PERCOBAAN 1 :
TETES MATA CHLORAMPHENICOL
Disusun Oleh :
Kelompok L/5
Disusun Oleh :
1. Teresia Amanda (1041411147)
2. Ulfa Asih Rahmawati (1041411151)
3. Wulan Ngadio (1041411155)
4. Wulang Bagus Asih S (1041411156)
5. Annisya Noor Nikmah (1041511016)
A. TUGAS
B. TUJUAN
C. PRAFORMULASI
Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Chloramphenicol umumnya bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi
Chloramphenicol kadang – kadang bersifat bakterisid terhadap kuman – kuman
tertentu. Untuk pemberian secara parenteral digunakan chloramphenicol suksinat yang
akan dihidrolisis dalam jaringan dan membebaskan chloramphenicol. Masa paruh
eliminasinya pada orang dewasa kurang lebih 3 jam. Kira – kira 50% chloramphenicol
dalam darah terikat dengan albumin. Obat ini didistribusikan secara baik ke berbagai
jaringan tubuh, termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.
Di dalam hati chloramphenicol mengalami konjugasi dengan asam glukuronat
oleh enzim glukoronil transferase. Oleh karena itu waktu paruh cholramphenicol
mengalami reduksi menjadi senyawa aril – amin yang tidak aktif lagi. Dalam waktu 24
jam, 80% - 90% chloramphenicol yang diberikan oral telah diekskresikan melalui ginjal
(Farmakologi dan Terapan Edisi 5, hal.700).
Chloramphenicol semula diperoleh dari sejenis Streptomyces, tetapi kemudian
dibuat secara sintesis. Antibiotikum broadspektrum ini berkhasiat bakteriostatik
terhadap hampir semua kuman positif dan sejumlah kuman negative. Mekanisme
kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Chloramphenicol
digunakan sebagai salep 3% dan tetes mata 0,25 – 1% sebagai pilihan kedua, jika
fusidat dan tetrasiklin tidak efektif. Berhubung adanya kaitan antara terjadinya
fotodegadrasi dari zat ini dan myelodepresi pada pasien yang peka, maka hendaknya
hanya digunakan pada conjungtivitis bacterial selama maksimal 2 minggu. Lebih baik
menggunakan salep mata 1 dd malam hari dari pada tetes mata beberapa kali sehari.
Efek samping umum berupa antara lain ganguan lambung – usus, neuropati optis
dan perifer, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya adalah
depresi sumsum tulang (myelodepresi) yang dapat berwujud dalam dua bentuk anemia.
Resistensi dapat timbul dengan agak lambat (tipe banyak tingkat), tetapi resistensi
ekstra – kromosal melalui plasmid juga terjadi, amtara lain terhadap basil tikus perut.
Chloramphenicol dapat berinteraksi dengan meningkatkan daya kerja antikoagulan,
fenitoin, dan antidiabetika oral. Penggunaannya tidak dianjurkan pada saat kehamilan,
karena khususnya selama berminggu – minggu terakhir dari kehamilan, karena dapat
menimbulkan cyanosis dan hypothermia pada neonati akibat ketidakmampuannya
untuk menkonjugasi dan mengekskresi obat ini, sehingga sangat meningkatkan
kadarnya dalam darah. Berhubung kemampuannya melintasi plasenta dan mencapai air
susu ibu, maka tidak boleh diberikan secara laktasi (Tan Hwan Djay, 2007. Hal 85).
Asam Borat
Synonim : Acidi boricum, boracic acid, boraic acid, orthoboric acid,
trihydroxyborene.
BM : H3BO3 61,83 (trihidrat)
HBO2 43,82 (monohidrat)
Natrium Tetraborat
BM : 381,37
Natrium tetraborat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
105,0 % Na2B4O7 . 10 H2O
Pemerian : Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa asin dan basa.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, 0,6 bagian air mendidih dan dalam ± 1
bagian gliserol, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : antiseptikum ekstern, pendapar.
Stabilitas : stabil dalam dan suhu kamar.
OTT : Incompatible dengan asam, logam, dan garam alkaloid.
(Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6th, hal 634)
Natrium Klorida
- Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, rasa
asin.
- Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam air mendidih,
larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol.
- Kegunaan : Larutan pengisotonis
(Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 584)
Benzalkonium Chlorid
Pemeriaan : serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuning – kuningan bisa
sebagai gel yang tebal atau seperti gelatin, bersifat higroskopis dan berbau
aromatis dan rasa sangat pahit.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%, bentuk anhidrat
mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam eter.
Stabilitas : Bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya,
udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang pH dan rentang
temperature yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu yang lama
dalam suhu kamar.
Konsentrasi : Dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan
sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01% - 0,02%, biasanya dikombinasikan
dengan 0,1%𝑤⁄𝑣 disodium edetat.
Kegunaan : antimkroba, pengawet.
Wadah : tertutup rapat dan terhindar dari cahaya
OTT : incompactible with aluminum, citrates, cotton, fluorescein ,H2O2,
iodides, kaolin, lanolin, nitrates, permanganates, protein, salicylates, silver salts,
soaps, sulfonamides, tartrates, zinc oxide, zinc sulfate.
(Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6th, hal. 56)
Natrium Edetat
Pemerian : Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam.
Kelarutan : Larut dalam air (1:11), praktis tidak larut dalam kloroform dan
eter, larut dalam etanol.
Stabilitas : Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari kelembaban.
Konsentrasi : 0,005% - 0,1%𝑤⁄𝑤 sebagai chelating agent.
Kegunaan : Chelating agent
OTT : Pengoksidasi kuat, Ion logam polivalen, Tembaga, Nikel, Na
EDTA merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam membentuk hidrogen
( Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6th, hal. 247)
a) - Permasalahan
Kloramfenikol dalam larutan air dan suhu kamar peka terhadap reaksi foto
degradasi.
- Penyelesaian
Menggunakan botol tetes kaca berwarna gelap.
b) - Permasalahan
Sediaan tetes mata steril digunakan untuk pemakaian yang berulang- ulang
sehingga kemungkinan dapat terjadi kontaminasi mikroba sehingga sediaan jadi
tidak steril.
- Penyelesaian
Perlu ditambahkan pengawet untuk mencegah kontaminasi mikroba dan menjaga
sterilisasi sediaan.
c) - Permasalahan
Phenil mercuric nitrat bersifat slow acting dan toksik.
- Penyelesaian
Perlu diganti dengan Benzylkonium chloride sebagai pengawet kaerena
Benzylkonium chloride adalah salah satu pengawet yang mempunyai aktivitas
antimikroba dengan spectrum luas. Konsentrasi sekitar 0,01% - 0,02% biasanya
dikombinasikan dengan disodium edetat 0,1% w/v.
d) - Permasalahan
Jika dilakukan autoklaf pada chloramphenicol akan terdegradasi 10 -15%.
- Penyelesaian
Chloramphenicol disterilisasi dengan filtrasi.
e) - Permasalahan
Sediaan tetes mata harus bebas dari partikel asing, maka dalam pembuatannya
dilakukan penyaringan untuk menghilangkan partikel halus. Hal tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya kehilangan volume setelah melakukan penyaringan.
- Penyelesaian
Bahan yang digunakan dilebihkan 20% untuk mengganti kehilangan volume
setelah disaring.
f) - Permasalahan
pH mata 7,4 kenaikan pH dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat
sehingga sedapat mungkin pH dijaga pada 7,4.
- Penyelesaian
Digunakan larutan dapar borat untuk mengontrol pH sediaan. Tidak digunakan
dapar fosfat / sitrat karena dapar tersebut dapat mengkatalis obat.
g) - Permasalahan
Kelarutan chloramphenicol yaitu sukar larut dalam air.
- Penyelesaian
Chloramphenicol diganti dalam bentuk garamnya yaitu kloramfenikol Na.
Suksinat.
E. FORMULA
Formula Standart
R/ chloramphenicolum 50 mg
Acidum boricum 150 mg
Natrii tetraboras 30 mg
Phensihydrargyty nitras 200 mg
Aquadestilata ad 10 ml
( Formularium Nasional ed.2, hal: 65 )
𝐵𝑀 𝑠𝑢𝑘𝑠𝑖𝑛𝑎𝑡
Chloramphenicol Na.Suksinat = 𝐵𝑀 𝑐ℎ𝑙𝑜𝑟𝑎𝑚𝑝ℎ𝑒𝑛𝑖𝑐𝑜𝑙 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑙𝑜𝑟𝑎𝑚𝑝ℎ𝑒𝑛𝑖𝑐𝑜𝑙
445,19
= 323,13 𝑥 0,5% = 0,69%
Perhitungan Tonisitas
(0,68 𝑥 0,077)+ (1,5 𝑥 0,28)+ (0,285 𝑥 0,24)+ (0,01 𝑥 0,09)+ (0,1 𝑥 0,13)+ (0,25 𝑥 0,576)
B = 0,52 − 0,576
24 𝑚𝑔
= 2,4 𝑚𝑙
10 𝑚𝑔/𝑚𝑙
2,4 𝑚𝑔
= 2,4 𝑚𝑙
1 𝑚𝑔/𝑚𝑙
F. CARA KERJA
Kalibrasi beaker 24 ml
Cara sterilisasi
Cara evaluasi
I. Uji kejernihan
Seluruh sediaan diterawang dengan latar putih dan dibuat dibawah lampu
UV 254 nm
II. Uji pH
G. PENYIAPAN ALAT
Alat Gelas
1. Alat-alat gelas direndam dalam larutan teepol 0,5%, kemudian direbus 15 menit
setelah mendidih.
2. Alat-alat tersebut disikat sampai bersih (alat-alat setelah disikat, dibilas dengan air
kran mengalir sebanyak 3x ).
3. Alat-alat dibilas dengan air bebas pirogen sebanyak 3x.
4. Alat-alat dikeringkan dalam oven suhu ± 100˚C dengan keadaan terbalik.
5. Alat yang telah kering dilakukan pengecekan terhadap noda, apabila masih kotor
dilakukan pencucian lagi.
6. Alat yang bersih dan kering kemudian dibungkus rangkap 2 dan dilakukan
sterilisasi menggunakan metode yang cocok (alat gelas tahan pemanasan dengan
oven suhu 170˚C/ 180˚C selama 30 menit atau dengan menggunakan otoklaf suhu
121˚C selama 15 menit )
Alat Karet
1. Alat-alat karet direbus dengan teepol 1% dan Na2CO3 selama 15 menit.
2. Setelah direbus kemudian dibilas dengan air kran dan disikat.
3. Dibilas dengan HCL 0,25% lalu dibilas lagi denga aqua pro injeksi.
4. Alat-alat tersebut dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi dengan otoklaf
pada suhu 121˚C selama 15 menit.
Alat Aluminium
1. Alat aluminium dididihkan dalam larutan detergent/ teepol selama 10 menit ( bila
perlu direndam dalam larutan Na2CO3 5% selama 5 menit ).
2. Alat dibilas dengan aquadest panas mengalir.
3. Dibilas dengan aquadest sebanyak 3x.
4. Dikeringkan terbalik dalam oven pada suhu 100˚C sampai kering.
5. Alat dibungkus dengan rangkap 2 dan disterilkan dengan oven pada suhu 180˚ C
selama 30 menit.
Sterilisasi Alat
Menggunakan otoklaf sesuai dengan suhu stabil sediaan
Sterilisasi Alat menggunakan otoklaf suhu 121˚C selama 15 menit.
Waktu (jam) Estimasi waktu
Prosedur
Mulai Selesai (menit)
Waktu pemanasan 11.15 11.30 15
Waktu pengeluaran udara 11.30 11.37 7
Waktu menaik 11.37 11.43 6
Waktu kesetimbangan 11.43 11.51 8
Waktu sterilisasi 11.51 12.06 15
Waktu jaminan sterilisasi 12.06 12.14 8
Waktu pendinginan 12.14 12.17 3
Sterilisasi Bahan
o Kloramfenikol : filtrasi
o Benzalkonium klorid : autoklaf
o Asam Borat : autoklaf / filtrasi
o Natrium Tetraborat : autoklaf / filtrasi
o Aqua Destilata : menggunakan aqua bidestilata
o Na EDTA : autoklaf
J. WADAH
Etiket
klonicol®
TETES MATA STERIL
Jangan diterima bila segel rusak
M D : MAR 2017
E D : SEPT 2018
INDIKASI : PERINGATAN :
Untuk konjungtivitis - Obat ini mengandung
yang disebabkan oleh Benzalkonium klorida,
klonicol®
TETES MATA STERIL
PT.ULFARM
SEMARANG - INDONESIA
K. DAFTAR PUSTAKA