Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap
makhluk hidup membutuhkan makanan.Tanpa makanan, makhluk hidup akan
sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya.Makanan dapat membantu
kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan badan dan
otak.Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik
otak maupun badan.Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang
berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh
gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.
Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Di
dalam kehidupan sehari-hari mahluk hidup memerlukan makanan untuk
memenuhi semua kebutuhanya. Makanan adalah suatu benda yang memiliki
kandungan tertentu yang aman bagi mahluk hidup itu sendiri. Makanan
tersusun atas banyak komponen, diantaranya adalah protein.
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya
terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu
polimer yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai
asam amino. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang
P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam
amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Pada berbagai uji kualitatif
yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada
reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino
tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus
R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat diketahui komponen asam amino
suatu protein. Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif
dapat menggunakan prinsip diantaranya uji biuret, pengendapan dengan
logam, pengendapan dengan garam, pengendapan dengan alkohol, uji
koagulasi dan denaturasi protein.
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sebagian besar protein diperoleh
dari makanan akan tetapi terkadang kita tidak mengetahui bahwa protein jenis
apa yang kita makan dan bagaimana sifat-sifat serta fungsi dari protein
tersebut. Oleh karena itu dibuatlah makalah ini untuk dapat menambah
wawasan mengenai protein.
B. rumuan masalah
C. tujuan
D. manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Protein
Protein (asal kata protos dari yunani yang berarti yang paling utama).
Merupakan senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptide molekul protein mengandung karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi structural atau mekanis. Seperti yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein yang terdapat. Protein yang terdapat
dalam makanan berfungsi sebagai zat uama dalam pembentukan sel-sel tubuh
sebagai sumber energy. Protein terlibat dalam system kekbalan sebagai anti
bodi. (anonymous, 2009).
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk
polimer rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut
denganpeptid atau polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi
gugus fungsi dan sisi reaktif molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah
molekul besar polipeptida yang dinaman protein. Protein secara garis besar
dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam
amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam amino
namun juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat
(nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat
(fosfoprotein) (Handito, dkk, 2014).
Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan
molekul lain seperti okseigen, mendukung secaramekanis sstem kekbalan
(imunitas) tubuh, menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak
syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter
protein menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S.
Disamping itu beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama
P, Fe, Zi dan Cu (Katili, 2009).
Protein merupakan komponen itama dalam semua hal hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesa setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang
terdidi atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%)
dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya
yang mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses
kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzi, suatu
protein berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-
butir darah merah atau erittrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen
ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat
yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen juga
suatu protein (Poedjiadi, 2009).
Protein dalam tubuh berguna sebagai zat pembangun atau pertumbuhan
karena protein merupakan pembentuk jaringan baru dalam tubuh terutama
pada bayi, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang yang baru sembuh
dari penyakit. Protein juga berfungsi sebagai pengatur dalam metabolisme
tubuh. Selain itu protein juga merupakan komponen pembentuk antibodi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh (Andayani, 2011).
Beberapa uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara untuk
mengidentifikasi adanya protein dalam larutan basa biuret memberikan warna
violet dengan CuSO4 karena aka terbentuk kompleks dengan gugus CO dan
gugus NH dari rantai peptida dlam suasana basa. Pengendapan dengan logam
diketahui bahwa protein mempunyai daya untuk menawarkan racun.
Pengendapan dengan alkohol, penambahan pelarut organik seperti aseton atau
alkohl akan menurnkan kelarutan protein pada kedudukan dan distribusi dari
gugus hidrofil polar dan hidrofon pola di dalam molekul hingga menghasilkan
protein (Katili, 2009).

B. Pembagian tingkat dan struktur protein


Pada pembagian tingkat organisasi struktur protein ada empat kelas yakni
struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier dan struktur kuartener.
Sedangkan klasifikasi protein dibagi berdasarkan sifat biologisnya,
berdasarkan sifat kelarutannya dan gugus prostetiknya (Katili, 2009).

Gambar 2.1 struktur protein


1. Pada struktur primer ini ikatan antar asam amino hanya ikatan peptida
(ikatan kovalen). Struktur ini dapat digambarkan sebagai rumus bangun
yang biasa ditulis untuk senyawa organik. Pada ikatan ini tidak terdapat
ikatan atau kekuatan lain yang menghubungkan asam amino dengan satu
dan lainnya.
2. Pada struktrur sekunder dimana rantai asam amino bukan hanya
dihubungkan oleh ikatan peptida tetapi juga diperkuat oleh ikatan
hidrogen. Karena ikatan peptida adalah planar maka dalam satu molekul
protein dapat berotasi hanya C -N dan C -C terhadap sumbu (struktur
primer), sehingga memungkinkan suatu protein yang disebut -heliks.
3. Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan (folding) rantai -
heliks, konformasi, maupun gulungan rambang suatu polipeptida,
membentuk protein globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit
daripada protein serabut.
4. Struktur kuartener terbentuk dari beberapa bentuk tersier dan bisa terdiri
dari promoter yang sama atau yang berlainan. Agregasi dari banyak
polipeptida dapat membentuk sebuah protein tunggal yang fungsional(
Poedjiadi. 2009)
C. DDD
D. DDD
E. DD
F. CC
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai