OLEH :
NUR AINUN
NIM. P07220116109
Oleh :
NUR AINUN
NIM. P07220116109
PENDAHULUAN
tidak terkontrol, dapat disebabkan oleh faktor eksternal antara lain infeksi
mutasi yang diturunkan, hormon, kondisi sistem imun dan mutasi yang
Limfoma Non Hodgkin. Limfoma Hodgkin terjadi Karena mutasi Sel B pada
sistem limfatik, dengan hasil deteksi yaitu adanya sel abnormal Reed-
Stenberg dalam sel kanker dan merupakan jenis yang paling bisa
karena adanya mutasi DNA pada sel B dan sel T pada sistem limfatik, Limfoma
Non Hodgkin merupakan tumor ganas yang berbentuk padat dan berasal dari
berkembang yang lebih sering terjadi pada usia lebih dari 60 tahun (Pusat Data
merupakan salah satu dari sepuluh penyakit kanker terbanyak di dunia pada
tahun 2012. Pada data tersebut diketahui bahwa secara umum persentase kasus
baru dan kematian (setelah dikontrol dengan variable umur) akibat limfoma
perempuan. Baik penduduk laki-laki dan perempuan lebih banyak yang terkena
Limfoma Non Hodgkin, yaitu sebesar 6% pada penduduk laki-laki dan 4,1%
sebesar 1,1% pada penduduk laki-laki dan 0,7% pada penduduk perempuan.
Kematian akibat Limfoma Non Hodgkin dan Limfoma Hodgkin cukup tinggi,
yaitu mencapai setengah dari persentase kasus baru (Pusat Data dan Informasi
didiagnosis limfoma dalam lima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal
dunia. Pada tahun 2018, kasus baru non hodgkin limfoma mencapai 14.164
orang dan memiliki prevalensi 4,57%. Saat ini, non hodgkin limfoma
dokter, yaitu di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 0,06% , atau
prevalensi limfoma sebesar 0,9% atau sekitar 357 orang. Berdasarkan studi
jumlah pasien Limfoma Non Hodgkin yang dirawat diruang kemoterapi selama
serta pajanan dengan herbisida, pestisida, dan pelarut organik seperti benzene.
disembuhkan, dan untuk jenis lainnya, banyak pasien yang mampu menjaga
penyakit mereka dibawah kontrol dan memiliki kualitas hidup yang baik
Republik Indonesia, 2015). Sehingga dalam hal ini kemoterapi masih menjadi
pengobatan yang paling sering dilakukan dan dianggap dapat membuat pasien
dilakukan oleh para pasien kanker. Hanya yang perlu diperhatikan adalah
penanganan dari efek samping yang mungkin timbul, agar efek sampingnya
Terkadang efek dari obat kemoterapi juga bisa menganggu sel yang normal,
sehingga muncul sebagai efek samping obat. Obat kemoterapi dapat diberikan
melalui oral atau suntikan, tergantung indikasi. Kemoterapi adalah salah satu
modalitas terapi yang sering digunakan, dengan segala manfaatnya tentu terapi
ini juga mempunyai beberapa efek samping, di antaranya yaitu: rasa lemas dan
lemah, mual muntah, rambut rontok, mudah terserang infeksi, seperti influenza,
perdarahan, contohnya pada gusi sehabis sikat gigi, sariawan, nafsu makan
sangat dibutuhkan.
(Hamid, 2008). Hal tersebut didukung oleh Chan (2009) yang mengungkapkan
pasien bahwa kondisinya bisa lebih baik karena kehendak Tuhan serta ada
Balikpapan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini dibedakan menjadi
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Djatiwibowo Balikpapan.
c. Dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan yang sesuai dengan
D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Tahun 2019.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
getah bening yang terlibat. Dua farian utama limfoma maligna adalah
limfoma Hodgkin dan non Hodgkin dan dibedakan berdasarkan jenis sel
yang mencolok yang terdapat dalam kelenjar getah bening. (Nurarif &
Kusuma, 2016)
keganasan primer kelenjar getah bening, yang dapat berasal dari limfosit
B, limfosit T, dan terkadang sel NK. Saat ini terdapat 36 entitas penyakit
pada kanker pada pria usia 20-39 tahun. Di Indonesia, LNH bersama-sama
abnormal yang akan terus membelah dan bertambah banyak dengan tidak
diluar nodulus sepanjang aliran limfatik yang dikenal dengan limfoma non
hodgkin ekstranodal. Pada daerah kepala dan leher, limfoma non hodgkin
sinus paranasalis, cavum nasi, laring, rongga mulut, kelenjar ludah, tiroid
2. Patofisiologi
akibat terjadinya mutasi gen pada salah satu gen pada salah satu sel dari
sekelompok sel limfosit tua yang tengah berada dalam proses transformasi
(Prasetya, 2012)
tubuh yang diserang. Apabila sel tersebut menyerang Kelenjar limfe maka
Dampak dari proliferasi sel darah putih yang tidak terkendali, sel
darah merah akan terdesak, jumlah sel eritrosit menurun dibawah normal
yang disebut anemia. Selain itu populasi limfoblast yang sangat tinggi
juga akan menekan jumlah sel trombosit dibawah normal yang disebut
bening jauh di dalam dada atau perut bisa menekan berbagai organ dan
saluran pencernaan dan kulit. Secara kasat mata penderita tampak pucat,
badan seringkali hangat dan merasa lemah tidak berdaya, selera makan
getah bening : leher, ketiak, lipat paha, dan lain-lain. (Prasetya, 2012)
3. Etiologi
sebagai benjolan, biasanya di leher, ketiak dan lipat paha. Pada saat
Prednisone)
B. Masalah Keperawatan
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi penderita Limfoma Non
Hodgkin menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) dan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016), yaitu :
1. Hipertermia
Batasan Karakteristik :
a. Kriteria Mayor :
b. Kriteria Minor :
1) Subjektif : Tidak tersedia
terasa hangat
a. Dehidrasi
f. Respon trauma
g. Aktivitas berlebihan
h. Penggunaan incubator
Definisi : Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
Batasan Karakteristik :
a. Kriteria Mayor :
2) Objektif : Gelisah
b. Kriteria Minor :
1) Subjektif : Mengeluh sulit tidur , tidak mampu rileks, merasa
iritabilitas
a. Gejala penyakit
pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
3. Defisit Nutrisi
metabolisme
Batasan Karakteristik :
a. Kriteria Mayor :
ideal
b. Kriteria Minor :
Batasan Karakteristik :
a. Kriteria Mayor :
h. Kriteria Minor :
a. Perubahan sirkulasi
d. Penurunan mobilitas
i. Kelembaban
j. Proses penuaan
k. Neuropati perifer
l. Perubahan pigmentasi
m. Perubahan hormonal
integritas jaringan
5. Nyeri Akut
Batasan Karakteristik :
a. Kriteria Mayor :
tidur.
b. Kriteria Minor :
1) Subjektif : Tidak tersedia
diaforesis.
6. Resiko Infeksi
patogenik
Batasan Karakteristik :
Faktor resiko :
a. Penyakt kronis
c. Malnutrisi
1) Gangguan peristaltic
3) Perubahan sekresi pH
7) Merokok
1) Penurunan Hb
2) Imunosupresi
3) Leukopenia
7. Defisit Pengetahuan
a. Kriteria Mayor :
b. Kriteria Minor :
1) Subjektif : Tidak tersedia
agitasi, histeria)
a. Keteratasan kognitif
Pathway Limfoma
- Infeksi virus
Pembesaran Kelenjar - Abdominalis genetic Pengaruh rangsangan
- Genetik imanologik
Getah Bening
- Demam
- Berkeringat malam Poliferasi jaringan
Hipertermi
- BB menurun limfoid tidak terkendali
1. Pengkajian
Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal,
tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal
berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai
a. Identitas
antara lain:
1) Data subjektif
2. Data Obyektif
b) Wajah pucat
b. Pemeriksaan Fisik
1.) Aktivitas/Istirahat
Gejala :
Tanda :
2.) Eliminasi
Gejala
Perubahan karakteristik urine dan atau feses.
malabsorbsi
Tanda
Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi
(hepatomegali)
Nyeri tekan pada kudran kiri atas dan pembesaran pada palpasi
(splenomegali)
lebih lanjut)
Gejala
takut mati
Tanda
Gejala
sakral
Tanda
Status mental : letargi, menarik diri, kurang minatumum terhadap
sekitar.
5.) Nyeri/Kenyamanan
Gejala
Tanda
2. Diagnosa Keperawatan
biologi.
informasi.
operasi)
5. Nyeri akut Tujuan :
berhubungan Setelah di
dengan agen lakukan
cidera fisik tindakan
keperawatan
selama x jam
di harapkan
Kreteria Hasil
:
7. Defisit Tujuan :
pengetahuan Setelah di
berhubungan lakukan
dengan kurang tindakan
terpajan keperawatan
informasi selama x jam
di harapkan
Kreteria Hasil
:
4. Implementasi
keperawatan.
5. Evaluasi
pelaksanaan. (Mubarak,dkk.,2011)
Wardani,2013)
2011)
harus diselesaikan ketika semua hasil yang diharapkan telah terpenuhi. Setiap
perry, 2005).
a. Masalah teratasi
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
B. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah dua orang klien dengan kasus
1. Subyek adalah klien dewasa dengan yang dirawat di RS. dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.
2. Subyek terdiri dari 2 orang klien dewasa dengan kasus Limfoma Non
Hodgkin
keganasan primer kelenjar getah bening, yang dapat berasal dari limfosit
B, limfosit T, dan terkadang sel NK. Limfoma non hodgkin adalah kanker
yang berawal dari sistim limfatik, tumbuh akibat perubahan sel limfosit
pembesaran.
pada tanggal 18 Maret sampai 30 Maret 2019 dengan merawat klien selama
E. Prosedur Penelitian
data.
Djatiwibowo.
keperawatan.
telah ditentukan.
8. Setelah bina hubungan saling percaya berhasil dilakukan, kemudian
kepada klien.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
G. Keabsahan Data
sehingga menghasilkan sebuah data yang akurat. Selain itu, keabsahan data
tiga sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan
dari klien atau keluarga dan data objektif yang berasal dari pengkajian
Chahyanti, K. A. ., Ayu Gustiani Dewi, D., Griya Suparta, G., Juanamasta, I. G., &
Rusmanila Putriani, N. K. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Limfoma
Maligna. Bali.
Fadhil, dr. M. (2018). Efek samping kemoterapi pada penderita limfoma. Diambil
dari https://www.alodokter.com/komunitas/topic/efek-kemoterapi-penderita-
limfoma
Indopos. (2018, September 17). Pasien Limfoma Makin Banyak. Diambil dari
https://www.indopos.co.id/read/2018/09/17/149885/pasien-limfoma-makin-
banyak
Madadeta, G., & Widyaningsih, S. (2015). GAMBARAN DUKUNGAN
SPIRITUAL PERAWAT DAN KELUARGA TERHADAP PEMENUHAN
KEBUTUHAN SPRIRITUAL PADA PASIEN Pendahuluan Spiritualitas adalah
salah satu aspek kehidupan pasien yang sangat penting untuk dipenuhi dalam
perawatan kesehatan . Pentingnya spiritualitas, 1–8.
Mita Etika M, N. (2017). Kemoterapi: Bisa Menyembuhkan, Bisa Juga Mematikan.
Diambil dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-kemoterapi-
pengobatan-kanker/
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkaan
Penerapan Diagnosa Nanda,NIC,NOC dalam Berbagai Kasus. (N. H. Rahil,
Ed.). Yogyakarta: MediAction.
PERHOMPEDIN. (2015). Panduan Nasional Penanganan Limfoma Non-Hodgkin.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1.
Prasetya, W. Y. (2012). ASKEP LIMFOMA NON HODGKIN _ Medical Sains.
Yogyakarta. Diambil dari file:///C:/Users/ASUS/Documents/LIMFOMA NON-
HODGKIN/Referensi/ASKEP LIMFOMA NON HODGKIN _ Medical
Sains.html v
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Data
dan Kondisi Penyakit Limfoma di Indonesia. IKementerian Kesehatan RI (Vol.
1).
Sulistiowati, E., Lolong, D. B., & Pangaribuan, L. (2016). GAMBARAN
PENYEBAB KEMATIAN KARENA KANKER DI 15 KABUPATEN / KOTA
, INDONESIA TAHUN 2011 ( Profiles the Causes of Cancer Deaths in 15
Districs / Municipalities , Indonesia Year 2011 ). Gambaran Penyebab
Kematian Karena Kanker, 2011(29).
Tim Penyusun Prodi D-III Keperawatan, P. K. K. (2018). Buku Pedoman Penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Samarinda: Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.