A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit
(Wartonah, 2010).
Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-
zat lain yang terkandung, aksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan penyakit.
besi
C. PATOFISIOLOGI
Kekurangan Nutrisi
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status
nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit,
penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan
peningkatan/ penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2008, hlm. 61).
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui system
pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total
(TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau
mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat
enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang pemberian
makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau
yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral
total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika
saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan
dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan
penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan
semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat
hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran
tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien. (Kozier, 2011,
hlm.784-801).
F. PENGKAJIAN
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan
gangguan status nutrisi dapat dikaji : a.
Pengukuran antropometik
1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu
dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas
kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
2) Berat badan
- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap
kali menimbang.
- Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang.
- Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
3) Tebal lipatan kulit
- Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran.
- Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
- Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak
dominan.
- Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara
akromion dan olekranon.
- Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
c. Riwayat Diet
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan
nutrisi
1. Riwayat diet
- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
- Asupan makanan tidak adekuat
- Diet yang salah atau ketat
- Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari
atau lebih
- Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau
lebih
- Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan
makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
- Ketidakmampuan fisik
- Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2. Riwayat penyakit
- Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Diare
- Alkoholisme
- Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
- Disabilitas mental
- Kehamilan remaja
- Terapi radiasi
3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik,
antasida, anti-depresan, agens anti-hipersentivitas, agens
anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis, laksatif,
diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien
lain.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi
(Kozier, 2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
H. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Ketidakseimbangan NOC: NIC:
nutrisi kurang dari a. Nutritional Kaji adanya
kebutuhan tubuh status: alergi makanan
pucat kulit
Denyut nadi Monitor
lemah kekeringan,
rambut kusam,
total protein, Hb
dan kadar Ht
Monitor mual
dan muntah
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor intake
nuntrisi
Informasikan
dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen
makanan seperti
NGT/ TPN
sehingga intake
cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
Atur posisi
semi fowler atau
fowler tinggi
selama makan
Anjurkan
banyak minum
Pertahankan
terapi IV line
Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oval
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin
C
Berikan substansi
gula
Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Weight reduction
Assistance
Fasilitasi keinginan
pasien untuk
menurunkan
BB
Perkirakan
bersama pasien
mengenai penurunan
BB
Tentukan
tujuan penurunan BB
Beri
pujian/reward saat
pasien berhasil
mencapai tujuan
Ajarkan
pemilihan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito-Moyet, L. J., 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi
13, Jakarta: EGC.
Doenges M. E., 2001, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 4,
2013, Jakarta: EGC.
Potter & Perry, 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4,
Volume 2, Jakarta: EGC.
NANDA Internasional, 2013, Diagnosis Keperawatan: Definisi
dan Klasifiasi, Jakarta: EGC.