Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

OPERATIONAL AND STRATEGIC ABM IN MANUFACTURING COMPANIES

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

(A.Rizal Putra, SE, Akt, M.Si)

KENNI RANA 1510532014

SUCI JULIANA 1510532016

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2018
OPERATIONAL AND STRATEGIC ABM IN MANUFACTURING COMPANIES

Activity – Based Management (ABM) adalah pengelolaan aktivitas untuk


meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan nilai
tersebut tersebut.

Dengan Activity – Based Management (ABM), suatu perusahaan dapat melakukan


evaluasi biaya dan nilai (value) dan suatu aktivitas proses sehingga akan teridentifikasi
peluang (akan terjadi perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatkan efesiensi proses
(prosess improvement).

Activity – Based Management (ABM) ini merupakan pendekatan management yang


berfokus untuk dapat;

1. Meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dari setiap aktifitas yang dilakukan
2. Menentukan aktivitas perusahaanyang merupakan aktivitas value addeddan aktivitas non-
value added
3. Meningkatkan value added activity dan mengurangi bahkan menghilangkan non-value
added activity.

Activity – Based Management (ABM) memiliki dua tujuan yaitu :


1. Memperbaiki nilai yang diterima olehpelanggan
2. Memperbaiki laba dengan memberikan nilai pada pelanggan

Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan memfokuskan pada aktifitas-aktifitas yang
terdapat di perusahaan.

ABM Operasional dan ABM Strategis


Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan ABM ke dalam dua kategori:
a. ABM operasional

ABM operasional meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat penggunaan aset serta
menurunkan biaya; fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan
aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional menggunakan teknik
manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu
total dan pengukuran kinerja.
b. ABM strategis

ABM strategis berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada
efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang telah ditingkatkan. ABM strategis
berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan ABM
strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan aktivitas yang
tidak menguntungkan, penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan
pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapan ABM strategis menggunakan teknik
manajemen seperti perancangan proses, bauran lini produk-pelanggan, hubungan dengan
pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan harga, ukuran pesanan, pengiriman,
pengemasan, dsb), segmentasi pasar, dan saluran distribusi.

Banyak para ahli menjadikan Activity Based Management dalam penerapan sistem
manajemen abm terutama pada perusahaan manufaktur, layanan maupun jasa dengan
mengidentifikasi aktivitas tidak bernilai tambah (Non-Value Added) sebagai langkah
untuk melakukan perbaikan secara terus menerus agar tercipta aktivitas bernilai (Value
Added).

Value Added

Value Added (VA) atau aktivitas bernilai tambah adalah nilai ekstra yang dibuat melebihi
dan di atas nilai asli dari sesuatu. Hal ini dapat berlaku untuk produk, layanan,
perusahaan, manajemen, dan area bisnis lainnya. Dengan kata lain, aktivitas bernilai
tambah (Value Added) adalah peningkatan yang dilakukan oleh perusahaan maupun
perorangan terhadap produk atau layanannya sebelum menawarkannya kepada konsumen
akhir.

Aktivitas bernilai (value) dapat ditambahkan ke produk, layanan, proses, atau


keseluruhan bisnis. Nilai dapat ditambahkan dengan cara memberikan layanan yang lebih
baik atau ekstra berupa layanan purna jual dan dukungan pelanggan yang lebih baik.
Memang terdapat dua dimensi functional based management, dimana sistem manajemen
berbasis fungsional dan berbasis fungsi adalah metode akuntansi yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya produksi produk, barang dan jasa. Metode berbasis fungsional
lebih tradisional dan telah lama digunakan. Metode berbasis aktivitas lebih baru namun
mendapatkan popularitas, terutama bagi perusahaan yang memiliki siklus hidup produk
lebih pendek dan persyaratan pengendalian mutu yang meningkat.

Activity based management bertujuan untuk peningkatan produk terpadu (ppt) yang
menjadikan strategi manajemen dalam meningkatkan produktivitas serta profitabilitas
perusahaan perlu dijadikan pertimbangan tersendiri.

Cara Menentukan Value Added.

Untuk menentukan value added activities dalam contoh nilai tambah suatu kegiatan atau
aktivitas maupun proses, baiknya anda tentukan terlebih dahulu apa yang dibutuhkan oleh
pelanggan, pada umumnya nilai tambah bagi pelanggan ditentukan berdasarkan:

 Waktu. ketepatan waktu dalam menyelesaikan permintaan pelanggan akan


menghasilkan kepuasan terhadap pelanggan. Oleh karena itu dibutuhkan
pengukuran terhadap waktu berdasarkan jumlah dari permintaan dan waktu yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan permintaan tersebut.
 Kualitas. Hal ini memang menjadi tolak ukur penting bagi pelanggan dalam
menerima hasil yang diminta. Dengan kualitas yang baik maka kepuasan
pelanggan akan terbangun. Kualitas bukan hanya terkait dengan produk akan
tetapi juga terhadap pelayanan.

Contoh aktivitas bernilai tambah

Dalam kehidupan sehari-hari anda bisa juga berperan sebagai pelanggan, dimana anda
membutuhkan layanan yang baik serta memuaskan anda. Dari menempatkan diri sebagai
pelanggan maka anda kan mudah melihat dan menentukan bagian atau proses maupun
tahapan mana yang anda bisa kategorikan sebagai sesuatu yang bernilai.

Misalkan jika anda ingin membeli pizza, yang anda butuhkan danbayar adalah produk
pizza itu sendiri, dan produk yang ada beli yaitu adalah rasa dari pizza, karena anda tidak
akan membeli pizza jika rasa pizza tersebut tidak sesuai dengan selera anda, walaupun
anda disajikan dengan harga murah dan mendapatkan pizza dengan ukuran besar.

Dari contoh diatas, sebagai penyedia produk tentunya Anda harus menjadikan rasa
sebagai fokus utama dalam menjalankan bisnis agar kepuasan pelanggan terpenuhi.

Non Value Added (NVA)

Arti Non-Value added (NVA) atau aktivitas tidak benilai tambah adalah sesuatu yang
tidak memiliki nilai, atau bisa dikatakan tidak bernilai karena hal tersebut merupakan
sesuatu tidak dibayar oleh pelanggan. Sesuatu yang tidak bernilai ataupun tidak memiliki
nilai tambah akan menghasilkan pemborosan terhadap aktivitas dari perusahaan itu
sendiri.
Aktivitas tidak bernilai tambah (NVA) merupakan aktivitas yang tidak memberikan nilai
tambah bagi Pelanggan namun hingga saat ini masih saja dilakukan dengan alasan
tertentu.

Contoh Non-Value Added (NVA) atau Aktivitas Tidak Bernilai

Untuk contoh aktivitas yang tidak bernilai (NVA) ketika seseorang sedang sakit dan
membutuhkan pengobatan agar penyakit tersebut lekas terobati. Pasien akan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Berangkat dari rumah menuju ke rumah sakit.


2. Mendaftar ke bagian pendaftaran.

3. Mengambil nomor urut antrian.

4. Antri atau menunggu.

5. Menuju ke ruang dokter untuk bertemu dokter.

6. Konsultasi atau interaksi dengan dokter terkait dengan gejala-gejala yang


dirasakan.
7. Pemeriksaan/Diagnosa.

8. Mendapat resep.

9. Membeli Obat.

10. Pulang ke Rumah.

11. Meminum Obat.

Dari langkah-langkah diatas contoh dari aktivitas tidak bernilai


adalah Antri atau Menunggu, karena anda tidak membayar atau datang ke dokter untuk
menunggu akan tetapi untuk mendapat pengobatan terhadap penyakit anda.

Keunggulan Activity – Based Management (ABM)

Keunggulan utama Activity – Based Management (ABM) yaitu :


1. ABM mengukur efektifitas proses dan aktifitas bisnis kunci dan mengidentifikasi
bagaimana proses dan aktivitas tersebut dapat diperbaiki untuk menurunkan biaya dan
meningkatkan nilai (value) bagi pelanggan.
2. ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber datanya
untuk mempertahan kan keunggulan kompetitif perusahaan.

Kegunaan Activity – Based Management (ABM)


Adapun sebuah perusahaan menggunakan Activity – Based Management (ABM) ini
dengan maksud untuk :
1. Mengurangi harga pokok dan mengoptimalkan desain produk
2. Mengurangi biaya-biaya perusahaan
3. Membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang bisnis baru.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan Activity based Management

Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system manajemen


biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa diterima oleh organisasi
tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya cenderung untuk menolak perubahan
yang terjadi, karena perubahan dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management


dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:

 Budaya organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan termasuk perilaku,
nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi menunjukkan
keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya
organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.

 Dukungan manajemen puncak dan komitmen


Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC
membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top
manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.

 Proses perubahan
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk
menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat
mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah
daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan lanjutan.

 Pendidikan lanjutan
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta
meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting.
Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang baru membutuhkan
keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu organisasi.

Anda mungkin juga menyukai