OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS 3A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kurikulum Makro Vs
Mikro Pembelajaran serta Jenis-Jenis Kurikulum” ini tepat pada waktunya untuk
memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum.
Selama penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si dan Ibu Ratih Ayu Apsari, S.Pd,
M.Sc, M.Pd sebagai Dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum, Jurusan
Matematika Undiksha yang telah membimbing serta memotivasi penulis dalam
pembuatan makalah ini.
2. Pihak keluarga yang senantiasa memberi dukungan dan memberikan banyak
motivasi kepada penulis.
3. Teman-teman sekelas yang telah memberi masukan, juga berperan dalam proses
pembuatan makalah ini sebagai rekan sharing sebaya.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kami
sangat mengharapkan kritik, saran ataupun masukan guna penyempurnaan penulisan
makalah kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
bagi kita semua, khususnya manfaat di bidang pendidikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dimana suatu desain kurikulum berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan.
Oleh karena itu, untuk mememahami lebih jauh mengenai hal tersebut maka
makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang kurikulum makro vs mikro
pembelajaran serta jenis-jenis kurikulum sebagai bahan pembahasan di makalah ini.
Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang diatas, antara lain:
1.3 Tujuan
2
3. Mengetahui jenis-jenis kurikulum
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
a. Makalah ini dapat membantu penulis untuk melengkapi tugas mata
kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum
b. Menambah pengetahuan serta wawasan penulis mengenai kurikulum
makro dan mikro pembelajaran serta jenis-jenis kurikulum sehingga
dapat dijadikan sebagai bekal pengetahuan dalam bidang pendidikan.
c. Menambah kemampuan dalam membuat makalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang akibatnya seluruh komponen satuan Pendidikan pengajar harus
menggunakannya.
5
Adapun langkah-langkah dari pengembangan kurikulum dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pengembangan kurikulum secara makro dan
pengembangan kurikulum secara mikro.
6
Inovasi kurikulum baru, yaitu kurikulum baru yang dikembangkan
melalui proyek-proyek pengembangan kurikulum.
Penentuan tujuan-tujuan kurikulum,
Produksi material dan penciptaan metode-metode belajar yang sesuai,
Pelaksanaan percobaan-percobaan terbatas pada sekolah-sekolah,
Evaluasi dan revisi pada material dan metode pembelajaran,
Penyebaran yang tak terbatas material dan metode yang sudah
direvisi,
Penyebaran pengetahuan dan pengertian tentang pengembangan
kurikulum di luar lembaga-lembaga pengembangan kurikulum.
Kemudian hasil-hasil terkait dengan percobaan kurikulum
disebarluaskan di sekolah-sekolah dan masyarakat umum melalui
penanaman pengertian sehingga mereka akan responsif terhadap
pembaharuan yang hendak dilaksanakan,
Implementasi kurikulum yang telah dikembangkan di sekolah-
sekolah. Sehingga pihak sekolah dan masyarakat secara umum dapat
responsif terhadap kurikulum baru yang diterapkan di sekolah-
sekolah. Maka, tentu saja guru-guru harus dipersiapkan apakah
melalui progaram pendidikan guru, penataan guru, pembinaan dan lain
sebagainya, serta
Evaluasi kurikulum.
2. Langkah- Langkah Pengembangan Kurikulum Secara Mikro
7
a. Pengembangan Program pada Tingkat Lembaga
8
Penyusunan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran), serta
Penyusunan pedoman khusus pelaksanaan program pengajaran
masing-masing bidang studi
Adapun langkah-langkah kegiatan untuk menempuh
dilaksanakannya pengembangan program tingkat bidang studi yaitu
sebagai berikut:
Merumuskan tujuan kurikuler, yaitu bertujuan untuk rumusan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dimiliki
siswa dalam setiap bidang studi setelah mereka menyelesaikan
keseluruhan program sekolah tertentu,
Merumuskan tujuan instruksional, dimaksudkan untuk rumusan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang merupakan penjabaran
dari tujuan kulikuler sebagai dasar untuk menetapkan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dalam setiap bidang studi,
Menetapkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan, dimaksudkan
untuk ditetapkannya pokok bahasan dan sub pokok bahasan tiap
bidang studi yang nantinya merupakan bahan pengajaran, serta
Menyusun garis-garis besar program pengajara, dimaksudkan
dengan selesainya struktur program GBPP dan pedoman
pelaksanaannya, maka pengembangan lebih lanjut dalam kurikulum
tersebut dilaksanakan disetiap sekolah dalam bentuk pengembangan
program pengajaran di kelas.
Sehingga, kegiatan dan pengembangan kurikulum pada tiap
bidang studi meliputi penyusunan tujuan kurikuler, perumusan
tujuan institusional umum dan menetapkan pokok bahasan.
9
Silabus ini dilaksanakan oleh guru dalam rangka mengembangkan kegiatan
pengajaran di kelas. Namun, akan tetapi bila bahan pengajaran yang
dikembangkan dalam GBPP sudah dikelompokkan menjadi satuan bahasan,
maka guru tidak perlu lagi menyusun atau menentukan satuan bahasan.
Satuan bahasan itu langsung dikembangkan menjadi Satuan Pelajaran (SP)
untuk pedoman guru dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas.
2.4 Jenis- jenis Kurikulum
1. Berdasarkan konsep dan pelaksanaannya
Berdasarkan konsep dan pelaksanaannya kurikulum dibedakan
menjadi tiga yaitu kurikulum ideal, kurikulum actual dan kurikulum
tersembunyi.
a. Kurikulum ideal adalah kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu
yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang didalam dokumen kurikulum.
Kurikulum ideal merupakan kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan
dan berfungsi sebagai acuan atau program guru dalam proses belajar
mengajar. Karena kurikulum ini menjadi pedoman bagi guru maka
kurikulum ini juga disebut sebagai kurikulum formal atau kurikulum tertulis
(written curriculum). Contohnya adalah seperti kurikulum sebagai suatu
dokumen adalah kurikulum SMU 1989, Kurikulum SD 1975 yang berlaku
saat itu dan lain sebagainya.
b. Kurikulum actual adalah kurikulum yang dilaksanakan dalam proses
pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumunya terjadi jauh
berbeda dari apa yang diharapakan, namun seharusnya tetap mendekati
kurikulum ideal. Dalam pelaksaaannya implementasi dari kurikulum ideal
terkadang mengalami beberapa hambatan diantaranya adalah sarana dan
prasarana, kemampuan guru serta kebijaksanaan sekolah/kepala sekolah.
Karena hal tersebut maka guru hanya bisa melakukan kurikulum yang
sesuai dengan keadaan yang ada. Inilah yang disebut dengan kurikulum
actual.
10
c. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
Yakni segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum
ideal menjadi kurikulum actual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh
guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu
sendiri. Makna lain dari kurikulum tersembunyi adalah segala sesuatu yang
tidak direncanakan atau tidak diprogramkan yang dapat mempengaruhi
perubahan perilaku siswa. Sebagai contoh kebiasan guru datang tepat waktu
ketika mengajar dikelas akan berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian peserta didik.
11
c. Kurikulum terkorelasi (coralated curriculum)
Kurikulum terkorelasi (coralated curriculum) merupakan kurikulum
yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan
ajar yang lain. Disini mata pelajaran digabungkan satu sama lain sehingga
tidak berdiri sendiri. Untuk memadukan yang satu dengan lainnya, dtempuh
dengan cara-cara korelasi Antara lain:
Korelasi okasional atau incidental, yaitu korelasi yang diadakan
sewaktu-waktu bila ada hubungannya.
Korelasi etis, yaitu yang bertujuan mendidik budi pekertisebag pusat
pelajaran diambil pendidikan agama atau budi pekerti.
Korelasi sitematis, yaitu yang mana koreasi ini disusun oleh guru
sendiri.
Korelasi informal, yang mana kurikulum ini dapat berjalan dengan
cara Antara beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk
mengkorelasikan anta mata pelajaran yang dipegang guru A dengan
mata pelajaran yang dipegang guru B.
Korelasi formal yaiu kurikulum ini sudah direncanakan oleh guru
atau tim secara bersama-sama
Korelasi meluas (broad field) yaitu dimana korelasi ini sebenarnya
merupakan fungsi dari beberapa bidang studi yang memiliki ciri khas
yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi.
Sifat hubungan ada berbagai macam. Ada yang bersifat timbal balik,
sebab akibat, ada yang dihubungkan dengan sengaja. Tetapi ada juga
hubungan yang secara kebetulan. Dalam pengorganisasian kurikulum secara
separated ditemukan banyak kelemahan. Maka dicari pengorganisasian
dengan cara lain yaitu dengan cara digabungkan atau dikorelasikan dua atau
lebih mata pelajaran yang mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau
permasalahan yang sama.
12
3. Berdasarkan pengembangan dan penggunaannya
a. Kurikulum Nasional (national curriculum)
Menurut Sanjaya yaitu Kurikulum Nasional adalah kurikulum yang
disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan serentak
secara menyeluruh secara nasional.
b. Kurikulum Sekolah (school curriculum)
Menurut Sanjaya yaitu Kurikulum Sekolah adalah kurikulum yang
disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah yang hadir dari
keinginan untuk diferensiasi dalam kurikulum.
4. Ditinjau dari Sudat Pandang Guru
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
14
1) Berdasarkan konsep dan pelaksanaannya kurikulum dibedakan
menjadi tiga yaitu kurikulum ideal, kurikulum actual dan
kurikulum tersembunyi.
2) Berdasarkan Struktur dan Materi Mata Pelajaran yang diajarkan
kurikulum dibedakan menjadi tiga yaitu kurikulum terpisah-pisah
(separated curriculum), Kurikulum terpadu (intergrated
curriculum) dan Kurikulum terkoleksi (correlated curriculum).
3) Berdasarkan pengembangan dan penggunaannya dibagi menjadi
Kurikulum Nasional (national curriculum)dan Kurikulum
Sekolah (school curriculum)
4) Dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembimbing kurikulum,
maka kurikulum dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Open
curriculum (kurikulum terbuka), Close curriculum (kurikulum
tertutup), dan Guide curriculum (kurikulum terbimbing).
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Sukanto dan Salim. 1991. Pengembangan Kurikulum PAI untuk Kalangan Sendiri.
Jakarta: Bumi Aksara
S. Nasution. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Sinar Grafika Offest. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
16