Penlitian survey secara garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni metode
survey deksriptif, dan metode survey menjadi : survey potong silang ( cross
sectional ), survey retrospektif ( kasus control), dan survey prospektif ( cohort ).
Adalah suatu survey deskriptif yang ditunjukan kepada rumah tangga. Biasanya,
pengumpulan data dilaukan dengan wawancara keada kepala keluarga. Informasi
yang diperoleh dari kepala keluarga ini tidak saja informasi menegnai diri kepala
keluarga tersebut, tetapi juga informasi tentang diri atau keadaan anggota-anggota
keluarga yang lain, dan bahkan informasi tentang rumah lain dan lingkungannya.
Adalah suatu survey deskriptif yang bertujuan untuk mengtahui kejadian dan
distribusi penyakit dalam masyarakat atau populasi. Survei ini dapat sekaligus
digunakan untuk mengetahui incidence atau kejadian suatu penyakit maupun
prevalensi.
Survei ini bertujuan untuk menegathui tentang tugas dan tanggung jawab para
petugas kesehatan serta kegiatan-kesgiatan para petugas tersebut sehubungan
dengan pekerjaan mereka.
Survei ini dilakukan dengan tujuan memperoleh gabaran tentang pendapat umum
terhadap suatu program pelayanan kesehatan yang sedang berjalan, dan yang
menyangkut seluruh lapisan masyarakat.
B. METODE PENLITIAN SURVEI ANALITIK
Survei Analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mebgapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika
korelasi antara fenomena atau antara factor resiko dengan factor efek. Yang dimaksud
factor efek adalah suatu akibat dari adanya factor resiko, sedangkan factor resikon
adlah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek ( pengaruh ).
Dalam Penelitian analitik , dari analisis korelasi dapat diketahui seberapa jauh
kontribusi factor resiko tertetentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu. Secara
garis besar survey analitik ini dibedakan menjadi 3 pendekatan ( jenis ) , yaitu survey
analitik cross sectional , survey analitik case control ( retrospective ), dan survey
analitik cohort ( prospective).
1. Faktor resiko yang berasal dari organisme itu sendiri ( factor resiko intrinsic ).
Factor resiki intrinsic dibedakan menjadi :
a. Faktor jenis kelamin dan usia
Beberapa penyakit tertentu berkaitan atau cenderung diderita oleh
seseorang dengan jenis kemain atau usia tertentu.
b. Faktor-faktor anatomi atau konstitusi tertentu
Ada bagian –bagian tubuh tertentu yang peka terhadap suatu penyakit.
c. Faktor nutrisi
Seseorang yang menderita kekurangan gizi akan rentang terhadap
penyakit infeksi.
2. Faktor resiko yang berasal dari lingkungan ( factor resiko ekstrinsik ) yang
memudahkan seseorang terjangkit suatu penyakit tertentu. Berdasarkan
jenisnya factor ekstrinsik dapat berupa : keadaan fisik , kimiawi , biologis,
psikologis, social budaya dan perilaku.
Faktor resiko adalah berbeda dengan agen ( penyebab penyakit ). Agen penyakit
adalah mikroorganisme atau kondisi lingkungan yang berekasi secara langsung
pada individu sehingga invidu tersebut menjadi sakit. Sedangkan factor resiko
adalah suatu kondisi yang memungkinkan adanya mekanisme hubungan antara
agen penyakit dengan induk semang ( host) san penjamu yaitu manusia.
Hubungan antara agen , factor resiko , dan efek ( penyakit )
FAKTOR RISIKO
INTERNAL EKSTERNAL
Sedangkan dengan lingkungan jelek , rumah yang padat penghuni, tanpa vemtilasi
dan lembab, merupakan factor risiko terjadinya kontak antara microbacterium
tersebut dengan orang, sehingga terjadi efek ( sakit).
Bahwa penelitian suervei dipotong silang atau cross sectional adalah suatu penelitian
dimana variable-variabel yang termasuk factor risiko dan variable-variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.
POPULASI
Contoh Sederhana : Ingin mengetahui hubungan anemia besi pada ibu hamil deng an
berat badan bayi lahir ( BBL ).
1. Tahap1 : identifikasi variabel
Variable dependen( efek) : BBL
Variable independen( resiko) : anemia besi.
Variable independen( resiko) ygdikendalikan: paritas, umuribu, perawatan
kehamilan dsb, dikelompokansebagaivariabelpengganggu.
2. Tahap2 : penetapan subyek: ibu-ibu yang baru melahirkan, dibatasi dari
daerah mana, usia berapa, apakah lingkup RSU, RS bersalindll. Demikian
juga batas waktunya ditentukan. Cara pengambilan sampel, apakah random
atau non random.
3. Tahap3 : pengumpulan data, observasi terhadap variable dependent,
independent dan variable yg dikendalikan secara bersamaan. Caranya:
mengukur BB bayi, Hb darah ibu, menanyakan umur, paritas, dan variable
kendalilain.
4. Tahap4 : olah data dengan cara membandingkan BBL dan Hb darah ibu.
Dari analisis ini dapat diperoleh bukti adaa atau tidaknya hubung ananemia
dan BBL.
Penelitian survey case control atau kasus control adalah suatu penelitian analitik
yang menyangkut bagaimana factor risiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospective. Rancangan penelitian case control ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Faktor risiko +
Retrospektif
( kasus ) Efek +
Faktor risiko -
Populasi
( sampel)
Faktor risiko +
Retrospektif
( control ) Efek -
Factor risiko -
Populasi
Populasi
Populasi
Populasi
Populasi