Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS ( DM )

DI SUSUN OLEH

Ar. Megawahyuni (70900118036)


Nur Ridha Sasmitha (70900118026)
Lilisriani (70900118021)
Muh. Sabir (70900118032)
Hardianti (70900118005)
Rosmini (70900118040)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 1


1. Topik : Diabetes Mellitus
2. Sasaran : Pasien dan Keluarga ruangan perawatan PJT
RSWS
3. Waktu dan Tempat
 Tempat : Pusat Jantung Terpadu, Lt. 5, Ruang 511
 Waktu : Jum’at, 8 November 2018 (09.00-10.00)
4. Alokasi Waktu : 60 menit
5. Pemberi Materi : Mahasiswa
6. Metode : Ceramah dan diskusi
7. Media : Leaflet
8. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, peserta mampu memahami
tentang konsep DM.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
(1) Mengetahui dan memahami definisi DM.
(2) Mengetahui dan memahami faktor risiko DM.
(3) Mengetahui dan memahami gejala DM.
(4) Mengetahui dan memahami pencegahan DM.
(5) Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik DM.
(6) Mengetahui dan memahami cara mengontrol DM.
(7) Mengetahui dan memahami komplikasi DM.
9. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi DM.
2. Faktor risiko DM.
3. Gejala DM.
4. Pencegahan DM.
5. Pemeriksaan diagnostik DM.
6. Cara mengontrol DM.
7. Komplikasi DM.

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 2


10. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media

Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -


2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2. Mendengarkan Tanya
dan pokok materi yang akan dan Jawab
disampaikan memperhatikan
4. Menggali pengetahuan pasien 3. Menjawab
tentang diabetes mellitus pertanyaan
Penyajian 45 Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Ceramah Leaflet
menit 1. Definisi DM. dan dan dan PPT
2. Faktor risiko DM. memperhatikan Tanya
3. Gejala DM. 2. Menganjukan Jawab
4. Pencegahan DM. pertanyaan
5. Pemeriksaan diagnostik
DM.
6. Cara mengontrol DM.
7. Komplikasi DM.
Penutup 10 1. Penegasan materi 1. Menjawab Tanya -
menit 2. Meminta peserta untuk pertanyaan yang Jawab
menjelaskan kembali materi diberikan oleh
yang telah disampaikan penyuluh
dengan singkat menggunakan 2. Membalas
bahasa peserta sendiri salam
3. Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang materi
yang telah disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 3


11. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Peralatan dan media penyuluhan siap
 Penyelenggaraan penyuluhan di lakukan di R.29 RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
 Tepat waktu dalam pelaksanaan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
 Peserta memperhatikan dan mendengarkan pemateri dengan seksama
 80% peserta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
 100% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi hasil
 Peserta mampu memahami mengenai diabetes mellitus
 80 % peserta mampu menjawab pertanyaan saat evaluasi
12. Materi
(terlampir)

MATERI PENYULUHAN

I. DIABETES MELITUS
1. Pengertian DM

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 4


Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik yang disertai berbagai
kelainan akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Sedangkan menurut Francis dan John
(2000), Diabetes mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin
atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya. Menurut Brooker
(2001), Diabetes Mellitus adalah penyakit dimana penderita tidak bisa mengontrol
kadar gula dalam tubuhnya. Tubuh akan selalu kekurangan ataupun keleihan gula
sehingga mengganggu sistem kerja tubuh secara keseluruhan.

2. Faktor Resiko
a) Riwayat
- Diabetes dalam keluarga
- Diabetes gestasional
- Melahirkan bayi dengan berat badan >4kg
- Kista ovarium (Polycystic Ovary Sindrome)
- IFC atau IGT
b) Obesitas >120% berat badan ideal
Obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin dari dalam sel target
insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang efektif
dalam meningkatkan efek metabolik yang biasa.
c) Umur : 20-59th (8,7%) dan >65th (18%)
d) Etnik/ras : ras kulit hitam risiko naik
e) Hipertensi >140/90mmHg
f) Hiperlipidemia : kadar HDL rendah <35mg/dl
kadar lipid darah tinggi >250mg/dl

g) Faktor-faktor lain :
- kurang olahraga dan pola makan rendah serat, tinggi lemak, rendah
karbohidrat
- pernah mengalami gangguan toleransi glukosa kemudian normal
kembali
- riwayat terkena penyakit infeksi virus, misalnya virus rubella,
morbili
- riwayat lama mengkonsumsi obat-obatan atau suntikan golongan
kortikosteroid.

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 5


3. Gejala
Gejala khas pada Diabetes Mellitus adalah :
a) Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing
b) Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
polusi,sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum
c) Polipogi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(kelaparan) sehingga untuk memenuhinya klien akan banyak makan. Tetapi
walaupun banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai
pada pembuluh darah.
d) Berat badan turun, lemas, cepat lelah, tenaga kurang
Karena glukosa tidak dapat ditransport ke dalam sel maka sel kekurangan cairan
dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut,
sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofi danpenurunan secara
otomatis. Karena otot kurang mendapat makanan, maka klien tidak/kurang
bertenaga, cepat lelah
e) Keluhan lain
- Mata kabur. Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa-sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa sehingga menyebakan pembentukan katarak.
- Meningkatnya kadar gula darah dan air seni
- Kesemutan pada ekstremitas, gatal sekitar kemaluan terutama pada wanita, visus
menurun, bisul/luka yang lama sembuh, keputihan, mudah mengantuk, infeksi
kulit, pruritus vulva pada wanita, peka rasa dan kram otot
- Timbul gejala ketoasidosis dan samnolen bila berat
- Gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi ateroklerosis
- Kemampuan seksual menurun atau bahkan impotensi pada pria
- Kulit terasa panas (medangen) atau seperti tertusuk jarum
- Rasa tebal di kulit/baal : terjadi gangguan dalam proses regenerasi sel
persyarafan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur
protein. Akibatnya banyak sel persyarafan terutama perifer rusak

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 6


- Gigi mudah lepas dan mudah goyah
- Terjadi hambatan dalam pertumbuhan dalam anak-anak
4. Pencegahan
a. Menjaga berat badan tetap seimbang
b. Mempertahankan program olahraga teratur
c. Tidak makan terlalu banyak makanan yang mengandung gula tinggi.
d. Minimal 30 menit dalam 3 hari dalam seminggu
e. Budayakan hidup sehat
f. Hindari merokok dan asap rokok
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu (GDS)
b. Pemeriksaan glukosa darah puasa (GDP)
Bukan DM Belum pasti DM Pasti DM
Kadar glukosa darah sewaktu:
- Plasma vena < 110 110 – 199 > 200
- Darah kapiler
< 90 90 – 199 > 200
Kadar glukosa darah puasa:
- Plasma vena < 110 110 – 125 > 126
- Darah kapiler
< 90 90 – 109 > 110

c. Pemeriksaan glukosa darah 2 jam setelah makan (GDPP)


d. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Cara pemeriksaan TTGO menurut WHO adalah:
1. 3 hari sebelum pemeriksaan, pasien makan seperti biasa
2. Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak
3. Pasien puasa semalam selama 10 – 12 jam
4. Periksa glukosa darah puasa
5. Berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum
dalam waktu 5 menit
6. Periksa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa
7. Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
e. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/l
f. Gas darah arteri: biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
g. Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
h. Insulin darah: mungkin menurun/bahkan tidak ada (pada tipe 1) atau normal
sampai tinggi (pada tipe 2)
i. Urine: gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 7


j. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernapasan dan infeksi pasa luka.
k. Tes HbA1c: dianggap DM jika kadar HbA1c  6,5 % pada 2 pemeriksaan yang
terpisah.
6. Cara mengontrol diabetes
Tujuan utama terapi :mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus, yaitu :
1) Diet
a) Syarat diet Diabetes Mellitus hendaknya dapat :
- memperbaiki kesehatan umum penderita
- mengarahkan pada berat badan normal
- menormalkan pertumbuhan Diabetes Mellitus anak dan
dewasa muda
- mempertahankan kadar gula darah normal
- menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati
diabetik
- memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan
penderita
- menarik dan mudah diberikan
b) Prinsip diet Diabetes Mellitus, 3J yaitu :
- Jumlah sesuai kebutuhan
- Jadwal diet ketat (harus sesuai dengan intervalnya)
- Jenis : boleh dimakan atau tidak
c) Diet Diabetes Mellitus sesuai paket-paket yang telah disesuaikan
dengan kandungan kalorinya
- Diet DM I : 1100 kalori
- Diet DM II : 1300 kalori
- Diet DM III : 1500 kalori
- Diet DM IV : 1700 kalori
- Diet DM V : 1900 kalori
- Diet DM VI : 2100 kalori
- Diet DM VII : 2300 kalori
- Diet DMVIII : 2500 kalori
2) Latihan
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4x/minggu) selama kurang
lebih 30menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
penyakit penderita. Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 8


biasa selama 30menit, olahraga sedang dengan berjalan cepat selama
20menit dan olahraga berat jogging.
3) Penyuluhan : untuk memberikan informasi atau edukasi pada penderita
Diabetes Mellitus
4) Obat
Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
a. Mekanisme kerja sulfanilurea :
- Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
- Menurunkan ambang sekresi insulin
- Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan
glukosa
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan
berat badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang
beratnya sedikit lebih. Klorpropamid kurang dianjurkan pada
keadaan insufisiensi renal dan orang tua karena risiko
hipoglikemi yang berkepanjangan, demikian juga
gibenklamid. Glukuidon juga dipakai untuk pasien dengan
gangguan fungsi hatiatau ginjal.
b. Biguanida
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah
normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini
dianjurkan untuk pasien gemuk (IMT >30) sebagai obat tunggal.
Pada pasien dengan berat badan lebih (IMT 27-30) dapat
dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea
c. Inhibitor alfa glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa
glukosidase di dalam saluran cerna, sehingga menurunkan
penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascapandrial
d. Insulin sensitizing agent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai
efek farmakologi, meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga
bisa mengatasi masalah resistensi insulin dan berbagai masalah

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 9


akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia, obat
ini belum beredar Indonesia.
Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM :
- Diabetes Mellitus dengan berat badan menurun
cepat/kurus
- Ketoasidosis, asidosislaktat, koma hiperosmolar
- Diabetes Mellitus yang mengalami stres berat (infeksi
sistematik, operasi berat, dll)
- Diabetes Mellitus gestasional yang tak terkendali dengan
perencanaan makan
- Diabetes Mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan
obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada
kontraindikasi dengan obat tersebut.
7. Komplikasi
1) Akut
a Diabetik Ketoasidosis (DKA) merupakan defisiensi insulin berat dan akut
dari suatu perjalanan Diabetes mellitus. DKA disebabkan oleh tidak adanya
insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata
b Koma Hiperglikemi Hiperosmolar NonKetotik (KHHNK) merupakan
keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemi dan disertai
perubahan tingkat kesadaran salah satu perbedaan utama KHHNK dengan
DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHNK
c Hipoglikemi (kadar glukosa darah <50-60mg/dl) akibat pemberian preparat
insulin atau preparat oral berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit.
Tanda hipoglikemi : rasa lapar, gemetar, keringat dingin,pusing, dsb.

2) Kronik : terjadi pada semua pembluh darah di seluruh tubuh (Angopati diabetik)
a Mikrovaskuler
- Penyakit ginjal/nefropati diabetik
Bila kadar GDT, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stres
yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin
- Retinopati
Penyakit mata (katarak) disebabkan karena hiperglikemi yang
berkepanjangan yang menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan
lensa
- Neuropati

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 10


Diabetes Mellitus dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf
otonom, medulla spinalis. Akumulasi sorbital dan perubahan-perubahan
metabolik lain dalam sintesa dan fungsi myelin yang dikaitkan dengan
hiperglikemi dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf
b Makrovaskuler
Jantung
- Hipertensi : penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya ke
seluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik
- Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan
mengerasnya arter (arteriosclerosis) dengan risiko penderita penyakit
jantung koroner atau stroke
- Kaki diabetik
- Pembuluh darah otak : pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan
sehingga suplai darah ke otak menurun
- Rentan infeksi : TBC paru, gingivitis, ISK

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 11


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. E. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC, 2000


Jan Tambayong. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC, 2000
Towarto, Wartonal. Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika, 2007
Alimul H., A. Aziz. Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika, 2006
NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta : EGC, 2009
Sugondo S., dkk. Penatalaksanaan DM Terpadu. Cetakan ke enam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2007
J. Corwin, Elizabeth. Buku Saku Patofisiologi edisi 3. Terjemahan Nike Budhi
Subekti. Jakarta : EGC, 2009
L. Brasher, Valentina. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen edisi
2. Terjemahan H.Y. Kuncara. Jakarta : EGC, 2007

| Penyuluhan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 12

Anda mungkin juga menyukai