Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang banyak ditemukan tidak

hanya pada negara-negara maju tapi juga pada negara-negara berkembang. Menurut

Janssen, et al .(2010), stroke merupakan penyebab utama kecacatan di negara-negara

barat. Di Belanda, stroke menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab DALY’s

( Disability Adjusted Life Years = kehilangan bertahun-tahun usia produktif).

Berdasarkan data NCHS ( National Center of Health Statistics), stroke menduduki

urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker

( Heart Disease and Stroke Statistics — 2010 Update: A Report from American

Heart Association).

Dari data National Heart, Lung, and Blood Institute tahun 2008, sekitar

795.000 orang di Amerika Serikat mengalami stroke setiap tahunnya. Dengan

610.000 orang mendapat serangan stroke untuk pertama kalinya dan 185.000 orang

dengan serangan stroke berulang ( Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update:

A Report From the American Heart Association). Setiap 3 menit didapati seseorang

yang meninggal akibat stroke di Amerika Serikat. Stroke menduduki peringkat utama

penyebab kecacatan di Inggris (WHO, 2010-a).

1
Stroke merupakan penyebab kematian kedua di seluruh dunia sejumlah 6.2

juta pada tahun 2011. Stroke dibagi dalam dua kategori mayor, yaitu stroke infark

dan hemoragik. Stroke infark (iskemik) disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah

otak yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang

mengalami oklusi. Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada stroke iskemik

disebabkan oleh penurunan aliran darah otak. Peningkatan prevalensi stroke di

Indonesia dari 8,3 per 1.000 penduduk pada 2007, menjadi 12,1 per seribu pada tahun

2013.

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat dalam Ghani (2015) bahwa

peningkatan jumlah pasien stroke di beberapa negara Eropa sebesar 1,1 juta pertahun

pada tahun 2000 menjadi 1,5 juta pertahun pada tahun 2025. American Heart

Association (AHA) menyebutkan bahwa setiap 45 menit ada satu orang di Amerika

yang terkena serangan stroke. Stroke menduduki peringkat ke-3 setelah penyakit

jantung dan kanker (Sikawin, 2013). Suatu saat 5,8 juta orang di Amerika Serikat

mengalami stroke, yang mengakibatkan biaya kesehatan berkenaan dengan stroke

mendekati 70 milyar dolar per tahun. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan

$ 73,7 juta untuk membiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke.

Sedangkan menurut National Health Services (NHS) Inggris menghabiskan

sekitar 4% total anggarannya untuk menyediakan perawatan bagi penderita stroke.

Lembaga-lembaga pelayanan sosial juga menghabiskan biaya yang besar untuk

menyediakan pelayanan yang berkesinambungan bagi penderita stroke, baik yang di

2
rawat di rumah maupun di pelayanan kesehatan (Rudd 2010 dalam Yudha 2014)

Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2013, prevalensi

kasus stroke tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (10,8%) dan terendah di

Provinsi Papua (2,3%), sedangkan Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,7%.

Prevalensi stroke antara laki-laki dengan perempuan hampir sama (Kemenkes,

2013) Menurut Rikesdas tahun 2013, dalam laporannya mendapatkan bahwa di

Indonesia, setiap 1000 orang, 8 orang diantaranya terkena stroke. Stroke merupakan

penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang

yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke. Sumatera Barat dalam

prevelansi penyakit stroke menempati urutan ke 6 (enam) dari 33 provinsi setelah

provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Gorontalo, DKI Jakarta, NTB,

dengan presentase 10,6% (BPS, 2011). Menurut Junaidi (2011) dalam 6-12 bulan

setelah stroke, 1 dari 10 orang bisa terserang stroke kedua.

Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa

kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak

(Junaidi, 2011). Stroke merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang

berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak (National Stroke

Association, 2012). Stroke merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang

berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak (National Stroke

Association, 2012).

3
Stroke dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Umumnya

sekitar 50% kasus stroke hemoragik akan berujung kematian, sedangkan stroke

iskemik hanya 20% yang berakibat kematian. Stroke hemoragik disebabkan oleh

pecahnya pembuluh darah arteri ke otak sehingga terhalangnya suplai darah menuju

otak. Penyebab arteri pecah tersebut misalnya tekanan darah yang mendadak tinggi

dan atau oleh stress psikis berat (Junaidi, 2011).

Tekanan darah tinggi / hipertensi merupakan faktor risiko paling penting

berdasarkan derajat risiko terjadinya stroke. Menurut Tarwoto (2013), 50-70% kasus

stroke disebabkan karena hipertensi. Faktor lainnya seperti merokok, hiperlipidemia,

fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, penyakit katup jantung dan diabetes

(Goldszmith, 2013).

Berdasarkan data prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko utama yang

makin meningkat di Indonesia yaitu sekitar 95%, maka para ahli epidemiologi

meramalkan bahwa saat ini dan masa yang akan datang sekitar 12 juta penduduk

Indonesia yang berumur diatas 35 tahun mempunyai potensi terkena stroke (Yastroki

dalam Sikawin 2013). Stroke berdampak pada kecacatan bahkan kematian tergantung

pada lokasi dimana terjadi gangguan suplai darah ke otak. Suplai darah yang

berkurang menyebabkan kematian sel neuron, jika berlangsung hingga 72 jam dapat

terjadi kerusakan otak (Corwin, 2009).

Menurut Junaidi (2011), terdapat beberapa perubahan pada pasien stroke

seperti : perubahan pikiran, perubahan emosi, perubahan kepribadian, hilang rasa

4
hingga epilepsi. Banyak penderita pasca stroke menjadi penyandang cacat yang

cukup berat sedang umurnya masih panjang. Dampak stroke tidak hanya terhadap

penderita tetapi juga terhadap keluarga. Menurut penelitian Pambudi (2010), keluarga

umumnya akan mengalami perubahan perilaku dan emosional yang lebih luas

diantaranya ansietas, syok, penolakan, marah.

(Sutrisno, 2007) Stroke hemoragik yang disebabkan oleh hipertensi harus

segera diatasi agar tidak terjadi edema serebri yang akan menyebabkan gejala seperti

: sakit kepala, kebingungan, pusing, mual, muntah, ngantuk berlebihan, kelemahan,

apatis, kejang, kehilangan kesadaran bahkan sampai koma (Aminoff dan Josephson,

2014). Edema serebri sangat berbahaya bagi penderita stroke sehingga harus diatasi

dalam 6 jam pertama yang disebut dengan “ golden periode”.

Apabila penderita stroke dapat ditangani dalam 6 jam , maka sebesar 30-40 %

penderita stroke dapat sembuh sempurna, namun apabila dalam waktu tersebut pasien

stroke tidak mendapatkan penanganan yang maksimal maka akan terjadi kecacatan /

kelemahan fisik (Levine, 2008). (Rudd dalam Tarwoto 2013).

Terjadinya stroke ulangan bergantung pada jenis stroke awal, usia, penyakit

terkait, dan faktor risikonya, serta kurun waktu kejadian stroke. Menurut Tarwoto

(2013), mobilisasi sangat penting untuk meningkatkan kekuatan otot, jantung dan

pengembangan paru pada pasien pasca stroke. Sehingga latihan gerak pada pasien

stroke setelah stroke pertama dapat meminimalkan terjadinya stroke kedua. Menurut

Tarwoto (2013), masalah keperawatan yang biasanya muncul pada pasien stroke

5
hemoragik diantaranya ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, hambatan mobilitas

fisik, hambatan komunikasi verbal, gangguan perawatan diri (ADL), hingga

gangguan eliminasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Asuhan

Keperawatan pada pasien stroke hemoragik di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo

Balikpapan tahun 2018”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan proses asuhan keperawatan pada pasien stroke hemoragik di

RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan tahun 2018

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan penyakit

Stroke Hemoragik di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan

penyakit Stroke Hemoragik di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo

Balikpapan.

c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien dengan penyakit

Stroke Hemoragik di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan penyakit

Stroke Hemoragik di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

6
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan yang pada pasien dengan

penyakit Stroke Hemoragik di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo

Balikpapan.

D. Manfaat

1. Bagi peneliti

Kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah

pengetahuan dan wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien

dengan Stroke Hemoragik.

2. Bagi lahan penelitian/Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dijadikan sebagai data dasar dan informasi untuk Rumah Sakit

sebagai bahan perbaikan untuk meningkatkan mutu pelayanan pada pasien

dengan Stroke Hemoragik.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian merupakan kewajiban bagi mahasiswa untuk mencapai gelar

diploma keperawatan. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pembelajaran di

Prodi Keperawatan kelas balikpapan dalam penerapan asuhan keperawatan pada

pasien dengan Stroke Hemoragik.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian yang diperoleh ini dapat menjadi data dasar dalam penerapan

asuhan keperawatan pada pasien dengan Stroke Hemoragik.

Anda mungkin juga menyukai