Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KURIKULUM MAKRO VS MIKRO PEMBELAJARAN

SERTA JENIS-JENIS KURIKULUM

OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS 3A

I WAYAN SELAMET RAHADI NIM 1713011011


MADE LISTYA AGATA PUTRI NIM 1713011019
NI PUTU SITA MAYANTI SUKMA NIM 1713011077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kurikulum Makro Vs
Mikro Pembelajaran serta Jenis-Jenis Kurikulum” ini tepat pada waktunya untuk
memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum.

Selama penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si dan Ibu Ratih Ayu Apsari, S.Pd,
M.Sc, M.Pd sebagai Dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum, Jurusan
Matematika Undiksha yang telah membimbing serta memotivasi penulis dalam
pembuatan makalah ini.
2. Pihak keluarga yang senantiasa memberi dukungan dan memberikan banyak
motivasi kepada penulis.
3. Teman-teman sekelas yang telah memberi masukan, juga berperan dalam proses
pembuatan makalah ini sebagai rekan sharing sebaya.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kami
sangat mengharapkan kritik, saran ataupun masukan guna penyempurnaan penulisan
makalah kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
bagi kita semua, khususnya manfaat di bidang pendidikan.

Singaraja, 10 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …….…………………………………………………………… .. i


KATA PENGANTAR ……............................................................................................. ii
DAFTAR ISI …….......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah …….................................................................................. 2
1.3 Tujuan …….................................................................................................... 2
1.4 Manfaat …….................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum ………………………………………………………... 4
2.2 Pengertian Kurikulum Makro dan Kurikulum Mikro ………………………... 4
2.3 Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Makro dan Kurikulum Mikro . 5
2.4 Jenis- jenis Kurikulum ………………………………………..…………….. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……............................................................................................. 14
3.2 Saran ……....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ……............................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka menyeimbangkan kebutuhan sumber daya manusia Indonesia


yang bermutu dan produktif sesuai dengan standar kompetensi kerja baik nasional
maupun internasional dengan capaian pembelajaran yang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan yang dihasilkan oleh sistem pendidikan formal, informal,
nonformal, pelatihan maupun pengalaman kerja yang diakui dengan sistem pengakuan
pembelajaran lampau maupun kemampuan saat ini Pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI). Dalam KKNI terdapat dua deskripsi, yaitu deskripsi umum dan deskripsi
spesifik, deskripsi umum mendeskripsikan karakter, kepribadiaan, sikap dalam
berkarya, etika, moral dari setiap manusia dan berlaku pada setiap jenjang, sedangkan
deskripsi spesifik mendeskripsikan cakupan keilmuan, pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan.

Kaitannya dari deskripsi pendidikan tersebut, pada dasarnya pendidik


membutuhka adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam rangka
membantu peserta didik dalam menguasai materi pengajaran dan mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang tealh direncanakan. Dengan demikian, setiap pendidikan
diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu baik pada penguasaan ilmu
pengetahuan, pengembangan pribadi, komunikasi sosial dan kemampuan kerja. Oleh
karenanya dalam mencapai tujuan pendidikan dan mengembangkan kemampuan-
kemampuan dasar peserta didik, maka diperlukan kurikulum, metode penyampaian,
media dan sumber belajar serta alat evaluasi yang tepat.

Dalam hal ini pemberian gambaran yang komprehensif tentang model


kurikulum yang dikembangkan pada sekolah, perlu dideskripsikan makna dan urgensi
kurikulum dalam pendidikan, pendekatan dan orientasi kurikulum dimaksudkan untuk
memudahkan anak belajar. Selain itu kurikulum juga menentukan apa yang akan
dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajarinya, keseimbangan bahan
pelajaran dan keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.

1
Dimana suatu desain kurikulum berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan.

Sehingga kurikulum merupakan salah satu komponen yang memegang peranan


penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum berperan dalam membantu kita
untuk dapat mengajar secara lebih efektif dan sistematis dengan materi serta metode
yang telah dipersiapkan. Kurikulum juga mengatur perangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dari masa ke masa
kurikulum sendiri mengalami perkembangan sehingga muncul banyak sekali
kurikulum-kurikulum yang berlaku di sekolah, hal ini tentulah dilakukan agar
terciptanya kurikulum yang terbaik dan cocok dengan keadaan pendidikan dijamannya.

Oleh karena itu, untuk mememahami lebih jauh mengenai hal tersebut maka
makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang kurikulum makro vs mikro
pembelajaran serta jenis-jenis kurikulum sebagai bahan pembahasan di makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang diatas, antara lain:

1. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum makro dan kurikulum mikro


pembelajaran ?
2. Bagaimana langkah-langkah pengembangan kurikulum makro dan kurikulum
mikro?
3. Apa saja jenis-jenis kurikulum?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan kurikulum makro dan kurikulum


mikro pembelajaran
2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pengembangan kurikulum makro dan
kurikulum mikro

2
3. Mengetahui jenis-jenis kurikulum
1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Bagi penulis
a. Makalah ini dapat membantu penulis untuk melengkapi tugas mata
kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum
b. Menambah pengetahuan serta wawasan penulis mengenai kurikulum
makro dan mikro pembelajaran serta jenis-jenis kurikulum sehingga
dapat dijadikan sebagai bekal pengetahuan dalam bidang pendidikan.
c. Menambah kemampuan dalam membuat makalah

2. Bagi masyarakat, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apakah


yang dimaksud dengan kurikulum makro dan kurikulum mikro pembelajaran,
bagaimana langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Makro dan Kurikulum
Mikro dan mengetahui jenis-jenis Kurikulum.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu upaya pemerintah untuk mencapai


keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasan ilmu dan teknologi dengan
harapan dapat digunakan sebagai landasan dan pengembangan pendidikan di
Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan. Baik secara makro atau mikro.

Berdasarkan perumusan kurikulum pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, dapat diturunkan beberapa ciri kurikulum yakni:

 Kurikulum sebagai bahan ajar


 Kurikulum sebagai seperangkat pengalaman
 Kurikulum sebagai suatu rencana
 Kurikulum sebagai refleksi budaya

Kerangka kurikulum makro erat kaitannya dengan desentralisasi


kewenangan dari pemerintah pusat ke daerah, sedangkan aspek kurikulum
mikro melibatkan seluruh sektor dan lembaga pendidikan yang paling bawah,
tetapi terdepan dalam pelaksanaannya yaitu sekolah.

2.2 Pengertian Kurikulum Makro dan Kurikulum Mikro

Kurikulum makro adalah kurikulum yang cangkupannya menyeluruh


meliputi semua komponen, dan atau seluruh wilayah atau tempat, seluruh siswa
pada jenjang satuan pendidikan tertentu. Perencanaan makro merupakan
perencanaan yang menetapkan kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang
ingin dicapai dan cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Kurikulum
makro disusun oleh tim atau komisi khusus yang terdiri dari para ahli.
Sehingga, dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai
peranan dalam perancangan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro.
Sebagai contohnya dalam K13 yang telah ditetapkan yaitu kompetensi inti,

4
yang akibatnya seluruh komponen satuan Pendidikan pengajar harus
menggunakannya.

Kurikulum mikro adalah kurikulum yang cangkupannya pada tingkat


institusional dan atau merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso
dan makro. Kurikulum mikro merupakan perencanaan aktualisasi/secara nyata
dalam pengajaran di kelas. Perencanaan ini yaitu dalam bentuk perencanaan
instruksional yang lebih spesifik untuk pengajaran dalam kelas dengan
sejumlah langkah-langkah yang juga spesifik pada satuan pelajaran atau satuan
acara perkuliahan mulai dari identifikasi mata pelajaran (mata kuliah), topik,
sub topik, tujuan instruksional umum dan khusus sampai pada evaluasi.
Sehingga perencanaan tersebut dapat diaktualisasikan dengan baik dalam
proses belajar mengajar di kelas. Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi,
guru lebih berperan dalam kurikulum mikro. Peran Guru dapat menyusun
perencanaan pengajaran untuk jangka waktu tertentu yaitu dapat berupa
program tahunan (kurikulum untuk satu tahun dan satu semester) dan satuan
pelajaran (kurikulum untuk beberapa minggu atau hari). Program tahunan
maupun satuan pelajaran memiliki komponen-komponen yang sama yaitu
tujuan, bahan pelajaran, metode, media pembelajaran dan evaluasi. Sebagai
contohnya dalam K13 yaitu mengatur setiap guru pengajar pasti wajib
menyusun yang namanya perangkat pengajar dikelas seperti rpp, program
tahunan, program semester dan lainnya yang berkaitan dengan perancangan
pembelajaran di kelas. Akibatnya, terdapat perbedaan dalalampemilihan dan
penggunaan metode-metode dan atau langkah-langkah pembelajaran di setiap
komponen satuan pendidikan pengajar.

2.3 Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Makro dan Kurikulum Mikro

Peengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang


menghasilkan perbaikan terhadap kurikulum. Kegiatan pengembangan
kurikulum meliputi proses penilaian, penyusunan, pelaksanaan, dan
penyempurnaan yang terkandung di dalamnya berupa kegiatan seleksi dari
tujuan pendidikan, organisasi mata pelajaran atau matakuliah, metode dan
seleksi prosedur evaluasi, serta pengalaman belajar.

5
Adapun langkah-langkah dari pengembangan kurikulum dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pengembangan kurikulum secara makro dan
pengembangan kurikulum secara mikro.

1. Langkah- Langkah Pengambangan Kurikulum Secara Makro

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan


kurikulum secara makro yaitu:

 Pengaruh faktor yang mendorong terhadap pembaharuan kurikulum,


 Inisiasi pengembangan, yaitu proses pengambilan keputusan dalam
sistem pendidikan mengenai suatu pengembangan yang akan
dilaksanakan,
 Inovasi kurikulum baru yang harus mengikuti fase-fase tertentu seperti
halnya pada pelaksanaan percobaan dan mengadakan evaluasi maupun
revisi materi dan metode,
 Penyebaran pengetahuan dan pengertian pengembangan kurikulum di
luar lembaga pengembangan,
 Implementasi kurikulum yang telah dikembangkan di sekolah-
sekolah, serta
 Evaluasi kurikulum, yaitu para pengembang kurikulum
mengadakan penilaian terhadap kurikulum yang telah dilaksanakan
dengan mendapat umpan balik. Hasil evaluasi ini nantinya
dimanfaatkan untuk mengadakan revisi dan pengembangan
selanjutnya.

Menurut Sukanto dan Salim, yang menyatakan bahwa adapun langkah-


langkah pengembangan kurikulum makro yaitu seperti:

 Pengaruh faktor-faktor yang mendorong pembaharuan kurikulum,


 Hasil-hasil penemuan dalam interaksi belajar mengajar,
 Inisiasi pengembangan, yaitu proses pengambilan keputusan baik di
dalam maupun di luar sistem pendidikan mengenai satu
pengembangan atau inovasi kurikulum tertentu hendak dilaksanakan,

6
 Inovasi kurikulum baru, yaitu kurikulum baru yang dikembangkan
melalui proyek-proyek pengembangan kurikulum.
 Penentuan tujuan-tujuan kurikulum,
 Produksi material dan penciptaan metode-metode belajar yang sesuai,
 Pelaksanaan percobaan-percobaan terbatas pada sekolah-sekolah,
 Evaluasi dan revisi pada material dan metode pembelajaran,
 Penyebaran yang tak terbatas material dan metode yang sudah
direvisi,
 Penyebaran pengetahuan dan pengertian tentang pengembangan
kurikulum di luar lembaga-lembaga pengembangan kurikulum.
Kemudian hasil-hasil terkait dengan percobaan kurikulum
disebarluaskan di sekolah-sekolah dan masyarakat umum melalui
penanaman pengertian sehingga mereka akan responsif terhadap
pembaharuan yang hendak dilaksanakan,
 Implementasi kurikulum yang telah dikembangkan di sekolah-
sekolah. Sehingga pihak sekolah dan masyarakat secara umum dapat
responsif terhadap kurikulum baru yang diterapkan di sekolah-
sekolah. Maka, tentu saja guru-guru harus dipersiapkan apakah
melalui progaram pendidikan guru, penataan guru, pembinaan dan lain
sebagainya, serta
 Evaluasi kurikulum.
2. Langkah- Langkah Pengembangan Kurikulum Secara Mikro

Dalam langkah-langkah pengembangan kurikulum secara mikro pada


dasarnya hanya berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Kemudian langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum secara mikro yaitu
langkah pertama adalah dikenal dengan nama pengembangan program pada
tingkat lembaga, yang kedua adalah tahap pengembangan program bidang studi,
dan ketiga adalah tahap pengembangan program di kelas atau pada saat proses
belajar mengajar.

7
a. Pengembangan Program pada Tingkat Lembaga

Pengembangan program atau kurikulum pada tingkat lembaga ini


meliputi beberapa kegiatan pokok yaitu ada tiga diantaranya:

 Perumusan tujuan institusional


Perumusan tujuan institusional merupakan perumusan mengenai
ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilai-nilai yang
diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah mereka
menyelesaikan secara keseluruhan program pendidikan di suatu lembaga
pendidikan atau sekolah tertentu.
 Penetapan isi atau struktur program
Penetapan isi atau struktur program yaitu mempunyai makna untuk
menentukan bidang-bidang studi yang akan diajarkan pada suatu
lembaga atau jenjang sekolah tertentu. Sedangkan penetapan struktur
program merupakan penetapan atau penentuan mengenai jenis-jenis
program pendidikan, semester, jumlah bidang studi, dan alokasi waktu
yang diperlukan.
 Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum
Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum merupakan upaya
untuk memilih, menyusun dan menggerakkan segala cara, tenaga, dan
sarana untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Dalam
menyusun strategi, maka pelaksanaan kurikulum meliputi kegiatan
pengajaran, penilaian, bimbingan, penyuluhan dan melaksanakan
administrasi.
b. Pengembangan Program Tingkat Bidang Studi
Pengembangan pada tingkat bidang studi bertujuan untuk mencatat
tujuan kurikuler yakni tujuan bidang studi yang akan dicapai selama
program itu diajarkan.
Adapun beberapa hal yang harus dilakukan dalam kegiatan
pengembangan program pada tingkat bidang studi yaitu:
 Penetapan pokok-pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang
didasarkan pada tujuan kelembagaan sekolah,

8
 Penyusunan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran), serta
 Penyusunan pedoman khusus pelaksanaan program pengajaran
masing-masing bidang studi
Adapun langkah-langkah kegiatan untuk menempuh
dilaksanakannya pengembangan program tingkat bidang studi yaitu
sebagai berikut:
 Merumuskan tujuan kurikuler, yaitu bertujuan untuk rumusan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dimiliki
siswa dalam setiap bidang studi setelah mereka menyelesaikan
keseluruhan program sekolah tertentu,
 Merumuskan tujuan instruksional, dimaksudkan untuk rumusan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang merupakan penjabaran
dari tujuan kulikuler sebagai dasar untuk menetapkan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dalam setiap bidang studi,
 Menetapkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan, dimaksudkan
untuk ditetapkannya pokok bahasan dan sub pokok bahasan tiap
bidang studi yang nantinya merupakan bahan pengajaran, serta
 Menyusun garis-garis besar program pengajara, dimaksudkan
dengan selesainya struktur program GBPP dan pedoman
pelaksanaannya, maka pengembangan lebih lanjut dalam kurikulum
tersebut dilaksanakan disetiap sekolah dalam bentuk pengembangan
program pengajaran di kelas.
Sehingga, kegiatan dan pengembangan kurikulum pada tiap
bidang studi meliputi penyusunan tujuan kurikuler, perumusan
tujuan institusional umum dan menetapkan pokok bahasan.

c. Pengembangan Program Pengajaran di Kelas


Dalam pengembangan program pada tahap ini merupakan tahap
kewenangan guru untuk mengembangkan program pengajaran dan proses
belajar mengajar di kelas. Sehingga dalam mengembangkan program
pengajaran ini di kelas, guru harus memiliki Satuan Pembelajaran dan
Silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Satuan Pembelajaran atau

9
Silabus ini dilaksanakan oleh guru dalam rangka mengembangkan kegiatan
pengajaran di kelas. Namun, akan tetapi bila bahan pengajaran yang
dikembangkan dalam GBPP sudah dikelompokkan menjadi satuan bahasan,
maka guru tidak perlu lagi menyusun atau menentukan satuan bahasan.
Satuan bahasan itu langsung dikembangkan menjadi Satuan Pelajaran (SP)
untuk pedoman guru dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas.
2.4 Jenis- jenis Kurikulum
1. Berdasarkan konsep dan pelaksanaannya
Berdasarkan konsep dan pelaksanaannya kurikulum dibedakan
menjadi tiga yaitu kurikulum ideal, kurikulum actual dan kurikulum
tersembunyi.
a. Kurikulum ideal adalah kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu
yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang didalam dokumen kurikulum.
Kurikulum ideal merupakan kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan
dan berfungsi sebagai acuan atau program guru dalam proses belajar
mengajar. Karena kurikulum ini menjadi pedoman bagi guru maka
kurikulum ini juga disebut sebagai kurikulum formal atau kurikulum tertulis
(written curriculum). Contohnya adalah seperti kurikulum sebagai suatu
dokumen adalah kurikulum SMU 1989, Kurikulum SD 1975 yang berlaku
saat itu dan lain sebagainya.
b. Kurikulum actual adalah kurikulum yang dilaksanakan dalam proses
pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumunya terjadi jauh
berbeda dari apa yang diharapakan, namun seharusnya tetap mendekati
kurikulum ideal. Dalam pelaksaaannya implementasi dari kurikulum ideal
terkadang mengalami beberapa hambatan diantaranya adalah sarana dan
prasarana, kemampuan guru serta kebijaksanaan sekolah/kepala sekolah.
Karena hal tersebut maka guru hanya bisa melakukan kurikulum yang
sesuai dengan keadaan yang ada. Inilah yang disebut dengan kurikulum
actual.

10
c. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
Yakni segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum
ideal menjadi kurikulum actual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh
guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu
sendiri. Makna lain dari kurikulum tersembunyi adalah segala sesuatu yang
tidak direncanakan atau tidak diprogramkan yang dapat mempengaruhi
perubahan perilaku siswa. Sebagai contoh kebiasan guru datang tepat waktu
ketika mengajar dikelas akan berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian peserta didik.

2. Berdasarkan Struktur dan Materi Mata Pelajaran yang diajarkan


Menurut Karya yang menyatakan bahwa berdasarkan struktur dan
materi dalam pelaksaan atau pengaplikasian kurikulum dalam pembelajaran
kurikulum dibedakan menjadi tiga yaitu kurikulum terpisah-pisah
(separated curriculum), Kurikulum terpadu (intergrated curriculum) dan
Kurikulum terkoleksi (correlated curriculum).
a. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum)
Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum) merupakan kurikulum
mata pelajaran yang dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah.
Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran
geografi dan yang lainnya maksudnya tidak disajika secara terpadu dalam
kelompok mata pelajaran Ilmu Sosial.
b. Kurikulum Terpadu (integrated curriculum)
Kurikulum Terpadu (integrated curriculum) merupakan kurikulum
yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal
dengan pembelajaran tematik yang diberikan dikelas rendah Sekolah Dasar.
Mata pelajaran Matematika, sains, Bahasa Indonesia dan beberapa mata
pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu.

11
c. Kurikulum terkorelasi (coralated curriculum)
Kurikulum terkorelasi (coralated curriculum) merupakan kurikulum
yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan
ajar yang lain. Disini mata pelajaran digabungkan satu sama lain sehingga
tidak berdiri sendiri. Untuk memadukan yang satu dengan lainnya, dtempuh
dengan cara-cara korelasi Antara lain:
 Korelasi okasional atau incidental, yaitu korelasi yang diadakan
sewaktu-waktu bila ada hubungannya.
 Korelasi etis, yaitu yang bertujuan mendidik budi pekertisebag pusat
pelajaran diambil pendidikan agama atau budi pekerti.
 Korelasi sitematis, yaitu yang mana koreasi ini disusun oleh guru
sendiri.
 Korelasi informal, yang mana kurikulum ini dapat berjalan dengan
cara Antara beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk
mengkorelasikan anta mata pelajaran yang dipegang guru A dengan
mata pelajaran yang dipegang guru B.
 Korelasi formal yaiu kurikulum ini sudah direncanakan oleh guru
atau tim secara bersama-sama
 Korelasi meluas (broad field) yaitu dimana korelasi ini sebenarnya
merupakan fungsi dari beberapa bidang studi yang memiliki ciri khas
yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi.

Sifat hubungan ada berbagai macam. Ada yang bersifat timbal balik,
sebab akibat, ada yang dihubungkan dengan sengaja. Tetapi ada juga
hubungan yang secara kebetulan. Dalam pengorganisasian kurikulum secara
separated ditemukan banyak kelemahan. Maka dicari pengorganisasian
dengan cara lain yaitu dengan cara digabungkan atau dikorelasikan dua atau
lebih mata pelajaran yang mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau
permasalahan yang sama.

12
3. Berdasarkan pengembangan dan penggunaannya
a. Kurikulum Nasional (national curriculum)
Menurut Sanjaya yaitu Kurikulum Nasional adalah kurikulum yang
disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan serentak
secara menyeluruh secara nasional.
b. Kurikulum Sekolah (school curriculum)
Menurut Sanjaya yaitu Kurikulum Sekolah adalah kurikulum yang
disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah yang hadir dari
keinginan untuk diferensiasi dalam kurikulum.
4. Ditinjau dari Sudat Pandang Guru

Dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembimbing kurikulum,


maka kurikulum dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut:

a. Open curriculum (kurikulum terbuka)


Kurikulum terbuka artinya guru memiliki kebebasan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya.

b. Close curriculum (kurikulum tertutup)


Kurikulum tertutup artinya kurikulum sudah ditentukan secara
pasti mulai dari tujuan, materi, metode dan evaluasinya, sehingga guru
tinggal melaksanakan apa adanya.

c. Guide curriculum (kurikulum terbimbing)


Kurikulum terbimbing artinya kurikulum setengah terbuka dan
setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam
kurikulum, akan tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk
mengembangkan pelaksanaan pengajaran lebih lanjut dalam kelas.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :


Secara umum, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Nah, Kurikulum disini dapat ditetapkan berdasarkan
cangkupannya yaitu Kurikulum Makro dan Kurikulum Mikro. Kurikulum
Makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan yang akan ditempuh,
tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional
yang disusun oleh para ahli. Sedangkan Kurikulum Mikro adalah perencanaan
instruksional yang spesifik untuk pengajaran dalam kelas dengan sejumlah
langkah-langkah yang spesifik pada satuan pelajaran atau satuan acara
perkuliahan mulai dari identifikasi mata pelajaran (mata kuliah), topik, sub
topik, tujuan instruksional umum dan khusus sampai pada evaluasi. Kemudian
dalam langkah-langkah pengembangannya, kurikulum makro yakni :
1) Pengaruh faktor yang mendorong terhadap pembaharuan kurikulum;
2) Inisiasi pengembangan;
3) Inovasi kurikulum baru;
4) Difusi;
5) Implementasi kurikulum;
6) Evaluasi kurikulum.
Sedangkan langkah-langkah pengembangan kurikulum mikro yakni
pengembangan program pada tingkat lembaga, tahap pengembangan
program bidang studi, dan tahap pengembangan program di kelas atau pada
saat proses belajar Berdasarkan konsep dan pelaksanaannya
Jenis-jenis kurikulum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
tergantung dari dasar pengelompokannya, yaknin:

14
1) Berdasarkan konsep dan pelaksanaannya kurikulum dibedakan
menjadi tiga yaitu kurikulum ideal, kurikulum actual dan
kurikulum tersembunyi.
2) Berdasarkan Struktur dan Materi Mata Pelajaran yang diajarkan
kurikulum dibedakan menjadi tiga yaitu kurikulum terpisah-pisah
(separated curriculum), Kurikulum terpadu (intergrated
curriculum) dan Kurikulum terkoleksi (correlated curriculum).
3) Berdasarkan pengembangan dan penggunaannya dibagi menjadi
Kurikulum Nasional (national curriculum)dan Kurikulum
Sekolah (school curriculum)
4) Dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembimbing kurikulum,
maka kurikulum dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Open
curriculum (kurikulum terbuka), Close curriculum (kurikulum
tertutup), dan Guide curriculum (kurikulum terbimbing).

3.2 Saran

Adapun saran dari pembahasan materi di atas adalah sebagai berikut :


Dalam pengembangan kurikulum baik dari kurikulum makro dan kurikulum
mikro, diperlukan pengkajian secara serius dari segi keadaan tempat letak
geografis daerah Indonesia. Mengingat bahwa di Indonesia sendiri memiliki
keadaan geografis yang sangat berbeda dari daerah satu dengan daerah yang
lainnya. Selain itu juga, untuk lebih memahami pengembangan di setiap
kurikulum yang ada perlu mencermati setiap perbedaan kurikulum yang ada,
sehingga dalam proses pengembangan kurikulum tersebut dapat menghasilkan
kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas jadi lebih terstuktur dan lebih
bermakna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Makalah Pengembangan Kurikulum.


https://mahasiswapai2uinsu.wordpress.com/2016/04/01/makalah-
pengembangan-kurikulum/. Diakses tanggal 10 September 2018

Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik. Jakarta:PT


Rajagrafindo Persada

Ismawati, Esti.2012. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar.


Yogyakarta:Penerbit Ombak

Karya,R. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara.pengembangan kurikulum.


Retrievedfromhttp://educloud.fkip.unila.a.id/index.php?dir=ilmu%20pendidika
n/pendidikan%20Guru%20sekolah%20dasar/pengembangan%20kurikulum/&f
ile=pengembangan_kurikulum_4.pdf

Sanjaya,W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Sukanto dan Salim. 1991. Pengembangan Kurikulum PAI untuk Kalangan Sendiri.
Jakarta: Bumi Aksara

S. Nasution. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Sinar Grafika Offest. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional

16

Anda mungkin juga menyukai