Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS SEBOROIK

No. Dokumen : 241/SOP-PKMTMORI/11/2018


S No. Revisi :
O Tanggal Terbit : 8 Maret 2018
.

P Halaman : 1/3

UPT Puskesmas Muslim A. Gafar, SKM


Talagamori Nip.197502051997031007

1. Pengertian Dermatitis seboroik (DS) merupakan istilah yang digunakan untuk


segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi (predileksi
di tempat-tempat kelenjar sebum).
2. Tujuan
Pasien dermatitis seboroik ditangani sesuai prosedur
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Talagamori Nomor tentang Rencana Layanan
Medis
4. Referensi KMK RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan bahan - ATK
- Stetoskop
- Tensimeter
- Penlight
6. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut pasien
2. Petugas mengidentifikasi pasien
3. Petugas melakukan anamnesa keluhan seperti keluhan munculnya
bercak merah dan kulit kasar. Kelainan awal hanya berupa ketombe
ringan pada kulit kepala (pitiriasis sika) sampai keluhan lanjut berupa
keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal.
4. Petugas menanyakan faktor risiko: genetik, faktor kelelahan, stres
emosional , infeksi, defisiensi imun, jenis kelamin pria lebih sering
daripada wanita, usia bayi bulan 1 dan usia 18-40 tahun, kurang tidur
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, kemudian ditemukan Tanda
patognomonis berupa papul sampai plak eritema, skuama berminyak
agak kekuningan dengan batas tidak tegas. Lokasi predileksi di kulit
kepala, glabela, belakang telinga, belakang leher, alis mata, kelopak
mata, liang telinga luar, lipat naso labial, sternal, areola mammae,
lipatan bawah mammae pada wanita, interskapular, umbilikus, lipat
paha, daerah angogenital. Pada lesi berat, seluruh kepala tertutup oleh
krusta, kotor, dan berbau (cradle cap).
6. Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan.
7. Dokter menegakkan diagnosa klinis dermatitis seboroik berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
8. Petugas melakukan penanganana meliputi:
1) Pasien diminta untuk memperhatikan faktor predisposisi terjadinya
keluhan, misalnya stres emosional dan kurang tidur. Diet juga
disarankan untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak.
2) Farmakoterapi dilakukan dengan:
a.Topikal
Bayi:
• Pada lesi di kulit kepala bayi diberikan asam salisilat 3% dalam
minyak kelapa atau vehikulum yang larut air atau kompres
minyak kelapa hangat 1 kali sehari selama beberapa hari.
• Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama
beberapa hari.
• Selama pengobatan, rambut tetap dicuci.
Dewasa:
• Pada lesi di kulit kepala, diberikan shampo selenium sulfida 1,8
atau shampo ketokonazol 2%, zink pirition (shampo anti
ketombe), atau pemakaian preparat ter (liquor carbonis
detergent) 2-5 % dalam bentuk salep dengan frekuensi 2-3 kali
seminggu selama 5-15 menit per hari.
• Pada lesi di badan diberikan kortikosteroid topikal: Desonid
krim 0,05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan
fluosinolon asetonid krim 0,025%) selama maksimal 2
minggu.
• Pada kasus dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih
berat diberikan kortikosteroid kuat misalnya betametason
valerat krim 0,1%.
• Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan
pemberian ketokonazol krim 2%.
b.Oral sistemik
• Antihistamin sedatif yaitu: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per
hari selama 2 minggu, setirizin 1 x 10 mg per hari selama 2
minggu.
• Antihistamin non sedatif yaitu: loratadin 1x10 mgselama
maksimal 2 minggu.
9. Petugas melakukan konseling dan edukasi dengan:
1. Memberitahukan kepada orang tua untuk menjaga kebersihan bayi
dan rajin merawat kulit kepala bayi.
2. Memberitahukan kepada orang tua bahwa kelainan ini umumnya
muncul pada bulan-bulan pertama kehidupan dan membaik seiring
dengan pertambahan usia.
3. Memberikan informasi bahwa penyakit ini sukar disembuhkan
tetapi dapat terkontrol dengan mengontrol emosi dan psikisnya.
10. Petugas melakukan rujukan apabila tidak ada perbaikan dengan
pengobatan standar.
7. Diagram Alir
Melakukan Melakukanpeme
Anamnesa Pemeriksaan Fisik riksaan
penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan
diagnosa banding
Melakukan Menegakkan
konselling dan komplikasi
edukasi

8. Hal – hal yang -


perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Loket pendaftaran
2. Ruang rekam medik
3. Farmasi
10. Dokumen Rekam Medik.
Terkait
11. Rekaman
Historis

Anda mungkin juga menyukai