Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM PEKERJAAN

1. RENCANA KERJA
a. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus
menyusun rencana kerja secara terperinci termasuk jadwal pelaksanaan
(Time Schedule) dan diajukan kepada pemberi tugas/ Direksi pekerjaan
selambat – lambatnya satu minggu setelah penunjukan pemenang unt uk
diset ujui .
b. Set elah disetujui jadwal pekerjaan (time Schedule) tersebut harus
dicetak dan cetakannya diserahkan kepada pemberi tugas/ Direksi
pekerjaan, sedangkan cetakan lainnya harus selalu
terpampang/dit empelkan ditempat pekerjaan ( Direksi keet) dan juga
pada lampiran dokumen kontrak .
c. Rencana kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/Konsultan pengawas
sebagai dasar unt uk menentukan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kemajuan, kelambatan dan perpanjangan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh pemborong.

2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN


a. Pemborong diwajibkan meneliti semua Gambar dan RAB sebelum
pekerjaan dilaksanakan .
b. Apabila ada persyarat an yang tidak lazim dilaksanak an atau bila
dilaksanakan akan menimbulkan bahaya, maka pemborong diwajibkan
untuk mengadakan perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu
memberit ahukan secara tertulis kepada pemberi tugas/ Direksi/Pengawas
Pekerjaan.
c. Apabila ada perbedaan antara Bestek d engan gambar, maka pemborong
diwajibkan menyampaikan kepada Direksi pekerjaan untuk diadaka n
perbaikan.
d. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan
untuk menuju penyelesaian pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap
sesuai dengan gambar d an RAB .
e. Pihak pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang
mungkin terjadi akibat letak daerah Kegiatan dan memperhitungkan
harga sat uan yang t ermuat dalam surat penawaran, termasuk kehilangan
dan kerusakan bahan dan alat.
f. Kepada Pemborong akan diserahkan tanah bangunan/lapangan pekerjaan
dalam keadaan sebagaimana pada waktu diadakan peninjauan lapangan,
dan segala sesuatu yang berada ditanah bangunan selama
menyelesaikan pekerjaan menjadi tanggung jawab pemborong.
g. Pemborong harus menjaga ke tertiban selama pekerjaan dilaksanakan,
sedemikian rupa sehingga lingkungan disekitarnya menjadi tertib.
h. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baik dan
sempurna pada pemberi tugas/ Direksi pekerjaan termasuk perbaikan –
perbaikan yang ti mbul sebagai akibat pelaksanaan termasuk
pembersihan lapangan pekerjaan dari sisa bahan bangunan.
KETENTUAN – KETENTUAN LAINNYA
Selain rencana kerja dan syarat – syarat ini, ketentuan – ketentuan lain
yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Gambar
 Gambar –gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat –
syarat ini
b. Petunjuk – petunjuk
 Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan
(aanwijzing), yang t ercantum dalam berita acara rapat penjelasa n.
c. Pembongkaran begisting (cetakan) harus dengan cara yang sedemikian
rupa, sehingga menjamin keselamatan penuh atau struktur – struktur
yang dicet ak

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pemborong harus mempunyai barak kerja/gudang /sewa bahan dengan
ukuran sesuai dengan kebutuhan .
b. Barak kerja harus disediakan kotak PPPK lengkap terisi obat – obat an
menurut kebutuhan .
c. Pembuatan gudang bahan harus sedemikian baiknya, sehingga bahan -
bahan yang disimpan dan akan digunakan tidak rusak karen a hujan,
panas dan lain– lain. Lantai gudang dari papan dan mempunyai
ketinggian minimal 30 cm – 40 cm dari permukaan tanah .
d. Harus tersedia penerangan (listrik, petromak).
e. Pengadaan air kerja harus bersih dari kotoran dan lumpur .
f. Sebelum memulai pekerjaan pemborong harus segera menyiapkan papan nama proyek
yang dipasang sesuai lokasi proyek dan harus mendapat persetujuan Direksi untuk
menentukan bahan, kata-kata, warna dan ukuran serta harus dapat terlihat oleh umum
secara jelas.
g. Untuk memudahkan dalam bek erja harus dipasang bouwplank, agar
posisi bangunan bisa sentral dan siku. Bouwplank menggunakan kasau
kayu 5/7 cm dan reng kayu 3/5 dari kayu kelas I V, dipasang sesuai
kebutuhan dan harus dengan persetujuan Direksi .
h. Pembersihan Lahan
a. Pembersihan lahan lokasi pekerjaan merupakan pembersihan semak
belukar yang harus ditebas .
b. Tidak diperkenankan menebang pohon dengan diameter batang lebih
besar dari 15 Cm tanpa seizin Direksi, kecuali pohon tersebut
terletak di lokasi yang akan dibangun .
c. Sampah dan bahan b uangan lainnya hasil dari pembersihan lahan
harus dibuang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan .
d. Pemborong harus menyediakan alat -alat yang diperlukan unt uk
kisdam/ pengeringan .
e. Air yang dibuang tidak boleh menimbulkan gangguan pada fasilitas
umum yang sudah ada serta tidak boleh menggangu jalannya
pekerjaan.
2. GAMBAR – GAMBAR
a. Pemborong yang t elah ditunjuk akan diberikan gambar – gambar
revisinya dengan copy dan kekurangan – kekurangan gambar rencana
b. Pemborong harus membuat perubahan – perubahan gambar (revisi)
bilamana pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan –
perubahan unt uk dimint a persetujuan Direksi
c. Segala akibat dari kelalaian pemborong dalam ketelitian ukuran ini
menjadi t anggung jawab pemborong

3. UKURAN – UKURAN
a. Pemborong harus memeriksa dan meneliti ulang ukuran – ukuran sat u
sama lain yang tertera dalam gambar serta penyesuaian dengan keadaan
dilapangan.
b. Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi, bilamana terdapat
ukuran–ukuran yang tidak cocok, untuk dimint akan persetujuan Direksi.
c. Segala akibat dari kelalaian pemborong dalam melaksanakan ketelit ian
ini menjadi t angung jawab pemborong

4. UKURAN POKOK
Ukuran tinggi dit ent ukan dalam gambar, dan pemborong wajib memeriksa
kembali ukuran – ukuran tersebut. Didala m semua hal, bila terjadi
pengambilan ukuran – ukuran yang keliru, pemborong harus bertanggung
jawab sepenuhnya. Apabila terdapat ketidak cocokan ukuran menurut
gambar pemborong segera memberitahukan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi, demikian juga dal am penyimpanan terhadap perubahan
– perubahan suat u ukuran yang telah disesuaikan untuk pedoman
pelaksanaan

5. PEIL/TITIK DUGA
a. Sebagai peil atau titik duga (0.00) akan ditentukan kemudian pada
waktu pelaksanaan dengan berpedoman pada jalan yang ada ukuran
tinggi dan ukuran dalam akan ditentukan dari ukuran pokok ini.
b. Pengukuran jalan dalam harus dikerjakan dengan teliti dan sesuai
dengan ukuran menurut gambar atau menurut petunjuk Direksi.
c. Pengukuran harus dilakukan dengan alat waterpas/theodolit bila
diperlukan.

6. MATERIAL
a. Semen yang dipakai adalah semen Portland (PC) berkualitas sesuai dengan Standar
Industri Indonesia (SII). Semen yang digunakan harus semen yang baru dan tidak ada
bagian membatu, semen yang membatu dalam kantong baik sebagian maupun
keseluruhan sama sekali tidak boleh digunakan
Apabila direksi menganggap atau meragukan mutu semen tersebut tidak
baik harus segera dikeluarkan dari lokasi
a. Batu untuk pasangan berasal dari batu kali,keras, padat dan bersih dari
segala kotoran. Bat u diperoleh dari tempat pengambilan yang telah
diset ujui direksi
b. Koral/ krikil (agregat kasar)
Koral at au kerikil untuk pekerjaan beton yang akan dipakai harus sesuai
dengan persyaratan PBI 71 atau ASTM. Koral atau krikil harus terdiri
dari butir -butir keras dan tidan berpasir, t idak mengandung lumpur
melebihi dari 1% (satu persen)
c. Pasir pasangan harus berbutir tajam, keras dan bersih serta tidak
mengandung debu, lumpur atau kotoran sesuai dengan PBI 71, tidak
diperkenankan memakai pasir urug
d. Pasir dengan kadar garam tinggi (bera sal dari laut) untuk adukan tidak
diperkenankan sekali
e. Besi beton
Besi beton yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 71,
ukuran-ukuran besi beton harus sesuai dengan yang tertera dalam
gambar. Besi beton harus bersih dari kotoran -kotoran karat , minyak dan
tidak boleh mempunyai cacat seperti serpih, retak dan gelembung
f. Kawat beton
Kawat pengikat besi beton harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter 1 mm
g. Air yang digunakan untuk pekerjaan adukan harus bebas dari lumpur
dan tidak mengandung bah an organik, akali, garam, maupun hal -hal
yang tidak baik, jika meragukan Direksi berhak memerintahkan unt uk
memeriksa air yang dipakai kelaboratorium
h. Kayu yang digunakan untuk pancang/ ceruduk harus kayu dengan mut u
A sesuai dengan Peraturan Konstruksi Kay u Indonesia (PKKI). Semua
kayu sepert i mata kayu, retak -retak, bengkok dan sebagainya, dan
sudah mengalami proses pengeringan udara. Macam kayu yang dipakai
untuk pekerjaan ini adalah kayu jenis gelam/ rengas atau yang disetujui
Direksi
i. Penggunaan bahan -bahan yang tidak tercantum dalam persyaratan ini
harus mendapat persetujuan dari direksi

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH

1. URAIAN UMUM
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan
pelaksanaannya
a. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus mengadakan pengukuran
guna menentukan posisi jalan agar sesuai dengan gambar .
b. Jika ada ukuran yang tidak sesuai/tidak cocok dengan keadaan
lapangan, Pemborong harus melapor secara tertulis kepada Direksi /
pemberi t ugas yang selanjutnya akan dipertimbangkan bersama .

2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Rumput dan t anaman liar lainnya beserta akar – akarnya harus dibuang
keluar lokasi pekerjaan .
b. Perat aan tanah dilaksanakan untuk jalan rabat beton yang ditentukan
dalam gambar.
c. Galian t anah yang dilaksanakan pada semua bagian dari bangunan yang
masuk dalam tanah dan semua bagian tanah yang harus dibuang .
d. Galian t anah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar ,
baik mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan, dan sebagai nya.
e. Kemiringan galian harus mempertimbangkan sifat tanah unt uk
menghindari longsor, lebar dasar galian dibuat ruang bebas, diperlukan
untuk memudahkan pekerjaan dalam melakukan pekerjaan .
f. Tanah bekas galian harus ditempatkan pada daerah yang tidak
mengganggu jalannya pekerjaan, kelebihan tanah galian yang tidak
dipakai untuk timbunan harus dikeluarkan/ diangkat dari lokasi
pekerjaan.
g. Untuk galian dibawah air atau dibawah permukaan air tanah harus
digunakan kisdam bila diperlukan.
h. Kontraktor harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan agar
lubang galian tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh hujan ataupun
yang dari mata air. Kalau lobang digenangi air, maka kontraktor harus
mengeluarkan dengan jalan memompa, menimbun ataupun mengalirkan
lewat patir-parit pembuangan.

3. PERATAAN TANAH
a. Dalam hal ini t anah yang tinggi atau melebihi peil yang telah ditentukan
dalam gambar harus digali/dikupas dan diratakan sesuai dengan gambar
dan koordinasi dengan Direksi .
b. Tanah yang bekas galian yang bersih dapat digunak an untuk timbunan
pada daerah yang rendah.

4. TIMBUNAN, URUGAN PASIR DAN PEMADATAN TANAH


a. Untuk pekerjaan timbunan, tanah yang dipakai harus dibersihkan dari
segala macam kotoran
b. Untuk daerah yang ada hubungannya dengan pekerjaan selanjut nya,
timbunan t ersebut harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan.
c. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal setiap lapisan
padat maksimum 15-20 cm bila perlu menggunakan alat pemadat.
d. Pada urugan pasir harus bersih dari kotoran atau rumput -rumput sert a
sesuai petunjuk gambar dan instruksi Direksi.
e. Timbunan dilaksanakan semua pada bekas lubang galian semua bagian
yang harus ditinggikan dengan jalan menimbun urugan tanah
dilaksanakan menurut gambar serta peil -peil yang ditetapkan, juga
termasuk pert anaman dan penyelesaian tanah halaman dan sekitarnya .
f. Semua bahan Timbunan kembali harus terdiri dari hasil galian yang baik
dan diset ujui oleh Direksi yang diahmparkan dalam lapisan -lapisan yang
dipadatkan dalam keadaan cukup basah (kalau perlu diberi air
secukupnya) pemadatan dilakukan dengan pemberat yang ditentukan
oleh Direksi at au st emper bila dianggap perlu .
g. Bahan-bahan timbunan yang berisikan tumbuh -tumbuhan lapuk, bahan -
bahan organik sert a galian yang dapat membusuk lai nnya, atau bat u-
batu besar yang berdiameter lebih dari 100 cm tidak boleh digunakan
untuk t imbunan .
h. Bilamana timbunan lokal yang sesuai tidak tersedia cukup, maka
kekurangan harus ditambah dengan timbunan yang didatangkan dengan
bahan yang disetujui Direks i yang harus diusahakan kontraktor dan
dibawa kelokasi .
i. Bahan timbunan tidak boleh diambil terlalu dekat dengan tanggul .
5. GALIAN TANAH
a. Sebelum perataan, lokasi/areal bangunan harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala macam kotoran dan harus dibuang keluar lokasi
b. Peil jalan dit ent ukan/disesuaikan dengan gambar
c. Dasar perataan jalan harus betul – betul rata, tidak boleh
bergelombang, sehingga diperoleh ketinggian ukuran jalan yang sama
dan sesuai arahan Direksi .
d. Untuk menghindari genangan air dalam galian, maka pemborong wajib
menyediakan pompa air yang cukup kapasitasnya bila diperlukan.

Pasal 4
PEKERJAAN PASANGAN BETON

Beton harus merupakan campuran dari semen pasir, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan 1 P c : 2 Ps : 3 Krl semua dicampur dengan baik dan
membawa konsistensi yang layak sehingga dalam beton yang berisikan,
jumlah semen yang terdapat didalamnya minimum sesuai dengan
spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan
tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat -sifat lain sebagaimana yang
diisyaratkan

4.1. Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai
dengan perat uran umum bahan bangunan Indonesia. Seluruh
materialnya unt uk beton termasuk semen, tulangan, pasir , agregat
dan air akan disesuaikan dengan syarat dari ketentuan dalam pasal 1
ayat 5 t ent ang bahan -bahan (material)

4.2. Pengukuran Bahan -bahan Beton


Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proposinya dengan
pengukuran volume yaitu : menakar material dengan t akaran kotak
kayu. P enggunaan kotak ini harus mendapatkan persetujuan Direksi,
masing-masing kotak hanya boleh digunakan untuk satu jenis bahan,
tidak boleh dit ukar

4.3. Pengadukan Beton


Beton harus ditempatkan yang sedekat mungkin dengan pengecoran.
Pengaduka n harus memakai mesin pengaduk campuran beton (molen).
Pengat ur, penganggutan pengukuran dan pengadukan bahan beton
harus mendapat persetujuan Direksi dan bila mungkin harus diat ur
sedemikian sehingga seluruh operasi dapat dilihat dari satu tititk dan
diawasi, dicek oleh seorang pengawas.

4.4. Pengangkutan Beton dan Pengecoran Beton


Pengecoran beton manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi
memeriksanya dan menyetujui Bekisting, penulangan, anker -anker dan
lain-lain dimana bet on akan dicor. Beton harus diangkut dalam yang
bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong. Metode
pengankut an yang lain dapat dipakai asal sudah mendapat
persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi -istruksi
yang diberikan oleh direksi. Alat yang dipakai untuk mengangkut dan
mengecor beton harus dibersihkan dan cuci setiap hari setelah seles ai
bekerja dan bilamana pengecoran dihentikan selama lebih dari 30
menit.

4.5. Pemadatan Beton


Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai viberator
mekanis bila diperlukan , hasil pekerjaan harus ser upa, masa yang
seragam bebas dari rongga atau sarang laba memperlihatkan
permukaan yang rata ketika bekisting dibuka. Vibrator tidak boleh
langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan lurus pada
beton yang sudah mulai mengeras. (disesuaikan Gambar dan RAB)

4.6. Beton Tak Bertulang


Beton tak bertulang den gan adukan 1 pc : 2 ps : 3 krl, dilaksanakan
pada jalan rabat beton dan lainnya sesuai gambar dan RAB dan
mengikuti Spesifikasi yang telah ditentukan .

4.7. Lantai Kerja


Beton bertulang t idak boleh diletakkan langsung diatas permukaan
tanah kecuali jika dit etap kan lain maka harus dibuat lantai kerja .

4.8. Perlindungan dan Pengeringan Beton


Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari sinar matahari
dan semua beton harus dijaga tetap lembat dan jarang, membasahi
selam 7 hari sekurang -kurangnya setelah plesteran. Permukaan –
permukaan yang baru saja dicor harus dilindungi dari hujan atau
pengaruh-pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak
sebelum t erjadi pengerasan kontraktor harus menjaga agar pekerjaan
beton yang baru selesai tidak diberi beban yang intensitasnya dapat
menimbulkan kerusakan

4.9. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang can dibuat sehingga dinilai
memuaskan oleh direksi dan diperkuat dengan balok kecil yang harus
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi
ketika bet on dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu
dan triplek di buat dari kayu yang baik, semua sambungan harus cukup
kecang agar t idak t erjadi kebocoran

4.10. Pembukaan Bekisting


Pembukaan bekist ing harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan kerusakan pada beton, bekisting tidak boleh
terbuka sebelum bet on mencapai kekuatan untuk menahan tegangan
yang timbul akibat pembukaan -pembukaan yang dilakukan dan jika
diperlukan kont raktor harus membuktikannya sehingga dinilai
memuaskan direksi. Setelah struktur selesai, semua bekisting harus
dibongkar seluruhnya, na mun demikian pembongkaran tidak boleh
dilakukan t anpa adanya persetujuan direksi.

4.11. Penulangan
Semua baja tulangan harus dalam keadaan baru bebas dari kotoran
karat, minyak, gemuk, dan lapisan yang kan merusak at au
mengurangi mutu dan zat lainnya dapat men gganggu perakatan yang
sesungguhnya antara tulangan dan beton.

4.12. Pembengkokan
Tulangan yang dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut
ukuran yang dutunjukkan pada gambar -gambar yang dilakukan aga
konstruksi harus diselesaikan oleh kontraktor, tulangan jang
dibengkokkan atau diluruskan kembali dengan cara yang merusak
bahan.

4.13. Pemasangan
Tulangan harus dipasang tepat pada posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting memakai beton
cet ak yang disediakan atau gantungan logam menurut kebutuhan dan
pada persilangan -persilangan diikat dengan kawat baja, sebelum
pengecoran seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dan
beton yang sedah mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya, sebel um pengecoran tulangan yang sudah
dipasang pada setiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh direksi.

4.14. Sambungan
Bila diperlukan penyambungan tulang pada suatu titik sesuai pada
gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh direksi dan sesuai
dengan PBI tahun t ahun 1971

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

5.1. Perekat
a. Campuran perekat untuk pasangan dan plesteran didapatkan
dengan material dengan takaran kotak kayu atau ember
b. Pencampur adukan menggunakan tak aran (kotak) harus dibuat
dari kayu atau besi plat. Penggunaan kotak ini harus mendapat
persetujuan Direksi, masing -masing kotak hanya boleh digunakan
untuk satu jenis material, tidak boleh ditukar. Pencampuran
perekat harus sebaik mungkin/ rata, sehingga campuran adukan
homogen dan matang
c. Sisa perekat yang terpakai yang lebih dari 2 jam setelah
pencampuran tidak diperkenankan untuk dipergunakan
d. Untuk pemasangan batu kali menggunakan campuran PC : Pasir
(1:4).
e. Plest eran menggunakan campuran PC : Pasir (1:3)
f. Sebelum melakukan plesteran, permukaan pasangan batu harus disiram pakai
air dan Plesteran harus betul-betul rata, tidak boleh bergelombang.

5.2. Pasangan Batu Kali


a. Untuk menggunakan pasangan batu, mengenai tinggi dan tebalnya
pasangan sesuai dengan gambar
b. Setiap pasangan batu, sebelum dikerjakan harus m endapat
persetujuan Direksi dan begitu pula dimensi kualitas batu yang
dipasang harus disetujui Direksi
c. Batu untuk pekerjaan pasangan harus dipasang satu demi satu dan
diberi perekat diantaranya, tidak diperkenankan adanya batu yang
saling menyinggung
d. Pasangan batu kali saluran, batu yang dipergunakan harus mempunyai tiga
bidang pecah permukaan yang kasar batu kali ukuran minimal 10 – 15 cm
e. Pasangan batu kali dipasang dengan adukan campuran semen pasir dengan
perbandingan 1 Pc : 4 Ps, kecuali ditentukan lain oleh direksi. Setelah pasangan
cukup keras dan kokoh, pekerjaan plesteran dengan campuran 1 Pc : 3 Ps
f. Untuk adukan pasangan batu kali dilaksanakan memakai bak adukan dengan
ukuran sesuai dengan petunjuk direksi.
g. Untuk saluran harus dipasang pipa pembuangan dengan stop kran dengan jarak
seperti yang tercantum dalam gambar rencana.
h. Pada diatas siring dipasang beton cor untuk sarana lewat petani dengan posisi
sesuai gambar.

5.3. Pelaksanaan
 Pelaksanaan harus dikerjakan sesuai dengan persy arat an
pekerjaan sesuai Spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi.
 Direksi dapat menunjukkan petunjuk -petunjuk tambahan .
 Mutu dan jumlah bahan harus yang dipergunakan harus disetujui
berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah dan cara yang
ditetapkan.
 Bila t erjadi k etidak sesuaian dengan persyaratan ataupun
ketentuan -ket ent uan yang ditetapkan oleh kontraktor diiwajibkan
untuk memperbaiki/ menyempurnakan sesuai petunjuk direksi
dengan biaya dan resiko akibat perubahan/ penyempurnaan
menjadi t anggung jawab kontraktor .
 Adukan untuk mutu beton harus menggunakan peralatan Molen.
 Setiap sambungan pasngan dan coran harap dipasang dan
diperhatikan kerapiannya.
 Seluruh material yang digunakan harus sesuai spesifikasi dan
arahan Direksi.
 Pada setiap jarak lebih kurang 25 meter dipasang patok dari kayu
cat berwarna merah lalu diberi nomor urut .
 Untuk mendapatkan bentuk serta kemiringan yang dikehendaki
supaya memakai benang agar permukaan jalan rapi .
 Setiap super elevasi diperhatikan agar kondisi saluran sesuai yang
diharapkan.
 Bila ada kondisi tanah yang strukturnya kurang bagus harap
dipadatkan atau distabilkan.

Pasal 6
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Sebelum Kontraktor meninggalkan tempat pekerjaan, halaman pekerjaan harus


dibersihkan dari kotoran – kotoran bekas bongkaran atau sisa – sisa bangunan
setelah pekerjaan selesai dan bila ada instruksi Direksi sehubungan
pembersihan dan kerapian halaman, Pihak Kontraktor wajib melaksanakannya .
Pasal 7
PEKERJAAN LAIN – LAIN

1. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan sempurna, maka bagian
– bagian pekerjaan yang nyata, seharusnya termasuk dalam pekerjaan ini,
tetapi tidak disebutkan dalam Spesifikasi maupun gambar, harus
dilaksanakan oleh pemborong dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
2. Pelaksanaan dari bagian pekerjaan tersebut s esuai dengan petunjuk Direksi

Bintuhan, 2018
Dibuat dan Ditetapkan Oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kepala Bidang Sumber Daya Air
Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Kaur

JUPAWAN SAYAD I, ST
NIP. 19840803 200804 1 003

Anda mungkin juga menyukai