Anda di halaman 1dari 10

RESUME TEORI KEPEMIMPINAN DALAM

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan


Dosen Pengampu: Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep

Oleh
NAMA : Moh Irsyad A
NIM : 1707170
SEMESTER : VI (C)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
TEORI KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Teori kepemimpinan
1. Teori “Trait” (Bakat)
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin
dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu
yang membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis dan Huston, 1998). Teori
ini disebut dengan “Great Man Theory”. Tetapi menurut teori kontemporer,
kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan hanya dari pembawaan sejak
lahir, dimana teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa yang
mengasuh, situasi, dan lingkungan lainnya.
2. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai
suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu
produksi ke fokus pegawai. Menurut Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan
dengan gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi.
3. Teori “Contigency dan Situasional”
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
melaksanakan tugasnya dengan mengombinasi antara faktor bawaan, perilaku, dan
situasi. Tannenbau & Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya
kepemimpinan otoriter dan demokratis diperlukan oleh manajer dimana unsur utama
adalah tergantung dari situasi suatu organisasi, yaitu kemampuan manajer dan
penghargaan pada kelompok. Fielder (1967) menegaskan bahwa gaya kepemimpinan
yang paling tepat adalah ideal dengan situasi.
4. Teori Kontemporer
Teori ini menekankan terhadap 4 komponen penting dalam suatu pengelolaan,
yaitu: (1) manajer/pemimpin, (2) staf dan atasan, (3) pekaryaan, dan (4) lingkungan.
Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus
mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Teori X dan Teori Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human
Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu
organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu Teori X dan Teori Y.
Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang
ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih
suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya, Teori Y mengasumsikan bahwa
bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu
mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif
6. Teori Z
Teori ini dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan
pengembangan dari teori Y dari McGregor (1460) dan mendukung gaya
kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan
kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan
pekaryaan, promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf.
7. Teori interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai
suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang
secara dinamis. Asumsi teori ini adalah sebagai berikut :
a. Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai
motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekaryaan
b. Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu
c. Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula
d. Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi
e. Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi

B. Gaya kepemimpinan
1. Demokratis
Definisi pemimpin yang selalu mendengar dan mempertimbangkan atas
masukan – masukan dari para pegawainya. Gaya kepemimpinan demokratik,
pemimpin menghargai karakteristik dan kemampuan bawahannya.
Kepemimpinan Dalam Keperawatan pandangan bawahannya serta memoti!asi
mereka untuk mencapai tujuan dan membiasakan mereka untuk membuat keputusan
tertentu bagi dirinya
2. Otoriter
Definisi gaya pemimpin yang memusatkan pada segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
3. Laisez Faire
Definisi pemimpin memberikan dan membiarkan pegawainya untuk
melakukan kinerja masing – masing sesuka hati
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan bebas tindak,
menyerahkan perannya sebagai pimpinan kepada bawahannya, dengan bimbingan
yang minimal atau tidak ada sama sekali. Kepercayaan diberikan kepada bawahan
untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang sesuai dengan pola kerja.
4. Otokratis
Definisi ketergantungan kepada yang berwenang dan tidak akan melakukan
apa – apa kecuali jika diperintah
1ada gaya kepemimpinan otokratik, pemimpin melakukan kontrol yang maksimal
terhadap bawahan, membuat keputusan sendiri dalam menentukan tujuan kelompok.
5. Karimastik
Definisi suatu hubungan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok
yang dipimpin.
6. Paternalistik
Gaya kepemimpinan paternalistik terdapat pada lingkungan tradisional karena
adanya kekuatan ikatan primordial, sistem keluarga besar, komunalistik, peran adat
istiadat, dan hubungan pribadi yang dekat antar anggota masyarakat.

C. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang memobilisasi sumber daya intitusional,
politis, psikologis dan sumber lain untuk membangkitkan, melibatkan dan memotivasi
pengikutnya (Bass & Avolio, 2002 dalam Hartiti, 2013).
Pemimpin transformasional adalah seseorang pemimpin yang menguasai situasi
dengan menyampaikan visi yang jelas tentang tujuan kelompok, bergairah dalam
pekerjaan dan kemampuan untuk membuat anggota kelompok merasa diisi ulang dan
berenergi (Kendra, 2013). Komponen Perilaku Kepemimpinan Transformasional :
Kharismatik, Pengaruh idealis, Motivasi Inspirasi, Stimulasi intelektual
D. Kepemimpinan Transaksional
Para pemimpin transaksional (transactional leaders) memandang manajemen sebagai
serangkaian transaksi dengan mereka menggunakan kekuasaan sah, imbalan, dan
koersifnya untuk memberikan perintah dan menukarkan imbalan atas jasa yang diberikan.
Kepemimpinan ini tidak memberikan semangat, mengubah, memberdayakan atau
memberikan inspirasi kepada orang-orang untuk memusatkan perhatian pada kepentingan
dari kelompok atau organisasi. Akan tetapi, pedekatan transaksional dapat lebih efektif
bagi para individualis dibandingkan kolektivis.

E. Kepemimpinan yang Efektif


Menurut Kadarman & Upaya Seorang pemimpin yang efektif tidak akan
menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan orang lain, namun justru digunakan
untuk mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang
ada.
1. Swanburg (2000) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah
sebagai berikut:
a. Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)
b. Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang
baik, keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)
c. Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).
2. Merton, menguraikan kepemimpinan yang efekti dapat memenuhi 4 keadaan yaitu :
a. Seseorang akan mengerti apabila menerima suatu komunikasi,
b. Mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh komunikasi
tadi,
c. Percaya bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai dengan kehendak perorangan
dengan nilai yang baik,
d. Sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi.

F. Kepemimpinan kepala Ruang


1. Kepala ruangan perlu membuat perencanaan (Swansburg, 1998) :
a. Meningkatkan keberhasilan pencapaian tujuan
b. Meningkatkan analisis kepala ruangan tentang kondisi yg ada
c. Membuat kerangka kerja berdasarkan misi RS
d. Mempersiapkan staf utk melakukan kegiatan
e. Mencegah terjadinya situasi krisis
f. Menjadi pedoman manajemen ttg penampilan kerja
2. Perencanaan di ruang rawat
a. Perencanaan harian ( Jangka pendek)
1) Pengkajian , penetapan renpra, implementasi dan evaluasi oleh ketua Tim/PP
2) Mengevaluasi dokumentasi pasien
3) Pergantian dinas akibat kondisi ruangan
4) Rencana kegiatan dinas pagi, sore dan malamn
b. perencanaan bulanan menengah
1) Pengaturan Jadwal dinas
2) Permintaan bahan materi di ruang rawat
3) Pertemuan bulanan dg semua staf
c. Perencanaan tahunan (Jangk Panjang), meliputi :
1) Peningkatan mutu Askep,
2) Pengembangan tenaga
3) Penambahan peralatan dan Pengembangan keprofesian.

G. Kepala Ruang sebagai manager yang efektif


Menurut Tappen (1995) ada enam komponen penting ciri dari pemimpin yang efektif
untuk mengarahkan orang-orang/ bawahan dalam organisasi keperawatan, antara lain:
1. Memiliki Pengetahuan Yang Cukup
a. Pengetahuan kepemimpinan
Teori kepemimpinan, pengertian kepemimpinan, gaya kepemimpinan dan
pemimpin yang efektif
b. Pengetahuan keperawatan
Subtansi ilmu keperawatan, ketrampilan, peningkatan dan pengembangan ilmu
keperawatan secara terus menerus, menyadari kekuatan.dan kekuasaan personal
untuk orang lain.
c. Berpikir kritis
1) Kepemimpinan Dalam Keperawatan
2) Mengkaji asumsi gagasan dan kegiatan yang masuk akal.
3) Pemimpin berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
4) Pekerjaan yang rutinitas akan menghambat ino!asi.
2. Memiliki Kesadaran Diri.
Kesadaran diri berkontribusi kepada pengembangan hubungan interpersonal yang
efektif. Peningkatan kesadaran diri sendiri dapat terjadi dengan mempelajari perilaku
manusia, mengobser!asi reaksi orang lain terhadap perilaku kita dan umpan balik dari
orang lain tentang perilaku yang kita tampilkan. Komponen kesadaran diri sangat
membantu untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, karena
a. Dapat mengenal diri sendiri dan dapat mengenal gejala dari kecemasan.
b. Dapat mengungkapkan perasaan dengan kehangatan dan menghormati orang lain
dengan positif
c. Seseorang akan lebih fleksibel, lebih mandiri, kurang tergantung pada orang lain
bila menyadari dan menerima keunikan dirinya
d. Bila kesadaran diri rendah, cenderung mempunyai respons yang berbeda dari yang
diharapkan orang lain
e. Kesadaran diri penting, karena kita akan menyukai diri sendiri, lebih
menyenangkan, dan memikirkan diri kita sebagai seorang pemimpin.
3. Komunikasi Yang Efektif
Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik dalam suatu kepemimpinan,
seorang pemimpin yang efektif harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut
a. Pendengar aktif, sebagai pendengar yang baik membutuhkan kosentrasi dan
berusaha untuk melakukan klarifikasi bila terjadi ketidak jelasan informasi,
menebak atau mengira-ngira akan menimbulkan ketidak akuratan.
b. Mengikuti aliran informasi, hal ini dilakukan dengan cara sering bertemu yang
bertujuan untuk mencegah salah pengertian.
c. Asertif, komunikasi yang diulang berkali-kali, jelas dan langsung adalah penting
untuk kepemimpinan yang efektif.
d. Memberikan umpan balik, karena umpan balik sangat dibutuhkan oleh anggota
tim
e. Hubungan dan jaringan komunikasi.
f. Mengkomunikasikan visi.
4. Memiliki Energi
a. Energi tidak dinilai hanya dari fisik tetapi juga dari situasi perasaan.
b. Energi yang tinggi dapat meningkatkan efektifitas dalam memimpin, karena saat
berinteraksi tingkat energi seorang pemimpin akan mempengaruhi respons orang
lain.
c. Enthusiasm, merupakan semangat yang besar, antusias, dan kegairahan dari
seorang pemimpin yang dapat ditularkan kepada orang lain.
d. Seorang pemimpin dapat menjaga dan meningkatkan energi dengan cara menjaga
kondisi kesehatan, relaksasi, rekreasi dan menggunakan teknik kepemimpinan
yang efektif.
5. Memiliki Tujuan
Kepemimpinan yang efektif harus memperhatikan tujuan yang akan dicapai, meliputi:
a. Tujuan lingkungan (organisasi) & dan tujuan kelompok.
b. Tujuan individual (anggota dan pemimpin)
c. Sebuah tujuan, butuh kebersamaan dan pengertian untuk group
d. Kewajiban pemimpin “bagaimana memulai sesuatu dalam group”
e. Untuk mencapai kebersamaan, pemimpin harus memberikan informasi yang tepat.
6. Melakukan Tindakan/aksi
a. Pemimpin berorientasi pada kemampuan menentukan dan tindakan.
b. Pemimpin tidak dapat menunggu orang lain memberitahu apa yang harus
dikerjakan.
c. Berfikir dahulu sebelum berbuat.
d. Bekerja dengan orang lain.
e. Inisiatif dalam pikiran dan kegiatan.
7. Tugas manajer (karu katim)
a. Perencanaan Menetapkan tujuan & cara u/ encapainya
b. Pengorganisasian Membangun struktur & sistem kerja
c. Kepemimpinan Memberi inspirasi kpd orang banyak u/ kerja keras
d. Pengendalian Menilai perorangan & menentukan hasil
H. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Planning perencanaan
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan
keperawatan, perkiraan proyeksi jangka pendek & panjang serta menentukan jumlah
biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. struktur organisasi, model penugasan keperawatan,
3. Staffing
kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian rekruitmen, wawancara,
mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan pegawai baru serta
pengembangan staf.
4. Directing Pengarahan
Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-
usaha organisasi. pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..
5. Controlling
pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan, pengendalian
mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan
keperawatan.
Elemen Utama
1. Input
dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan
fasilitas.
2. Proses
dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3. Output
adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
4. Kontrol
yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan
akreditasi.
5. Mekanisme umpan balik.
berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan
kerja perawat..

Anda mungkin juga menyukai