Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PRAKTIKUM FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PERCOBAAN 1 :
TETES MATA CHLORAMPHENICOL

Disusun Oleh :

Kelompok L/5

Disusun Oleh :
1. Teresia Amanda (1041411147)
2. Ulfa Asih Rahmawati (1041411151)
3. Wulan Ngadio (1041411155)
4. Wulang Bagus Asih S (1041411156)
5. Annisya Noor Nikmah (1041511016)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
“YAYASAN PHARMASI”
SEMARANG
2017
PERCOBAAN 1
TETES MATA CHLORAMPHENICOL

A. TUGAS

Formulasi, pembuatan dan evaluasi sediaan tetes mata kloramfenikol steril.

B. TUJUAN

 Dapat membuat formulasi dan sediaan tetes mata kloramfenikol


 Dapat melakukan cara sterilisasi sediaan steril
 Dapat melakukan evaluasi sediaan steril

C. PRAFORMULASI
 Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Chloramphenicol umumnya bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi
Chloramphenicol kadang – kadang bersifat bakterisid terhadap kuman – kuman
tertentu. Untuk pemberian secara parenteral digunakan chloramphenicol suksinat yang
akan dihidrolisis dalam jaringan dan membebaskan chloramphenicol. Masa paruh
eliminasinya pada orang dewasa kurang lebih 3 jam. Kira – kira 50% chloramphenicol
dalam darah terikat dengan albumin. Obat ini didistribusikan secara baik ke berbagai
jaringan tubuh, termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.
Di dalam hati chloramphenicol mengalami konjugasi dengan asam glukuronat
oleh enzim glukoronil transferase. Oleh karena itu waktu paruh cholramphenicol
mengalami reduksi menjadi senyawa aril – amin yang tidak aktif lagi. Dalam waktu 24
jam, 80% - 90% chloramphenicol yang diberikan oral telah diekskresikan melalui ginjal
(Farmakologi dan Terapan Edisi 5, hal.700).
Chloramphenicol semula diperoleh dari sejenis Streptomyces, tetapi kemudian
dibuat secara sintesis. Antibiotikum broadspektrum ini berkhasiat bakteriostatik
terhadap hampir semua kuman positif dan sejumlah kuman negative. Mekanisme
kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Chloramphenicol
digunakan sebagai salep 3% dan tetes mata 0,25 – 1% sebagai pilihan kedua, jika
fusidat dan tetrasiklin tidak efektif. Berhubung adanya kaitan antara terjadinya
fotodegadrasi dari zat ini dan myelodepresi pada pasien yang peka, maka hendaknya
hanya digunakan pada conjungtivitis bacterial selama maksimal 2 minggu. Lebih baik
menggunakan salep mata 1 dd malam hari dari pada tetes mata beberapa kali sehari.
Efek samping umum berupa antara lain ganguan lambung – usus, neuropati optis
dan perifer, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya adalah
depresi sumsum tulang (myelodepresi) yang dapat berwujud dalam dua bentuk anemia.
Resistensi dapat timbul dengan agak lambat (tipe banyak tingkat), tetapi resistensi
ekstra – kromosal melalui plasmid juga terjadi, amtara lain terhadap basil tikus perut.
Chloramphenicol dapat berinteraksi dengan meningkatkan daya kerja antikoagulan,
fenitoin, dan antidiabetika oral. Penggunaannya tidak dianjurkan pada saat kehamilan,
karena khususnya selama berminggu – minggu terakhir dari kehamilan, karena dapat
menimbulkan cyanosis dan hypothermia pada neonati akibat ketidakmampuannya
untuk menkonjugasi dan mengekskresi obat ini, sehingga sangat meningkatkan
kadarnya dalam darah. Berhubung kemampuannya melintasi plasenta dan mencapai air
susu ibu, maka tidak boleh diberikan secara laktasi (Tan Hwan Djay, 2007. Hal 85).

 Tinjauan Sifat Fisika-Kimia Bahan Obat


 Chloramphenicol
 Struktur : C11H12C12N2O5
 BM : 323,13
 Kloramfenikol akan berkurang aktivitasnya dengan
adanya:
 Carmellosa sodium
 Methylcellulosa
 Tragacant
 Sodium alginate
 Bentonite
 Polisorbate 80
(Martindale 28, hal.1136)
 Sifat – Sifat Fisika
Jarak lebur : 149 - 1530C
Kelarutan : 1 gram larut dalam kira – kira 400 ml air ; sangat mudah larut dalam
alkohol, aseton, butanol, propilenglikol, dan etil asetat ; sukar larut dalam eter dan
klorofom ; tidak larut dalam benzene dan petroleum eter.
 Stabilitas Bahan Obat
Chloramphenicol adalah salah satu antibiotic yang secara kimiawi diketahui
paling stabil dalam segala pemakaian. Dia memiliki stabilitas yang sangat baik
pada suhu kamar dan kisaran pH 2 sampai 7, stabilitas maksimumnya pada pH 6.
Pada suhu 250 C dan pH 6, memiliki waktu paro hampir 3 tahun. Yang menjadi
penyebab utama terjadinya degradasi chloramphenicol dalam media air adalah
pemecahan hidrolitik pada lingkaran amida. Laju reaksinya berlangsung dibawah
orde pertama dan tidak tergantung pada kekuatan ionik media. Berlangsungnya
hidrolisis terkatalisis asam / basa umum, tetapi pada kisaran pH 2 sampai 7. Laju
reaksinya tidak tergantung pH. Species pengkatalisasi adalah asam dan basa
umum, tetapi pada ion monohidrogen fosfat, asam asetat tak terdisosiasi serta ion
asam monohidrogen. Obat ini sangat tidak stabil dalam suasana basa, dan
reaksinya terlihat terkatalisis baik pada basa maupun asam spesifik.
 Reaksi – Reaksi Degradasi
Chloramphenicol dalam larutan air dan suhu kamar peka terhadap reaksi
fotodegradasi. Larutan air pada pH 5,4 dibawah sinar matahari dan kisaran suhu
210 - 300 C, secara lambat akan berubah menjadi kuning dan membentuk endapan
kuning jingga. Sifat kimiawi produk fotodegradasinya menimbulkan dugaan
bahwa dibawah pengaruh cahaya dan dalam air, obat tersebut mengalami reaks –
reaksi oksidasi, reduksi, dan kondensasi.
 Metode – metode Stabilitas
Pada suhu kamar, chloramphenicol memiliki stabilitas yang luar biasa pada
kisaran pH yang lebar. Pada saat yang sama, chloramphenicol juga peka terhadap
katalisis asam umum / basa umum, yang diakibatkan oleh bahan – bahan yang ada
dalam dapar. Oleh karena itu dianjurkan pemilihan bahan – bahan pendapar
secara hati – hati. Baik larutan dapar sitrat maupun fosfat, keduanya mampu
mengkatalisis hidrolisis obat. Oleh karena itu dianjurkan pemakaian dapar asam
borat/boraks pada pH 6 untuk membuat sediaan larutan chloramphenicol.
Fotodegradasi obat menunjukkan bahwa larutan tersebut harus terlindung dari
cahaya, sekalipun dalam suhu kamar. Botol gelas warna amber diketahui mampu
bertindak sebagai pelindung cahaya yang paling baik.
(Stabilitas Sediaan Farmasi edisi II.hal 416)

 Asam Borat
 Synonim : Acidi boricum, boracic acid, boraic acid, orthoboric acid,
trihydroxyborene.
 BM : H3BO3 61,83 (trihidrat)
HBO2 43,82 (monohidrat)

 Fungsi : antimikrobial preservative, buffering agent


 Kelarutan : larut dalam ethanol, ether, gliserin, air dan minyak yang mudah
menguap.
 Asam borat merupakan buffering agent yang bagus dan digunakan untuk
mengontrol pH, digunakan dengan tujuan penggunaan luar seperti tetes mata.
 OTT : basa kuat dan logam alkali.
(Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6th, Hal 68)

 Natrium Tetraborat
 BM : 381,37
 Natrium tetraborat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
105,0 % Na2B4O7 . 10 H2O
 Pemerian : Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa asin dan basa.
 Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, 0,6 bagian air mendidih dan dalam ± 1
bagian gliserol, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P.
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : antiseptikum ekstern, pendapar.
 Stabilitas : stabil dalam dan suhu kamar.
 OTT : Incompatible dengan asam, logam, dan garam alkaloid.
(Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6th, hal 634)

 Natrium Klorida
- Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, rasa
asin.
- Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam air mendidih,
larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol.
- Kegunaan : Larutan pengisotonis
(Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 584)
 Benzalkonium Chlorid

 Pemeriaan : serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuning – kuningan bisa
sebagai gel yang tebal atau seperti gelatin, bersifat higroskopis dan berbau
aromatis dan rasa sangat pahit.
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%, bentuk anhidrat
mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam eter.
 Stabilitas : Bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya,
udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang pH dan rentang
temperature yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu yang lama
dalam suhu kamar.
 Konsentrasi : Dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan
sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01% - 0,02%, biasanya dikombinasikan
dengan 0,1%𝑤⁄𝑣 disodium edetat.
 Kegunaan : antimkroba, pengawet.
 Wadah : tertutup rapat dan terhindar dari cahaya
 OTT : incompactible with aluminum, citrates, cotton, fluorescein ,H2O2,
iodides, kaolin, lanolin, nitrates, permanganates, protein, salicylates, silver salts,
soaps, sulfonamides, tartrates, zinc oxide, zinc sulfate.
(Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6th, hal. 56)

 Natrium Edetat
 Pemerian : Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam.
 Kelarutan : Larut dalam air (1:11), praktis tidak larut dalam kloroform dan
eter, larut dalam etanol.
 Stabilitas : Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari kelembaban.
 Konsentrasi : 0,005% - 0,1%𝑤⁄𝑤 sebagai chelating agent.
 Kegunaan : Chelating agent
 OTT : Pengoksidasi kuat, Ion logam polivalen, Tembaga, Nikel, Na
EDTA merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam membentuk hidrogen
( Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6th, hal. 247)

D. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN

a) - Permasalahan
Kloramfenikol dalam larutan air dan suhu kamar peka terhadap reaksi foto
degradasi.
- Penyelesaian
Menggunakan botol tetes kaca berwarna gelap.
b) - Permasalahan
Sediaan tetes mata steril digunakan untuk pemakaian yang berulang- ulang
sehingga kemungkinan dapat terjadi kontaminasi mikroba sehingga sediaan jadi
tidak steril.
- Penyelesaian
Perlu ditambahkan pengawet untuk mencegah kontaminasi mikroba dan menjaga
sterilisasi sediaan.

c) - Permasalahan
Phenil mercuric nitrat bersifat slow acting dan toksik.
- Penyelesaian
Perlu diganti dengan Benzylkonium chloride sebagai pengawet kaerena
Benzylkonium chloride adalah salah satu pengawet yang mempunyai aktivitas
antimikroba dengan spectrum luas. Konsentrasi sekitar 0,01% - 0,02% biasanya
dikombinasikan dengan disodium edetat 0,1% w/v.

d) - Permasalahan
Jika dilakukan autoklaf pada chloramphenicol akan terdegradasi 10 -15%.
- Penyelesaian
Chloramphenicol disterilisasi dengan filtrasi.

e) - Permasalahan
Sediaan tetes mata harus bebas dari partikel asing, maka dalam pembuatannya
dilakukan penyaringan untuk menghilangkan partikel halus. Hal tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya kehilangan volume setelah melakukan penyaringan.
- Penyelesaian
Bahan yang digunakan dilebihkan 20% untuk mengganti kehilangan volume
setelah disaring.

f) - Permasalahan
pH mata 7,4 kenaikan pH dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat
sehingga sedapat mungkin pH dijaga pada 7,4.
- Penyelesaian
Digunakan larutan dapar borat untuk mengontrol pH sediaan. Tidak digunakan
dapar fosfat / sitrat karena dapar tersebut dapat mengkatalis obat.

g) - Permasalahan
Kelarutan chloramphenicol yaitu sukar larut dalam air.
- Penyelesaian
Chloramphenicol diganti dalam bentuk garamnya yaitu kloramfenikol Na.
Suksinat.

E. FORMULA

 Formula Standart
R/ chloramphenicolum 50 mg
Acidum boricum 150 mg
Natrii tetraboras 30 mg
Phensihydrargyty nitras 200 mg
Aquadestilata ad 10 ml
( Formularium Nasional ed.2, hal: 65 )

 Borate Buffer pH 7,5


Campurkan:
- Sodium Chloride 2,5 g ~ 0,25 %
- Sodium Tetraborate 2,85 g ~ 0,285 %
- Boric Acid 10,5 g ~ 1,05 %
- Air ad 1000 ml ~ 100 %
(British Pharmacope, 1993. Hal, A77)

 Formula yang akan dibuat


Tiap 10 ml mengandung
R/ Chloramphenicolum 0,5 %
Acidum boricum 1,05 % (PTB = 0,28)
Natrium tetraborat 0,285 % (PTB = 0,24)
Natrium Klorida 0,25 % (PTB = 0,576)
Benzalkonium klorid 0,01 % (PTB = 0,09)
Dinatrium edetat 0,1% (PTB = 0,13)
Aquadest ad 10 ml
Keterangan
Kesetaraan Chloramphenicol
BM Chloramphenicol = 323,13
BM Chloramphenicol Na.Suksinat = 445,19 (PTB = 0,077)

𝐵𝑀 𝑠𝑢𝑘𝑠𝑖𝑛𝑎𝑡
Chloramphenicol Na.Suksinat = 𝐵𝑀 𝑐ℎ𝑙𝑜𝑟𝑎𝑚𝑝ℎ𝑒𝑛𝑖𝑐𝑜𝑙 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑙𝑜𝑟𝑎𝑚𝑝ℎ𝑒𝑛𝑖𝑐𝑜𝑙

445,19
= 323,13 𝑥 0,5% = 0,69%

Chloramphenicol 0,5% ~ 0,69% Chloramphenicol Na.Suksinat

Perhitungan Tonisitas
(0,68 𝑥 0,077)+ (1,5 𝑥 0,28)+ (0,285 𝑥 0,24)+ (0,01 𝑥 0,09)+ (0,1 𝑥 0,13)+ (0,25 𝑥 0,576)
B = 0,52 − 0,576

= - 0,0914 (Hipertonis sehingga tidak perlu penambahan NaCl)

Perhitungan dan Penimbangan Bahan


Tetes mata yang dibuat 10 ml x 2 = 20 ml
Dilebihkan 20% = (20% x 20) + 20 = 24 ml
Nama bahan Perhitungan Penimbangan
Chloramphenicol Na.Suksinat 0,68 % x 24 ml 0,1632 gram
Natrium tetraborat 0,285 % x 24 ml 0,0684 gram
Asam borat 1,05 % x 24 ml 0,252 gram
Natrium Klorida 0,25 % x 24 ml 0,06 gram
Benzylkonium chloride 0,01% x 24 ml 0,0024 gram
Dinatrium edetat 0,1% x 24 ml 0,024 gram
Aquadest ad 24 – 0,6274 ad 23,3726
 Pengenceran Na.EDTA 24 mg
Dibuat larutan stok Na EDTA dengan konsentrasi 10 mg/ml, dengan menimbang 250 mg
Na EDTA dilarutkan dalam 25 ml aquadest.
Maka Na EDTA yang digunakan sebanyak:

24 𝑚𝑔
= 2,4 𝑚𝑙
10 𝑚𝑔/𝑚𝑙

 Pengenceran Benzalkonium klorid 2,4 mg


Dibuat larutan stok Benzalkonium klorid dengan konsentrasi 1 mg/ml, dengan
menimbang 50 mg Benzalkonium klorid dilarutkan dalam 50 ml aquadest.
Maka Benzalkonium klorid yang digunakan sebanyak:

2,4 𝑚𝑔
= 2,4 𝑚𝑙
1 𝑚𝑔/𝑚𝑙

F. CARA KERJA

 Cara pembuatan sediaan

Kalibrasi beaker 24 ml

Ditimbang kloramfenikol Na suksinat, Asam Borat, Na Tetraborat, NaCl,

Dimasukkan Kloramfenikol Na Suksinat ke dalam beaker, ditambah 10 ml aqua pro


injeksi, diaduk ad larut

Dimasukan Asam borat, Natrium tetraborat, dan NaCl


di aduk ad homogen

Dicampur homogen dan di cek pH (pH 7)


Dimasukan larutan Na EDTA dan Benzakonium Kloride

Di ad aqua pro injeksi sampai tanda kalibrasi

Dicampur homogen dan di cek pH kembali (pH 7)

Disaring dengan kertas saring kemudian disaring dengan membran filter,dimasukkan


ke dalam botol tetes mata 10 ml lalu ditutup kedap

 Cara sterilisasi

Sediaan tetes mata kloramfenikol disterilkan dengan cara filtrasi menggunakan


membran filter dan proses pembuatan sediaan di lakukan di dalam LAF

 Cara evaluasi

I. Uji kejernihan
Seluruh sediaan diterawang dengan latar putih dan dibuat dibawah lampu
UV 254 nm

Jika ada pertikel melayang berarti sediaan tidak jernih

II. Uji pH

Sediaan di teteskan di plat tetes


Dimasukkan indikator universal dan diamati pH larutan

G. PENYIAPAN ALAT

NO. ALAT JUMLAH UKURAN STERILISASI


1. Beaker Glass 1 100 ml Otoklaf
2. Gelas Ukur 3 10 ml Otoklaf
3. Erlenmeyer 1 50 ml Otoklaf
4. Pipet Tetes + Karet 3 Otoklaf
5. Corong Kaca 1 Otoklaf
6. Batang Pengaduk 1 Otoklaf
7. Plat Tetes 1 Otoklaf
8. Spuit 1 10 ml
9. Membran filter 1
10. Lampu spirtus 1
11. Botol tetes 2 10 ml Otoklaf
12. Kertas saring 1 Otoklaf

H. PENCUCIAN, PEMBUNGKUSAN ALAT DAN CARA STERILISASI

 Alat Gelas
1. Alat-alat gelas direndam dalam larutan teepol 0,5%, kemudian direbus 15 menit
setelah mendidih.
2. Alat-alat tersebut disikat sampai bersih (alat-alat setelah disikat, dibilas dengan air
kran mengalir sebanyak 3x ).
3. Alat-alat dibilas dengan air bebas pirogen sebanyak 3x.
4. Alat-alat dikeringkan dalam oven suhu ± 100˚C dengan keadaan terbalik.
5. Alat yang telah kering dilakukan pengecekan terhadap noda, apabila masih kotor
dilakukan pencucian lagi.
6. Alat yang bersih dan kering kemudian dibungkus rangkap 2 dan dilakukan
sterilisasi menggunakan metode yang cocok (alat gelas tahan pemanasan dengan
oven suhu 170˚C/ 180˚C selama 30 menit atau dengan menggunakan otoklaf suhu
121˚C selama 15 menit )

 Alat Karet
1. Alat-alat karet direbus dengan teepol 1% dan Na2CO3 selama 15 menit.
2. Setelah direbus kemudian dibilas dengan air kran dan disikat.
3. Dibilas dengan HCL 0,25% lalu dibilas lagi denga aqua pro injeksi.
4. Alat-alat tersebut dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi dengan otoklaf
pada suhu 121˚C selama 15 menit.

 Alat Aluminium
1. Alat aluminium dididihkan dalam larutan detergent/ teepol selama 10 menit ( bila
perlu direndam dalam larutan Na2CO3 5% selama 5 menit ).
2. Alat dibilas dengan aquadest panas mengalir.
3. Dibilas dengan aquadest sebanyak 3x.
4. Dikeringkan terbalik dalam oven pada suhu 100˚C sampai kering.
5. Alat dibungkus dengan rangkap 2 dan disterilkan dengan oven pada suhu 180˚ C
selama 30 menit.

 Sterilisasi Alat
Menggunakan otoklaf sesuai dengan suhu stabil sediaan
Sterilisasi Alat menggunakan otoklaf suhu 121˚C selama 15 menit.
Waktu (jam) Estimasi waktu
Prosedur
Mulai Selesai (menit)
Waktu pemanasan 11.15 11.30 15
Waktu pengeluaran udara 11.30 11.37 7
Waktu menaik 11.37 11.43 6
Waktu kesetimbangan 11.43 11.51 8
Waktu sterilisasi 11.51 12.06 15
Waktu jaminan sterilisasi 12.06 12.14 8
Waktu pendinginan 12.14 12.17 3

Sterilisasi Alat menggunakan otoklaf suhu 121˚C selama 15 menit.


Waktu (jam) Estimasi waktu
Prosedur
Mulai Selesai (menit)
Waktu pemanasan 12.20 12.35 15
Waktu pengeluaran udara 12.35 12.42 7
Waktu menaik 12.42 12.48 6
Waktu kesetimbangan 12.48 12.56 8
Waktu sterilisasi 12.56 13.11 15
Waktu jaminan sterilisasi 13.11 13.19 8
Waktu pendinginan 13.19 13.22 3

 Sterilisasi Bahan
o Kloramfenikol : filtrasi
o Benzalkonium klorid : autoklaf
o Asam Borat : autoklaf / filtrasi
o Natrium Tetraborat : autoklaf / filtrasi
o Aqua Destilata : menggunakan aqua bidestilata
o Na EDTA : autoklaf
J. WADAH

 Etiket

SIMPAN DI TEMPA SEJUK (15O-25OC) DAN


klonicol®
KOMPOSISI :

KERING, TERLINDUNG OLEH CAHAYA


Tiap ml tetes mata mengandung:

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


Chloramphenicol 50 mg
INDIKASI :
Chloramfenicol 0.5%
Untuk konjungtivitis yang disebabkan oleh Escherichia coli,
TETES MATA STERIL
Haemophilus dan Moraxella.
ATURAN PAKAI :
Teteskan pada mata yang sakit 2 tetes, 3-4 kali sehari. Pengobatan
harus dilanjutkan 48 jam setelah mata terlihat normal atau menurut
petunjuk dokter.
Keterangan lengkap lihat brosur. M D : MAR 2017
No. Reg : DKL961070144 A1 E D : SEPT 2018
Netto 10 ml No. Batch : 601107
 Kemasan

klonicol®
TETES MATA STERIL
Jangan diterima bila segel rusak
M D : MAR 2017
E D : SEPT 2018

INDIKASI : PERINGATAN :
Untuk konjungtivitis - Obat ini mengandung
yang disebabkan oleh Benzalkonium klorida,

klonicol® Escherichia coli,


klonicol®
penggunaan jangka
panjang dapat
Haemophilus dan menyebabkan kerusakan
Moraxella. selaput mata.
- Jangan digunakan bila
larutan berubah warna
ATURAN PAKAI :
Chloramfenicol 0.5% atau menjadi keruh.
Chloramfenicol 0.5% Teteskan pada mata - Hindari dari cahaya dan
TETES MATA STERIL
TETES MATA STERIL yang sakit 2 tetes, 3-4 panas langsung.
kali sehari.
Pengobatan harus PENYIMPANAN :
dilanjutkan 48 jam Simpan di bawah suhu
setelah mata terlihat 30oC. Tutup wadah
normal atau menurut rapat-rapat dan hindari
petunjuk dokter. pencemaran.
P. No. 3
Awas! Obat keras
Keterangan lengkap Hanya untuk bagian luar
badan
lihat brosur.
Dibuat oleh :
PT. ULFARM No. Reg : DKL961070144 A1
Netto: 10ml Netto: 10ml No. Batch : 601107
Semarang - Indonesia

klonicol®
TETES MATA STERIL

Jangan diterima bila segel rusak


 Brosur

klonicol ® tetes mata


KOMPOSISI
Tiap ml tetes mata mengandung :
Chloramphenicol 50 mg
FARMAKOLOGI
Chloramphenicol adalah antibiotik yang bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi
chloramphenicol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu.
Chloramphenicol bekerja dengan jalan menghambat sintesa protein kuman. Yang dihambat
adalah enzim peptidil tranferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-
ikatan peptida pada sintesa protein kuman.
INDIKASI
Untuk konjungtivitas yang disebabkan oleh Escherichia coli, Haemophilus dan Moraxella.
ATURAN PAKAI
Teteskan pada mata yang sakit 2 tetes, 3-4 kali sehari.
Pengobatan harus dilanjutkan 48 jam setelah mata trlihat normal atau menurut petunjuk dokter.
EFEK SAMPING
kemungkinan timbulnya reaksi hipersensitvitas bagi penderita yang peka berupa gatal-gatal
dan rasa terbakar, angioneurotik udema, dermatitis vesikular, makulopapular dan urtikaria.
KONTRA INDIKASI
Penderita yang hipersensitif terhadap Chloramphenicol.
INTERAKSI OBAT
• Antikoagulan oral : meninggikan waktu protombin.
• Obat myelosupresif : memperbesar resiko depresi sumsun tulang, jangan digunakan secara
bersama-sama.
• Klorpramid, tolbutamid : memperbesar resiko hipoglikemia.
• Fenitoin : meningkatkan kadar darah fenitoin dan atau toksisitasnya.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
• Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan pertumbuhan mikroorganisme yang tidak
peka.
• Hentikan penggunaan obat ini bila timbul infeksi baru selama pengobatan atau berikan
pengobatan yang sesuai.
• Awas obat luar tidak boleh ditelan.

KEMASAN : Botol kaca @ 10 ml


No Reg : DKL 9610701446A1
No. Batch : 601107
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Simpan ditembat sejuk (15°C - 25° C) dan kering, terlindung dari cahaya.

PT.ULFARM
SEMARANG - INDONESIA
K. DAFTAR PUSTAKA

- Anonim. 1978. Formularium Nasional edisi II. Jakarta : Depkes RI.


- Anonim. 1993. British Pharmacopoeia volume I. London : HMSO.
- Anonim. 1996. Martindale The Extra Pharmacopoeia. London: Royal Pharnaceutical
Society.
- Connors, Kenneth A, dkk. 1986. Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi edisi 2. New
York : John Willey & Sons.
- Lucas, Stephanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi Offset.
- Rowley, Raymond C, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th edition.
London : Pharmaceutical Press.
- Tjay, Tan Hoan. 2007. Obat Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai