Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr.rer.nat. ASRIAL, M.Si
Dra.FATRIA DEWI, M.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah:
Meningkatkan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa kelas X-1 pada materi Hidrokarbon di SMAN 4
Kota Jambi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan
masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berpikir
kritis,inovatif dan sistematis. Selain itu,merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang
ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat menerima perbedaan-
perbedaan dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.
2) Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian
ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran,karena siswa juga dapat dijadikan
sebagai sumber ilmu.
3) Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar
pada pelajaran lain, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran di
masa yang akan datang.
4) Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis,yaitu penulis dapat mengetahui apakah
pengaruh model kooperatif tipe jigsaw efektif dalam meningkatkan aktivitas dan ketuntasan
belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X-1.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Kesepuluh langkah tersebut di atas dapat dikecilkan lagi menjadi tiga tahap yaitu:
1) Tahap awal
Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil beranggotakan 3–5 orang (kelompok
asal atau home group) dan siswa diberi kode nomor urut. Kemudian masing-masing siswa
diberi bahan berupa topik umum.
2) Tahap ahli
Setelah kelompok asal terbentuk, siswa diroling untuk membentuk kelompok baru sesuai
dengan topik yang dipertanggungjawabkan. Kelompok ini disebut kelompok ahli, selanjutnya
dalam kelompok ahli ini mereka secara bersama-sama mendiskusikan topik yang diberikan
sehingga menjadi ahli dalam topik tersebut.
3) Tahap Serangkai
Pada tahap ini peserta kelompok yang telah memiliki keahlian sesuai dengan topik yang
mereka bahas di kelompok ahli, kembali ke kelompok semula (home group). Mereka
bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan kepada
teman-temannya di kelompok asal.
Ilustrasi atau gambaran teknik jigsaw ini dapat dilihat padagambar di bawah ini.
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
kelompok asal
2 2
1 1 3 3 4 4
2 2
1 1 3 3 4 4
Kelompok ahli
Jadi, teknik jigsaw dapat didefinisikan sebagai metode pembelajaran berkelompok yang
terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli dimana setiap anggota kelompok asal akan
bergabung dalam kelompok-kelompok ahli sesuai dengan topik yang diberikan dari masing-
masing anggota dari kelompok asal. Sehingga setiap anggota kelompok akan berperan aktif
dalam kelompoknya.
Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri
didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang posotif ( saling memberi tahu ) terhadap teman
sekelompok . Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang
mencakup topik materi yang telah dibahas.
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis
dengan baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Kegiatan awal
C. Kegiatan inti
D. Kegiatan akhir
3.3.3 Pengamatan Pada tahap ini aktivitas peneliti dan siswa selama
kegiatanpembelajaran berlangsung di pantau oleh guru mitra
denganmenggunakan pedoman lembar observasi aktivitas peneliti
danaktivitas siswa
3.3.4 Evaluasi Mengevaluasi Lembar Observasi Aktivitas guru dan aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran model JIGSAW
3.3.5 Analisa Menganalisa hasil evaluasi dari lembar observasi Aktivitas guru
dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran model JIGSAW
3.3.6 Refleksi Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus
dikumpulkanuntuk dianalisis dan selanjutnya diadakan refleksi
terhadap hasilanalisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui ada
tidaknyapeningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan.
Hasil belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan
pertimbangan siklus berikutnya.
Siklus II
Siklus ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus 1.
LEMBAR OBSERVASI
Komponen Siswa
No Hal yang Diamati Skor
Siswa 1 2 3 4
1 Keaktifan Siswa:
Keterangan;
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik
Komponen Guru
No Hal yang Diamati Skor
Guru 1 2 3 4
1 Penguasaan Materi:
2 Sistematika penyajian:
3 Penerapan Metode:
digunakan
4 Penggunaan Media:
5 Performance:
1. Kejelasan suara yang diucapkan
2. Kekomunikatifan guru dengan siswa
3. Keluwesan sikap guru dengan siswa
6 Pemberian Motivasi:
1. Keantusiasan guru dalam mengajar
2. Kepedulian guru terhadap siswa
3. Ketepatan pemberian reward dan punishman
Keterangan;
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik
Jika hasil persentase respon siswa masuk dalam kategori kuat dengan persentase 61%
- 80%, maka model pembelajaran kooperatif jigsaw tersebut layak untuk digunakan dalam
proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arends,R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill Companies
Arends,R.I. 2001. Learning to Teach. New York ; McGraw Hill Companies
Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas (untuk: Guru). Bandung: CV. YramaWidya, 2006.
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Coffey, Heather, “Jigsaw”, dari http://www.learnnc.org/Ip/pages/4653, 20 April 2015.
Kagan, Spencer. “Cooperative Learning.” San Clamente: Kagan Publishing, 1994diambil
dariwww.KaganOnline.com.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, danImplementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Purnama, Bulan. “Penelitian Tindakan Kelas.” diakses pada 29 April 2008
dariwww.infopendidikankita.blogspot.com.
Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachusetts :Allyn and Bacon
Publishe
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: RemajaRosdakarya, 2001.
Suhardjo.Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan ProfesiGuru. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Widaningsih, Wahyu. dkk. “Cooperative Learning sebagai Model Pembelajaran
Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika.” diambil dari http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/03/kel-
3-cooperative-learning-sebagai_05.html, 19 April 2015