Anda di halaman 1dari 11

Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 1

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi


(Factors that influence the occurrence of caries)

ISNA RIZKIA

140600003

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara


Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155
E-mail : Isnarizkia419@gmail.com

Abstact:
Caries is a multifactorial disease that involves the teeth, substrates, microorganisms
and time. Caries is caused by several factors, including heredity, race, gender, age, diet,
vitamins, saliva, and plaque. Caries begins with an email that appears to be decalcified
spots, lines, or fissure white as chalk. Classic characteristics of caries lesions are (1)
changes in color (white lime, brown, or black discoloration), (2) the loss of the hard tissues
(cavitation), and (3) is attached to the sonde. Discoloration caused by decalcification of
enamel, dentin opening and dentin demineralization and staining. Therefore, before going on
caries we need to maintain healthy teeth
Key word: Caries, saliva, plaque

Pendahuluan

Karies gigi dan penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling

sering dijumpai di Indonesia. Kedua penyakit ini dapat menyerang semua lapisan masyarakat

termasuk yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut.1 Karies merupakan masalah gigi

yang umum dijumpai di Indonesia. Sedemikian umumnya hingga penderitanya sering

mengabaikannya. Padahal jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, gigi

tanggal, infeksi, bahkan kematian.2


Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 2

Karies dalam bahasa Indonesia, sebenarnya bukan istilah untuk lubang gigi. Dalam

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) online karies adalah pembusukan atau perusakan

pada tulang atau gigi.2

Karies gigi adalah penyakit yang multifaktorial sehingga untuk terjadinya karies gigi

harus ada faktor-faktor permukaan gigi itu sendiri, substrat, mikroorganisme dan waktu. 3

Karies diawali dengan timbulnya bercak cokelat atau putih yang kemudian

berkembang menjadi lubang cokelat. Lubang ini terjadi karena luluhnya mineral gigi akibat

reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa oleh beberapa tipe

bakteri penghasil asam. Ketika kita kecil, pasti akrab dengan nasihat orang tua kita: jangan

makan permen banyak-banyak, nanti giginya ompong! Permen mengandung banyak gula.

Sisa gula yang tertinggal di dalam mulut dan menempel di gigi inilah yang menyebabkan pH

di dalam mulut menjadi asam hingga mineral gigi menjadi luruh.2

Lubang pada gigi baru akan terasa sakit bila lubang gigi sudah dalam dan mencapai

rongga pulpa yang berisi pembuluh darah dan saraf. Gigi yang sudah berlubang harus segera

ditambal untuk mencegah terjadinya infeksi lebih jauh. Namun bila gusi sudah mengalami

pembengkakan harus dilakukan perawatan akar.2

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi

karies. Sehingga upaya untuk mencegah karies dapat diterapkan dan lebih menjaga kesehatan

gigi dan mulut.

Defenisi Karies

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan,

dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa

(Brauer). 4
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 3

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan

sementum; disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang

diragikan.5

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan

gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email

ke dentin atau ke pulpa.4

Demineralisasi dan kerusakan matriks organik gigi yang diakibatkan oleh karies

berasal dari interaksi bakteri yang memproduksi asam (Strepcoccus mutans, Actinomyces

viscocus, spesies Lactobacillus, dan Streptococcus sanguis) pada plak dengan substrat

makanan dalam periode waktu yang lama. Bakteri menghasilkan asam laktat yang

menyebabkan perubahan elektrokimia dan aliran ion kalsium serta fosfat dari bagian gigi

yang mengalami mineralisasi.6

Karies dimulai dengan dekalsifikasi email yang tampak sebagai bercak, garis, atau

fisur putih seperti kapur. Ciri klasik dari lesi karies adalah (1) perubahan warna (putih kapur,

coklat, atau perubahan warna hitam), (2) hilangnya jaringan keras (kavitasi), dan (3) melekat

ke sonde. Perubahan warna disebabkan oleh dekalsifikasi email, terbukanya dentin, dan

demineralisasi serta pewarnaan dentin.6

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Karies

Banyak sekali faktor yang memengaruhi terjadinya karies gigi. Dari pengamatan yang

dilakukan terlihat dengan jelas bahwa semakin dekat manusia tersebut hidup dengan alam

semakin sedikit dijumpai karies pada giginya. Dengan semakin canggihnya pabrik makanan,

semakin tinggi juga persentase karies pada masyarakat yang mengkonsumsi makanan hasil
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 4

pabrik tersebut.4 Faktor utama penyebab karies meliputi struktur gigi, mikroorganisme dalam

plak gigi, waktu dan substrat kariogenik.10

Gambar 1. Penyebab karies

Di bawah ini akan diterangkan beberapa hal yang dapat memengaruhi terjadinya

karies gigi pada manusia.

1. Keturunan

Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik,

terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik.4

Di samping itu, dari 46 pasang orang tua dengan persentase karies yang tinggi, hanya

satu pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, lima pasang dengan persentase karies

sedang, selebihnya 40 pasang lagi, dengan persentase karies yang tinggi. Akan tetapi, dengan

teknik pencegahan karies yang demikian maju pada akhir-akhir ini, sebetulnya faktor

keturunan dalam proses terjadinya karies tersebut telah dapat dikurangi.4

2. Ras

Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan. Namun, keadaan

tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan persentase karies yang semakin

meningkat atau menurun. Misalnya, pada ras tertentu dengan rahang yang sempit sehingga

gigi-geligi pada rahang sering tumbuh tidak teratur. Dengan keadaan gigi yang tidak teratur

ini akan mempersukar pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi persentase karies pada

ras tersebut.4
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 5

3. Usia

Sepanjang hidup dikenal tiga fase umur dilihat dari sudut gigi-geligi.4

a. Periode gigi campuran, di sini molar satu paling sering terkena karies.

Gambar 2. Anak yang terkena karies

b. Periode pubertas (remaja) usia antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas terjadi

perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan

mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang menyebabkan persentas karies lebih tinggi.

c. Usia antara 40-50 tahun. Pada usia ini sudah terjadi retraksi atau menurunnya

gusi dan papil sehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.

4. Makanan

Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi

menjadi dua yaitu4

a. Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya, karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unsur-unsur tersebut berpengaruh pada masa pra-

erupsi serta pasca-erupsi dari gigi-geligi.

b. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang bersifat

membersihkan gigi, yaitu makanan yang merupakan penggosok gigi alami, tentu saja akan

mengurangi kerusakan gigi. Makanan bersifat membersihkan ini adalah apel, jambu air,

bengkuang, dan lain sebagainya. Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat pada

gigi amat merusak gigi, seperti, permen, coklat, biskuit, dan lain sebagainya.
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 6

5. Saliva (Air Ludah)

Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui, terutama dalam memengaruhi

kekerasan email.4

Air ludah ini dikeluarkan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar

submandibularis. Selama 24 jam, air ludah yang dikeluarkan ketiga glandula adalah 1000-

2500 ml, dengan kelenjar submandibularis mengeluarkan 40% dan kelenjar parotis sebanyak

26%. Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit. pH rata-rata air ludah berkisar

antara 5,25-8,5 (Andersen, 1922) dan 6,1-7,7 (Sauerwein, 1961). Secara mekanis, air ludah

berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah.4

Sifat enzimatis air ludah ikut di dalam sistem pengunyahan untuk memecahkan unsur-

unsur makanan. Di dalam air ludah ini dijumpai enzim-enzim seperti belaamilase, fostafatase,

oksidae, glikogenase, kolagenase, lipase, protease, urease, dan lain sebagainya. Enzim ini

berasal dari bakteri-bateri ephitel, serta granulosit, dan limfosit.4

Hubungan Air Ludah dengan Karies Gigi4

Sejak tahun 1901, Rigolet telah menemukan bahwa pasien dengan sekresi air ludah

yang sedikit atau tidak ada sama sekali, misalnya karena aprialismus, terapi radiasi kanker

ganas, dan xerostomia, memiliki persentase karies gigi yang semakin meninggi. Sering juga

ditemukan pasien balita berumur dua tahun dengan kerusakan atau karies pada seluruh

giginya karena aplasia kelenjar parotis.4

6. Plak

Akhir-akhir ini penelitian terhadap plak lebih intensif dilakukan untuk mencegah

karies gigi. Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti musin, sisa-

sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit, dan sisa-sisa makanan, serta bakteri.4

Plak ini mula-mula berbentuk agak cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat

bertumbuhnya bakteri.4
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 7

Gambar 3. Karies gigi

Pencegahan Karies

Tindakan pencegahan menurut Levell dan Clarck ada tiga, yaitu pencegahan primer,

sekunder, dan tersier. Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum timbulnya penyakit,

pencegahan sekunder adalah pencegahan untuk mengobati suatu penyakit atau

mencegah/membatasi jangan sampai cacat, dan pencegahan tersier adalah pencegahan untuk

memperbaiki keadaan cacat akibat penyakit.7

Beberapa cara untuk mencegah karies yaitu4

1. Menjaga Kebersihan Mulut Gambar 4. Menyikat Gigi

Gambar 4. Menyikat Gigi

Kebersihan mulut yang baik mencakup sikat gigi sebelum atau sesudah sarapan dan

sebelum tidur di malam hari serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 8

hari. Hal ini sangat efektif dalam mencegah terjadinya pembusukan permukaan yang licin.

Gambar 5. Flossing

Menyikat gigi mencegah terbentuknya karies di pinggir gigi dan flossing dilakukan di

sela-sela gigi yang tidak dapat dicapai oleh sikat gigi. Menyikat gigi yang baik memerlukan

waktu selama tiga menit. Pada awalnya plak agak lunak dan bisa diangkat dengan sikat gigi

yang berbulu halus dan benang gigi minimal setiap 24 jam. Jika plak sudah mengeras maka

akan sulit untuk membersihkannya.4

2. Makanan

Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi, tetapi yang paling jahat

adalah gula. Semua gula sederhana, termasuk gula meja (sukrosa), gula di dalam madu

(levulosa dan dekstrosa), buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek yang sama

terhadap gigi. Jika gula begabung dengan plak, maka dalam waktu sekitar 20 menit, bakteri

Streptococcus mutans di dalam plak akan menghasilkan asam. Jumlah gula yang dimakan

tidak masalah yang memegang peranan penting adalah lamanya gula berada di dalam gigi.4

Orang yang cenderung mengalami karies harus mengurangi makanan yang manis-

manis. Berkumur-kumur setelah memakan makanan manis akan menghilangkan gula, tetapi

cara yang lebih efektif adalah dengan menyikat gigi. Untuk menghindari terbentuknya karies,

sebaiknya meminum minuman dengan pemanis buatan atau minum teh atau kopi tanpa gula.4

3. Fluor

Fluor menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap asam yang menyebabkan

terbentuknya karies. Sangat efektif mengkonsumsi fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 9

mengeras, yaitu sampai usia sebelas tahun. Penambahan fluor pada air adalah cara yang

paling efisien untuk memenuhi kebutuhan fluor pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak

mengandung fluor, bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada

gigi.4

Jika air yang diminum mengandung sedikit fluor, bisa diberikan obat tetes atau tablet

natrium florida. Fluor juga bisa dioleskan langsung oleh dokter gigi yang cenderung

mengalami pembusukan. Akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung

fluor.4

4. Penambalan

Penambalan dapat dilakukan untuk melindungi lekukan pada gigi belakang yang sulit

dijangkau. Setelah dibersihkan, daerah yang akan ditambal ditutup dengan plastik cair.

Setelah cairan plastik mengeras, akan terbentuk penghalang yang efektif, dimana bakteri di

dalam lekukan akan berhenti menghasilkan asam karena makanan tidak dapat menjangkau

lekukan tersebut.4

Sebuah tambalan bertahan cukup lama; sekitar 50% bertahan sampai satu tahun dan

60% bertahan sampai sepuluh tahun; tetapi kadang perlu dilakukan perbaikan atau

penggantian.4

5. Terapi antibakteri

Beberapa orang memiliki bakteri penyebab pembusukan yang sangat aktif di dalam

mulutnya. Orang tua bisa menularkan bakteri ini kepada anaknya melalui ciuman. Bakteri

tumbuh di dalam mulut anak setelah gigi pertama tumbuh dan kemudian bisa menyebabkan

terjadinya karies. Karena itu kecenderungan bahwa pembusukan gigi terjadi dalam satu

keluarga, tidak selalu menunjukkan kebersihan mulut maupun kebiasaan makan yang jelek.4

Pada orang-orang yang cenderung menderita karies gigi perlu diberikan terapi

antibakteri. Setelah daerah yang membusuk dibuang dan semua lubang serta lekukan
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 10

ditambal, maka diberikan obat kumur yang kuat (klorheksidin) selama beberapa minggu

untuk membunuh bakteri di dalam plak yang tersisa. Diharapkan bakteri yang tidak

berbahaya akan menggantikan bakteri penyebab karies. Untuk membantu mengendalikan

bakteri, bisa digunakan obat kumur fluor setiap hari dan mengunyah permen karet yang

mengandung xilitol.4

Pembahasan

Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui.

Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan gigi itu sendiri. Penyebab dari

terjadinya karies adalah keberadaan bakteri dalam mulut yang dapat mengubah semua

makanan, terutama gula menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan

membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang

disebut plak. Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan

menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies, Bakteri yang paling berperan

dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans.Gejala karies yaitu dengan adanya

lubang pada jaringan keras gigi, dapt berwarna coklat atau hitam.8

Pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu menjaga kebersihan mulut, fluor,

penambalan, dan terapi antibakteri, dan bisa melakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan.9

Kesimpulan

Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada

dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva. Beberapa faktor

yang memengaruhi terjadinya karies, yaitu makanan, vitamin, saliva, dan plak. Ciri-ciri dari

karies gigi adalah perubahan warna, hilangnya jaringan keras (kavitasi), dan melekat ke

sonde.
Isna: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi 11

Daftar Pustaka

1. Prasetya RC. Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri Saliva pada Anak-Anak Karies

dan Non Karies Setelah Mengkonsumsi Minuman Berkarbonasi. Indonesian

Journal of Dentistry 2008;15 (1):65-70.

2. Mumpuni Y, Pratiwi E. 45 Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan Mulut.

3. Astuti ESY. Peran sIgA pada Karies Gigi Anak. Interdental (JKG)2 007;5 (1):17.

4. Tarigan R. Karies Gigi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2014: 1, 15-23.

5. Pintauli S, Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan

Pemeliharaan. Medan: Usu Press, 2014: 4

6. Robert P. Langlais, Craig S. Miller, Jill S. Nield-Gehric. Lesi Mulut yang Sering

Ditemukan. Suta T. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2013: 64

7. Natamiharja L, Sialagan PR. Tindakan Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi,

Penyakit Periodontal, dan Maloklusi Gigi oleh Dokter Gigi di Praktek Pribadi

Pemko Medan. dentika Dent J 2003; 8 (2): 81

8. Mozartha M. Karies Gigi. <http://klikdokter.com/rubrikspesialis/gigi-mulut/masalah-

gigi-mulut/karies-gigi> (7 November 2014; 6.27 PM)

9. Anonymus. Penyebab Karies Gigi (Kavitasi)

<http://www.spesialis.info/?penyebab-karies-gigi-(kavitasi),940> (7 November

2014; 6.25 PM)

10. Marlina OM, Darwita RR, Setiawati F. Hubungan Gizi Seimbang dengan Early

Childhood Caries (ECC) pada Peserta PAUD-Penelitian Awal. Dalam

KPPIKG2009: 15th Scientific Meeting and Refresher Course in Dentistry Faculty

of Dentistry Universitas Indonesia, 382.

Anda mungkin juga menyukai