JOB I
KADAR AIR AGREGAT HALUS
ABSTRAK
Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat terhadap
berat agregat. Metode pengukuran kadar air agregat halus perlu dilakukan agar diketahui
nilai kadar air dalam agregat halus yang selanjutnya digunakan dalam perencanaan beton.
Kadar Air diperoleh dengan membandingkan berat benda uji basah terhadap berat agregat
kering, ditentukan dalam persen. Angka kadar air yang diperoleh dari pemeriksaan ini yaitu
11,99 %. Ketetapan (SNI 03-4804-1998). dalam kadar air agregat halus maksimal 5%.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air yang digunakan sebagai pencampur adukan beton agar terjadi eaksi kimia
dengan semen yang disebut proses hidrasi. Selain itu air berfungsi untuk melumasi
campuran agar mudah pekerjaannya. Oleh karena itu air digunakan sebagai pen
campur adukan beton dan perawatan perlu memiliki kualitas yang baik, agar di
hasilkan beton yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian, yang
terbentuk dari proses alami atau hasil alat pemecah batu mekanis. Agregat halus
juga merupakan agregat dengan butiran-butiran yang lolos saringan 4,75 mm.
Kadar air yaitu banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat terhadap berat
agregat. Metode pengukur kadar air agregat halus perlu dilakukan agar di ketahui
nilai kadar air dalam agregat halus yang selanjutnya akan digunakan dalam
perencanaan beton. Presentase kadar air agregat halus yang diperbolehkan adalah
maksimal 5 % ditentukan terhadap berat uji kering.
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kadar air agregat halus yaitu
contoh pasir 3062 gram.
3. PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Persiapan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menimbang berat talang ( W1 ).
c. Memasukkan benda uji pasir ke dalam talang lalu ditimbang ( W2 ).
d. Menghitung berat benda uji ( W3 = W2 – W1 ).
e. Memasukkan benda uji dan talang ke dalam oven pada suhu ( 110±5 )
0
C sampai beratnya tetap ; yang dimaksud dengan beratnya tetap yaitu
keadaan berat benda benda uji selama 3X proses penimbangan dan
pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut, tidak
akan mengalami perubahan kadar air lebih besar daripada 0,1%. (
pemanasan yang dilakukan dalam pemeriksaan ini selama 24 jam ).
3.2.Pelaksanaan
a. Menimbang berat cawan dan benda uji setelah oven ( W4 ).
b. Menghitung berat benda uji kering oven ( W5 = W4 – W1 ).
4. PERHITUNGAN
Data terlampir.
5. PEMBAHASAN
a. Menghitung berat benda uji basah ( W3 )
1. Rumus :
W3 = W2 – W1
Keterangan :
W3 = berat benda uji ( gram )
W2 = berat wadah ditambah benda uji ( gram )
W1 = berat wadah ( gram )
2. Penyelesaian
Pemeriksaan 1
W3 = W2 – W1
= 1748 – 252
= 1496 gram
Pemeriksaan 2
W3 = W2 – W1
= 1844 – 278
= 1566 gram
b. Menghitung berat benda uji kering setelah di oven ( W5 )
1. Rumus :
W5 = W4 – W1
Keterangan :
W5 = berat benda uji kering setelah di oven ( gram )
W4 = berat wadah ditambah benda uji setelah di oven ( gram )
W1 = berat wadah ( gram )
2. Penyelesaian
Pemeriksaan 1
W5 = W4 – W1
= 1590 – 152
= 1338 gram
Pemeriksaan 2
W5 = W4 – W1
= 1674 – 278
= 1396 gram
Keterangan:
KA = Kadar air ( % )
100 % = Konstanta
W3 = Berat benda uji ( gram )
W5 = Berat benda uji kering setelah di oven ( gram )
2. Penyelesaian
Pemeriksaan 1
KA
1496 – 1338 x 100 %
=
1338
= 11,81 %
Pemeriksaan 2
8. REFERENSI
Referensi yang digunakan dalam pemeriksaan ini, yaitu:
a. Job Sheet Bahan Bangunan dan Pengujian I, SI.
b. ASTM C-33 specification concrete aggregates.
c. ASTM C-70-94 (reapproved 2001) standard test method for surface
moisture in fine aggregates.
d. Kardiyono T., Ir.M.E. 1992. Buku Ajar I Teknologi Beton, Penerbit
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta.
e. L.J. Murdock, Brook K.M., Stefanus Hendarto : Bahan dan Praktek
Beton, edisi 4
f. SNI
9. LAMPIRAN
Lampiran 1
TABEL DATA
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS
NILAI
URAIAN UNIT
I II
Gram
Berat Wadah W1 252 278
Gram
Berat Benda Uji Kering Oven W5 1338 1396
Lampiran 2
TABEL HASIL PERHITUNGAN