Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPI RSU.

ST ELISABETH SAMBAS 2018

RUMAH SAKIT UMUM SANTA ELISABETH

SAMBAS

2018
Yayasan Santa Elisabeth Hungaria
RUMAH SAKIT UMUM SANTA ELISABETH
Jl GUSTI HAMZAH No. 29 SAMBAS 79400
Telepon: (0562) 391648 Fax: 392408,
e-mail: rsuelisabethsambas@gmail.com
Kode Rumah Sakit : 6101135

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU SANTA ELISABETH SAMBAS


NOMOR: 2.002/RSSE-SK/DIR/VII/2018

TENTANG
PENETAPAN ANGGOTA KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RSU SANTA ELISABETH SAMBAS TAHUN 2018

DIREKTUR RSU SANTA ELISABETH SAMBAS

Menimbang : Bahwa untuk mendukung terwujudnya peningkatan mutu pelayanan kesehatan


yang optimal di RSU St.Elisabeth Sambas, maka perlu ditetapkan Komite PPI di
RSU Santa Elisabeth Sambas dengan SK Direktur.

Mengingat dan memperhatikan:


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. SK Menkes Nomor : 382/Menkes/2009 tentang Pedoman PPI di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
4. Buku Pedoman Departemen Kesehatan tahun 2008 tentang Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
5. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2018. Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit (Edisi I), Jakarta : Komisi Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2018.;
6. Kemenkes RI – PERDALIN. 2011. Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya. Cetakan ke 3, Jakarta:Kemenkes RI.Keputusan Badan Pengurus
Yayasan.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU SANTA ELISABETH SAMBAS TENTANG
PENETAPAN ANGGOTA KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI DI RSU SANTA ELISABETH SAMBAS
Kedua : Mengangkat nama-nama yang tertera pada lampiran sebagai anggota komite
pencegahan dan pengendalian infeksi RSU Santa Elisabeth Sambas tahun 2018.
Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan, dan apabila kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan ditinjau dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN : DI SAMBAS
PADA TANGGAL : 23 JULI 2018
DIREKTUR RSU.ST.ELISABETH SAMBAS

dr. Felix Tasbun


NIK.000350/RSSE
LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU SANTA ELISABETH SAMBAS
NOMOR : 2.002/RSSE-SK/DIR/VII/2018
TENTANG : PENETAPAN ANGGOTA KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFKESI RSU SANTA ELISABETH SAMBAS TAHUN 2018

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPI RSU. SANTA ELISABETH TAHUN 2018


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan masyarakat memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung
di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial /Healtcare
Associated Infection (HAIs) yaitu infeksi yang di peroleh di rumah sakit, baik karena atau
datang berkunjung ke Rumah Sakit. Angka infeksi nosokomial / Healtcare Associated Infection
(HAIs) terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9 % (variasi 3-21%) atau lebih dari
1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil survey point prevalensi dari 11
rumah sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Perdalin Jaya dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. dr. Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 di dapatkan angka infeksi nosokomial /
Healtcare Associated Infection (HAIs) untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9 %, ISK (Infeksi
Saluran Kemih) 15,1 %, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumonia 24,5 % dan
Infeksi Saluran Napas lain 15,1%, serta Infeksi lain 32,1 %. Untuk meminimalkan risiko
terjadinya infeksi di rumah sakit perlu diterapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),
yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan,
serta monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena
menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit
infeksi baru (new emerging, emerging diseases dan re-emerging diseases). Wabah atau kejadian
luar biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya. Sehingga kewaspadaan
melalui surveilans infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga
dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku .
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bersama World Health
Organization (WHO) ke rumah sakit, rumah sakit di Propinsi / Kabupaten / Kota disimpulkan
bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (KPPIRS), selama ini
belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian juga menunjukkan bahwa
anggota komite belum memahami dengan baik tugas, kewenangan, serta tanggung jawab yang
harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka RS. St. Elisabeth, menyusun Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS. St. Elisabeth yang merupakan
salah satu faktor pendukung yang sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan komitmen
dari manajemen rumah sakit dan seluruh petugas.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan di RS. St. Elisabeth melalui Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di RS. St. Elisabeth, yang dilaksanakan oleh semua unit/ bagian di RSU. St. Elisabeth
Sambas meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical governance, serta kesehatan
dan keselamatan kerja.
2. Tujuan Khusus

 Sebagai pedoman bagi direktur RSU. St. Elisabeth dalam membentuk Komite PPI :
Menyusun serta melaksanakan tugas, program, wewenang dan tanggung jawab secara
jelas. Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
 Menurunkan angka kejadian infeksi di RS. St. Elisabeth secara bermakna.
 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI).

C. Sasaran

1. Terbentuk struktur organisasi Pencegahan dan Infeksi (PPI) di RSU. St. Elisabeth pada tahun
2016.
2. Meminimalkan angka kejadian Infeksi Nosokomial / HAIs di RSU. St. Elisabeth hingga
mencapai angka <2 %.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Dalam rangka peningkatan dan pemantapan upaya-upaya kesehatan masyarakat, maka


pada tahun 1924 di bangun sebuah rumah sakit kecil dan ditangani langsung oleh Sr. Elisabeth
Misionaris Belanda sekaligus sebagai perawat pertama. Dalam perkembangan waktu dan kebutuhan
masyarakat yang tinggi akan pelayanan kesehatan, maka pada tahun 1937 bangunan rumah sakit
diperluas dan dirombak total dengan bantuan sumbangan dana dari masyarakat setempat. Pelayanan
kesehatan sempat terhenti pada masa penjajahan Jepang. Para Suster Misionaris ditahan dicam
Konsentrasi Kuching Sarawak Malaysia dari tanggal 12 Juli 1945 – 12 Desember 1945. Dalam masa
tahanan inilah Sr. Elisabeth sebagai perawat perintis pertama meninggal dunia dalam usia 73 tahun.
Untuk mengenang jasanya maka nama beliau diabadikan pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Sambas.

RS. St. Elisabeth beroperasi sejak 1 Juli 1926 yang berada di Jl. Gusti Hamzah, Sambas,
Desa Durian, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. RS. ST. Elisabeth
di pimpin oleh seorang kepala dengan sebutan direktur. RS. St. Elisabeth merupakan rumah sakit
swasta yang melayani masyarakat umum dan karyawan-karyawan perusahaan serta keluarganya di
daerah kota Sambas bahkan sebagian dari luar daerah Sambas. Perusahaan yang dilayani dari
berbagai macam perusahaan di sekitar daerah Sambas, antara lain : PT. PANP Sijang, PLN, PT. ANI
Senabah, PT. ANI Kumpai, PT. Karya Boga Mitra, PT. WHS, PT. Agro Wiratama, PT. RWK Tebas,
dan lain-lain.
Selain itu RS. St. Elisabeth juga melayani peserta BPJS, dan asuransi –asuransi
kesehatan lainnya. Pasien yang datang selain di daerah sekitar kota Sambas, beberapa rekanan
perusahaan yang berdomisili di daerah sekitar kota Sambas juga ada merujuk karyawan – karyawan
/ keluarganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RS. St. Elisabeth. Pada tahun 2013, Rt. ST.
Elisabeth mendapatkan kelas type D oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan
lainnya (KARS) Depkes RI dengan status rumah sakit type D Penuh untuk lima pelayanan (Tingkat
Dasar) sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. HK.00.06.3.5.3709 tanggal 21 Desember 2013.
Pembangunan RS. St. Elisabeth Sambas ini menggunakan lahan seluas 6.923 m₂, diatas tanah Hak
Pakai Nomor 19 AK. 488.288.14.03.12.04.4.00019 tanggal 13 Agustus 1997, nama pemegang hak :
Keuskupan Agung Pontianak.
Bangunan Rumah Sakit St. Elisabeth Sambas, terdiri dari : Satu Unit UGD, Satu Unit
Klinik Anak-Anak, Satu Unit Laboratorium, Satu Unit Klinik Bedah Umum, Satu Unit Klinik
Penyakit Dalam, Satu Unit Klinik Mata, Satu Unit Klinik Kebidanan, Poli Gigi, Fisioterapi, ICU,
Satu Unit Radiologi, Instalasi Gizi, Bangsal Dan Rawat Inap, Kantor Tata Usahan, Dapur , Kamar
Mandi/ Cuci, Asrama Perawat, Bagian Pendaftaran Pasien, Dan Kamar Jaga Dokter. Untuk
pelayanan rawat jalan diperkirakan akan mampu melayani 50 orang per hari, sedangkan untuk rawat
inap tersedia 50 tempat tidur yang terdiri dari ruang VIP, Klas I, II, III, UGD dan ICU.
BAB III

VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN RUMAH SAKIT UMUM SANTA ELISABETH SAMBAS

A. Visi :Menjadi Rumah Sakit pilihan utama bagi masyarakat Kab. Sambas dan sekitarnya
tahun 2020.

B. Misi :

 Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelayanan


terhadap pasien

 Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan dengan komitmen tinggi dan partisipasi


seluruh staf dalam kerjasama tim yang terpadu

 Pelayanan dengan memperhatikan kemudahan prosedur, kejelasan dan ketentuan


kesehatan.

C. Motto :Melayani dengan kasih.

D. Tujuan

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi


segala lapisan masyarakat

b. Menurunkan angka kematian

c. Turut serta mensukseskan program pemerintah dalam mencapai ketahanan kesehatan


nasional yang optimal

d. Dengan di lakukannnya Renovasi dapat mendukung seluruh aktivitas pelayanan di rumah


sakit.
BAB IV

Gambar.1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Santa Elisabeth Sambas tahun 2017

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR


RSU.SANTA ELISABETH SAMBAS
NOMOR : 98/RSSE-SK/VII/2017
TENTANG PEMBERLAKUAN STRUKTUR
ORGANISASI
RSU. SANTA ELISABETH SAMBAS
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TAHUN 2018

KETUA PPI
dr.Vidi Aditya P. W. P

IPCN
Dwi Angnesti Dian, A.Md, Kep

SEKRETARIS
Hardiyuda A.md KL

ANGGOTA KOMITE PPI


1. Wikhelmus Dedy B.D, S.Kep Ners
2. Nurpita, S.Kep.Ns
3. Siti Titien Prihatin,A.Md.Kep
4. Adriana ( Sr.Elfida,KFS )
5. Maternus Jelai, Amd, AK
6. Sr. Fulgentia
7. Febronia Romana R.Amd.Keb
8. Berlindo Eka Meilia, Amd. Gz
9. Lorensia Amd. Kep
10. Nurlaila S. Kep. Ns
11.
GAMBAR 1.2 Struktur Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU Santa Elisabeth Sambas tahun
2018
BAB VI
URAIAN JABATAN

A . Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Rumah Sakit ( P P I )

NO JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI


1. Ketua 1. Memimpin, 1. Menyusun kebijakan, standar dan
Komite mengkoordinir dan program kerja dalam upaya
PPI/IPCO membina anggota Pencegahan dan pengendalian
komite PPI serta infeksi secara menyeluruh dan
mengelola program terpadu.
dan kegiatan
Pencegahan dan 2. Menyusun kebijakan, standar dan
Pengendalian Infeksi. program kerja PPI

2. Mengupayakan risiko 3. Mengkoordinir kegiatan


infeksi nosokomial kegiatan harian pencegahan dan
seminimal mungkin pengendalian infeksi dalam rumah
dengan berbagai upaya sakit
dan program. 4. Mengadakan sosialisasi, edukasi dan
3. Menggerakkan semua pelatihan tentang infeksi nosokomial
petugas yang terlibat kepada seluruh staff dan juga kepada
dalam upaya pasien dan pengunjung.
pencegahan dan 5. Melakukan pengumpulan hasil
pengendalian infeksi surveilans, analisa serta membuat
agar dapat memahami laporan keatasan dan kepada pihak -
dan melaksanakan pihak lain yang berkepentingan
kebijakan dan prosedur Misalnya Komite PPI di Komite
yang ditetapkan medik

2. Sekretaris 1. Melakukan koordinasi 1. Menjabarkan dan menyebarluaskan


PPI pelaksanaan surveilans semua kebijakan yang dikeluarkan
/IPCN dan semua program oleh Komite PPI.
kerja Komite PPI
2. Memantau penerapan semua
2. Memotivasi anggota petunjuk pelaksanaan pencegahan
Komite PPI serta dan pengendalian infeksi.
mengembangkan
metode dan teknis 3. Bertanggung jawab terhadap
pencegahan dan perencanaan pelaksanaan dan
pengendalian infeksi pengawasan dalam program
Pencegahan dan pengendalian
infeksi.

4. Memberikan pelatihan/pendidikan
kepada seluruh petugas dilapangan
tentang program pencegahan dan
pengendalian infeksi.

3. IPCLN 1. Mengisi dan 1. Bertanggung jawab terhadap


mengumpulkan serta pelaksanaan pencegahan dan
melaporkan formulir pengendalian infeksi di unitnya
surveilans disetiap unit masing – masing
masing- masing krpada
IPCN. 2. Memberikan motivasi dan teguran
tentang pelaksanaan
2. Melaksanakan kepatuhan pencegahan dan
surveilans secara terus pengendalian infeksi pada setiap
menerus serta personil ruangan di unitnya masing-
memberikan petunjuk masing.
pelaksanaan kepada
petugas - petugas 3. Melakukan sosialisasi program PPI
lainnya tentang secara aktif di lapangan.
program-program PPI.

4. Anggota Bertanggung jawab 1. Melaksanakan sosialisasi kebijakan


Komite terhadap pelaksanaan PPI agar kebijakan dapat dipahami
PPI pencegahan dan dan di laksanakan oleh petugas
Pengendalian infeksi kesehatan di Rumah Sakit.
nosokomial di setiap unit
pelaksana di rumah sakit. 2. Memberi usulan untuk
mengembangkan dan meningkatkan
cara pencegahan dan pengendalian
infeksi.

3. Memberikan konsultasi pada petugas


kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam
PPI.

4. Menegur dan melaporkan petugas


yang secara sengaja/lalai melakukan
tindakan yang bertentangan dengan
pencegahan dan pengendalian
infeksi.

Tabel 1.1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPI)

B. S u s u n a n K o m i t e P e n c e g a h a n d a n P e n g e n d a l i a n I n f e k s i R u m a h Sakit
U m u m Santa Elisabeth Sambas

NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN


1. dr.Vidi Aditya P. W. P. S1 Kedokteran Ketua Komite PPI / IPCO
2. Dwi Aqnesti Dian A.Md Kep DIII Keperawatan IPCN
3. Hardiyuda A.md, KL DIII Kesehatan Sekretaris Komite PPI
Lingkungan
4. W. Dedy Budianto, S.Kep, Ners S1 Keperawatan Anggota Komite PPI/ IPCLN
5. Siti Titien Prihatin,A.Md.Kep DIII Keperawatan Anggota Komite PPI/ IPCLN
6. Adriana ( Sr.Elfida,KFS ) DIII Keperawatan Anggota Komite PPI
7. Maternus Jelai, AAK DIII Analis Anggota Komite PPI
Kesehatan
8. Sr. Fulgentia DIII Kebidanan Anggota Komite PPI
9. Febronia Romana R.Amd.Keb DIII Kebidanan Anggota Komite PPI
10. Berlindo Eka Meilia, Amd. Gz S1 Farmasi Anggota Komite PPI
11. Nurpita, S.Kep.Ns S1 Keperawatan Anggota Komite PPI/IPCLN
12. Lorensia Amd. Kep DIII keperawatan Anggota Komite PPI/IPCLN
13. Nurlaila, S.Kep, Ns S1 Keperawatan Anggota Komite PPI/IPCLN

Tabel 1.2 S u s u n a n K o m i t e P e n c e g a h a n d a n P e n g e n d a l i a n I n f e k s i R u m a h Sakit


U m u m Santa Elisabeth Sambas Tahun 2018
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

A. T a t a H u b u n g a n K e r j a P e n c e g a h a n d a n P e n g e n d a l i a n I n f e k s i R u m a h
Sakit Umum Santa Elisabeth Sambas

Farmasi Radiologi Linen Laundry

GIZI Komite Medik

Rekam Medik KOMITE PPI Supir

Security Laboratorium

1. IGD
2. R.JALAN (Poliklinik)
3. R.Inap
4. Ruang VK
5. Fisioterapi
6. OK

Gambar1.3 Hubungan Kerja PPI RSU Santa Elisabeth Sambas


A. Keterkaitan Hubungan Kerja PPI dengan Unit Kerja Lain di RSU. St. Elisabeth

a. Hubungan kerja PPI dengan Supir

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil supir.

 Meng evaluasi transport pasien sesuai dengan pedoman ppi.

 Motivasi ke personil supir untuk bekerja dan memberikan pelayanan sesuai standar ppi.

b. Hubungan kerja PPI dengan laboratorium

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil chat lab

 Memonitor evaluasi dan memberikan umpan balik terutama dalam bidang kewaspadaan
isolasi dan penanganan limbah sesuai dengan pedoman ppi.

c. Hubungan kerja PPI dengan Fisioterapi (Rehabilitasi Medik)

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Fisioterapi

d. Hubungan kerja PPI dengan Bagian Pendaftaran

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil recepsionis

 Mengobservasi kerja personil recepsionis dalam pemilahan Pasien.

e. Hubungan kerja PPI dengan Farmasi

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil farmasi

 Mengobservasi tentang pemakaian obat yang rasional dan pengantaran obat sesuai
instruksi dokter

 Menfollow up pengadaan bahan desinfektan serta fasilitas yang diperlukan di ruangan


nurse station
f. Hubungan kerja PPI dengan Radiologi

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil radiologi

 Observasi pembuagan limbah instalasi radiologi sesuai pedoman ppi.

 Menegakkan prinsif kewaspadaan isolasi ke petugas radiologi untuk pemakaian alat


pelindung diri.

g. Hubungan kerja PPI dengan Linen dan Laundry

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Linen dan Laundry

 Memonitoring pelaksanaan kewaspadaan isolasi dan sanitasi disetiap unit rumah sakit
sesuai dengan standar yang

 Mengobservasi kebutuhan linen diruangan rawat inap yang terkait

 Memonitoring manajemen limbah dan linen rumah sakit.

h. Hubungan kerja PPI dengan Gizi

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Gizi

 Melakukan observasi di lingkungan gizi yaitu kebersihan dan penyajian makanan bersih
terhinndar dari kontaminasi

 Melakukan penyuluhan terhadap penjamah makanan tentang cara-cara penyajian


makanan sesuai dengan standar kesehatan

i. Hubungan kerja PPI dengan CSSD/Rawat Khusus

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil CSSD/Rawat Khusus

 Memantau kegiatan personil CSSD/Rawat Khusus dalam proses pemeliharaan alat-alat


instrument dan sterilisasi sesuai dengan SPO

 Memantau petugas CSSD/Rawat Khusus dalam melaksanakan tindakan harus


dengan sesuai dengan pedoman ppi.

 Memantau manjemen sterrilisasi alat alat yang digunakan terutama alat yang dipakai
kembali serta sanitasi ruangan.
j. Hubungan kerja PPI dengan Security

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Security

 Memantau kegiatan security dalam melaksanakan program kewaspadaan isolasi yang


terkait di kegiatan kerja.

k. Hubungan kerja PPI dengan Rekam Medik

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Rekam Medik

 Kerjasama untuk observasi program dilapangan.

 Membuat laporan pasien yang terinfeksi / KLB bekerjasama dengan Rekam Medik.

l. Hubungan kerja PPI dengan Teknisi (Instalasi Sanitasi)

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Teknisi memantau


sarana dan prasarana sesuai dengan pedoman PPI

 Menganalisa data hasil pemantauan, pemeriksaan parameter penilaian prasarana.


BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL INSTALASI PPI

A. P o l a K e t e n a g a a n K o m i t e P e n c e g a h a n d a n P e n g e n d a l i a n I n f e k i

Dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disusun agar dapat mencapai
visi, misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk berdasarkan kaidah organisasi yang
miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat menyelenggarakan tugas, wewenang dan
tanggung jawab secara efektif dan efisien. Efektif dimaksud agar sumber daya yang ada di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Adapun pola ketenagaan di Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU. St. Elisabeth adalah
sebagai berikut :

NO JABATAN KUALIFIKASI KUALIFIKASI KEBUTUHAN


PENDIDIKAN PELATIHAN
1 IPCO/Infection Dokter Mengikuti 1
Prevention and pendidikan dan
Control Officer pelatihan dasar
PPI
2 IPCN/Infection Min D3 Mengikuti 1
Prevention and Pengalaman pendidikan dan
Control Nurse pelatihan dasar
PPI
3 IPCLN/Infection Min D3 Mengikut 1 di
Prevention and Pengalaman pendidikan dan setiap Nurse
Control Link pelatihan dasar station
Nurse PPI

Tabel 1.3 Pola ketenagaan di Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Kualifikasi Personil Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

NO JABATAN FUNGSI KUALIFIKASI


1 IPCO/Infection Berkontribusi dalam Dokter
Prevention and diagnosa, memonitor mengikuti pendidikan
Control Officer kegiatan, membimbing dan dan pelatihan dasar PPI
mengajarkan praktek serta dan memiliki
mengevaluasi kemampuan
2 IPCN/Infection  Mendesain,  Minimal D3 memiliki
Prevention and melaksanakan, sertifikat PPI
control nurse memonitor dan
mengevaluasi surveilans  Pengalaman sebagai
infeksi Kepala Ruangan atau
setara
 Koordinator antara
departemen/unit  Memiliki kemampuan
melakukan investigasi leadership, inovatif
terhadap KLB dan conviden

 Memberikan
pelatihan,motivasi dan
teguran

3 IPCLN/Infection  Mengisi, mengumpulkan  Minimal D3


Prevention and formulir surveilans Memiliki
Control Link  Setiap pasien disetiap Sertifikat PPI
unit rawat inap memberi
motivasi dan teguran  Memiliki
tentang pelaksanaan komitmen di
kepatuhan PPI bidang PPI
 Berkoordinasi dengan  Memiliki
IPCN saat terjadi KLB kemampuan
leadership

Tabel 1.4 K u a l i f i k a s i P e r s o n i l P e n c e g a h a n d a n P e n g e n d a l i a n I n f e k s i
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS. St. Elisabeth Sambas
disampaikan kepada seluruh karyawan dan khusus buat perawat disampaikan saat orientasi perawat
baru yang disampaikan oleh bagian IPCN. Pada kegiatan orientasi pegawai baru :
1. Struktur organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS. St. Elisabeth Sambas.

2. Kegiatan/Program yang dilaksanakan oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS. St.
Elisabeth Sambas.

Hal-hal lain yang terkait dengan Komite pencegahan dan pengendalian infeksi RS. St. Elisabeth.
BAB X

PERTEMUAN ATAU RAPAT

Rapat berkala terdiri dari :


1. Rapat Rutin

Rapat rutin Komite Pencegahan dan Pengendalian di RS. St. Elisabeth Sambas dilaksanakan
setiap bulannya yang diselenggarakan pada tempat, ruang rapat unit kerja PPI, peserta (direktur,
kepala bagian, semua Komite PPI), materi; evaluasi kinerja pencegahan dan pengendalian
infeksi, masalah dan pemecahannya, evaluasi dan rekomendasi, isu terbaru terkait PPI.

2. Rapat Insidentil

Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas segera.
BAB XI
PELAPORAN

Sistem pelaporan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dilaksanakan di RS


St.Elisabeth Sambas adalah :

1. Laporan harian

Laporan harian yang disampaikan kepada Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
adalah laporan Infeksi Saluran Kemih (ISK), Flebitis, Dekubitus dan beberapa program
lainnya yang terjadi di RS. St. Elisabet Sambas.

2. Laporan bulanan

Laporan bulanan yang dilaporkan kepada komite pencegahan dan pengendalian infeksi
adalah rekapan bulanan dari laporan insiden laporan semua program.

3. Laporan tahunan

Di akhir tahun semua laporan evaluasi akan disampaikan kepada direktur untuk mendapat
rekomendasi.

Pelaporan dilaksanakan denga alur, data surveillans dikumpulkan oleh masing-masing


penanggung jawab ruangan setiap harinya, dan akan dilaporkan kepada ipcn, yang akan
dianalisis apabila terdapat permasalahan yang mebutuhkan intervensi segera, lalu
disampaikan kepada ketua komite, yang akan melakukan intervensi terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh program tersebut.
BAB XII
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit


ini disusun, sebagai panduan untuk melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
sehari-hari. Diharapkan, melalui Pedoman Pengorganisasian ini, setiap anggota Komite dapat bekerja
sesuai dengan tugasnya masing – masing dalam mewujudkan pelayanan Rumah Sakit Umum Santa
Elisabeth Sambas yang berkualitas, dengan kepedulian tinggi terhadap pengendalian infeksi.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tidak menutup
kemungkinan, pedoman yang saat ini berlaku, akan semakin disempurnakan. Oleh karenanya,
terhadap pedoman ini pun akan tetap dilakukan evaluasi secara berkala, agar selalu diperoleh
perkembangan yang terbaru, demi upaya Pengorganisasian Komite Pengendalian dan Pencegahan
Infeksi di Rumah Sakit Umum Santa Elisaebth Sambas dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi, Komisi Akreditasi rumah Sakit tahun 2012

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2018. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (Edisi I), Jakarta :
Komisi Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2018.

Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 828/Menkes/SK/IX/2008 tentangs standar pelayanan minimal

Kemenkes RI – PERDALIN. 2011. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Cetakan ke 3, Jakarta:Kemenkes RI.

DITETAPKAN : DI SAMBAS
PADA TANGGAL : 23 JULI 2018
DIREKTUR RSU.ST.ELISABETH SAMBAS

dr. Felix Tasbun


NIK.000350/RSSE

Anda mungkin juga menyukai