Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


“Pengembangan Kurikulum”

Dosen Pengampu:
Moh. Zainal Fanani, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Dhimas Pratomo (932110016)
M. Abdul Haris Fauzi (932113316)
Siti Nurul Faridah (932115516)

Kelas L

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2017
PENDAHULUAN

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,


organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari
tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring
dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi
kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan
membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi
kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum.
Setiap program, kegiatan-kegiatan atau sesuatu yang lain yang
direncanakan selalu diakhiri dengan suatu evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk
melihat kembali apakah suatu program/kegiatan telah sesuai dengan perencanaan
atau belum. Dari kegiatan evaluasi akan diketahui hal-hal yang telah / akan
dicapai sudahkah memenuhi kriteria yang ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut kemudian diambil keputusan apakah program tersebut akan diteruskan
ataukah direvisi / bahkan diganti seluruhnya.
Kegiatan pengembangan kurikulum juga tidak akan lepas dari unsur
evaluasi, karena evaluasi merupakan salah satu komponen yang amat penting
yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Dalam banyak hal, komponen penilaian
sangat berperan dalam menunjang keberhasilan pengembangan kurikulum, seperti
yang kita ketahui, kurikulum yang dikembangkan itu masih berupa perencanaan-
perencanaan bersifat teoritis dan abstrak. Dengan adanya evaluasi, kita akan
memperoleh gambaran mengenai keberhasilan kurikulum yang sedang / telah
dikembangkan di sekolah-sekolah. Dari kegiatan evaluasilah akan diketahui
kelebihan, kelemahan dan kekurangan-kekurangannya.

2
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum
1. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Evaluasi adalah suatu tindakan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu terhadap suatu sistem berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan
dalam rangka membuat suatu keputusan. Tyler menyatakan bahwa
evaluasi adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah
tercapai atau terrealisasikan. Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu proses dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan
akan perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang akan ditetapkan.1
Sedangkan pengertian kurikulum, adalah sebagai rencana yang
dibuat untuk membimbing anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk
dokumen yang sudah ditentukan, disusun berdasarkan tingkat-tingkat
generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh pihak
yang berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah laku.
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki
hubungan sebab akibat. Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat
organis, dan prosesnya secara evolusioner. Evaluasi merupakan kegiatan
yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk mengetahui proses dan hasil
pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan.
Tyler berpendapat bahwa evaluasi kurikulu pada dasarnya adalah
suatu proses untuk mengecek keberlakuan kurikulum yang harus
diberlakukan ke dalam empat tahap yaitu sebagai berikut:
a. Evaluasi tehadap tujuan pembelajaran
b. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum atau proses pembelajaran
yang meliputi metode, media dan evaluasi pembelajaran.
c. Evaluasi terhadap evektifitas, baik evektifitas waktu, tenaga dan biaya.
d. Evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai.2

1
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi Dan Inovasi
(Yogyakarta: Teras, 2009), 104.
2
Ahmad, Pengembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1989), 15.

3
Dengan demikian, pengertian evaluasi kurikulum adalah suatu
tindakan pengendalian, penjaminan, atau penetapan mutu kurikulum,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk
akuntabilitas pengembang kurikulum dalam rangka menentukan
keefektifan kurikulum.3
2. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum berbeda-beda tergantung dari konsep
atau pengertian seseorang tentang evaluasi. namun secara mendasar tujuan
suatu pekerjaan evaluasi kurikulum, dan evaluasi lainnya,bersifat praktis.
Tujuan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan
pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan
b) Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum
Berta faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan
tertentu.
c) Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang
dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum.
d) Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan
pelaksanaan suatu kurikulum.4
3. Fungsi Evaluasi Kurikulum
Menurut Zainal Arifin (2009) fungsi evaluasi dapat dilihat dari
kebutuhan peserta didik dan guru, yaitu:
a) Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui
hingga mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Mereka masih mempunyai sikap dan moral
yang heteronom, membutuhkan pendapat orang-orang dewasa
sebagai pedoman baginya untuk mengadakan orientasi pada situasi
tertentu. Pada umumnya mereka tidak berpegang pada pedoman
yang berasal dari dalam dirinya, melainkan mengacu kepada

3
Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), 266.
4
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 42.

4
norma-norn1a yang berasal dari luar dirinya. Dalam kegiatan
kurikulum, peserta didik perlu mengetahui tingkat ketercapaian
sehingga ia, merasakan kepuasan dan ketenangan.
b) Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah
peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat.
Mampu dalam arti bahwa peserta didik dapat berkomunikasi dan
beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan segala
karakteristiknya, bahkan peserta didik diharapkan dapat membina
dan mengembangkan semua potensi yang ada dalam masyarakat.
Hal ini penting karena mampu tidaknya peserta didik terjun ke
masyarakat akan memberikan ukuran tersendiri terhadap institusi
pendidikan yang bersangkutan.
c) Secara didaktis-metodis, evaluasih berfungsi untuk membantu guru
dalam menempatkan. pesena didik pada kelompok tertentu sesuai
dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta
membantu guru dalam usaha memperbaiki kurikulum.
d) Evaluasi berfungsi untuk mengetahui status peserta didik di antara
teman-temannya, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang
atau kurang pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan
tanggung jawab orang tua sebagai pendidik pertama dan utama di
lingkungan keluarga. Orang tua perlu mengetahui kemajuan anak-
anaknya untuk menentukan langkah langkah selanjutnya.
e) Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik
dalam menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah
dianggap siap (fisik dan non-fisik), maka program pendidikan
dapat dilaksanakan. Sebaliknya, jika peserta didik belum siap,
maka hendaknya program pendidikan tersebut jangan dulu
diberikan: karena akan mengakibatkan hasil yang kurang
memuaskan.
f) Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan
dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan,
jurusan, maupun kenaikan kelas. Melalui evaluasi, guru dapat

5
mengetahui potensi peserta didik, sehingga dapat diberikan
bimbingan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Begitu juga
tentang kenaikan kelas.Jika peserta didik belum menguasai
kompetensi yang ditentukan, maka p'eseita didik tersebut jangan
dinaikkan ke kelas beiikumya atau yang lebih tinggi. Kegagalan ini
merupakan hasil keputusan evaluasi.
g) Secara administratif, evaluasi beifungsi untuk membenkan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat
pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-gum dan peserta
didik itu sendiri. Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran
secara umum tentang semua hasil usaha yang dilakukan oleh
institusi pendidikan.5

B. Objek Evaluasi Kurikulum


Dengan mengacu kepada beberapa pengertian dari tujuan evaluasi di
atas, maka evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan oleh kurikulum
tersebut. Misalnya evaluasi kurikulum SD, berarti tujuan evaluasi tersebut
adalah untukmendapatkan data/informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan sampai sejauh mana tujuan pendidikan SD melalui
kurikulum yang dilaksanakan dapat tercapai.
Dari pengertian evaluasi kurikulums eperti dikemukakan diatas,dilihat
dari sasaran yang harus diketahui dari suatu kegiatan evaluasi, maka evaluasi
memiliki peran yang sangat penting. Tanpa evaluasi tidak akan diperoleh
gambaran efisiensi dan efektivitas kurikulum yang dilaksanakan. Masih
beruntung jika kurikulum yang diterapkan bisa berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, sebaliknya kerugiannya jika kurikulum tersebut tidak berjalan
sesuai dengan ketentuan, maka yang akan merugi bukan hanya dari segi
materi akan tetapi mutu pendidikan jadi taruhannya.
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen –
komponen tertentu. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling

5
Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, 269.

6
berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk
sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya,
maka sistem kurikulum secara keseluruhan juga akan tergganggu.
Agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan evaluasi maka
evaluasi kurikulum mencakup keseluruhan komponen yang ada dalam
kurikulum, yakni (1) Komponen tujuan, dan Komponen isi kurikulum, (2)
Komponen strategi pembelajarann, (3) Komponen media, (4) Komponen
proses pembelajaran, dan (5) Komponen hasil yang dicapai.
1) Komponen tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya
dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan
tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang dicita–citakan,
misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia
adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu
kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais.
Menurut Riyanto (2007), Dalam evaluasi kurikulum komponen
tujuan yang dinilai berhubungan dengan tujuan jenjang di atasnya, yaitu
tujuan institusional dan selanjutnya dikaitkan dengan tujuan nasional.
Tujuan merupakan acuan dari seluruh komponen dalam kurikulum.
Tujuan, sebagai acuan, terlebih dahulu harus dirumuskan sehingga dengan
jelas menggambarkan apa yang hendak dicapai. Dengan demikian,
evaluasi terhadap tujuan-tujuan tersebut meliputi : segi-segi yang berkaitan
dengan tujuan institusional, ketepatan perumusannya, kesesuaian dengan
tarap dan kebutuhan siswa, kejelasan organisasinya, dan ketepatan
urutannya.
2) Komponen Isi/Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan
atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi

7
maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.
Komponen isi kurikulum, yang menjadi objek evaluasi, bersumber
dari garis-garis besar program pembelajaran, untuk setiap mata pelajaran,
yang mencakup pokok-pokok bahasan satuan waktu tertentu.
Luas dan dalamnya bahan disesuaikan dengan tujuan. Karena itu,
tujuan dapat menentukan banyak tidaknya bahan yang akan disajikan.
Evaluasi terhadap bahan tersebut dapat dilakukan dengan dua
kemungkinan. Pertama, dengan mengevaluasi butir soal sebanyak-
banyaknya sesuai dengan banyaknya tujuan. Hal ini akan membutuhkan
waktu lama. Kedua, mengevaluasi sampel yang mewakili bentuk-bentuk
tertentu, sehingga tidak memerlukan waktu lama.
Segi-segi yang dievaluasikan dalam kurikulum meliputi: segi
relevansi dengan tujuan yang telah ditetapkan, kebenaran menurut
pandangan yang berlaku, keluaran dan kedalaman, kebutuhan dan
pengalaman siswa, kesesuaian dengan waktu dan fasilitas yang tersedia.
3) Strategi Pembelajaran
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang
sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi
yang tepat untuk mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin dapat
tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan termasuk dalam
komponen ini adalah evaluasi proses dan hasil belajar dari setiap mata
pelajaran.
Kriteria yang dipergunakan dalam evaluasi ini adalah kesesuaian
dan ketepatan, kejelasan rumusannya, dan sebagainya.
4) Media
Komponen media merupakan perantara untuk menjabarkan isi
kurikulum secara lebih terinci sehingga dapat dicerna dengan sebaik-
baiknya oleh siswa. Media meliputi, misalnya : buku pelajaran, modul,
pembelajaran berprogram, naskah radio, pendidikan, kaset, video, film dan

8
sebagainya. Yang dievaluasi dalam komponen media adalah dilihat dari
segi ketetapannya, kesesuaian isi dengan tujuan, kebutuhan dan
pengalaman siswa, kesesuaiannya dengan kemampuan dan keterampilan
pengajar, ketetapan dilihat dari waktu dan tempat, dan sebagainya.
5) Proses Pembelajaran
Komponen belajar-mengajar merupakan komponen kurikulum
yang nantinya akan menghasilkan perubahan perilaku (kognitif, afektif
dan psikomotorik) para siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan dalam proses belajar-mengajar merupakan salah satu
petunjuk keberhasilan kurikulum. Yang menjadi sasaran evaluasi adalah
keseluruhan proses belajar-mengajar untuk setiap mata pelajaran yang
mencakup perumusan tujuan, pemilihan materi pelajaran, pendekatan dan
metode mengajar, kegiatan belajar, alat-alat pelajaran, evaluasi, dan tindak
lanjutnya.
6) Komponen Hasil dan Penunjang
Komponen penunjang merupakan salah satu komponen yang harus
dievaluasi. Sebab, komponen ini berhubungan dengan sistem administrasi
dan supervisi, sistem pelayanan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dan
sistem evaluasi.
Evaluasi terhadap komponen penunjang dapat dilihat dari segi
ketepatan program, kesesuaian dengan tujuan, sumbangannya bagi
kelancaran pelaksanaan kurikulum, ketepatan dilihat dari waktu dan
tempat, kesesuaian dengan keadaan siswa dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata evaluasi kurikulum merupakan
kegiatan yang sangat besar artinya dalam pengembangan kurikulum.
Evaluasi itu dapat dijadikan dasar catur balik atau feed back untuk
pengembangan kurikulum selanjutnya. Karena itu, evaluasi harus dapat
menunjukkan gambaran yang sebenarnya, sehingga diketahui segi-segi
kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dilaksanakan.6

6
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011),255

9
C. Prinsip-Prinsip Evalua Kurikulum
Prinsip – prinsip evaluasi kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Tujuan tertentu artinya setiap program evaluasi kurikulum terarah
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan spesifik.
Tujuan-tujuan itu pola yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam
proses pelaksanaan evaluasi kurikulum.
2. Bersifat objektif, dalam artian berpijak pada keadaan yang sebenarnya,
bersumber dari data yang nyata dan akurat, yang diperoleh melalui
instrumen yang andal.
3. bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang
terdapat dalam ruang lingkup kurikulum seluruh komponen kurikulum
harus mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum
dilakukan pengambilan keputusan
4. Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan pelaksanaan dan
keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan tanggung
jawab bersama pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan
seperti guru kepala sekolah vanili orang tua bahkan siswa itu sendiri
disamping merupakan tanggung jawab utama lembaga penelitian dan
pengembangan.
5. Efisien khususnya dalam penggunaan waktu biaya tenaga dan peralatan
yang menjadi unsur penunjang Oleh karena itu harus diupayakan agar
hasil evaluasi lebih tinggi atau paling tidak berimbang dengan materiil
yang digunakan.
6. Berkesinambungan hal ini diperlukan mengingat tuntutan dari dalam
dan luar sistem sekolah yang meminta diadakannya perbaikan
kurikulum untuk itu peran guru dan kepala sekolah sangatlah penting
karena mereka yang paling mengetahui pelaksanaan permasalahan dan
keberhasilan kurikulum.7

7
Hamalik.

10
D. Strategi Evaluasi Kurikulum
Teori evaluasi mengandung kerangka kerja konseptual bagi
pengembang strategi evaluasi. Oleh karena itu, penting untuk dirumuskan apa
yang dimaksud dengan evaluasi itu. Perumusan yang tepat akan menjadi
landasn dalam pelaksanaannya, sebaliknya, jika perumusan tersebut kurang
kuat, dapat menjadi penyebab utam terjadinya kegaglan dalam evaluasi.
Terdapat empat jenis strategi evaluasi, yaitu :
1. Strategi pertama terdiri dari atas penentuan lengkungan tempat terjadinya
perubahan, terdapat berbagai kebutuhan yang tidak atau belum terpenuhi,
dan juga berbagai masalah yang mendasari timbulnya kebutuhan serta
kesempatan untuk terjadinya perubahan.
2. Setrategi kedua terdiri atas pengenalan dan penilaian terhadap berbagai
kemampuan (capabilities) yan relevan. Strategi ini sangat besar gunanya
dalam pencapain tujuan program dan desain yang berguna untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus.
3. Strtegi ketiga terdiri ats pendekatan dan prediksi hambatan yang mungkin
terjadi dalam desain prosedural atau implementasi sepanjang tahap
pelaksanaan program .
4. Strtategi keempat terdiri dari atas penentuan keefektifan proyek yang telah
dilaksanakan, melalui pengukuran dan penafsiran hasil-hasil yang telah
dicapai sehingga seseorang evaluator dapat memilih strategi yang tepat. 8

8
Hamalik, 258.

11
KESIMPULAN

evaluasi kurikulum adalah suatu tindakan pengendalian, penjaminan, atau


penetapan mutu kurikulum, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu,
sebagai bentuk akuntabilitas pengembang kurikulum dalam rangka menentukan
keefektifan kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum diantaranya:
a) Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan
pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan keputusan
b) Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum Berta faktor-
faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.
c) Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan
dalam upaya perbaikan kurikulum.
d) Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaan
suatu kurikulum
Secara umum, fungsi evaluasi adalah (a) untuk perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum yang diarahkan pada semua komponen kurikulum
secara keseluruhan, (b) untuk memberikan informasi pada pembuat keputusan, (c)
untuk mempertanggungjawabkan, laporan, seleksi, dan penempatan (d) untuk
akreditasi, yaitu menilai kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
Objek kajian evaluasi kurikulum diantaranya (1) Komponen tujuan, dan
Komponen isi kurikulum, (2) Komponen strategi pembelajarann, (3) Komponen
media, (4) Komponen proses pembelajaran, dan (5) Komponen hasil yang dicapai.
Prinsip-prinsip evaluasi kurikulum diantaranya bersifat objektif, memiliki
tujuan tertentu, bersifat komperehensif, kooperatif dan bertanggungjawab, efisien,
berkesinambungan

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia, 1989.


Arifin, Zainal. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Zaini, Muhammad. Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi
Dan Inovasi. Yogyakarta: Teras, 2009.

13

Anda mungkin juga menyukai