Penilaian status gizi anak di fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit dll), tidak
didasarkan pada Berat Badan anak menurut Umur (BB/U). Pemeriksaan BB/U dilakukan untuk
memantau berat badan anak, sekaligus untuk melakukan deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi
kurang dan gizi buruk). Pemantauan berat badan anak dapat dilakukan di masyarakat (misalnya
posyandu) atau di sarana pelayanan kesehatan (misalnya puskesmas dan Klinik Tumbuh Kembang
Rumah Sakit), dalam bentuk kegiatan pemantauan Tumbuh Kembang Anak dengan menggunakan
KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
Status gizi anak < 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut
Panjang Badan (BB/PB); sedangkan anak umur ≥ 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel
Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Anak didiagnosis gizi buruk apabila secara klinis “Tampak sangat kurus dan atau edema
pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh” dan atau jika BB/PB atau BB/TB < - 3 SD atau
70% median. Sedangkan anak didiagnosis gizi kurang jika “BB/PB atau BB/TB < - 2 SD atau 80%
median”
Proses pemulangan anak dari rumah sakit harus meliputi hal berikut:
PARASETAMOL
2.2.1. Definisi
Parasetamol (asetaminofen) merupakan metabolit aktif dari fenasetin dengan efek
antipiretik dan analgesik lemah. Nama lain parasetamol antara lain :
a. Acetaminofen
b. APAP
c. Paracetamolo
d. Paracetanol
Nama IUPAC: N-(4-hydroxyphenyl) acetamide
FARMAKOKINETIK
Parasetamol diberikan secara oral dan diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran
cerna. Konsentrasi tertinggi di dalam plasma dicapai dalam 30-60 menit. Masa paruh plasma antara
1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh dan berikatan dengan protein plasma secara lemah.
Ikatan dengan protein plasma sebesar 25%. Parasetamol akan dimetabolisme di dalam hati oleh
enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida. Asetaminofen
akan dioksidasi oleh CYP2E1 membentuk metabolit yaitu N-acetyl-p-enzoquinone yang akan
berkonjugasi dengan glutation yang kemudian dieksresikan melalui ginjal. N-acetyl-p-
benzoquinone merupakan metabolit minor tetapi sangat aktif. Akan tetapi N-acetyl-p-
benzoquinone merupakan metabolit yang dapat merusak hati dan ginjal jika terkumpul dalam
jumlah besar. Parasetamol dieksresikan melalui ginjal, sebagian sebagai parasetamol (3%) dan
sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.
FARMAKODINAMIK
Parasetamol merupakan penghambat prostaglandin yang lemah dengan cara menghambat COX-1
dan COX-2 di jaringan perifer. Efek anti-inflamasi sangat lemah, sehingga parasetamol tidak
digunakan sebagai antireumatik. Penelitian terbaru Menyatakan bahwa parasetamol menghambat
secara selektif jenis lain dari enzim COX yang berbeda dari COX-1 dan COX-2 yaitu enzim
COX3. Sifat antipiretik dari parasetamol Dikarenakan efek langsung ke pusat pengaturan panas di
hipotalamus yang mengakibatkan vasodilatasi perifer, berkeringat, dan pembuangan panas.
INDIKASI
Indikasi Parasetamol digunakan sebagai:
1. Antipiretik/menurunkan panas, misal setelah imunisasi atau influenza
2. Analgesik/mengurangi rasa sakit, misal sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri.
KONTRAINDIKASI
Parasetamol kontraindikasi untuk diberikan kepada:
1. Penderita dengan ganggu an fungsi hati yang berat
2. Penderita yang hipersensitif terhadap parasetamol
Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali dengan maksimum 4g hari. Anak 6-
12 tahun: 150-300 mg/kali, maksimum 1,2 g/hari. Anak 1-6 tahun: 60-120 mg/kali dan bayi
dibawah 1 tahun: 60 mg/. Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau
sirup yang mengandung 120 mg/5ml. Selain itu parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi
tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan.