Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN

I. PENDAHULUAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan data dokumen lelang,


Gambar dan RAB adapun Uraian

Pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Pekerjaan : Pembangunan Saluran Drainase Desa Kepala Pasar Kec. Kaur


Selatan

II. PENGENDALIAN PROYEK

Tahapan pengendalian proyek merupakan tahapan penting dalam mencapai


tujuan proyekdengan meninjau dari segi pelaksanaan, biaya, kualitas.
Pengendalian dalam metode pelaksanaan disini hanya kita prioritaskan pada tiga
hal sebagaiberikut :

1. Pengendalian Waktu
2. Pengendalian Biaya
3. Pengendalian Mutu material maupun mutu hasil akhir pekerjaan.

II.a. PENGENDALIAN WAKTU

Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan mengadakan rapat –


rapat periodik yangdiselenggarakan setiap satu kali seminggu dan bertempat di
kantor proyek ( siteoffice ).Untuk memudahkan kontrol pengendalian waktu
pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja (time schedule) yang
dibuat sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan
agar waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal
sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuat antara lain :

M aster Schedule :Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun


berdasarkanurutan pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek selesai.
Dengan MasterSchedule dibuat kurva-S perencanaan dan kurva-S aktual.
M onthly Schedule :Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada
mingguterakhir setiap bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
W eekly Schedule :Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun
untukdilaksanakan dalam waktu satu minggu.
D aily Schedule :Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada
weeklyschedule.

Selain membuat Time Schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga


dilakukan denganmembuat BarChart dan Network Planning (NWP).Bar Chart
berisi kegiatan pelaksanaanpekerjaan dan waktu pelaksanaannya dalam waktu
satuan minggu yang dikemas dalam bentuktable.Sedangkan NWP dibuat untuk
menggambarkan jalur – jalur yang menghubungkan satukegiatan dengan
kegiatan lainnya dengan durasi dan waktu paling awal/akhir
untukmemulai/mengakhiri kegiatan tersebut. Dengan NWP dapat ditentukan
kegiatan – kegiatanyang termasuk dalam lintasan kritis ( critical part ) yaitu
kegiatan yang jika mengalamiketerlambatan dapat mempengaruhi kegiatan lain.
Yang direncanakan dengan lancar perlu dibuat semacam pengendalian.
Pengendalian disinimeliputi ;
1. Pengendalian Waktu,
2. Pengendalin Mutu,
3. Pengendalian Biaya.

II.b. PENGENDALIAN BIAYA


Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana
disetiap tahapanpekerjaan akan mengeluarkan biaya untuk
melaksanakannya. Pengendalian biaya biasanyadilakukan dengan melalui
system pembayaran.Dalam hal ini sebelum dilakukan pembayaranharus
dilakukan pengecekan dan perhitungan bersama dengan pihak owner,
pengawas (MK).

Hasil dari perhitungan bersama yang disepakati dituangkan dalam bentuk


Progress prestasipekerjaan yang dituangkan di setiap akhir minggu, dan di
berita acarakan serta di tanda tanganbersama-sama. Pengendalian Biaya di
dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat
prioritas,jumlah dan jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam
forum rapat dan RKS yang ada.

II.c. PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan


terhadap kesesuaianmaterial dengan RKS yang direncanakan.Pengendalian
mutu bahan/material dilakukan olehQuality Control sebelum tahapan
pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harusdiusulkan terlebih
dahulu dan mendapatkan persetujuan bersama konsultan
pengawas,Bahan/material yang sudah disetujui harus tersimpan dan
terdokumentasikan dengan benar,terawat dengan baik. Pengendalian disini
bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan.

Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap kedatangan


material.Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan
dengan tahapan pelaksanaanpekerjaan. Tahapan atau proses di setiap
pekerjaan harus dilakukan dengan metode yang benarsesuai yang
disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan
olehpelaksana lapangan yang mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan
pelaksanaan akan berakibatpada hasil kualitas pekerjaan.

Kualitas hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk daftar


checklist.Pekerjaan-pekerjaanyang mutu akhirnya kurang sesuai standard
harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkanhasil sesuai dengan
standard yang diinginkan. (lihat lampiran rencana mutu kontrak)Inti dari
tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian
material, prosestahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan.

Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya


harus dijelaskandalam bentuk metode pelaksanaan masing-masing
pekerjaan.Metode pelaksanaan pekerjaanini harus juga
mempertimbangkan factor keselamatan pekerjaan dan lingkungan
sekitarnya(termasuk orang yang mungkin lalu lalang di sekitar
pekerjaan).Rambu-rambu pengamananharus dibuat sejelas-jelasnya agar
setiap orang dapat bersikap waspada dan hati-hati. Untukpenjelasan khusus
perihal K-3 lihat lampiran rencana program K- 3.

RENCANA UMUM PELAKSANAAN :


Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut :
PEKERJAAN PERSIAPAN
Untuk sistem pelaksanaan yang memungkinkan dapat dilakukan secara
efesien dan efektif.Oleh karena itu kami mencoba merencanakan beberapa
tahapan pelaksanaan pekerjaan antaralain :
1. Pengukuran Kembali
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil dari pihak Kontaraktor
harus disertakan dalam pelaksanaan suatu survei lapangan/Rekayasa
Lapangan yang lengkap, dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan
untuk menentukan kondisi fisik, rekayasa serta penggambaran untuk
menyimpan dokumen rekaman proyek. Direksi Teknis dan Direksi
Pekerjaan harus disertakan pada saat survei. Pengukuran kembali
meliputi pekerjaan sepanjang jalan dengan ukuran sesuai dengan
gambar dengan menggunakan alat/pesawat ukur seperti theodolit dan
waterpass, pengukuran ini dimaksud agar item-item sesuai dengan
gambar dan rab dapat ditentukan dengan pembuatan STA.
2. Menyediakan buku-buku Direksi, buku Tamu dan dokumentasi proyek
3. Membuat Basecamp/Direksi Keet
Kontraktor harus menyiapkan suatu ruangan untuk direksi atau
pengawas lapangan termasuk sarana yang dibutukan dalam kegiatan
ini. Gudang tempat penyimpanann bahan materialdan alat-alat yang
tidak bisa dipengaruhi cuaca secara langsung serta barak bagi para
pekerjaharus disiapkan, tempat tersebut harus layak huni, aman baik
dari gangguan manusia ataupun hewan.
4. Membuat dan memasang papan nama proyek segera mungkin dilokasi
yang strategis hal inidi maksudkan sebagai pemberitahuan dan control
sosial kepada masyarakat.Pemasangan papan nama harus terlihat oleh
umum secara jelas. Informasi yang disampaikanpada papan nama
proyek minimal memuat instansi pemberi tugas, nama paket
kegiatan,nilai kontrak pekerjaan, sumber dana, tanggal mulai,tanggal
selesai dan nama kontraktor pelaksana dan hal-hal yang dianggap perlu
menurutpetunjuk pihak Direksi.
5. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dan Demobilisasi meliputi pengerahan tenaga kerja / personil
proyek serta alat Berat dan perlengkapan kerja sampai kelokasi proyek
yang akan dikerjakan.Kami Pihak Kontraktor akan mempersiapkan
segala peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, juga
termasuk pengembalian personil / tenaga kerja dan peralatan kembali
ke tempat semula setelah proyek berakhir.

PEKERJAAN TANAH

1. Pengupasan Tanah dan Pembersihan Semak pada DAMIJA


Pelaksanaan Pengupasan Tanah pada pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
tenagamanusia bila pengupasan yang bersifat ringan seperti pembersihan
akar-akar dan tanggul tapi jika pembersiahan yang cukup luas dapat
dikerjakan dengan menggunakanalat-alat mikanis sepert Bulldozer dan jika
diperlukan kami akan menggunakan alat-alatkhusus agar pelaksanan
pekerjaan ini tidak ada kendala
2. Galian Tanah
Pekerjaan Galian Tanah akan kami laksanakan sesuai dengan volume RAB
dan Gambar dimana tempat alokasi galian harus diperiksa terlebih dahulu
bersama-sama pihak proyek kemudian dilakukan penggalian tanah pada
lokasi tersebut dengan menggunakan alat berat , setelah galian tanah dikira
cukup maka dilakukan proses pemadatan/perapian tanah tersebut.

PEKERJAAN DRAINASE

1. Galian Tanah Biasa


Galian tanah biasa dilaksanakan secara manual/ dengan tenaga manusia
 Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan
Pengupasan, Penggalian, Pengerukan dan Pembuangan tanah yang
dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknis menurut gambar
atau petunjuk direksi.
 Pada lokasi yang diurug, harus dilakukan stripping terlebih dahulu,
sehingga mendapatkan permukaan tanah yang asli dan bebas dari
segala kotoran atau sisa-sisa material lainnya, penghamparan dan
pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis.
 Miring lobang galian disesuaikan dengan karakteristik tabah
setempat, sehingga kemungkinan terjadinya longsoran dapat
diminimalisir.
 Tanah galian harus ditempatkan dan ditata sedemikian rupa agar
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

2. Pekerjaan Pasangan Batu kali 1 Pc : 4 Ps


Galian tanah biasa dilaksanakan secara manual/ dengan tenaga manusia
 Batu kali dipakai untuk pekerjaan ini menggunakan Batu Kali yang
keras, tidak dibenarkan memakai batu rapuh atau banyak
mengandung unsur kapur dan tidak dibenarkan memakai batu yang
terbungkus tanah, ukuran batu 15 x 20 cm, ukuran terbesar tidak
melebihi 30 cm kuat pecah minimum yang diizinkan 50 kg/cm 2, Batu
Kali yang digunakan bebas dari
 Pasir pasang yang digunakan haruslah pasir yang bersih tidak
mengandung humus / lumpur / bahan organik lain dan tidak
mengandung garam yang dapat mempengaruhi konstruksi
 Campuran 1 bagian semen berbanding 4 bagian pasir, diaduk dalam
kotak aduk, adukan dihindari dari sengatan matahari langsung sinar
matahari, dan apabila sisa adukan yang terlalu lama digunakan
haruslah ditambah semen
 Jika pekerjaan pemasangan batu kali terpaksa dihentikan, maka
ujung penghentian harus bergigi sehingga menyambung berikutnya
terjadi ikatan yang kokoh.
3. Pek. Plesteran 1 Pc : 3 Ps
Pekerjaan Plesteran dilaksanakan secara manual/ dengan tenaga manusia
 Komposisi campuran 1 bagian semen berbanding 3 bagian pasir
 Material pasir yang digunakan haruslah pasir yang bersih tidak
mengandung humus/ lumpur/ bahan organik lain dan tidak
mengandung garam yang dapat mempengaruhi konstruksi
 Untuk mencegah pengeringan sebelum waktunya, maka permukaan
tyang telah disiapkan harus dibasahi terlebih dahulu
 Mengaduk campuran harus dalam kotak aduk untuk menghindari
adukan semen tidak tercampur dengan tanah atau bahan lain
 Material adukan dihindari dari sengatan matahari secara langsung,
sisa adukan jangan dibiarkan terlalu lama dan bila terjadi hal
tersebut harus ditambah semen
 Tebal Plesteran 1-2 cm, permukaan Plesteran harus licin

PEKERJAAN PLAT DEUKER

1. Pekerjaan Beton bertulang 1 : 2 : 3


a. Lingkup Pekerjaan
- Lantai Plat Duiker
- Lantai Jembatan.
- Balok Gelagar Jembatan 25/35.
- Kolom 13/13
- Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana.
b. Prosedur Umum
Dalam jangka waktu yang sudah ditentukan oleh Pemilik Proyek, sebelum
pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
yang dilengkapi dengan data-data seperti tersebut berikut :
- Spesifikasi bahan,
- Dimensi bahan beton dan cetakan
- Detail pemasangan dan pengecoran
- Detail penyelesaian pembesian
- Detail-detail lain yang diperlukan,
untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
- Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Untuk pengiriman beton ready mix, Kontraktor harus selalu
memperhatikan jarak dan waktu
- Untuk penyimpanan besi beton diupayakan tidak pada ruang terbuka
dalam jangka waktu lama yang mudah membuat besi berkarat/tidak
berhubungan langsung dengan air.
- Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing.
- Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak
berhamburan.
c. Bahan-bahan
1) Semen
 Digunakan Portland Cement type II menurut NI-8 tahun 1972 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland
 Semen yang akan digunakan dalam keadaan segel dan kantong
semen masih utuh/ tidak sobek/rusak.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
2) Pasir
Pasir harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur lebih dari 5 % dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan ketentuan ASTMC 33 dan
harus yang direkomendasikan sesuai dengan mix design yang dilakukan.
3) Kerikil / Split
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu balk, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
SNI-2002 dan harus yang direkomendasikan sesuai dengan mix
design yang dilakukan.
 Penimbunan Kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
4) Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
5) Besi Beton
 Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan
harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika
Kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada
persetujuan Direksi.
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab
kontraktor.
6) Cetakan dan Acuan
 Jika dibutuhkan, bahan cetakan/acuan harus dibuat dari bahan
besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan yang sesuai, yang
dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukan dalam Gambar Kerja. Cetakan/acuan harus sama pada
semua tempat yang menghendaki ukuran dan bentuk yang sama.
 Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.

d. Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan beton bertulang dilaksanakan kontraktor harus
mengajukan 2 (dua) set shop drawing untuk diteliti Direksi Lapangan.
Jika ada revisi satu set akan dikembalikan untuk dikoreksi, setelah
koreksi akhir kontraktor harus menyerahkan kembali 2 (dua) set gambar
lengkap dengan bill yang mencakup perubahan yang ada.
- Pekerjaan pemasangan tulangan berpedoman pada gambar perencanaan,
baik itu ukuran. diameter besi dan bentuk rangkaian besi.
- Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel SK SNI T-15.1991.03.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Atas petunjuk Direksi, Kontraktor harus membuat benda uji
(silinder atau kubus). Pengujian tersebut dilakukan setiap 1 M3 adukan.
Apabila beton tidak memebuhi syarat slump test maka beton tersebut
tidak boleh dipakai dan segera disingkirkan dari tempat pekerjaan. Jika
pengujian kokoh kubus atau silinder tidak memenuhi syarat maka
perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur PBI - 1971.
Segala biaya yang berhubungan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggungan kontraktor. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang
berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papanpapan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi.
Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan.
- Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
- Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko Kontraktor.
- Perawatan benda uji menggunakan kantong-kantong basah atau
direndam dalam bak perendaman yang disediakan

PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Administrasi & Pelaporan Proyek
Administrasi Kegiatan meliputi:
1. Dokumen Kontrak;
2. Laporan Harian, Mingguan, danBulanan;
3. MC atau sertifikate bulanan disiapkan oleh kontraktor setiap ahir
bulanyang bersangkutan;
4. Back up data dibuat sesuai dengan kemajuan pekerjaandilapangan;
5. Kebutuhan administrasi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanan
kegiatan inimeminta penjelasan pihak direksi;
6. Dilapangan disiapkan 1 buah buku tamu dan 1 buah buku direksi, masing -
masing bukutersebut harus dijaga dan diserahkan pada saat bibutukan
minimal pada waktu serahterima pekerjaan.
2. DokumentasiProyek
Sebelum dimulainya kegiatan setiap item pekerjaan kontraktor harus
mengambil photodolumentasi 0% dan selama kegiatan pekerjaan harus
diambil photo perkembangankemajuan pekerjaan minimal 50 % dan lOO
%.Pekerjaan dokumentasi ini berlangsung dariawal kegiatan sampai akhir
kegiatan.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar /bestek/BQ tapi tidak


dinyatakan dalam Dokumen Lelang ini atau sebaliknya, akan tetapi
menyangkut pekerjaan ini, maka pemborong wajib menyelesaikan sesuai
petunjuk Pihak Direksi. Selain dokumen ringkas ini, semua ketentuan-
ketentuan administrasi pemeriksaan bahan dan mutu pekerjaan serta
ketentuan-ketentuan lain dari pemerintah yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan ini termasuk pula sebagai pedoman penyelenggara pekerjaan yang
harus ditaati oleh Rekanan.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, Kontraktor harus menjaga dan


memelihara pekerjaantersebut selama masa pemeliharaan sampai
berakhir.Masa Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan selama 120 (Seratus Dua
Puluh) Hari Kalender.

Bintuhan, 02 Mei 2018

Dibuat oleh,
CV. MAHKOTA KAUR

HERDIAN SAPTA NUGRAHA, SH


Direktur

Anda mungkin juga menyukai