Anda di halaman 1dari 12

BAB 4 METODE PENELITIAN SURVEI

Penlitian survey secara garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni metode
survey deksriptif, dan metode survey menjadi : survey potong silang ( cross
sectional ), survey retrospektif ( kasus control), dan survey prospektif ( cohort ).

A. METODE PENELITIAN SURVEI DESKRIPTIF

Survei deskriptif dilakukanj terhadap sekumpulan objek yang biasanya betujuan


untuk melihat gambaran fenomena ( termasuk kesehatan ) yang terjadi di dalam suatu
populasi tertentu. Pada umumnya deksriptif digunakan untuk membuat penilaian
terhadap suatu kondisi dan penyelnggaraan suatu program di masa sekarang,
kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program
tersebut. Survei deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat.

Seacara umun langkah-langkah yang harus di tempuh dalam penelitian survey


deskriptif ini tidak berebda dengan metode-metode penelitian yang lain, yakni :

1. Memilih masalah yang akan di teliti.


2. Merumuskan dan mengadakan pemberentasan masalah, kemudian
berdasarkan salah satu masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk
menghimpun informasi dan teori-teori sebagai dasar menyusun kerangka
konsep penelitian.
3. Mengidentifikasi variable-variabel yang akan diamati atau dikumpulkan
4. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
5. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data.
6. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang akan digunakan
7. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data.
8. Melakukan pengolahan dan analisis data.
9. Menarik kesimpulan atau generilisasi
10. Menyusun dan mempublikasikan laporan kesehatan.

Di dalam penelitian kesehatan, jenis masalah survey deskriptif dapat digolongkan ke


dalam hal-hal sebagai berikut :

1. Survei Rumah Tangga ( Household Survey )

Adalah suatu survey deskriptif yang ditunjukan kepada rumah tangga. Biasanya,
pengumpulan data dilaukan dengan wawancara keada kepala keluarga. Informasi
yang diperoleh dari kepala keluarga ini tidak saja informasi menegnai diri kepala
keluarga tersebut, tetapi juga informasi tentang diri atau keadaan anggota-anggota
keluarga yang lain, dan bahkan informasi tentang rumah lain dan lingkungannya.

2. Survei Morbiditas ( Morbidity Survey )

Adalah suatu survey deskriptif yang bertujuan untuk mengtahui kejadian dan
distribusi penyakit dalam masyarakat atau populasi. Survei ini dapat sekaligus
digunakan untuk mengetahui incidence atau kejadian suatu penyakit maupun
prevalensi.

3. Survei Analisis Jabatan ( Functional Analysis Survey )

Survei ini bertujuan untuk menegathui tentang tugas dan tanggung jawab para
petugas kesehatan serta kegiatan-kesgiatan para petugas tersebut sehubungan
dengan pekerjaan mereka.

4. Survei Pendapat Umum ( Public Opinion Survey )

Survei ini dilakukan dengan tujuan memperoleh gabaran tentang pendapat umum
terhadap suatu program pelayanan kesehatan yang sedang berjalan, dan yang
menyangkut seluruh lapisan masyarakat.
B. METODE PENLITIAN SURVEI ANALITIK

Survei Analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mebgapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika
korelasi antara fenomena atau antara factor resiko dengan factor efek. Yang dimaksud
factor efek adalah suatu akibat dari adanya factor resiko, sedangkan factor resikon
adlah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek ( pengaruh ).

Dalam Penelitian analitik , dari analisis korelasi dapat diketahui seberapa jauh
kontribusi factor resiko tertetentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu. Secara
garis besar survey analitik ini dibedakan menjadi 3 pendekatan ( jenis ) , yaitu survey
analitik cross sectional , survey analitik case control ( retrospective ), dan survey
analitik cohort ( prospective).

1. Rancangan Survei Cross Sectional

Survey cross Sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika


korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek , dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap subjek
penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengkuruan dilakukan terhadap
status karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan. Peneltian ini juga
sering disebut peneltian transversal, dan sering digunakan dlam penelitian-
penelitian yang lain, metode penelitian ini meruapakan yang paling lemah karena
penelitian ini paling mudah dilakukan dan sangat sederhana. Pengertian –
pengertian yang perlu diapahmi dalam penelitian ini , dan juga untuk jenis
peneltian analitik yang lain dalam bidang kesehatan masyarakat , dianataranya :

a. Penyakit atau masalah kesehatan, atau efek.


b. Factor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut, yakni factor penyebab
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
c. Agen penyakit
Faktor resiko ialah factor-faktor atau keadaan yang mempengaruhi perkembangan
suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Ada dua macam faktir resiko , yaitu :

1. Faktor resiko yang berasal dari organisme itu sendiri ( factor resiko intrinsic ).
Factor resiki intrinsic dibedakan menjadi :
a. Faktor jenis kelamin dan usia
Beberapa penyakit tertentu berkaitan atau cenderung diderita oleh
seseorang dengan jenis kemain atau usia tertentu.
b. Faktor-faktor anatomi atau konstitusi tertentu
Ada bagian –bagian tubuh tertentu yang peka terhadap suatu penyakit.
c. Faktor nutrisi
Seseorang yang menderita kekurangan gizi akan rentang terhadap
penyakit infeksi.
2. Faktor resiko yang berasal dari lingkungan ( factor resiko ekstrinsik ) yang
memudahkan seseorang terjangkit suatu penyakit tertentu. Berdasarkan
jenisnya factor ekstrinsik dapat berupa : keadaan fisik , kimiawi , biologis,
psikologis, social budaya dan perilaku.

Faktor resiko adalah berbeda dengan agen ( penyebab penyakit ). Agen penyakit
adalah mikroorganisme atau kondisi lingkungan yang berekasi secara langsung
pada individu sehingga invidu tersebut menjadi sakit. Sedangkan factor resiko
adalah suatu kondisi yang memungkinkan adanya mekanisme hubungan antara
agen penyakit dengan induk semang ( host) san penjamu yaitu manusia.
Hubungan antara agen , factor resiko , dan efek ( penyakit )

FAKTOR RISIKO

INTERNAL EKSTERNAL

AGEN PENYAKIT MANUSIA ( SEBAGAI HOST ) SAKIT

Sedangkan dengan lingkungan jelek , rumah yang padat penghuni, tanpa vemtilasi
dan lembab, merupakan factor risiko terjadinya kontak antara microbacterium
tersebut dengan orang, sehingga terjadi efek ( sakit).

Bahwa penelitian suervei dipotong silang atau cross sectional adalah suatu penelitian
dimana variable-variabel yang termasuk factor risiko dan variable-variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.

Rancangan Peneltian Cross Sectional

POPULASI

FAKTOR RISIKO + FAKTOR RISIKO -

EFEK + EFEK - EFEK + EFEK -


Dari skema rancangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa langkah- langkah
peneltiann cross sectional adalah sebagai berikut :

a. Mendifentifikasi variable-variabel peneltian dan mengidentifikasi factor risiko


dan factor efek.
b. Menetapkan subjek peneltian atau populasi dan sampel.
c. Melakukan observasi atau pengkuran variable-variabel yang merupakan
factor risiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variable pada saat
itu.
d. Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar
kelompok-kelompok hasil observasi.

Contoh Sederhana : Ingin mengetahui hubungan anemia besi pada ibu hamil deng an
berat badan bayi lahir ( BBL ).
1. Tahap1 : identifikasi variabel
 Variable dependen( efek) : BBL
 Variable independen( resiko) : anemia besi.
 Variable independen( resiko) ygdikendalikan: paritas, umuribu, perawatan
kehamilan dsb, dikelompokansebagaivariabelpengganggu.
2. Tahap2 : penetapan subyek: ibu-ibu yang baru melahirkan, dibatasi dari
daerah mana, usia berapa, apakah lingkup RSU, RS bersalindll. Demikian
juga batas waktunya ditentukan. Cara pengambilan sampel, apakah random
atau non random.
3. Tahap3 : pengumpulan data, observasi terhadap variable dependent,
independent dan variable yg dikendalikan secara bersamaan. Caranya:
mengukur BB bayi, Hb darah ibu, menanyakan umur, paritas, dan variable
kendalilain.
4. Tahap4 : olah data dengan cara membandingkan BBL dan Hb darah ibu.
Dari analisis ini dapat diperoleh bukti adaa atau tidaknya hubung ananemia
dan BBL.

Namun demikian rancangan ini mempunyai keterbatasan- keterbatasan antara lain :

a. Diperlukan subjek penelitian yang besar.


b. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
c. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
d. Kesimpulan korelasi factor risiko dengan factor efek paling lemah bila
dibandingkan dengan dua rancangan penelitian cross sectional yang lain.

3. Rancangan Survei Case Control

Penelitian survey case control atau kasus control adalah suatu penelitian analitik
yang menyangkut bagaimana factor risiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospective. Rancangan penelitian case control ini dapat
digambarkan sebagai berikut :

Rancangan Penelitian Case Control

Faktor risiko +

Retrospektif
( kasus ) Efek +

Faktor risiko -

Populasi
( sampel)

Faktor risiko +

Retrospektif
( control ) Efek -

Factor risiko -

Tahap- Tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi variable-variabel penelitian


b. Menetapkan subjek penelitian
c. Identifikasi kasus
d. Pemilihan subjek sebagai control
e. Melakukan pengukuran retrospektif
f. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi
Contohkasus: Ingin membuktikan hubungan mal nutrisi pad a balita dengan
perilaku pemberia nmakan oleh ibu.
1. Tahap1 :
identifikasi variable variable dependen( efek) : anak mal nutrisi variable
independen( resiko) : perilaku ibu dalam memberikan makan variable
independen( resiko) yang dikendalikan: pendidikan ibu, pendapatan,
jumlah anak, dlsb…
2. Tahap 2 : subyek, pasangan ibu dan anak balitanya. Perlu dibatasi daerah
mana yan gdiangga pmenjadi populasi dan sampel penelitian.
3. Tahap 3 : identifikasi kasus, yaitu anak balita ynag memenuh ikriteria mal
nutrisi yg telah ditetapkan, misalkan berat per umu rnya kurang dari75%
standar Harvard. Kas usdiambi ldari populasi yg telah ditetapkan.
4. Tahap 4 : pemilihan subye ksebagai kontrol, yaitu pasangan ibu-balita yg
tidak menderita mal nutrisi. Pemilihan control didasar kan pada kesamaa
karakteristik subyek.
5. Tahap 5 : melakukan pengukura secara retrospektif, yaitu dari kasus dan
dari kontro litu diukur atau ditanyakan kepada ibunya dengan
menggunakan metode recall mengenai perilaku atau kebiasaan memberi
makan paada anaknya. Recall ini dimaksudkan menanyakan tentang
jenis—jenis makanan serta jumlahnya selama periode tertentu.
6. Tahap6 : olah data dan analisa. Analisa dilakukan deng an
membandingkan proporsi perilaku ibu yg baik dan yg kurang baik dalam
hal memberikan makanan kepada anaknya pada kelompok kasus, dengan
proporsi paada kelompok kontrol.
Kelebihan Rancangan Peneltian Case Control
 Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kontrol
 Adanya pembatasan/ pengendalian fakto rresiko sehingga hasil lebih tajam
dibandingkan cross sectional

 Tidak menghadapi kendala etik seperti pada metoded co-hort


 •Tidak memerlukan waktu lama.
Kekurangan Rancangan penelitian Case Control
 Pengukuran variable yg retrospective, objectifitas danreabilitasnya kurang
karena subyek harus mengingat kembali factor resiko.
 Tdk dapat diketahui efek variable luar
 Kadang sulit memilih control yg benar-benar sesuai dg kelompok kasus
karena banyaknya factor resiko yg harus dikendalikan

4. Rancangan Survei Cohort


Penelitia survey chorot atau sering disebut penelitian prospektif adalah suatu
penelitian survey ( Noneskperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan
antara factor resiko dengan efek. Seperti telah diuraikan sebelumnya, penelitian
cohort adalah suatu penelitian yang digunakan dalam memepelajari dinamika
korelasi anatara factor resiko dengan efek melalu pendekatan longitudinal ke
depan atau prospektif.
Kesimpulan hasil penelitian ini akan membandingkan proporsi subjek yang
menjadi sakit antara kelompiok subjek yang diteliti dengan factor resiko positif
dengan kelompok subjek dengan resiko negative.

Langkah-Langkah pelaksanaan peneltian cohort antara lain sebagai berikiut :


a. Identifikasi factor-faktor rasiko dan efek.
b. Menetapkan subjek peneltian
c. Pemilihan subjek dengan risiko positif dari subjek dengan efek negative
d. Memiliih subjek yang akan menjadi anggota kelompok control
e. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan
f. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek
poitif dengan suibjek yang mendapat efek negative baik pada kelompok risiko
positif maupun kelompok bersisiko negative.
Rancangan Penelitian Cohort

Populasi

Factor risiko + -Prospektif

Populasi
Populasi

Populasi

Faktor risiko - -Prospektif

Populasi

Keuntungan penelitian Cohort

a. Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompk sejak awal penelitian.


b. Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka risiko dan suatu waktu ke
waktu yang lain.
c. Ada keseragaman observasi

Keterbatasan Penelitian Cohort

a. Memerlukan waktu yang lama


b. Memerlukan sarana dan peneglolaan yang rumit
c. Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan menagganggu
analisis hasil
C. METODE PENELITIAN YANG LAIN
1. Studi Penelaahan Kasus ( Case Study)
Studi kasus dilakukan dengan caea menteliti suatu permasalahan melalui
suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti
satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah, misalnya
keracunan.
2. Studi Perbandingan (Comparative Study )
Penelitian dengan menggunakan studi perbandingan dilakukan dengan
cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomenna untuk
mencri factor-faktor apa, atau situasi bagaimana yang menyebabkan
timbulnya suatu peristiwa tertentu. Setelah mengetahui persamaan dan
perbedaan penyebab, selanjutnya ditetapkan bahwa sesuatu factor yang
menyebabkan munculnya suatu gejala pada objek yang diteliti itulah
sebenarnya yang menyebabkan munculnya gejala tersebut, baik pada
objek yang diteliti maupun pada objek yang diperbandingkan.
3. Studi Korelasi ( Correlation Study )
Studi korelasi ini pada hakikatnya merupakan penelitian atau penelaahan
hubungan antara dua variable pada situasi atau sekelompok subjek. Hal ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang
lain, atau variable satu dengan variable yang lain. Untuk mengetahui
korelasi antara suatu variable dengan variable lain tersebut diusahakan
dengan mengidentifikasi variable variable yang ada pada suatu objek,
kemudiaan diidentifikasi pula variable lain yanh ada pada objek yang
sama dan dilihat apakah ada hbungan anatara keduanya.
4. Studi Prediksi
Studi ini digunakan untuk memperkirakan tentang kemungkinan
munculnya suatu gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul dan
diketahui sebelyumnya
Dalam kesehatan , studi ini digunakan terutama :
a. Untuk membuat perkiraan terhadap suatu atribut dari atribut lain
b. Untuk membuat perkiraan terhadap suatu atribut dari hasil pengukuran
c. Untuk membuat perkiraan terhadap pengukuran dari suatu atribut
d. Untuk membuat perkiraan terhadap pengkuran dari pengkuran lain.
5. Penelitian Evaluasi
Peneltitian evaluasi dilakukan untuk menilai suatu program yang sedang
atau dilakukan. Misalnya penelitian tentang perkembangan pelayanan
Puskesmas. Dalam mengolah asil evaluasi ini, biasanya menggunakan
analisis statistiks sederhana saja , misalnya analisis persentase.,

Anda mungkin juga menyukai