Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn.

S
DENGAN PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK RSUD TAMIANG LAYANG

A. PENGKAJIAN
Ruang / Kamar : Anggrek / Kmr 3
Tanggal Masuk RS : 18 Oktober 2018
Tanggal Pengkajian : 02 November 2018
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. S
b. Tempat Tanggal Lahir : Mungkur Nanakan, 13-02-1942
c. Umur : 62 tahun
d. Jenis kelamin : Laki-laki
e. Pendidikan : SR
f. Pekerjaan : Petani / Pekebun
g. Agama : Islam
h. Suku/Bangsa : Dayak Bakumpai / Indonesia
i. Alamat : Mungkur Nanakan
j. Diagnosa Medis : Pneumonia
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama :
Klien mengatakan”Batuk berdahak, sesak nafas, nyeri dada, tidak nafsu
makan”.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Sudah dari 2 tahun yang lalu saya mengalami sesak nafas seperti ini sampai
tidak mampu untuk bekerja lagi, selalu berada di tempat tidur dengan posisi
duduk dan selalu disediakan kursi untuk saya menundukkan kepala supaya
saya bisa bernafas. Sejak 2 tahun itu saya tidak pernah lagi tidur dalam posisi
berbaring.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit menular, seperti : TB
Paru, Hepatitis. Juga tidak pernah mengalami sakit degeneratif, seperti :
Diabetes Militus, Hipertensi,dll.
e. Riwayat Sosial
Klien mengatakan riwayat kehidupan sosial tidak ada masalah,selalu
melakukan kegiatan sosial di lingkungan keluarga dan masyarakat, seperti :
Apabila ada acara pernikahan atau kematian selalu datang apabila tidak ada
halangan.

3. Keadaan Umum
a. Kesadaran :Composmentis
b. Tanda-tanda Vital :
BP=120/100 mmHg, P=83x/m, RR=24x/m, T=35,8°C
c. Pengukuran BB dan TB :
BB=56 kg, TB=170 cm
4. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
No Area Fisik Hasil pemeriksaan Analisa
1 Kepala I: Terlihat tidak ada Tidak ditemukan
kelainan bentuk, rambut kelainan
warna hitam,keadaan
bersih, tidak berketombe
P: tidak ada masa, tidak
ada nyeri tekan

2 Mata I: bentuk semetris, bola Klien melihat


mata berwarna hitam, dengan jelas
konjungtiva normal
P: tidak ada odema
palpebra, pupil isokor

3 Telinga I: Bentuk semetris, warna Klien mendengar


sama dengan bagian dengan jelas
tubuh lainnya, posisi
sejajar, tidak tampak
kotoran telinga, lesi
ataupun benjolan
P: massa tidak ada, tidak
ada gangguan
pendengaran

4 Hidung I: Bentuk normal, tidak Indera penciuman


ada perdarahan dan polip berfungsi dengan
P: tidak ada nyeri tekan baik
5 Mulut I: Warna bibir normal, Dalam batas normal
mukosa bibir lembab,
gigi utuh bagian depan,
gusi normal,tidak ada
pembengkakan tonsil,t
idak ada sakit
teggorokan, tidak ada
gangnguan bicara
6 Leher I: Tidak ada kekakuan Dalam batas normal
pada leher tidak ada
JVD,tidak ada deviasi
trakea
P: tidak ada nyeri tekan
dan pembesaran kelenjar
limfe

7 Dada (Jantung & Paru) I: Bentuk dada normal, Dalam batas normal
warna kulit dada sama
dengan warna kulit
bagian lainnya
tidak ada lesi pada dada,
ekspansi dinding dada
semetris
P: tidak ada teraba
benjolan/ massa, nyeri
tekan, taktil fremitus
teraba simetris
P: pada perkusi terdengar
pekak, batas jantung
normal , suara nafas
sonor
A: suara jantung S1 dan
S2 tunggal. Auskultasi
paru vesikuler
8 Abdomen I: tidak tampak ada Dalam Batas Normal
kelainan
A: Bising usus 10x/m
P : Nyeri tekan
epigastrium
P: Tympani
9 Ekstremitas (atas & bawah) I: Tampak luka robek di Nyeri luka dan
lengan kiri atas ± 7 cm, perdarahan masih
infus dipasang di tangan aktif
sebelah kanan
P: akral teraba hangat

10 Kulit I: kulit tampak bersih, Nyeri luka dan


Tampak luka robek di perdarahan masih
lengan kiri atas ± 7 cm, aktif
turgor kulit baik
P: akral teraba hangat

5. Pengkajian Pola Kesehatan


a. Persepsi Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan kalau sakit membeli obat di warung dan bila tidak
sembuh klien berobat ke Pustu atau Puskesmas.
b. Pola Nutrisi Metabolik
1) Di Rumah : Jenis makan di rumah klien mengkonsumsi nasi, lauk pauk,
sayur-sayuran, buah-buahan. Tidak terlalu nafsu makan 2 kali sehari
dan hanya bisa menghabiskan 2-3 sendok makan. Klien hanya bias
minum air putih kurang lebih 2-3 gelas belimbing sehari itupun
dipaksakan.
2) Di Rumah Sakit : Klien mengatakan pola makan dan minum hampir
sama seperti di rumah.
c. Pola Eliminasi
1) Di Rumah : Klien mengatakan BAB kadang-kadang 1x sehari dengan
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan itupun BAB di tempat
tidur atau di pampers.
Klien BAK ± 3-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan klien
BAK di botol aqua ukuran 1,5 liter yang sudah dipotong atasnya.
2) Di Rumah Sakit : Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit
klien jarang BAB.
Klien mengatakan BAK dengan frekuensi kurang lebih sama dengan di
rumah dan dilakukan urin tampung.

d. Pola Aktivitas dan Latihan


1) Di Rumah : Aktivitas semua dibantu oleh keluarga karena sudah dua
tahun hanya berada di tempat tidur.
2) Di Rumah Sakit : Aktivitas semua dibantu oleh keluarga dan perawat,
karena sudah dua tahun hanya berada di tempat tidur.

e. Pola Tidur dan Istirahat


1) Di Rumah : Klien mengatakan tidur tidak teratur, bila datang sesak
sekali terbangun. Selama dua tahun ini klien tidur dengan posisi
telungkup di kursi yang disediakan di depannya.
2) Di Rumah Sakit : Pola tidur dan istirahat klien sama seperti di rumah.

f. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori


Selama sakit klien tidak mampu berpikir dan melakukan apa-apa,
sehingga penyelesaian masalah diserahkan sepenuhnya pada isteri dan
pihak keluarga.
g. Pola Konsep Diri
1) Body Image : Klien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan
membutuhkan pengobatan untuk bertahan hidup.
2) Self Ideal : Klien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat
dan mendapat perhatian yang cukup dari keluarga.
3) Self Eksterm : Klien mengatakan ingin cepat sembuh atau mengakhiri
derita ini dan pulang ke rumah.
4) Role : Klien sebagai suami dan kepala keluarga tetapi tidak
mampu melaksanakan tugasnya.
5) Identity : Klien bernama Tn.S dengan usia 62 tahun yang
beralamatkan di Mungkur nanakan, Hayaping.

h. Pola Peran dan Hubungan


Sebagai suami dan Bapak,masalah peran hubungan selama sakit tidak
mampu untuk melaksanakan tanggungjawabnya. Hubungan klien dengan
perawat serta petugas kesehatan lainnya baik. Klien tetap kooperatif dan
dapat berinteraksi baik dengan tenaga kesehatan serta hubungannya
dengan keluarga juga baik.
i. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Pola seksualitas dan reproduksi selama sakit tidak pernah sama sekali.
j. Pola Mekanisme Koping
Klien mengatakan bila terjadi masalah dengan dirinya, dia
mengkomunikasikan dengan isteri dan keluarga.
k. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
Klien mengatakan klien beragama islam dan tidak ada yang bertentangan
dengan keagamaan antara penyakit dan keyakinannya.
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

HEMATOLOGI

Hari/Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Analisa

Jumat, Hemoglobin 9,3 g/dl L 13 – 18 g/dl Terjadi


31 Oktober penurunan
2018 Hb
menyebabkan
penurunan
suplai
oksigen
dalam darah

Leukosit 5.700 /mm³ 3.200- 10.500 Normal

Hitung jenis Leukosit


:
Segmen 65% 37-73 Normal

Limposit 24% 15-45 Normal

Monosit 11% 0-10 Normal

Eritrosit 4,18 juta 4,4 juta- 5,6 Normal


juta
MCV 89 fl 80-100 Normal

MCH 28 pg 28-34 Normal

MCHC 31 g/dl 32-36 Normal

Trombosit 298.000 170.000 – Normal


/mm³ 380.000 / mm
Hematorit 29 % 40-50%

KIMIA DARAH
Jumat, GDS 70 mg/dl 110 – 115 Terjadi
31 Oktober mg/dl penurunan
2018 jumlah
glukosa
dalam darah

Kolesterol Total 79 mg/dl <200 mg/dl DBN

Trigliserida 72 mg/dl <200 mg/dl DBN

Ureum 38 mg/dl 17-43 mg/dl DBN

Kreatinin 1,0 mg/dl 0,6-1,3 mg/dl DBN

SGOT / AST 29 µ/L 0,3-1,2 µ/L Terjadi


gangguan
pada organ
hati

SGPT / ALT 11 µ/L 10-40 µ/L DBN

Bilirubin Total 0,3 g/dl 0,3-1,2 g/dl DBN

Bilirubin Direk 0,2 g/dl <0,2 g/dl

Albumin 2,8 g/dl 3,4-4,8 g/dl

C. MEDIKASI

Nama Indikasi Kontraindik Cara Kerja Efek Samping Konsiderasi


Obat asi Perawat
Inj. IV  Pengobatan  Riwayat Menurunkan  Nyeri dada,  Pemberia
Ranitidi sakit maag alergi produksi asam demam, n obat
ne 2x1 dan luka ranitidine lambung dengan napas mengguna
lambung  Ibu cara memblok pendek, kan
menyusui langsung sel batuk prinsip 12
dengan benar
 Pada penghasil asam lendir hijau  Kaji dan
penderita lambung atau kuning observasi
gagal  Mudah adanya
ginjal lebam atau tanda-
berdarah, tanda
tubuh alergi
lemas tanpa  Observasi
sebaba adanya
 Detak efek
jantung samping
lambat atau dari
cepat pemberian
 Masalah Ranitidin.
dengan
penglihatan
 Demam,
sakit
tenggoroka
n, dan sakit
kepala
disertai
ruam kulit
yang
merah,
mengelupas
dan
melepuh
 Mual, sakit
perut,
demam
ringan,
hilang
nafsu
makan, urin
berwarna
gelap, tinja
berwarna
gelap,
joundice
(mata dan
kulit
berwarna
kuning)
Inj. IV  Sebagai  Hipersensit  Menghambat  Sariawan,  Pemberia
Levoflo antibiotik if terhadap pertumbuhan Nyeri n obat
xacin yang Ceftriaxone bakteri atau tenggorokan mengguna
500 digunakan  Harap membunuh  Nyeri perut kan
mg/24 untuk berhati-hati bakteri dalam  Mual, prinsip 12
jam mengatasi jika tubuh muntah, benar
(1x500 berbagai menderita diare  Sebelum
mg) infeksi penyakit  Feses pemberian
bakteri liver, menjadi injeksi
 Mencegah ginjal, hitam Levofloxa
infeksi gangguan  Nafas cin
pada luka pencernaan pendek perawat
operasi (seperti  Perdarahan melakuka
cilitis), atau memar n skin tes
serta yang terjadi terlebih
penyakit spontan dahulu
kantong  Kelelahan  Memastik
empedu. atau merasa an hasil
 Obat ini lemas skin tes
tidak negatif,
disarankan baru bisa
untuk bayi dilakukan
baru lahir injeksi
dengan Ceftriaxo
kadar ne
bilirubin  Observasi
darah yang adanya
tinggi dan efek
bayi samping
prematur dari
karena pemberian
dapat Ceftriaxo
meningkatk ne.
an risiko
terjadinya
efek
samping
dari obat
 Obat ini
dapat
mengacauk
an hasil tes
laboratoriu
m, terutama
tes glukosa
pada urin.
Per oral  Merupakan  Hipersensit ISDN bekerja  Sakit kepala  Pemberia
Isosorbi obat untuk if terhadap dengan cara rasa n obat
de mengatasi asam ISDN melemaskan dan melayang, mengguna
Dinitrat nyeri dada  Pasien melebarkan pusing kan
e (angina) dengan pembuluh darah  Wajah dan prinsip 12
(ISDN) pada orang hivolemia, sehingga darah leher terasa benar
3x50 dengan hipotensi. dapat mengalir panas dan  Observasi
mg kondisi lebih mudah. memerah adanya
tertentu  Reaksi efek
(penyakit alergi berat samping
jantung (ruam, dari
koroner). gatal-gatal, pemberian
sulit ISDN
bernafas,
sesak
dada,bengka
k mulut,
wajah, bibir
atau lidah),
pingsan,
denyut
jantung
cepat atau
lambat,
mual, nyeri
dada baru
atau
memburuk,
muntah.
Per oral  Aspilet  Pasien Mekanisme  Sistem  Pemberia
Aspilet (aspirin) yang kerja dari obat pencernaan n obat
1x80 termasuk sensitif ini adalah : Mual, mengguna
mg dalam dengan dengan cara muntah, kan
kategori aspirin penghambatan anoreksia, prinsip 12
obat non-  Asma aktivitas COX- nyeri benar
steroid  Tukak 1, yang berperan epigastrium,  Observasi
anti- lambung untuk diare, luka adanya
inflammato  Perdarahan metabolismeenzi erosif dan efek
ry drug subkutan m utama dari ulseratif samping
(NSAID),  Hemofilia asam arakidonat  Sistem saraf dari
memiliki  Trombosito yang merupakan pusat : pemberian
efek anti penia prekusor Penggunaan aspilet.
inflamasi, prostaglandin jangka
nalgesik  Pasien yang panjang
dan dengan memainkan mungkin
antipiretik, terapi peran utama dapat
serta dapat antikoagula dalam menyebabk
menghamb n. patogenesis an pusing,
at agregasi peradangan, sakit kepala,
trombosit. nyeri dan gangguan
demam. penglihatan
Pengurangan reverasibel,
prostaglandin tinnitus,
(terutama E1) di meningitis
pusat aseptik.
termoregulasi  Sistem
menyebabkan hemopoietik
penurunan suhu :
tubuh akibat Trombosito
perluasan penia dan
pembuluh darah anemia,
pada kulit dan namun
sekresi keringat jarang
meningkat. Efek terjadi.
alagesik yang  Sistem
baik karena pembekuan
memiliki efek darah :
sentral dan Perpanjanga
perifer. n waktu
Mengurangi perdarahan.
agregasi  Sistem urine
trombosit, : dalam
adhesi platelet penggunaan
dan jangka
pembentukan panjang
trombus melalui dapat
penekanan menyebabk
sintesis an disfungsi
tromboksan A2 ginjal, gagal
dalam trombosit. ginjal akut,
Mengurangi sindrom
resiko infark nefrotik,
miokard pada namun
stenocardia yang jarang
tidak stabil terjadi.
 Reaksi
alergi :
Ruam kulit,
edema,
bronkospas
me

D. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS: Inflamasi trakeo bronkial
- Klien mengatakan”batuk dan parenkim paru Ketidakefektifan bersihan
berdahak dan sesak napas,  jalan nafas
- dahaknya terasa lengket di Pembentukan edema dan
tengorokkan dan sulit peningkatan produksi sputum
untuk dikeluarkan” 
DO: Sekret menumpuk
 Klien tampak kesulitan pada bronkus
bernapas 

 Klien duduk posisi Batuk berdahak

tengkurap bersandar di Sesak nafas

kursi 

 TTV: BP : 130/90 Ketidakefektifan bersihan


mmHg, P : 85x/m, T : jalan nafas
37,1°C RR : 32 x /m,
 Pernafasan cuping
hidung
 Takipnea (+)
 Dispnea (+)
 Pernafasan dangkal
 Penggunaan otot bantu
pernafasan (+)
 Perfusi paru redup
DS: Klien Bakteri, virus, parasit
mengatakan”batuk  Intoleransi aktivitas
berdahak, sesak nafas,
Infeksi saluran nafas bawah
tidak nafsu makan, lelah,

letih dan sudah 2 tahun ini
Parenkim paru
tidak pernah beraktivitas
ke luar dari tempat tidur”

DO: Koloni organisme patogen

 Klien tampak sangat 


lemah Antigen, respon hormonal
 Klien duduk posisi 
tengkurap bersandar di Antigen patogen berikatan
kursi dengan antibodi,
 Tampak terpasang Antigen antibodi berikatan
oksigen 3 l/m dengan molekul komponen
 Tampak oedem 
extremitas bawah
Kemotaksis netrofil dan
 TTV: BP : 110/80
makofag
mmHg, P : 85x/m, T :

37,1°C RR : 32 x /m
Aktivasi proses fagositosis

-
-
Penumpukan fibrin, eksudat,
eritrosit, leukosit

Pelepasan pirogen endogen

Merangsang saraf vagus,
hipotalamus meningkatkan
titik patokan suhu

Metabolisme meningkat

 penggunaan energi

Keletihan

Intoleransi aktivitas

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI DAN


EVALUASI
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan
obstruksi jalan nafas
Hasil yang Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
diharapkan
a. Monitor a. Takipnea, a. Memonitor DS: Klien
Setelah
frekuensi atau pernapasan frekuensi mengatakan”
dilakukan batuk berdahak
kedalaman dangkal, dan atau
perawatan dan sesak
pernapasan gerakan dada tak kedalaman
selama ± 30 - napas
dan gerakan simetris terjadi pernapasan
60 menit berkurang”
dada. karena dan gerakan
diharapkan DO:
b. Auskultasi peningkatan dada.
ketidakefektifa  Klien
area paru, tekanan dalam ( 9 am)
n bersihan jalan tampak
catat area paru dan b. Mengukur
masih sesak
nafas dapat
penurunan penyempitan TTV serta
teratasi  Klien
atau tak ada bronkus. Semakin mengauskult tampak tidak
sebagian /
aliran udara sempit dan tinggi asi area paru, menggunaka
berkurang
c. Bantu pasien tekanan semakin catat area n bantuan
latihan nafas meningkat penurunan nafas dengan
dengan kriteria dan batuk frekuensi atau tak ada pemberian
hasil : secara efektif. pernapasan. aliran udara oksigen

a. Klien d. Suction sesuai b. Suara mengi ( 12 AM )  Klien duduk


mampu indikasi. mengindikasikan c. Membantu posisi
tengkurap
bernafas e. Lakukan terdapatnya pasien
bersandar di
dengan fisioterapi penyempitan latihan nafas
kursi
mudah dada. bronkus oleh dan batuk
 TTV:
b. Mampu f. Berikan sputum. secara
BP : 107/76
mendemontr cairan Penurunan aliran efektif.
mmHg,
asikan batuk sedikitnya udara terjadi pada ( 09 AM ) P : 85x/m,
efektif dan 1000 ml/hari area konsolidasi d. Melakukan T : 37,1°C
suara nafas (kecuali dengan cairan. fisioterapi RR : 32 x /m
bersih, tidak kontraindikasi Krekels terjadi dada. A:
terjadi ). Tawarkan pada area paru (13.30 WIB) Ketidakefekti
dyspneu. air hangat yang banyak e. Menganjurka fan bersihan
c. Klien tidak daripada cairan n klien untuk jalan nafas
merasa dingin. eksudatnya. minum air teratasi
tercekik,ira g. Kolaborasi c. Nafas dalam hangat sebagian.
ma nafas, pemberian memudahkan daripada P: Lanjutkan
frekuensi obat ekspansi dingin. intervensi
nafas dalam bronkodilator maksimum paru- ( 10 AM )  Monitor
rentang dan mukolitik paru atau jalan f. Memberian frekuensi
normal. melalui napas lebih kecil. bronkodilato atau
d. Mampu inhalasi Batuk secara r dan kedalaman
mengidentifi (nebulizer). efektif mukolitik pernapasan
kasi dan mempermudah obat melalui dan
mencegah pengeluaran inhalasi gerakan
faktor yang dahak dan (nebulizer). dada.
dapat mengurangi ( 1 PM)  Ukur TTV
menghambat tingkat kelelahan  Lakukan
jalan nafas. akibat batuk. nebulisasi
d. Membantu sesuai jam
mengeluarkan pemberian.
sputum secara
mekanik dan
mencegah
obstruksi jalan
napas.
e. Merangsang
gerakan mekanik
lewat vibrasi
dinding dada
supaya sputum
mudah bergerak
keluar.
f. Meningkatkan
hidrasi sputum.
Air hangat
mengurangi
tingkat kekentalan
dahak sehingga
mudah
dikeluarkan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Hasil yang Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
diharapkan
a. Evaluasi a. Menetapkan a. Mengevalua S: Klien
Setelah
respons pasien kemampuan atau si respons mengatakan”
dilakukan
terhadap kebutuhan pasien pasien sesak nafas
perawatan berkurang,
aktivitas. dan memudahkan terhadap
selama 1 jam beraktivitas
Catat laporan pilihan intervensi. aktivitas.
diharapkan masih di
dispnea, b. Menurunkan stres Catat
intoleransi tempat tidur”
peningkatan dan rangsangan laporan
aktivitas O:
kelemahan berlebihan, dispnea,
teratasi  Klien
atau kelelahan meningkatkan peningkatan
sebagian tampak
b. Berikan istirahat. kelemahan
dengan kriteria lemah
lingkungan c. Tirah baring atau
hasil :  Klien duduk
tenang dan dipertahankan kelelahan
a. Mampu posisi
batasi selama fase akut ( 8 am)
berpindah tengkurap
pengunjung untuk b. Menciptaka bersandar di
dengan atau
selama fase menurunkan n kursi
tanpa
akut sesuai kebutuhan lingkungan  Klien
bantuan.
indikasi metabolik, tenang dan tampak tidak
b. Mampu
c. Dorong menghemat energi batasi menggunaka
melakukan
penggunaan untuk pengunjung n bantuan
aktivitas nafas
manajemen penyembuhan. selama fase
sehari-hari dengan
stres dan d. Pembatasan akut sesuai
dengan atau pemberian
pengalih yang aktivitas indikasi
tanpa oksigen
tepat. dilanjutkan ( 9 am )
bantuan.  TTV:
d. Jelaskan dengan respons c. Mendorong
c. TTV normal BP : 107/76
pentingnya individual pasien penggunaan
d. Status mmHg,
istirahat terhadap aktivitas manajemen
kardiopulmon P : 85x/m,
dalam rencana dan perbaikan stres dan T : 37,1°C
ary adekuat.
pengobatan kegagalan pengalih RR : 32 x /m
e. Status
dan perlunya pernapasan. yang tepat.
sirkulasi dan
respirasi keseimbangan e. Pasien mungkin ( 9 am ) A: Intoleransi
adekuat. aktivitas dan nyaman dengan d. Menjelaska aktivitas
istirahat. kepala tinggi, n belum
e. Bantu pasien tidur di kursi atau pentingnya teratasi.
memilih menunduk ke istirahat P: Lanjutkan
posisi nyaman depan meja atau dalam intervensi
untuk istirahat bantal. rencana  Ukur TTV
dan atau tidur. f. Meminimalkan pengobatan  Evaluasi
f. Bantu kelelahan dan dan respons
aktivitas membantu perlunya pasien
perawatan diri keseimbangan keseimbang terhadap
yang suplai dan an aktivitas aktivitas.
diperlukan. kenutuhan dan Catat
Berikan oksigen. istirahat. laporan
kemajuan ( 9.30 am ) dispnea,
peningkatan e. Membantu peningkata
aktivitas pasien n
selama fase memilih kelemahan
penyembuha. posisi atau
nyaman kelelahan
untuk  Ciptakan
istirahat dan lingkungan
atau tidur. yang
( 9 am ) tenang dan
f. Membantu aman
aktivitas  Batasi
perawatan pengunjun
diri yang g
diperlukan.  Bantu
g. Memberika aktivitas
n kemajuan pasien
peningkatan  Berikan
aktivitas posisi yang
selama fase nyaman
penyembuh bagi pasien
an.

F. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan Paraf
Sabtu, 19 Oktober S: Klien mengatakan” batuk berdahak dan sesak
2018 napas berkurang”
07.00 – 17.00 O:
 Klien tampak masih sesak
 Klien tampak tidak menggunakan bantuan
nafas dengan pemberian oksigen
 Klien duduk posisi tengkurap bersandar di
kursi
 TTV:
BP : 107/76 mmHg,
P : 85x/m,
T : 37,1°C RR : 32 x /m
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi
 Monitor frekuensi atau kedalaman
pernapasan dan gerakan dada.
 Ukur TTV
 Lakukan nebulisasi sesuai jam
pemberian.
I:
 Memonitor frekuensi atau kedalaman
pernapasan dan gerakan dada.
 Mengukur TTV.
 Memberikan nebulisasi sesuai jam
pemberian.
E: S: Klien mengatakan” batuk berdahak dan
sesak napas berkurang”
O:
 Klien tampak masih sesak
 Klien tampak tidak menggunakan selang
oksigen lg
 Klien duduk posisi tengkurap bersandar
di kursi
 TTV:
BP : 115/82 mmHg,
P : 79x/m,
T : 36,4°C
RR : 26x /m
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi
 Monitor frekuensi atau kedalaman
pernapasan dan gerakan dada.
 Ukur TTV
 Lakukan nebulisasi sesuai jam
pemberian

Sabtu, 20 Oktober S: Klien mengatakan”


2018 sesak nafas berkurang, beraktivitas masih di
07.00 – 17.00 tempat tidur”
O:
 Klien tampak lemah
 Klien duduk posisi tengkurap bersandar di
kursi
 Klien tampak tidak menggunakan bantuan
nafas dengan pemberian oksigen.
 TTV:
BP : 107/76 mmHg,
P : 85x/m,
T : 37,1°C RR : 32 x /m
A: Intoleransi aktivitas belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
 Ukur TTV
 Evaluasi respons pasien terhadap
aktivitas. Catat laporan dispnea,
peningkatan kelemahan atau kelelahan
 Ciptakan lingkungan yang tenang dan
aman
 Batasi pengunjung
 Bantu aktivitas pasien
 Berikan posisi yang nyaman bagi pasien
I:
 Mengevaluasi respons pasien terhadap
aktivitas. Mencatat laporan dispnea,
peningkatan kelemahan atau kelelahan.
 Menciptakan lingkungan yang tenang dan
aman.
 Membatasi pengunjung.
 Membantu aktivitas pasien.
 Memberikan posisi fowler.
E: S: Klien mengatakan”
sesak nafas berkurang, beraktivitas masih di
tempat tidur”
O:
 Klien tampak lemah
 Klien duduk posisi tengkurap bersandar
di kursi
 Klien tampak tidak menggunakan
bantuan nafas dengan pemberian oksigen.
 TTV:
BP : 115/82 mmHg,
P : 79x/m,
T : 36,4°C
RR : 26x /m
A: Intoleransi aktivitas belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
 Ukur TTV.
 Evaluasi respons pasien terhadap
aktivitas. Catat laporan dispnea,
peningkatan kelemahan atau
kelelahan.
 Ciptakan lingkungan yang tenang
dan aman.
 Batasi pengunjung.
 Bantu aktivitas pasien.
 Berikan posisi yang nyaman bagi
pasien.

Anda mungkin juga menyukai