Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS


X-1 PADA MATERI HIDROKARBON DI SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK V


Nama Anggota :
1. Wahyu Novaldi (A1C113003)
2. Cici Anggraeni (A1C113004)
3. Dewi Wulandari (A1C113012)
4. Feronica Purba (A1C113026)
5. R.A Eflin Nawang Wulan (A1C113035)
6. Mayang Sari (A1C113036)

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr.rer.nat. ASRIAL, M.Si
Dra.FATRIA DEWI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang
sulit.Hal ini didukung oleh pendapat Wiseman (1981) yang menyatakan bahwa ilmu kimia merupakan
salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah dan mahasiswa, kesulitan mempelajari ilmu
kimia itu terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri.
Menurut Kean dan Middlecamp (1985) sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, ilmu kimia
merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya dan lahir sebagai hasil usaha kegiatan manusia
berdasarkan suatu metode ilmiah. Ilmu kimia lahir dari keinginana para ahli kimia untuk memperoleh
jawaban atas pertanyaan “apa” dan “mengapa” tentang sifat materi yang ada di alam, yang masing-masing
akan menghasilkan fakta dan pengetahuan teoritis tentang materi yang kebenarannya dapat dijelaskan
dengan logika matematika.
Sebagian aspek kimia bersifat “kasat mata” (visible), artinya dapat dibuat fakta kongkritnya dan
sebagaian aspek yang lain bersifat abstrak atau “tidak kasat mata” (invisible), artinya tidak dapat dibuat
fakta kongkritnya. Namun demikian, aspek kimia yang tidak dapat dibuat fakta kongkritnya harus bersifat
“kasat logika”, artinya kebenarannya dapat dibuktikan dengan logika matematika sehingga rasionalitasnya
dapat dirumuskan/diformulasikan.
Dengan demikian ilmu kimia dalam hal-hal tertentu yang bersifat teoritis menggunakan teori
kebenaran koherensi, dan dalam hal-hal yang berhubungan dengan fakta kongkrit (data empiris)
menggunakan teori kebenaran korespondensi. Jadi ilmu kimia dapat dikatakan merupakan suatu
pengetahuan yang objektif, metodik dan sistimatik serta berlaku universal. (Depdiknas, 2004).
Dalam menyajikan materi kimia agar menjadi lebih menarik dan bersahabat, seorang guru harus
memiliki kemampuan dalam mendesain kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa, misalnya dengan
mengkombinasikan metode pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai, sehingga
menimbulkan gairah dan sifat keingin tahuan bagi siswa.
Sejalan dengan hal tersebut Suprayekti (2003) mengatakan seorang guru harus memiliki ketrampilan
mengajar, mengelola tahapan belajar, memanfaatkan metode, menggunakan media pembelajaran, dan
mampu mengelola waktu.Kelima hal tersebut merupakan pendekatan guru untuk mengomunikasikan
tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan pembelajaran.Banyak objek yang dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran, oleh karena itu seorang guru harus mampu menciptakan media pembelajaran sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Penelitian yang akan dilakukan bertempat di SMA N 4 Kota Jambi, yaitu salah satu sekolah yang
menjadi tujuan utama para siswa yang berlokasi di daerah sekitarnya. Sebelum melaksanakan penelitian
diadakan observasi sekolah, wawancara dengan siswa SMA N 4 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015, dan
wawancara dengan guru kimia.
Dalam hal ini, peneliti memperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar kimia,
jarang melakukan kegiatan praktikum, guru lebih sering menggunakan metode ceramah yang monoton
dalam pembelajaran kimia di kelas, dan hasil belajar kimia siswa masih belum sesuai dengan syarat
ketuntasan belajar minimum sekolah.
Mata pelajaran kimia di SMA maupun MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang melibatkan
keterampilan dan penalaran, salah satu materi pelajaran kimia adalah konsep hidrokarbon.
Hidrokarbon merupakan salah satu konsep dari ilmu kimia yang cukup syarat dan sulit dipahami
siswa, karena mereka disamping harus bisa mengingat jenis-jenis senyawanya juga harus bisa mengenal
struktur dasar/gugus fungsionalnya dan dapat menuliskan ataupun menggambarkan rumus struktur dari
senyawanya.
Untuk itu, diperlukan suatu metode dan strategi pengajaran yang dapat menumbuhkan dan menarik
minat siswa untuk mempelajari materi-materi kimia di sekolah. Strategi pembelajaran merupakan hal yang
penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, karena dengan strategi pembelajaran yang tepat guru
dapat menciptakan kondisi belajar yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi pembelajaran kooperatif, strategi
pembelajaran dengan kooperatif (kerja kelompok 2–4 orang siswa) sangat baik untuk membantu para
siswa meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, permasalahan individu siswa dapat diselesaikan
bersama sehingga pemb elajaran dapat dapat dipercepat.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk dapat membantu para siswa
meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar dan menuntut siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap
keberhasilan diri dan kelompok mereka adalah model pembelajaran koopertif teknik jigsaw.
Jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif yang mana tiap siswa mendapat bagian atau tugas
masing-masing dan saling berkaitan antara tugas yang satu dengan yang lain, jika tiap tugas siswa tersebut
dianggap penting oleh tiap siswa maka metode ini akan berjalan dengan sangat efektif.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan utama dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dalam meningkatkan aktivitas
dan ketuntasan belajarsiswa kelas X-1 pada materi Hidrokarbon di SMAN 4 Kota Jambi?

1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah:
Meningkatkan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa kelas X-1 pada materi Hidrokarbon di SMAN 4
Kota Jambi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik
guru,siswa,peneliti maupun peneliti lain
1) Bagi siswa

Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan
masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berpikir
kritis,inovatif dan sistematis. Selain itu,merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang
ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat menerima perbedaan-
perbedaan dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.

2) Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian
ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran,karena siswa juga dapat dijadikan
sebagai sumber ilmu.
3) Bagi Sekolah

Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar
pada pelajaran lain, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran di
masa yang akan datang.
4) Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis,yaitu penulis dapat mengetahui apakah
pengaruh model kooperatif tipe jigsaw efektif dalam meningkatkan aktivitas dan ketuntasan
belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X-1.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Kooperatif


2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan teori-teoribelajar kognitif konstruktivis dan
teori belajar sosial, karenapembelajaran kooperatif sangat efektif untuk memperbaiki hubunganantar suku
dan etnik dalam kelas yang bersifat multikultural, danhubungan antara siswa biasa dengan siswa
penyandang cacat.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlahsiswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannyaberbeda. Dalam buku Cooperative Learning: Theory,
Research, andpractice disebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salahsatu metode mengajar
dimana siswa dibentuk ke dalam kelompok keciluntuk membantu kelompok lainnya dan mampu
berdiskusi danmengajukan pendapat dengan kelompok lainnya sehingga setiapkelompok dapat mengerti
pelajaran yang dipelajari.
Spencer mendefinisikan pembelajaran kooperatif seperti ini,cooperative learning is a successful
teaching strategy in which smallteams, each with students of different levels of ability, use a variety
oflearning activities to improve their understanding of a subject."Pendapat Spencer ini dapat diartikan
bahwa pembelajaran kooperatifdidefinisikan sebagai strategi belajar dalam kelompok kecil, dimanasiswa
dalam kelompok mempunyai kemampuan yang berbeda,menggunakan berbagai kegiatan dalam belajar
untuk meningkatkanpemahaman mereka.
Menurut Killen dalam Yurni Suasti (2003:326) menyatakanbahwa cooperative
learningmerupakan suatu teknik instruksional danfilosofi pembelajaran yang berusaha meningkatkan
kemampuan siswauntuk bekerja sama dalam kelompok kecil, guna memaksimalkankemampuan
belajarnya, dan belajar dari temannya, serta memimpindirinya."
Dari beberapa pendapat para pakar di atas dapat disimpulkanbahwa pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) adalah suatustrategi pembelajaran aktif yang di dalamnya siswa
dikelompokkansecara heterogen dan dituntut untuk saling bekerja sama dengan temannya, untuk
memaksimalkan kemampuan belajarnya dan mencapai keberhasilan dalam belajar.

2.1.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif


Arends menyatakan pembelajaran kooperatif dicirikan sebagai
berikut: struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif.Selanjutnya Carrin mengemukakan beberapa
ciri pembelajarankooperatif sebagai berikut:
 Setiap anggota memiliki peran
 Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa
 Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya danjuga teman-teman
sekelompoknya
 Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilaninterpersonal kelompok
 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan20
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajarankooperatif sebagaimana yang
dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu: penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu,
dankesempatan yang sama untuk berhasil. Menurut Wina Sanjaya (2006: 239) dalam
pembelajarankooperatif ada empat unsur penting, yaitu: (1) adanya peserta dalamkelompok; (2) adanya
aturan kelompok; (3) adanya upaya belajarsetiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus
dicapai22.Selanjutnya, dalam pembelajaran kooperatif terdapat pula limaunsur yang menurut Bennet ialah:
1) Ketergantungan yang positif, artinya kelompok siswa saling tergantung satu sama lain.
2) Akuntabilitas individual, artinya siswa selain bertanggung jawab secara bersama juga
bertanggung jawab secara individu
3) Interaksi tatap muka, artinya karena pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil interaksi
dapat terjadi secara langsung satu sama lain.
4) Menggunakan keterampilan sosial, yang merupakan bagian dari berfikir kritis untuk
menilai, menginterpretasikan informasi yang diperolehnya, artinya siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan interaksi seperti mengajukan pendapat, mendengarkan opini teman,
menampilkan kepemimpinan, kompromi, klarifikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan
5) Processing, yang terjadi pada saat anggota kelonpok mendiskusikan tingkat keberhasilan,
dan efektivitas kerja sama yang telah yang telah dilakukan dalam hal tingkat pencapaian
tujuan kelompok, bagaimana mereka bekerja sama, bagaimana mereka berlaku positif untuk
memungkinkan setiap individu dan kelompok secara keseluruhan.

2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


2.2.1 Pengertian Jigsaw
Jigsaw, bermula dikembangkan oleh Elliot Aronson dan temansejawatnya, merupakan contoh
strategi yang bagus untuk eksplorasibahan-bahan bacaan dengan banyak variasi dan menggunakan
kelasyang heterogen. Dalam instructional strategies online jigsawdidefinisikan sebagai berikut:
Jigsaw is a cooperative learning strategy that enables eachstudent of a “home” group to
specialize in one aspect of alearning unit. Students meet with members from other groupswho are assigned
the same aspect, and after mastering thematerial, return to the “home” group and teach the material
totheir group members.
Dari kutipan di atas jigsaw didefinisikan sebagai strategipembelajaran kooperatif yang
mengelompokkan siswa yang dalamkelompok tersebut masing-masing siswa mendapat satu topik
khusus,yang kemudian siswa tersebut berdiskusi dengan siswa dari kelompoklain yang mempunyai topik
yang sama sampai mereka memahamitopik tersebut. Setelah itu mereka kembali ke kelompok asalnya
danmengajarkan topiknya kepada teman kelompoknya.
Dalam bukunya Slavin mengemukakan, "Jigsaw is the one ofthe most flexible of the cooperative
learning methods". PendapatSlavin ini dapat diartikan bahwa jigsaw adalah salah satu metodepembelajaran
kooperatif yang mudah disesuaikan.Sunismi mendefinisikan jigsaw adalah "metode
pembelajarankooperatif yang dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa dalamtim yang
beranggotakan enam siswa, dalam mempelajari materiakademik terbagi menjadi sub-bab".
Dalam instructional strategies online dijelaskan langkah-langkah penerapan jigsaw sebagai
berikut:
1) Tiap siswa menerima bagian materi yang akan diperkenalkannyaatau dibahas
2) Siswa meninggalkan kelompok asal dan bergabung dalam kelompok ahli
3) Kelompok ahli mendiskusikan materi dan menemukan gagasan untuk menjelaskannya pada
teman kelompoknya di kelompok asal.
4) Anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal dan mengajarkan bagian materi mereka
dan mempelajari materi dari teman yang lain.
Dalam kelompok jigsaw setiap anggota mempunyai peranan penting dan bertanggung jawab atas
satu bagian bahan yang harus dikuasainya untuk diajarkan kembali kepada kelompok asalnya. Untuk
memudahkan dalam melaksanakan strategi ini terdapat sepuluh langkah yang mudah diikuti yaitu:
1) Tentukan para siswa sekitar 5 atau 6 orang siswa ke dalam kelompok jigsaw. Setiap
kelompok harus bermacam-macam yang berkenaan dengan jenis kelamin, suku, ras, dan
kemampuan.
2) Tunjuk satu siswa dari tiap kelompok sebagai ketua (leader) dengan syarat siswa tersebut
harus berpandangan dewasa dalam kelompok.
3) Tentukan bahan pelajaran ke dalam 5 atau 6 bagian.
4) Berikan tiap siswa dalam kelompok tersebut satu bagian, dan yakinkan para siswa bahwa
mereka berhubungan langsung dengan bagian yang lain dari mereka.
5) Berikan waktu kepada para siswa untuk mambaca bagian mereka dua kali yang menjadikan
mereka terbiasa dengan hal tersebut. Mereka tidak perlu mengingat semuanya.
6) Membentuk kelompok ahli sementara dengan menunjuk satu orang siswa dari masing-
masing kelompok jigsaw dengan bagian (bahasan) yang sama. Berikan waktu kepada
kelompok ahli tersebut untuk mendiskusikan pokok utama dari pembahasan mereka dan
berlatih untuk mempresentasikan kepada kelompok jigsaw mereka masing-masing.
7) Kembalikan para siswa kepada kelompok jigsaw mereka (kelompok asal).
8) Mintalah kepada tiap siswa untuk menerangkan bagiannya kepada kelompok jigsaw mereka.
Anjurkan kepada siswa lain pada kelompok jigsaw tersebut untuk bertanya dan meminta
penjelasan.
9) Mengamati setiap kelompok, jika terdapat masalah dalam kelompok (seperti dominasi
kelompok oleh satu orang), dekatilah pada saat yang tepat. Yang pada akhirnya kelompok
tersebut akan ditangani oleh ketuanya. Ketua dapat dilatih dengan membisikkan instruksi
bagaimana cara mencampuri masalah tersebut, sampai ketua tersebut dapat mengatasinya.
10) Diakhir pembahasan, berikan kuis kepada siswa tentang materi tersebut, jadi para siswa
dengan cepat menyadari pembahasan, jadi pembahasan ini tidak hanya menyenangkan tetapi
juga berharga.40

Kesepuluh langkah tersebut di atas dapat dikecilkan lagi menjadi tiga tahap yaitu:
1) Tahap awal
Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil beranggotakan 3–5 orang (kelompok
asal atau home group) dan siswa diberi kode nomor urut. Kemudian masing-masing siswa
diberi bahan berupa topik umum.
2) Tahap ahli
Setelah kelompok asal terbentuk, siswa diroling untuk membentuk kelompok baru sesuai
dengan topik yang dipertanggungjawabkan. Kelompok ini disebut kelompok ahli, selanjutnya
dalam kelompok ahli ini mereka secara bersama-sama mendiskusikan topik yang diberikan
sehingga menjadi ahli dalam topik tersebut.
3) Tahap Serangkai
Pada tahap ini peserta kelompok yang telah memiliki keahlian sesuai dengan topik yang
mereka bahas di kelompok ahli, kembali ke kelompok semula (home group). Mereka
bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan kepada
teman-temannya di kelompok asal.
Ilustrasi atau gambaran teknik jigsaw ini dapat dilihat padagambar di bawah ini.
1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

kelompok asal
2 2
1 1 3 3 4 4
2 2
1 1 3 3 4 4
Kelompok ahli

Gambar 1 : Ilustrasi Kelompok jigsaw

Jadi, teknik jigsaw dapat didefinisikan sebagai metode pembelajaran berkelompok yang
terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli dimana setiap anggota kelompok asal akan
bergabung dalam kelompok-kelompok ahli sesuai dengan topik yang diberikan dari masing-
masing anggota dari kelompok asal. Sehingga setiap anggota kelompok akan berperan aktif
dalam kelompoknya.
Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri
didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang posotif ( saling memberi tahu ) terhadap teman
sekelompok . Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang
mencakup topik materi yang telah dibahas.
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis
dengan baik.

2.2.2 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw


Elliot Aronson mengatakan keunggulan penerapanpembelajaran kooperatif teknik jigsaw adalah
keefektifan dan efisiendalam mempelajari suatu materi, dan lebih penting lagi dalamprosesnya dapat
mendorong siswa untuk mendengar, memakai waktu,dan menumbuhkan rasa empati terhadap pemberian
tiap anggotakelompok yang bagiannya juga penting dalam mencapai tujuan.

2.2.3 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw


Selain kelebihan, pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw jugamempunyaibeberapa kelemahan yaitu
sebagai berikut:
1. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas dan siswa tidak belajar jika mereka
ditempatkan dalam grup.
2. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,
sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan
siswa yang lebih pandai.
3. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih
payahnya.
4. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau
keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.
5. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu
orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.
6. Waktu yang digunakan akan lebih banyak, jika penggunaannya tidak terkontrol dan tidak
tepat.

2.3 Aktivitas Belajar


Sehubungan dengan permasalahan diatas, untuk mengatasi perlu dicari
jalankeluarnya.Memberikan pemahaman kepada siswa dalam proses pembelajaran
yang aktif perlu dilakukan. Belajar aktif merupakan suatu suatu pendekatan
dalam pengelolaan sistim pembelajaran , melalui cara -cara belajar aktif dalam
menuju belajar mandiri.
Seorang siswa dikatakan telah belajar dengan aktif,apabila yang bersangkutan
didalam proses pembelajaran telah melakukan sebagian besar pekerjaan,berpikir
menyelesaikan masalahnya,mampu dan berani mengemukakan pendapat dan mengajukan
pertanyaan,membuat kesimpulan,menerapkan apa yang dipelajari,mendiskusikan dengan
mengajarkan kepada orang lain (Silbermen).

2.4 Ketuntasan Belajar


Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar setelah
mengikuti usaha belajar, ketuntasan belajar merupakan dasar yang digunakan
untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai suatu materi pelajaran.Menurut
Nawawi yang dikutip Ruspiwanti (2003:10). Ketuntasan belajar adalah“tingkat keberhasilan
seseorang dalam mengikuti pelajaran, yang telah dinyatakandalam bentuk angka yang
diproleh dari proses evaluasi”.
Berdasarkan pendapattersebut maka hasil belajar merupakan prestasi dari kegiatan
belajar sedangkan belajar lebih menekankan pada proses kegiatan bukan pada hasil
belajarnya. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan bermacam cara, sesuai dengan
keadaan. Bila seseorang telah melakukan kegiatan belajar, maka dalamdirinya akan terjadi
perubahan-perubahan yang merupakan pernyataan perbuatan belajar. Perubahan tersebut
disebut hasil belajar.
Berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh sebagai hasil belajar, terdapat
tiga tipe hasil belajar yaitu
1. Tipe hasil belajar kognitif
meliputipengetahuan,pemahaman,penerapan,analisis,sintesis dan evaluasi
2. Tipe hasil belajar afektif meliputi penerimaan, jawaban,penilaian, organisi dan
karakteristik nilai
3. Tipe hasil belajar Psikomotorik meliputi tingkatan keterampilan (Sudjana,2004:50).
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi ukuran hasil belajar
siswa adalah ranah kognitif ,afektif dan ranah psikomotor.Semakin tinggi taraf tingkat yang
dicapai maka akan menjadi baik pula kualitas hasil belajar yangdidapatkan.Dari pernyataan
diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu faktor penentu penguasaan siswa
terhadap apa-apa yang disampaikan kepadanya dalam kegiatan belajar,dimana penguasaan itu
dapat berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
2.5Karakter Materi Kimia
2.5.1 Hakikat Kimia
Kimia adalah salah satu bidang ilmu yang tergolong ilmupengetahuan alam (IPA) di samping fisika,
geologi, astronomi, danbiologi.Akan tetapi, Kimia mengkhususkan diri pada struktur, susunan,sifat, dan
perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi.
Banyak pendapat yang muncul tentang pengertian kimia, dipandang daripengetahuan dan
pengalaman.Keenan dalam bukunya, kimia UntukUniversitas mengatakan bahwa kimia adalah ilmu yang
mempelajaritentang bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialamimateri dalam proses-
proses alamiah maupun dalam eksperimen yangdirencanakan.Sedangkan menurut Balitbang
Depdiknas, kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan padaeksperimen
yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, danbagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang
berkaitan dengankomposisi, struktur dan sifat tranformasi, dinamika, dan energitika zat.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian kimia yang telahdikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kimia adalah ilmu yangmempelajari bahan penyusun suatu benda, reaksi-reaksi yang terjadi
padabenda, serta perubahan-perubahan yang terjadi pada benda itu baik secarafisik maupun kimiawi.

2.5.2 Konsep Senyawa Hidrokarbon


Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang palingsederhana, hanya terdiri dari unsur karbon
(C) dan hidrogen (H).Meskipun hanya terdiri atas dua jenis unsur, hidrokarbon merupakan suatukelompok
besar senyawa.46 Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yangdipelajari di SMA/MA kelas X.
Hidrokarbon digolongkan berdasarkanbentuk rantai karbon dan jenis ikatannya.Berdasarkan bentuk
rantaikarbonnya, hidrokarbon digolongkan ke dalam hidrokarbon alifatik danvalisiklik.Sedangkan
berdasarkan jenis ikatannya hidrokarbon digolongkanvkedalam hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal) dan
Hidrokarbon tak jenuh(Ikatan rangkap)
Hidrokarbon merupakan salah satu konsep dari ilmu kimia yangcukup syarat dan sulit dipahami siswa
karena mereka di samping harusbisa mengingat jenis-jenis senyawanya, juga harus bisa mengenal
strukturdasar/gugus fungsionalnya dan dapat menuliskan ataupun menggambarkanrumus struktur dari
senyawanya.Adapun indikator-indikator yang harus dicapai pada materisenyawa hidrokarbon adalah
sebagai berikut:
a. Menguji keberadaan unsur-unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon.
b. Menganalisis kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
c. Menjelaskan atom karbon dalam membentuk karboksida.
d. Membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarter.
e. Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatandan tata namanya.
f. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon denganmassa molekul relatifnya dan bentuk
strukturnya.
g. Menjelaskan konsep isomer dan penerapannya pada sifat senyawahidrokarbon.
h. Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna

2.6 Kerangka Berpikir dalam Penurunan Hipotesis


Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diriindividu berkat adanya interaksi
antar individu dan individu denganlingkungannya. Belajar dalam kimia dapat diartikan sebagai suatu
kegiatanyang bersifat eksperimen guna mengungkap rahasia alam.Kunci pokok untukmemperoleh ukuran
dan hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai adalahmengetahui garis-garis indikator dikaitkan dengan
jenis prestasi atau hasilbelajar yang hendak diungkapkan atau diukur.
Dalam menunjang keberhasilan belajar, penggunaan metode danstrategi yang dilaksanakan oleh
guru merupakan salah satu faktor yang sangatpenting karena dengan adanya strategi dan metode dapat
mempengaruhitingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana,hanya terdiri dari unsur
karbon (C) dan hidrogen (H).Meskipun hanya terdiriatas dua jenis unsur, hidrokarbon merupakan suatu
kelompok besar senyawa.Hidrokarbon merupakan salah satu konsep dari ilmu kimia yang cukup syaratdan
sulit dipahami siswa karena mereka di samping harus bisa mengingatjenis-jenis senyawanya, juga harus
bisa mengenal struktur dasar/gugusfungsionalnya dan dapat menuliskan ataupun menggambarkan rumus
strukturdari senyawanya.
Dengan melihat konsep hidrokarbon yang cukup kompleksdan kesulitan yang dialami siswa pada
konsep ini, maka dapat digunakanmetode pembelajaran berkelompok yang menuntut siswa agar aktif
danbekerja sama dengan teman sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.
Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut salah satu caranya adalahdengan menggunakan strategi
pembelajaran yang efektif, yang menuntut siswauntuk aktif dan bekerja sama dalam pemecahan suatu
masalah. Salah satustrategi yang menuntut siswa aktif dan bekerja sama adalah metodepembelajaran
kooperatif teknik jigsaw.
Metode ini dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk memantapkan siswa dalam menguasai
pengetahuan, meningkatkan keaktifandan keterampilan serta sikap siswa. Dengan menggunakan metode
inidiharapkan siswa-siswi dalam mengikuti pelajaran kimia akan meningkatkankeaktifan siswa serta dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan.

2.7 Hipotesis Tindakan


Sebagai upaya untuk menemukan jawaban dalam penelitian ini penulismengajukan hipotesis
sebagai jawaban sementara dari masalah yang telahdirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan yang
sifatnya sementara dan dibuatberdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya dalam
sebuahpenelitian. Oleh karena itu, penggunaan strategi kooperatif teknik Jigsawdapat meningkatkan hasil
belajar kimia siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian bertempat di SMA N 4 Kota Jambiyangberalamat di jalan Ir. H. Juanda Kota
Jambi.Waktupenelitian berlangsung pada tanggal 03 April s/d 12 Juni 2015.

3.2. Subyek Penelitian


Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA N 4 Kota Jambi yang berjumlah 28 siswa, terdiri
atas 12 laki-laki dan16 perempuan.
3.3. Langkah – langkah Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini terdiri dari duasiklus.Hal ini telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan pendapat Suyitno(2005: 3) yang menyatakan bahwa dalam penelitian tindakan
kelas perlu adasiklus kegiatan sekurang-kurangnya dua siklus, dimana pada siklus kegiatanpembelajaran di
mulai dari perencanaan, persiapan tindakan, pemantauan atauobservasi, dan refleksi.Perencanaan pada
kegiatan pembelajaran siklus Ididasarkan pada identifikasi masalah yang ditemukan, apakah
masalahtersebut terjadi karena kondisi pembelajaran siswa atau guru.Perencanaantindakan untuk siklus II
didasarkan pada hasil refleksi hasil belajar siswa padakegiatan pembelajaran siklus I.

Siklus 3.3.1 Perencanaan  Menetapkan materi bahan ajar dalam pembelajaran


1
 Menentukan model pembelajaran

 Menyusun skenario model Jigsaw

 Menyusun rencana pembelajaran sebagai acuan


pelaksanaan proses pembelajaran

 Menyusun LKK (lembaga kerja kelompok)

 Membuat lembar observasi aktivitas siswa

 Membuat lembar observasi aktifitas guru

 Menetapkan indikator ketercapaian

3.3.2 Pelaksanaan Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario

A. Kegiatan pra PBM

 Guru-guru menyiapkan bahan ajar sesuai kompetensi


dasar yang akan dibahas

 Guru mengambil absensi

 Guru menyiapkan lembaran LKK (lembaran kerja


kelompok)

B. Kegiatan awal

 Menjelaskan tentang SK dan KD yang akan dibahas

 Guru menanyakan tugas yang diberikan tentang kelompok


unsur

 Guru membagi kelompok asal yang terdiri dari 4-6 orang


dengan kemampuan yang berbeda menjadi 6 kelompok

C. Kegiatan inti

 Siswa diminta mencabut lot untuk menentukan materi


mana yang harus dikuasainya (terdiri dari 6 sub materi)

 Siswa yang mempunyai nomor yang sama (materi yang


sama) berkumpul berdiskusi untuk menguasai materi yang
ditugaskan kepada mereka, dan menyusun strategi untuk
menyampaikan kepada temannya kelompok ini disebut
kelompok ahli

 Siswa ahli tiap topik kembali ke kelompok asal dan


menerangkan kepada siswa pada kelompok asalnya dengan
cara yang bergantian (kelompok asal ini disebut kelompok
jigsaw)

 Siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua


topik

D. Kegiatan akhir

 Penghitungan skor kelompok

 Guru memberikan reward kepada kelompok yang berhasil


dengan nilai yang baik dan memotivasi kelompok lain
yang masih dibawah ketuntasan minimal (KKM)

3.3.3 Pengamatan Pada tahap ini aktivitas peneliti dan siswa selama
kegiatanpembelajaran berlangsung di pantau oleh guru mitra
denganmenggunakan pedoman lembar observasi aktivitas peneliti
danaktivitas siswa

3.3.4 Evaluasi Mengevaluasi Lembar Observasi Aktivitas guru dan aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran model JIGSAW

3.3.5 Analisa Menganalisa hasil evaluasi dari lembar observasi Aktivitas guru
dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran model JIGSAW

3.3.6 Refleksi Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus
dikumpulkanuntuk dianalisis dan selanjutnya diadakan refleksi
terhadap hasilanalisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui ada
tidaknyapeningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan.
Hasil belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan
pertimbangan siklus berikutnya.
Siklus II
Siklus ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus 1.

3.4 Alat Pengumpul Data


3.4.1Lembar Observasi
Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan
siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw, dimana dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktvitas guru
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdan lembar observasi aktivitas
siswa. Sampel untuk angket terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
sebanyak 28 siswa. Angket diberikan setelah pembelajaran dan kuis telah dijalankan. Siswa
diberitahu bahwa apapun sisi dari angket tidak akan mempengaruhi nilai.

LEMBAR OBSERVASI

Komponen Siswa
No Hal yang Diamati Skor

Siswa 1 2 3 4

1 Keaktifan Siswa:

1. Siswa aktif mencatat materi pelajaran


2. Siswa aktif bertanya
3. Siswa aktif mengajukan ide
2 Perhatian Siswa:
1. Diam, tenang
2. Terfokus pada materi
3. Antusias
3 Kedisiplinan:
1. Kehadiran/absensi
2. Datang tepat waktu
3. Pulang tepat waktu
4 Penugasan/Resitasi:
1. Mengerjakan semua tugas
2. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya
3. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan;
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik

Komponen Guru
No Hal yang Diamati Skor
Guru 1 2 3 4

1 Penguasaan Materi:

a. Kelancaran menjelaskan materi

b. Kemampuan menjawab pertanyaan

c. Keragaman pemberian contoh

2 Sistematika penyajian:

a. Ketuntasan uraian materi

b. Uraian materi mengarah pada tujuan

c. Urutan materi sesuai dengan SKKD

3 Penerapan Metode:

a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi

b. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang

digunakan

c.Mudah diikuti siswa

4 Penggunaan Media:

1. Ketepatan pemilihan media dengan materi


2. Ketrampilan menggunakan media
3. Media memperjelas terhadap materi

5 Performance:
1. Kejelasan suara yang diucapkan
2. Kekomunikatifan guru dengan siswa
3. Keluwesan sikap guru dengan siswa

6 Pemberian Motivasi:
1. Keantusiasan guru dalam mengajar
2. Kepedulian guru terhadap siswa
3. Ketepatan pemberian reward dan punishman
Keterangan;
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik

3.4.2Tes Ketuntasan Belajar


Data hasil belajar awal diperoleh dengan menggunakan kuis. Skor hasil kuis
merupakan hasil siswa setelah mendapatkan perlakuan. Metode tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa mengenai model pembelajaran kooperatif jigsaw pada materi
hidrokarbon.

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Analisis Angket Respon Siswa
Hasil angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dianalisis dengan
mempresentasikan hasil jawaban siswa dengan rumus
P= 100%
Keterangan
P = presentasi jawaban responden
F= jumlah jawaban ‘’ya’’ responde
N= jumlah responden
Kemudian hasil dari responden siswa dapat dikategorikan kedalam kriteria seperti
yang terdapat pada tabel 1.5
No Presentase Kategori

1 0% - 20% Sangat lemah

2 21% - 40% Lemahkuat

3 41% - 60% Cukup

4 61% - 80% Kuat

5 81% - 100% Sangat kuat

Jika hasil persentase respon siswa masuk dalam kategori kuat dengan persentase 61%
- 80%, maka model pembelajaran kooperatif jigsaw tersebut layak untuk digunakan dalam
proses pembelajaran.

3.5.2 Analisis Aktivitas Guru


Pengamatan terhadap aktivitas guru dala mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa
dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Untuk menganalisis hasil penilaian
yang diberikan oleh pengamat terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar digunakan ketentuan sebagai berikut :
1,00 – 1,50 = tidak baik
1,60 – 2,50 = kurang baik
2,60 – 3,50 = baik
3,60 – 4,00 = baik sekali

3.5.3 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa


Analisis ketuntasan belajar siswa dilakukan dengan menganalisis hasil kuis siswa
pada materi hidrokarbon. Soal-soal kuis yang diberikan sesuai dengan indikator yang ada dan
dinilai sesuai dengan rubrik penilaian. Soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda dan
essai. Nilai tersebut diperoleh dengan rumus
Nilai = x 100
Keterangan
B=jumlah soal yang benar
N=jumlah total soal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika siswa dikelas tersebut telah mecapai % ketuntasan
klasikal yang ditetapkan oleh SMA tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arends,R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill Companies
Arends,R.I. 2001. Learning to Teach. New York ; McGraw Hill Companies
Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas (untuk: Guru). Bandung: CV. YramaWidya, 2006.
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Coffey, Heather, “Jigsaw”, dari http://www.learnnc.org/Ip/pages/4653, 20 April 2015.
Kagan, Spencer. “Cooperative Learning.” San Clamente: Kagan Publishing, 1994diambil
dariwww.KaganOnline.com.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, danImplementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Purnama, Bulan. “Penelitian Tindakan Kelas.” diakses pada 29 April 2008
dariwww.infopendidikankita.blogspot.com.
Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachusetts :Allyn and Bacon
Publishe
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: RemajaRosdakarya, 2001.
Suhardjo.Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan ProfesiGuru. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Widaningsih, Wahyu. dkk. “Cooperative Learning sebagai Model Pembelajaran
Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika.” diambil dari http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/03/kel-
3-cooperative-learning-sebagai_05.html, 19 April 2015

Anda mungkin juga menyukai

  • Kimia
    Kimia
    Dokumen30 halaman
    Kimia
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • Ukbm - Kim - 3.11 4.11 2 2 2
    Ukbm - Kim - 3.11 4.11 2 2 2
    Dokumen12 halaman
    Ukbm - Kim - 3.11 4.11 2 2 2
    Sonia hadjaweo
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ajar SKL
    Bahan Ajar SKL
    Dokumen31 halaman
    Bahan Ajar SKL
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • Elektrokimia
    Elektrokimia
    Dokumen8 halaman
    Elektrokimia
    Ichi YuRuna
    Belum ada peringkat
  • 298 Cover PDF
    298 Cover PDF
    Dokumen24 halaman
    298 Cover PDF
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • UKBM KD 311 Makromolekul OK
    UKBM KD 311 Makromolekul OK
    Dokumen17 halaman
    UKBM KD 311 Makromolekul OK
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • Soal Kimia Larutan Penyangga
    Soal Kimia Larutan Penyangga
    Dokumen11 halaman
    Soal Kimia Larutan Penyangga
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • 09 Soal Kimia - Ipa
    09 Soal Kimia - Ipa
    Dokumen9 halaman
    09 Soal Kimia - Ipa
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    100% (1)
  • Kimia
    Kimia
    Dokumen18 halaman
    Kimia
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • Modul Lesetimbangan
    Modul Lesetimbangan
    Dokumen31 halaman
    Modul Lesetimbangan
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    0% (1)
  • (PDF) Makalah Strategi Pembelajaran Kimia
    (PDF) Makalah Strategi Pembelajaran Kimia
    Dokumen25 halaman
    (PDF) Makalah Strategi Pembelajaran Kimia
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    0% (1)
  • Bahan Ajar SKL
    Bahan Ajar SKL
    Dokumen31 halaman
    Bahan Ajar SKL
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • Elektron Valensi
    Elektron Valensi
    Dokumen13 halaman
    Elektron Valensi
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • Modul Termokimia Xi Mia Sman 30
    Modul Termokimia Xi Mia Sman 30
    Dokumen27 halaman
    Modul Termokimia Xi Mia Sman 30
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    100% (1)
  • PTK Kimia
    PTK Kimia
    Dokumen198 halaman
    PTK Kimia
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • Proposal PTK Laju Reaksi
    Proposal PTK Laju Reaksi
    Dokumen26 halaman
    Proposal PTK Laju Reaksi
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    Belum ada peringkat
  • 125 Soal Latihan Ukg Paedagogik & Kunci Jawaban
    125 Soal Latihan Ukg Paedagogik & Kunci Jawaban
    Dokumen16 halaman
    125 Soal Latihan Ukg Paedagogik & Kunci Jawaban
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    0% (1)
  • PTK Kimia Hidrokarbon 2
    PTK Kimia Hidrokarbon 2
    Dokumen121 halaman
    PTK Kimia Hidrokarbon 2
    ꓰꓡꓡꓰꓠ-ꓓꓰꓖꓰꓠꓰꓣꓰꓢꓢ.
    100% (2)