Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI

Fatty liver adalah suatu keadaan di mana terdapat penimbunan lemak yang berlebihan
di sel-sel hati. Pada keadaan normal hati mengandung lemak tetapi apabila lemak lebih dari
10% dari berat hati sehingga sebagian sel-sel hati yang sehat diganti dengan sel lemak. Hati
berubah warna menjadi kuning mengkilatdikarenakan berlemak, membesar dan lebih berat
dari keadaan normal.1

EPIDEMIOLOGI

Fatty liver bisa terjadi pada segala usia, bahkan anak-anak yang obesitas. Penderita
steatosis/fatty liver di Amerika Serikat terjadi kira-kira pada 25-35% jumlah populasi di sana.
Dimana 80% dari penderita fatty liver mengalami obesitas pada NASH (Nonalcoholic
Steatohepatitis). Risiko fatty liver meningkat untuk orang dengan berat badan berlebih atau
obesitas, penderita diabetes dan pada orang dengan kadar trigliserida yang tinggi. Prevalensi
fatty liver pada populasi umum berkisar antara 10% sampai 24% di berbagai negara.
Sebanyak 75% penderita fatty liver merupakan pasien obesitas, 35% di antaranya merupakan
NASH. Fatty liver terjadi pada 33% dari Eropa-Amerika, 45% dari Hispanik- Amerika, dan
24% Afrika-Amerika.2,3

ETIOLOGI
Kondisi yang paling sering dikaitkan dengan fatty liver adalah sindrom metabolik (diabetes
tipe II, obesitas, dan hipertrigliseridemia). Faktor-faktor lain seperti:2
▪ Obat-obat: misalnya amiodaron, tamoxifen, methotrexate
▪ Alkohol
▪ Kelainan metabolic seperti galaktosemia, penyakit penyimpanan glikogen, homocystinuria
dan tyrosinemia
▪ Status gizi lebih
▪ Masalah kesehatan lainnya seperti celiac sprue, penyakit wilson
PATOFISIOLOGI

Gambar 1. Patofisiologi Steatosis (Fatty Liver).4

Lemak dapat mengalami akumulasi di hati melalui beberapa mekanisme. Diantaranya


adalah peningkatan pengiriman lemak atau asam lemak dari makanan ke hati. Makanan
berlemak dikirim melalui sirkulasi terutama dalam bentuk kilomikron. Lipolisis pada jaringan
adipose akan melepaskan asam lemak bebas kemudian bergabung dengan trigliserida di
dalam adipocyte, tetapi beberapa asam lemak dilepaskan ke dalam sirkulasi dan diambil oleh
hati. Sisa kilomikron akan dihantar ke hati. Peningkatan sintesis asam lemak atau
pengurangan oksidasi di mitokhondria, keduanya akan meningkatkan produksi trigliserida.
Gangguan pengeluaran trigliserida keluar dari sel hati. Pengeluaran trigliserida dari sel hati
tergantung ikatannya dengan apoprotein, fosfolipid dan kolesterol untuk membentuk VLDL.
Fatty liver sendiri terbagi atas 2 macam yaitu non alcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan
alcoholic fatty liver disease (AFLD). NAFLD dianggap merepresentasikan komponen
hepatik dari sindroma metabolik berupa obesitas, hiperinsulinemia, resistensi insulin,
diabetes, hipertrigliserida dan hipertensi. Diabetes tipe 2 merupakan komponen utama dari
sindroma metabolik dan berkaitan dengan obesitas maupun NAFLD.Resistensi insulin
memainkan peran besar pada patogenesis NAFLD dimana ditemukan bahwa resistensi ringan
sangat umum terjadi pada stadium awal NAFLD dan semakin berat resistensi insulin
(diabetes tipe 2) berhubungan dengan semakin beratnya stadium dari NAFLD. Pengetahuan
tentang patogenesis NAFLD masih belum seluruhnyaterungkap dengan jelas. Hipotesis yang
umum diterima adalah ‘two hit theory’yang dikemukakan oleh Day dan James pada tahun
1998.4
‘Hit’ pertama adalahterbentuknya perlemakan hati atau steatosis, kemudian terjadi
peningkatansensitifitas hati terhadap ‘hit’ kedua, dimana terjadi inflamasi dan kerusakan
selhati, yang selanjutnya terjadi fibrosis hati. ‘First Hit’ pada jaringan hati adalah
penumpukan lemak di hepatosit yang disebabkan oleh beberapa keadaan seperti
dislipidemia,diabetes dan obesitas. Dalam keadaan normal, asam lemak bebas masuk kehati
melalui sirkulasi darah, kemudian dalam hati akan dimetabolisir lebih lanjut seperti re-
esterifikasi menjadi trigliserid atau digunakan untuk pembentukan lemak lainnya. Adanya
lemak dalam tubuh yang berlebih, misalkan peningkatan jaringan lemak tubuh, khususnya
obesitas sentral akan meningkatkan penglepasan asam lemak bebas yang kemudian
menumpuk dalam hepatosit. Hal ini akan diikuti peningkatan oksidasi dan esterifikasi lemak.
Proses ini terfokus pada mitokondria sel hati sehingga akhirnya terjadi kerusakan
mitokondria. Proses tersebut merupakan ‘Second Hit’.4

Hati merupakan tempat metabolisme etanol/alkohol yang terbesar. Sebagian besar


jaringan tubuh termasuk otot rangka mengandung enzim-enzim untuk metabolisme etanol
baik secara oksidatif maupun non-oksidatif. Di dalam hati, ada tiga jalur utama metabolisme
alkohol, Alkohol Dehidrogenase (ADH), sitokrom P-450 2E1 (CYP2E1) dan katalase
peroksidase. Ketika stress oksidatif yang terjadi di hati melebihi kemampuan perlawanan
antioksidan, maka aktivasi hepatic stellate cell dan sitokin proinflamasi akan berlanjut
dengan inflamasi yang progresif, pembengkakan hepatosit dan kematian sel, pembentukan
badan Mallory serta fibrosis.4
Differential Diagnosis 5

Penyakit NAFLD NASH


Gejala Rasa lemah, malaise, Rasa lemah,
berat badan menurun, malaise, berat
kadang ada jaundice badan menurun dan
ringan dan keluhan keluhan tidak
tidak nyaman pada nyaman pada perut
perut kanan atas. kanan atas.
Tidak ada inflamasi Terdapat inflamasi
hati. hati.
Etiologi Obesitas, resistensi insulin, Obesitas, resistensi insulin,
diabetes mellitus tipe 2, diabetes mellitus tipe 2,
hiperkolesterolemia, pelepasan protein inflamasi
hipertrigliseridemia dan sindrom toksik oleh sel lemak
metabolik. (sitokin), stres oksidatif
(kerusakan sel) di dalam sel-
sel hati.
1. Tirosh O. Liver metabolism and fatty liver disease. New York: CRC Press; 2015. p. 3-5.
2. Farrell GC, George J, Hall P de la M, McCullough AJ. Fatty liver disease: NASH and related
disorders. Australia: Blackwell Publishing; 2005. p. 57-8.
3. Hasan I. Perlemakan hati non alkoholik. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2014. h. 2000-6.
4. Schiff ER, Sorrell MF, Maddrey WC. Schiff’s diseases of the liver. 10th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 94-5.
5. Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Jakarta: Biro Publikasi Fakultas edokteran
UKRIDA; 2013. h. 227-30.

Anda mungkin juga menyukai