Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


“Strategi Pembelajaran”

Dosen Pengampu:
Dewi Agus Triani, M. Pd. I

Disusun Oleh:
Dhea Safira Nanindia (932133816)
Fenny Widiyanti (932137116)
Siti Nurul Faridah (932115516)

Kelas G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui
evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat di butuhkan dalam
setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa
jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap
pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses
pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat
menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana
proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi
peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk
berubah menjadi lebih baik ke depan.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk
mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami
siswa dan mengolah atau mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai
berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran. Namun, dalam makalah ini hanya akan
dibicarakan masalah evaluasi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian evaluasi pembelajaran?
2. Apakah tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran?
3. Apa saja prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis evaluasi pembelajaran?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi pembelajaran?
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran?
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran?
4. Untuk mengetahui apa saja evaluasi pembelajaran?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa inggris (evaluation) yang berarti
tindakan atau proses untuk menemukan nilai sendiri. Sedangkan menurut
bahasa arab (imtihan) yang berarti ujian. Dan lebih dikenal dengan istilah
khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari sebuah proses
pendidikan.1 Sebenarnya ada 3 istilah yang sering digunakan dalam
evaluasi yaitu: tes,pengukuran,dan juga penilaian. 2
Tes merupakan salah satu untuk melakukan pengukuran dan juga
alat untk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Objek
tersebut antara lain kemampuan peserta didik,minat, maupun motivasi.
Pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik
untuk menyatakan suatu keadaan individu. Keadaan individu bisa berupa
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Jadi dapat digunakan
untuk mengukur karakteristik tanpa menggunakan tes, misalnya dengan
pengamatan atau cara lain untuk mendapatkan informasi yang kuantitatif.
Penilaian sebagai kegiatan untuk menafsirkan data hasil
pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan
penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan.

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan


Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar
adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat
pencapaian tujuan oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Tindak lanjut tersebut merupakan fungsi evaluasi berupa: 1) penempatan
pada tempatnya, 2) pemberian umpan balik, 3) diagnosis kesulitan belajar
siswa, 4) penentuan kelulusan.
1
Wahid Muni, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakaarta: Nuha Litera, 2010), 78.
2
Eko Widoyoko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),2.

4
Menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif
dilaksanankan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluassi
diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagia
kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif
dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara
keseluruhan, dan fungsi ini dapat dilaksananakan apabila pengembangan
suatu kurikulum telah dianggap selesai.
Apabila evaluasi dilihat dari masing-masing pihak, dapat di
uraikan sebagai berikut:
1. Bagi guru
a) Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.
b) Mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik
dalam kelompoknya.
c) Mengetahui kelemahan-kelemahan dalam cara belajar mengajar
dalam PBM.
d) Memperbaiki proses belajar mengajar.
e) Menentukan kelulusan peserta didik.
2. Bagi peserta didik
a) Mengetahui kemampuan dan hasil belajar.
b) Memperbaiki cara belajar.
c) Menumbuhkan motivasi dalam belajar.
3. Bagi sekolah
a) Mengukur mutu hasil pendidikan.
b) Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah.
c) Membuat keputusan kepada peserta didik.
d) Mengadakan perbaikan kurikulum.
4. Bagi orang tua peserta didik
a) Mengetahui hasil belajar anaknya.
b) Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada
anaknya dalam usaha belajar.

5
c) Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah pendidikan
r5lanjutan bagi anaknya.
5. Bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan
a) Mengetahui kemajuan sekolah.
b) Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum
pendidikan pada sekolah tersebut.
c) Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya
membantu lembaga pendidikan.3

C. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
evaluasi. Betapa baiknya prosedur evaluasi diikuti dan betapa
sempurnanya teknik evaluasi diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan
prinsip-prinsip penunjangnya maka hasilnya pun akan kurang dari yang
diharapkan.4 Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kontinulitas
yaitu evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara periodic, teratur
dan sambung- menyambung. Dengan evaluas yang dilaksanakan
secara teratur, terencana dan terjadwal maka dimungkinkan diperoleh
informasi yang menggambarkan kemajuan atau perkembangan peserta
didik. Hal ini juga dimaksudkan agar pihak evaluator dapat
memperoleh kepastian dalam menentukan langkah atau merumuskan
kebijakan yang perlu diambil untuk masa selanjutnya, agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
2. Prinsip objektivitas
Prinsip objektivitas dimaksudkan bahwa hasil evaluasi pembelajran
dikatakan baik jika dapat terlepas dari factor-faktor yang bersifat
sebjektif. Elevator harus senantiasa berfikir dan bertindak menurut
keadaan yang ada, tidak dicampuri adanya kepentingan-kepentingan
yang bersifat objektif.
3. Prinsip Praktis
3
Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik (Jakarta: Grasindo, 1991), 10.
4
Silverius, 11.

6
Sebuah tes dikatakan praktis apabila tes itu biaya
penyelenggaraannya tidak terlalu mahal, tidak menyita waktu terlalu
lama, mudah dilaksanakan, dan penyekorannya tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama.
4. Prinsip Komperehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, Anda harus
mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika
objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek
kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang menyangkut
kognitif, afektif maupun psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek
evaluasi yang lain.
5. Prinsip Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya bekerjasama dengan
semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala
sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini
dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan
pihak-pihak tersebut merasa dihargai.5
Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
tujuan evaluasi itu sendiri. Di dalam batasan tentang evaluasi pendidikan
yang telah dikemukakan dimuka, tersirat bahwa tujuan evaluasi
pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian yang akan
menunjukan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa
dalam tujuan-tujuan kurikuler.

D. Jenis-Jenis Evaluasi
Dalam kegiatan pembelajaran terjadap beberapa jenis evaluasi,
berikut ini 2 bentuk evaluasi pembelajaran yang sering dilakukan
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif seringkali diartikan sebagai kegiatan evaluasi
yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu proses

5
Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), 32-34.

7
pembelajaran telah berjalan sesuai yang direncaknakan. Winkel
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah
penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran masih berlangsung,
agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai
kemajuan yang telah dicapai. Maksud dari evaluasi formatif sendiri
adalah sebagai kegiatan mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah
menguasai materi pada pokok bahasan tersebut.
Indikator utama keberhasilan siswa dalam evaluasi formatif ini
adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan
tujuan instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah
berhasil dan siapa saja yang dianggap belum berhasil untuk
selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari
evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan
diberikan remidial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa
yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu.
Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan ke topik
berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih akan
diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan
dan pendalaman dari topik yang telah dibahas sehingga
memungkinkan mencapai standart keberhasilan yang tinggi.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adlah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat
berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan
evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode
pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit yang
diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan satu
bidang study.

8
3. Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada pada siswa sehingga
dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik ini
dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama
proses ataupun akhir pembelajaran. Dalam hal ini, evaluasi diagnostik
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan
prasyarat yang harus dikuasai siswa. Pada tahap proses evaluasi
inidiperlukan untuk mengetahui pelajaran mana yang masih belum
dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara
dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh.6

6
Annurrahman, Belajar Dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2012), 220.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari bahasa inggris (evaluation) yang berarti
tindakan atau proses untuk menemukan nilai sendiri. Sedangkan menurut
bahasa arab (imtihan) yang berarti ujian. Dan lebih dikenal dengan istilah
khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari sebuah proses
pendidikan.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar
adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat
pencapaian tujuan oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Sedangkan fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu fungsi
formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanankan apabila hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluassi diarahkan untuk memperbaiki
bagian tertentu atau sebagian besar bagia kurikulum yang sedang
dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan
penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan.
Terdapat empat prinsip dasar evaluasi diantaranya prinsip
kontinuitas atau berkelanjutan, prinsip objektivitas, prinsip praktis, prinsip
komperehensif, dan prinsip kooperatif
Terdapat tiga jenis evaluasi diantaranya evaluasi formatif atau
evaluasi pada akhir pembelajaran, evaluasi sumatif atau evaluasi yang
dilakukan pada setiap akhir waktu yang didalamnya tercakup lebih dari
satu pokok bahasan, dan evaluasi diagnostik atau evaluasi yang digunakan
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada pada siswa.

10
Daftar Pustaka

Annurrahman. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012.


Muni, Wahid. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakaarta: Nuha Litera, 2010.
Silverius, Suke. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo,
1991.
Sudiijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2009.
Widoyoko Putro, Eko. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013.

11

Anda mungkin juga menyukai