Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 1

Doni
Fitri Nurwahyuni
Imelda Krisdianti
Rifki Purnama
Ryan Andreana P
Siti Fatonah
Wulan Rahmaniati
ISOLASI SOSIAL

1. Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
(Rawlins,1993).
Menurut Carpenito (2001), Menarik diri adalah suatu usaha untuk
menghindari interaksi dengan orang lain dan kemudian menghindari
berhubungan, ini merupakan pertahanan terhadap stresor dan ansietas yang
berhubungan dengan suatu stresor atau ancaman.

2. Penyebab Terjadinya Isolasi Sosial


Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana
gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
a. Faktor Predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya
perilaku menarik diri
a. Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari
masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang
sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem
keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik
diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga
profisional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang
hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan
kolaburatif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon social
menarik diri.
b. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial
maladaptive. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran
ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik
diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
c. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan.
Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan
terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang
tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik.
Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system
nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang
tidak realitis terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan
dengan gangguan ini, (Stuart and sudden, 1998).
b. Faktor Persipitasi
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan
seseorang menarik diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari
berbagai stressor antara lain:
a. Stressor sosiokultural
b. Stressor psikologik
c. Stressor intelektual
d. Stressor fisik

3. Tanda dan Gejala dari Isolasi Sosial


Menurut Budi Anna Keliat (1998), tanda dan gejala Isolasi Sosial:
MD adalah sebagai berikut :
a. Apatis
b. ekspresi sedih
c. afek tumpul
d. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
e. Komunikasi kurang/tidak ada.
f. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
g. Tidak ada kontak mata
h. klien sering menunduk.
i. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
j. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
k. Tidak melakukan kegiatan sehari
l. Sering tidur, posisi tidur klien seperti posisi tidur janin.
m. Sedangkan Tanda & Gejala menurut Townsend,1998 :
n. Sedih, afek tumpul
o. Menjadi tidak komunikatif
p. Asyik dengan fikirannya sendiri
q. Meminta untuk sendirian
r. Mengekspresikan perasaan kesendirian/penolakan
s. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya,keluarga,orang lain.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif
a) Klien mengatakan saya tidak mampu.
b) Klien mengatakan tidak bisa.
c) Klien mengatakan tidak tahu apa-apa.
d) Klien mengatakan dirinya bodoh.
e) Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif
a) Klien tampak lebih suka sendiri.
b) Klien tampak bingung.
c) Klien berkeinginan mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
d) Klien terlihat apatis.
e) Ekspresi wajah klien sedih.
f) Klien sering melamun.
g) Afek klien tumpul.
h) Klien tampak banyak diam.
i) Komunikasi klien kurang atau tidak ada.
j) Kontak mata klien kurang.

2. Resiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi


Data Subjektif :
a) Mengungkapkan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata.
b) Mengungkapkan melihat gambaran tanpa stimulus nyata
c) Mengatakan mencium bau tanpa stimulus nyata
d) Merasa makan sesuatu
e) Merasa ada sesuatu dikulitnya
f) Merasa takut pada suara/ bunyi/gambar
g) Ingin memukul atau melempar
Data Objektif :
a) Berbicara dan tertawa sendiri
b) Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
c) Berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d) Disorientasi

3. Gangguan Konsep Diri : Harga diri Rendah


Data Subjektif
a) Mengungkapkan tidak mampu dan tidak bisa, tidak tau apa – apa
b) Mengkritik diri sendiri
c) Mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
Data Objektif
a) Tampak lebih suka sendiri
b) Bingung bila diminta memilih alternatif tindakan
c) Ingin mencederai diri atau mengakhiri diri (Budi Anna Keliat,
1999).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
2. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
E. Rencana Tindakan Keperawatan Klien Dengan Isolasi Sosial
TGL NO DX Dx Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi
Evaluasi
Isolasi sosial TUM :Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain.
TUK :
1. klien dapat 1. Setelah...x interaksi 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan:
membina klien menunjukkan  Beri salam setiap interaksi.
hubungan saling tanda-tanda percaya  Perkenalkan nama, nama
percaya. kepada/ terhadap panggilan perawat dan tujuan
perawat: perawat berkenalan.
 Wajah cerah,  Tanyakan dan panggil nama
tersenyum kesukaan klien.
 Mau berkenalan  Tunjukkan sikap jujur dan
 Ada kontak mata menepati janji setiap kali
 Bersedia menceritakan berinteraksi.
perasaan.  Tanyakan perasaan klien dan
 Bersedia masalah yang dihadapi klien.
mengungkapkan  Buat kontrak interaksi yang jelas.
masalahnya.  Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan klien.
2. Klien mampu 2. setelah...x interaksi 2.1 Tanyakan pada klien tentang :
menyebutkan klien dapat  orang yang tinggal serumah/ teman
penyebab menyebutkan minimal sekamar klien.
menarik diri satu penyebab menarik  Orang yang paling dekat dengan klien
diri dari : dirumah atau di ruang perawatan.
 diri sendiri  Apa yang membuat klien dekat dengan
 orang lain orang tersebut.
 lingkungan  Orang yang tidak dekat dengan klien
di rumah atau di ruang perawatan.
 Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut.
 Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain.
2.2 diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3 beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
3. klien mampu 3. setelah...x interaksi tanyakan pada klien tentang
menyebutkan dengan klien dapat  manfaat hubungan sosial
keuntungan menyebutkan  kerugian menarik diri
berhubungan keuntungan diskusikan bersama klien tentang manfaat
sosial dan berhubungan sosial, berhubungan sosial dan kerugian menarik
krerugian misalnya diri
menarik diri.  banyak teman beri pujian terhadap kemampuan klien
 tidak kesepian mengungkapkan perasaanya.
 bisa diskusi
 saling menolong.
Dan kerugian menarik
diri misalnya :
 sendiri
 kesepian
 tidak bisa diskusi
4. klien dapat 5. setelah...x interaksi observasi perilaku klien saat berhubungan
melaksanakan klien dapat sosial
hubungan sosial melaksanakan beri motivasi dan bantu klien untuk
secara bertahap hubungan sosial secara berkenalan atau berkomunikasi dengan :
bertahap dengan :  perawat lain
 perawat  klien lain
 perawat lain  kelompok
 klien lain Libatkan klien dalam Terapi aktivitas
 kelompok kelompok sosialisasi
Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi.
Beri motivasi klien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat.
Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang dilaksanakan.
4. klien 5. setelah...x interaksi 5.1 diskusikan dengan klien tentang
mampu klien dapat perasaanya setelah berhubungan sosial
menjelaskan menjelaskan dengan :
perasaannya perasaanya setelah  orang lain
setelah berhubungan sosial  kelompok
berhubunga dengan : 5.2 beri pujian terhadap kemampuan klien
n sosial.  orang lain mengungkapkan perasaannya.
 kelompok
6. klien mendapat setelah...x pertemuan diskusikan pentingnya peran serta
dukungan keluarga dapat menjelaskan keluarga sebagai poendukung untuk
keluarga dalam tentang : mengatasi perilaku menarik diri
memperluas  pengertian menarik diskusikan potensi keluarga untuk
hubungan diri membantu klien mengatasi perilaku
sosial.  tanda dan gejal menarik diri.
menarik diri Jelaskan pada keluarga tentang:
 penyebab dan  Pengertian menarik diri
akibat menarik diri  Tanda dan gejala menarik diri
 cara merawat klien  Penyebab dan akibat menarik diri
menarik diri.  Cara merawat klien menarik diri
setelah...x pertemuan latih keluarga cara merawat klien menarik
keluarga dapt diri
mempraktekkan cara tanyakan perasaan keluarga setelah
merawat klien kenarik diri. mencoba cara yang dilatihkan.
Beri motivasi keluarga agar membantu
klien untuk bersosialisasi.
Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien dirumah
sakit.

6. klien dapat setelah...x interaksi klien 7.1 diskusikan dengan klien tentang
memanfaatk menyebutkan: manfaat dan kerugian tidak minum obat,
an obat  manfaat minum nama, warna, dosis, cara, efek terapi, dan
dengan obat. efek samping penggunaan obat.
baik.  Kerugian tidak 7.2 pantau klien saat penggunaan obat
minum obat. 7.3 beri pujian jika klien menggunakan
 Nama, warna, obat dengan benar.
dosis, efek samping 7.4 diskusikan akibat berhenti minum obat
dan efek terapi tanpa konsultasi dengan dokter.
obat. 7.5 anjurkan klien untuk konsultasi
setelah...x interaksi klien kepada dokter/ perawat jika terjadi hal-hal
mendemonstrasikan yang tidak diinginkan.
penggunaan obat dengan
benar.
Setelah...x interaksi klien
menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter.

(Budi Anna Keliat, 1999)

Anda mungkin juga menyukai