Resume Jurnal
Resume Jurnal
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Oleh
NAMA : Moh Irsyad A
NIM : 1707170
SEMESTER : VI (C)
A. Teori kepemimpinan
1. Teori “Trait” (Bakat)
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin
dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu
yang membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis dan Huston, 1998). Teori
ini disebut dengan “Great Man Theory”. Tetapi menurut teori kontemporer,
kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan hanya dari pembawaan sejak
lahir, dimana teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa yang
mengasuh, situasi, dan lingkungan lainnya.
2. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai
suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu
produksi ke fokus pegawai. Menurut Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan
dengan gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi.
3. Teori “Contigency dan Situasional”
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
melaksanakan tugasnya dengan mengombinasi antara faktor bawaan, perilaku, dan
situasi. Tannenbau & Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya
kepemimpinan otoriter dan demokratis diperlukan oleh manajer dimana unsur utama
adalah tergantung dari situasi suatu organisasi, yaitu kemampuan manajer dan
penghargaan pada kelompok. Fielder (1967) menegaskan bahwa gaya kepemimpinan
yang paling tepat adalah ideal dengan situasi.
4. Teori Kontemporer
Teori ini menekankan terhadap 4 komponen penting dalam suatu pengelolaan,
yaitu: (1) manajer/pemimpin, (2) staf dan atasan, (3) pekaryaan, dan (4) lingkungan.
Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus
mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Teori X dan Teori Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human
Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu
organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu Teori X dan Teori Y.
Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang
ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih
suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya, Teori Y mengasumsikan bahwa
bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu
mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif
6. Teori Z
Teori ini dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan
pengembangan dari teori Y dari McGregor (1460) dan mendukung gaya
kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan
kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan
pekaryaan, promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf.
7. Teori interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai
suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang
secara dinamis. Asumsi teori ini adalah sebagai berikut :
a. Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai
motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekaryaan
b. Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu
c. Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula
d. Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi
e. Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi
B. Gaya kepemimpinan
1. Demokratis
Definisi pemimpin yang selalu mendengar dan mempertimbangkan atas
masukan – masukan dari para pegawainya. Gaya kepemimpinan demokratik,
pemimpin menghargai karakteristik dan kemampuan bawahannya.
Kepemimpinan Dalam Keperawatan pandangan bawahannya serta memoti!asi
mereka untuk mencapai tujuan dan membiasakan mereka untuk membuat keputusan
tertentu bagi dirinya
2. Otoriter
Definisi gaya pemimpin yang memusatkan pada segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
3. Laisez Faire
Definisi pemimpin memberikan dan membiarkan pegawainya untuk
melakukan kinerja masing – masing sesuka hati
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan bebas tindak,
menyerahkan perannya sebagai pimpinan kepada bawahannya, dengan bimbingan
yang minimal atau tidak ada sama sekali. Kepercayaan diberikan kepada bawahan
untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang sesuai dengan pola kerja.
4. Otokratis
Definisi ketergantungan kepada yang berwenang dan tidak akan melakukan
apa – apa kecuali jika diperintah
1ada gaya kepemimpinan otokratik, pemimpin melakukan kontrol yang maksimal
terhadap bawahan, membuat keputusan sendiri dalam menentukan tujuan kelompok.
5. Karimastik
Definisi suatu hubungan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok
yang dipimpin.
6. Paternalistik
Gaya kepemimpinan paternalistik terdapat pada lingkungan tradisional karena
adanya kekuatan ikatan primordial, sistem keluarga besar, komunalistik, peran adat
istiadat, dan hubungan pribadi yang dekat antar anggota masyarakat.
C. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang memobilisasi sumber daya intitusional,
politis, psikologis dan sumber lain untuk membangkitkan, melibatkan dan memotivasi
pengikutnya (Bass & Avolio, 2002 dalam Hartiti, 2013).
Pemimpin transformasional adalah seseorang pemimpin yang menguasai situasi
dengan menyampaikan visi yang jelas tentang tujuan kelompok, bergairah dalam
pekerjaan dan kemampuan untuk membuat anggota kelompok merasa diisi ulang dan
berenergi (Kendra, 2013). Komponen Perilaku Kepemimpinan Transformasional :
Kharismatik, Pengaruh idealis, Motivasi Inspirasi, Stimulasi intelektual
D. Kepemimpinan Transaksional
Para pemimpin transaksional (transactional leaders) memandang manajemen sebagai
serangkaian transaksi dengan mereka menggunakan kekuasaan sah, imbalan, dan
koersifnya untuk memberikan perintah dan menukarkan imbalan atas jasa yang diberikan.
Kepemimpinan ini tidak memberikan semangat, mengubah, memberdayakan atau
memberikan inspirasi kepada orang-orang untuk memusatkan perhatian pada kepentingan
dari kelompok atau organisasi. Akan tetapi, pedekatan transaksional dapat lebih efektif
bagi para individualis dibandingkan kolektivis.