kedua telepon sedang tidak dipergunakan.
Panggilan dimulai bila suatu pesawat telepon diangkat gagangnya, yang
secara otomatis disinyalkan ke switch kantor.
b. Switch memberi respons melalui bunyi dial yang terdengar, memberi
tanda pada pesawat bahwa nomor-nomor tertentu bisa ditekan.
c. Pemanggil menekan nomor, yang dikomunikasikan sebagai alamat yang
dipanggil kepada switch.
d. Bila pesawat yang dipanggil tidak sibuk, switch menyiagakan pesawat
akan adanya panggilan yang datang dengan cara mengirim sinyal dering,
sehingga telepon berdering.
e. Feedback disediakan untuk pesawat pemanggil oleh switch :
1) Bila pesawat yang dipanggil tidak sibuk, switch mengembalikan bunyi
dering yang terdengar oleh pemanggil dan mengirim sinyal dering ke
pesawat yang dipanggil.
2) Bila pesawat yang dipanggil sedang sibuk, switch mengirimkan sinyal
sibuk ke pesawat pemanggil.
3) Bila panggilan tidak lengkap, switch mengirim suatu pesan ‘recorder’
ke pemanggil.
f. Pihak yang dipanggil menerima panggilan dengan mengangkat genggam,
yang secara otomatis disinyalkan ke switch.
g. Switch menghentikan sinyal dering dan bunyi dering, serta menetapkan
koneksi diantara dua pesawat.
h. Koneksi dihentikan bila kedua pelanggan meletakkan genggam telepon.
4. Lokasi Pensinyalan
Dipertimbangkan berdasarkan 2 konteks :
a. Pensinyalan di antara pesawat dengan jaringan.
Dengan switching kantor dimana perangkat tersebut terpasang, untuk taraf
yang semakin luas ditentukan oleh karateristik perangkat pesawat serta
kebutuhan user.
b. Pensinyalan di dalam jaringan atau internal.
Tidak hanya berkaitan dengan pengaturan oanggilan pesawat namun juga
dengan jaringan itu sendiri. Sehingga diperlukan daftar perintah-perintah
yang kompleks, respon, serta susunan parameter itu.
5. Pensinyalan channel umum
Dalam pensinyalan sechannel digunakan channel yang sama untuk membawa
sinyal-sinyal kontrol yang digunakan untuk membawa panggilan ke sinyal-
sinyal kontrol yang berhubungan. Tidak ada fasilitas-fasilitas transmisi
tambahan yang dipergunakan untuk pensinyalan.
Dalam pensinyalan channel umum
Sinyal-sinyal kontrol ditransfer secara langsung dari satu prosesor kontrol ke
prosesor kontrol lainnya.
a. Keunggulan :
1) Prosedur paling sederhana
2) Tidak rentan terhadap interference baik yang disengaja maupun tidak
antara pesawat dan sinyal kontrol.
3) Dikuranginya waktu setiap panggilan.
4) Dengan tak-asosiasi signaling, bisa dibentuk satu atau lebih titik-titik
kontrol pusat.
b. Kelemahan :
Kerumitan teknik.
6. Struktur jaringan pensinyalan
Hal-hal yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan rancangan jaringan serta jumlah level yang harus ditetapkan :
a. Kapasitas TPS , meliputi :
1) Jumlah jalur pensinyalan yang bisa dikendalikan oleh TPS.
2) Waktu pengalihan pesan pensinyalan.
3) Pesan kapasitas laju penyelesaian.
b. Kinerja Jaringan : meliputi jumlah TS dan penundaan pensinyalan.
c. Ketersediaan dan Keandalan : mengukur kemampuan jaringan dalam
menyediakan layanan saat terjadi kegagalan TPS.
C. Teknik Pengalihan
Dalam dunia jaringan yang besar mungkin ada beberapa jalur yang
menghubungkan pengirim dan penerima. Informasi dapat dialihkan karena
perjalanan melalui berbagai saluran komunikasi . Ada tiga teknik switching yang
tersedia untuk lalu lintas digital.
1. Circuit Switching
2. Message Switching
3. Packet Switching

1. Circuit Switching
Circuit switching adalah suatu teknik yang secara langsung
menghubungkan pengirim dan penerima dalam jalur tak terputus . Peralatan
telepon switching misalnya menetapkan jalan yang menghubungkan
telepon pemanggil ke telepon penerima dengan membuat koneksi
fisik. Dengan jenis teknik switching ini sekali sambungan dibuat jalur
khusus ada antara kedua ujungnya sampai sambungan diakhiri. Keputusan
routing harus dibuat ketika sirkuit yang pertama kali telah terpasang, tetapi
tidak ada keputusan yang dibuat saat itu. Circuit switching dalam jaringan
beroperasi hampir dengan cara yang sama seperti sistem telepon bekerja
. Sebuah jalur end-to-end yang lengkap harus ada sebelum komunikasi
dapat terjadi . Komputer yang akan memulai transfer data harus meminta
koneksi ke tujuan. Setelah sambungan telah dimulai dan diselesaikan
dengan perangkat tujuan, perangkat tujuan harus mengakui bahwa pihaknya
siap dan bersedia untuk melakukan transfer data .
a. Kelebihan :
Saluran komunikasi (once established) didedikasikan .
b. Kekurangan :
1) Kemungkinan lama menunggu untuk membuat sambungan, (10
detik lebih pada panggilan jarak jauh atau internasional ) selama
itu tidak ada data yang dapat dikirim.
2) Lebih mahal daripada teknik switching yang lainnya karena jalur
khusus diperlukan untuk masing-masing sambungan .
3) Tidak efisiennya penggunaan saluran komunikasi karena channel
tidak digunakan ketika sistem yang terhubung tidak menggunakannya

2. Message Switching
Dengan message switching tidak ada kebutuhan untuk membentuk jalur
khusus antara dua stasiun. Ketika stasiun mengirim pesan alamat tujuan
ditambahkan ke pesan. Pesan tersebut kemudian ditransmisikan melalui
jaringan secara keseluruhan dari node ke node. Setiap node menerima
seluruh pesan , menyimpannya secara keseluruhan pada disk dan kemudian
mengirimkan pesan ke node berikutnya. Jenis jaringan ini disebut jaringan
store-and-forward . Sebuah node message switching biasanya adalah
sebuah komputer untuk keperluan umum. Node perlu memiliki kapasitas
penyimpanan sekunder yang memadai untuk menyimpan pesan masuk yang
bisa berbentuk pesan panjang .
a. Kelebihan :
1) Efisiensi saluran dapat lebih besar dibandingkan
dengan circuit switched systems, karena lebih banyak perangkat
berbagi channel.
2) Traffic congestion dapat dikurangi , karena pesan mungkin disimpan
sementara di rute.
3) Prioritas pesan dapat dibentuk karena store-and-forward technique.
4) Penyiaran pesan dapat dicapai dengan penggunaan broadcast address
appended dalam pesan.
b. Kekurangan :
1) Beralih pesan tidak kompatibel dengan interactive applications.
2) Perangkat store-and-forward mahal karena mereka harus memiliki
disk yang besar untuk menyimpan pesan yang berpotensi panjang .
3. Packet Switching
Packet switching dapat dilihat sebagai solusi yang mencoba untuk
menggabungkan keuntungan Circuit switching dan message switching dan
untuk meminimalkan kerugian dari keduanya. Ada dua metode packet
switching :
a. Datagram
b. Virtual circuit
Dalam kedua metode packet switching, pesan dipecah menjadi bagian kecil
yang disebut paket. Setiap paket ditandai dengan sumber yang tepat
dan alamat tujuan . Karena paket memiliki panjang maksimum
didefinisikan secara ketat, mereka dapat disimpan dalam memori utama
bukan disk sehingga akses keterlambatan dan biaya diminimalkan serta
kecepatan transmisi antara node yang dioptimalkan . Dengan teknologi saat
ini, paket umumnya diterima ke jaringan saat first-come dan first-served.
Jika jaringan menjadi kelebihan beban paket akan ditunda atau dibuang
Kelebihan :
1) Lebih efektif, karena beralih perangkat tidak perlu jumlah kapasitas
penyimpanan sekunder yang besar .
2) Packet switching menawarkan karakteristik delay yang membaik, karena
tidak ada pesan yang panjang dalam antrian (ukuran paket maksimum
adalah tetap).
3) Paket dapat dialihkan jika ada masalah seperti sibuk atau cacat pada link
4) Banyak pengguna jaringan dapat berbagi saluran yang sama pada saat
yang sama.
5) Packet switching dapat memaksimalkan efisiensi link
dengan memanfaatkan secara optimal bandwidth link.
Kekurangan :
1) Protokol untuk packet switching biasanya lebih kompleks. Hal ini dapat
menambahkan beberapa biaya awal dalam pelaksanaannya.
2) Jika paket hilang , pengirim harus memancarkan kembali data.
3) Packet-switched sistem masih tidak dapat memberikan kualitas yang
sama seperti dedicated circuits dalam aplikasi yang memerlukan delay
sangat sedikit, seperti suara percakapan atau gambar bergerak.

D. Sirkuit Virtual vs Datagram


Ada beberapa teknik dalam circuit switching, yaitu dalam pengiriman data, stasiun
memecah pesan panjang menjadi paket-paket yang kemudian dikirim dalam satu kali
waktu jaringan. Adapun paket-paket tersebut dapat ditangani dengan cara Virtual
Circuit dan Datagram.
1. Virtual Circuit (connection oriented).
Pada dasarnya adalah suatu hubungan secara logik yang dibentuk untuk
menyambungkan dua stasiun. Paket dilabelkan dengan nomor sirkuit maya dan
nomor urut. Paket dikirimkan dan datang secara berurutan.
a. Jaringan dapat menyediakan sequencing dan kontrol error.
b. Packet diteruskan lebih cepat, atau tidak perlu membuat keputusan routing.
c. Kurang reiable, atau hilangnya sebuah node menyebabkan hilangnya seluruh
circuit yang melaluinya.
2. Datagram (connectionless).
Dalam bentuk datagram, setiap paket dikirimkan secara independen. Setiap paket
diberi label alamat tujuan. Berbeda dengan sirkit maya, datagram memungkinkan
paket yang diterima berbeda urutan dengan urutan saat paket tersebut dikirim.
1. Tidak memerlukan fase call setup, lebih baik jika paketnya sedikit.
2. Lebih flexible. Routing dapat digunakna unutuk menghindari tabrakan dalam
jaringan.

E. X.25 Penggunaan Sirkuit Virtual dan Layanan Sirkuit Virtual


1. Pengertian X.25
X.25 adalah sebuah International Telecommunication Union-Telekomunkasi
Sektor Standarisasi (ITU-T) protokol standar untuk komunkasi WAN yang
mendefinisikan bagaikan koneksi antara perangkat pengguna dan perangkat
jaringan. Hal ini biasanya digunakan dalam packet-switched network (PSNs) dari
angkutan umum, seperti perusahaan telepon. Pelanggan akan dikenakan biaya
berdasarkan penggunaan jaringan.
2. X.25 Penggunaan Virtual Circuit.
Sebuah virtual circuit adalah koneksi logis yang diciptakan untuk memastikan
diandalkan komunikasi antara dua perangkat jaringan. Virtual circuit menunjukan
adanya logis, jalan dua arah dari satu perangkat ke perangkat lainnya DTE melintasi
jaringan X.25. Secara fisik, sambungan dapat melewati sejumlah perantara node,
seperti perangkat DCE dan PSE
Dua jenis Virtual circuit X.25 yaitu :
a. Switched virtual circuit (SVC) dalah koneksi temporer yang digunakan untuk
transfer data yang jarang dilakukan.
b. Permanent virtual circuit (PVCs) adalah koneksi permanen yang digunakan untuk
transfer data yang kerap dilakukan (frekunsi koneksi sering) serta trasfer data
yang konsisten.
3. Layanan sirkuit virtual (virtual circuit service)
Layanan sirkuit virtual di bagi atas dua yaitu :
a. Logical connection antara dua stasiun adalah External virtual circuit
b. Perencanaan rute yang spesifik melalui jaringan adalah Internal virtual circuit
Biasanya one to one relationship antara eksternal dan internal virtual circuits. Dapat
menyediakan X.25 dengan datagram style network. External virtual circuits
memerlukan saluran logical (logical channel) dan Semua data dianggap sebagai
bagian dari stream
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Di dalam dunia telekomunikasi untuk melakukan hubungan telekomunikasi
diperlukan proses penyambungan atau switching sehingga interkoneksi dapat
dengan mudah dilakukan.
2. Circuit switching adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah
sirkuit atau kanal yang dedicated di antara nodes dan terminal untuk
digunakan pengguna untuk berkomunikasi.
3. Packet Switching atau Pensinyalan kontrol adalah suatu sinyal yang berfungsi
mengatur jaringan dan menetapkan panggilan, mempertahankan panggilan,
serta menghentikan panggilan.
4. Ada tiga teknik switching yang tersedia untuk lalu lintas digital.
a. Circuit Switching
b. Message Switching
c. Packet Switching
5. Ada beberapa teknik dalam circuit switching, yaitu dalam pengiriman data, stasiun
memecah pesan panjang menjadi paket-paket yang kemudian dikirim dalam satu kali
waktu jaringan. Adapun paket-paket tersebut dapat ditangani dengan cara Virtual
Circuit dan Datagram.
6. Dua jenis Virtual circuit X.25 yaitu :
a. Switched virtual circuit (SVC)
b. Permanent virtual circuit (PVCs)
7. Layanan sirkuit virtual di bagi atas dua yaitu :
c. Logical connection antara dua stasiun adalah External virtual circuit
d. Perencanaan rute yang spesifik melalui jaringan adalah Internal virtual circuit

B. Saran
Dengan kemajuan zaman maka alat-alat telekomunikasi akan berkembang pula,
maka gunakanlah suatu/sebuah alat telekomunikasi itu sebaik-baik mungkin jangan
malah digunakan untuk hal-hal negatif yang bahkan dapat merugikan orang lain
DAFTAR PUSTAKA

A. E-books
Stalling, Williams. 2003. Data and Computer Communication edisi 7. Prentice
Hall : New Jersey.
B. Internet
Akbar, Dicky. 2012. Teknik pengalihan jaringan. http://valladorn. blogspot.com
/2012/09/switching-techniques.html
Adi. 2009. Pengertian X.25. http://adi0511.blogspot.com/2009 /11/x25.html

Anda mungkin juga menyukai