Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK PASIEN APENDISITIS AKUT BERDASARKAN

PENILAIAN SKOR ALVARADO DI RS PERTAMINA BINTANG


AMIN BANDAR LAMPUNG
2015-2016

Disusun Oleh : EVINA NURULITA


Npm : 13310123
Pembimbing I : dr. Indra Kumala Sp.B
Pembimbing II: dr. H. Edy Ramdhani

ABSTRAK laboratorium didapatkan leukosit >10.000/ml


sebanyak 42 pasien (63,6%) dan pergeseran ke
Latar Belakang: Apendisitis akut merupakan kiri netrofil >75% sebanyak 39 pasien
penyebab paling sering dari nyeri abdomen (59,1%).
akut. Diagnosis apendisitis ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan Kata Kunci: Apendisitis akut, Skor Alvarado.
pemeriksaan laboratorium. Salah satu upaya
untuk mendiagnosis apendisitis akut secara Kepustakaan: 22: (2000-2016)
mudah dan cepat ialah dengan menggunakan
ABSTRACT
skor Alvarado.
Background: Acute appendicitis is the most
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui
common cause of acute abdominal pain. The
Karakteristik Pasien Apendisitis Akut
diagnosis of acute appendicitis is based on
Berdasarkan Penilaian Skor Alvarado di RS
history, clinical examination, and laboratory
Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
investigations. Alvarado scoring system is one
tahun 2015-2016.
of the instruments used to diagnose acute
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang appendicitis simply and quickly.
digunakan adalah metode deskriptif dengan
Objective: Determining Characteristics of
pendekatan retrospektif menggunakan studi
Acute Appendicitis Patients Using Alvarado
rekam medik. Populasi penelitian ini adalah
Score at Hospital RS Pertamina Bintang Amin
semua pasien apendisitis di RS Pertamina
Bandar Lampung 2015-2016.
Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2015-
2016. Sampel yang didapatkan berdasarkan Methods: This type of research is descriptive
rumus Slovin dan kriteria inklusi dan eksklusi retrospective study using medical records. The
pada penelitian ini berjumlah 66 pasien study population was all patients with
appendisitis akut dan menggunakan Purposive appendicitis in Hospital RS Pertamina
Sampling. Bintang Amin Bandar Lampung 2015-2016.
Sample were obtained based on the formula
Hasil Penelitian: Gejala klinis pasien
Slovin an inclusion and exclusion criteria in
apendisitis akut berupa nyeri berpindah ke
this study amounted to 66 acute appendicitis
kuadran kanan bawah abdomen sebanyak 8
and taken using Purposive Sampling.
pasien (12,1%), anoreksia sebanyak 48 pasien
(72,7%), mual atau muntah sebanyak 22 Results: Clinical symptoms of acute
pasien (33,3%). Pemeriksaan fisik pasien appendicitis patients in the form of pain shifts
apendisitis akut berupa nyeri tekan di kuadran to the right lower quadrant of the abdomen of
kanan bawah abdomen sebanyak 66 pasien 8 patients (12,1%), anorexia of 48 patients
(100%), nyeri tekan lepas sebanyak 62 pasien (72,7%), nausea or vomiting of 22 patients
(93,9%), suhu tubuh >37,2ºC sebanyak 27 (33,3%). Physical examination of acute
pasien (40,9%). Hasil pemeriksaan appendicitis patients in the form of tenderness

1
in the right lower quadrant of the abdomen of Insidensi apendisitis di Bandar
66 patients (100%), tenderness off as many as Lampung terbilang cukup tinggi. Berdasarkan
62 patients (93,9%), body temperature data yang diperoleh didapatkan bahwa pasien
>37,2°C total of 27 patients (40,9%). apendisitis tercatat sebanyak 495 orang. Pasien
Laboratory results obtained leukocytes tersebut terdiri dari pasien rawat jalan
>10.000/ml were 42 patients (63,6%) and a sebanyak 306 orang dan yang dirawat inap
leftward shift of neutrophils >75% were 39 sebanyak 189 orang pada tahun 2010
patients (59,1%). (Humaera, 2016).
Angka mortalitas apendisitis secara
Keywords: Acute appendicitis, Alvarado keseluruhan adalah 0,2-0,8% yang disebabkan
score. oleh komplikasi pada intervensi bedah dan
keterlambatan diagnostic. Pada pasien anak,
Bibliography: 22: (2000-2016)
angka mortalitasnya 0,1%-1% sedangkan pada
Latar Belakang pasien dengan usia diatas 70 tahun, angka
mortalitasnya menjadi diatas 20%, Insidensi
Apendisitis akut merupakan perforasi lebih tinggi pada pasien usia <18
peradangan akut pada apendiks vermiformis tahun dan >50 tahun, hal ini kemungkinan
(umbai cacing) yang berlokasi dekat katub terjadi terkait keterlambatan diagnosis dan
ileosekal dan merupakan penyebab tersering terapi yang kemudian meningkatkan resiko
nyeri abdomen akut dan memerlukan tindakan morbiditas dan mortalitas (Craig, 2012).
bedah segera untuk mencegah komplikasi Untuk mengurangi angka morbiditas
yang umumnya berbahaya. Sedangkan batasan dan mortalitas pada apendisitis akut maka
apendisitis akut adalah apendisitis yang terjadi perlu dibuat diagnosis yang tepat. Diagnosis
secara akut yang memerlukan intervensi bedah apendisitis ditegakkan sebagian besar
(Sjamsuhidajat, 2011). berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
World Health Organization (WHO) pemeriksaan laboratorium sebagai
memperkirakan insidensi apendisitis di dunia pemeriksaan penunjang. Salah satu upaya
tahun 2007 mencapai 7% dari keseluruhan untuk mendiagnosis apendisitis akut secara
jumlah penduduk dunia. Di Amerika Serikat, mudah, cepat dan tidak invasive ialah dengan
setiap tahunnya dilaporkan sebanyak 250.000 menggunakan skor Alvarado (Rosai J, 2012).
kasus apendisitis per 1 juta pasien. Insidensi Pada tahun 1986, Alfredo Alvarado
apendisitis akut telah menurun terus sejak membuat system skoring sederhana untuk
akhir tahun 1940, dimana kejadian apendisitis mendiagnosis apendisitis akut berdasarkan
akut saat ini yaitu 1,1 kasus per 1000 pada 8 faktor yang umumnya didapatkan pada
penduduk pertahun. Sedangkan di Negara Asia pasien apendisitis akut yaitu 3 gejala
dan Afrika, kejadian apendisitis akut lebih diantaranya migrasi nyeri dari periumbilikalis
rendah karena penduduknya yang memiliki atau epigastrium ke kuadran kanan bawah
kebiasaan untuk memakan makanan berserat abdomen, mual atau muntah, dan anoreksia, 3
(Craig, 2012). tanda diantaranya nyeri tekan pada kuadran
Sementara untuk Indonesia sendiri kanan bawah, nyeri tekan lepas, dan
apendisitis merupakan penyakit dengan urutan meningkatnya suhu tubuh >37,2ºC, dan 2
keempat terbanyak pada tahun 2006. Data temuan laboratorium berupa leukositosis dan
yang dirilis oleh Departemen Kesehatan RI pergeseran ke kiri netrofil >75%. Interpretasi
pada tahun 2008 jumlah penderita apendisitis skor Alvarado ditetapkan dengan nilai skor <5
di Indonesia mencapai 591.819 orang dan = Kemungkinan bukan apendisitis, skor 5-6 =
meningkat pada tahun 2009 sebesar 596.132 Mungkin Apendisitis, skor 7-8 =
orang. Kelompok usia yang umumnya Kemungkinan besar apendisitis, skor 9-10 =
mengalami apendisitis yaitu pada usia antara Pasti apendisitis (Winn R, 2004).
10-30 tahun. Dimana insidensi laki-laki lebih Penelitian ini menunjukan bahwa skor
tinggi daripada perempuan (Eylin, 2009). Alvarado berguna untuk menentukan apakah

2
seseorang perlu dirawat atau dapat retrospektif menggunakan studi rekam medik.
dipulangkan. Dan Sistem skor Alvarado dapat Populasi penelitian ini adalah semua pasien
menjadi pedoman yang mudah dan murah apendisitis di RS Pertamina Bintang Amin
untuk dokter umum dalam menegakkan Bandar Lampung tahun 2015-2016. Sampel
diagnosis apendisitis akut dan waktu yang yang didapatkan berdasarkan rumus Slovin
tepat merujuk pasien ke rumah sakit. Akan dan kriteria inklusi dan eksklusi pada
tetapi, pasien harus dipesan untuk segera penelitian ini berjumlah 66 pasien appendisitis
kembali ke rumah sakit untuk reevaluasi akut dan menggunakan Purposive Sampling.
setelah 24 jam atau bila gejala bertambah
buruk (Chan MYP, 2003). kriteria inklusi :
Sensitivitas dari skor Alvarado pada
1. Pasien yang terdiagnosis apendisitis akut di
beberapa penelitian dilaporkan 73%-80%
RS Pertamina Bintang Amin tahun 2015-
dengan spesifisitas sekitar 67%-82% dan
2016.
negative appendectomy rate 11,3% (Malla,
2. Data identitas pasien tercatat lengkap yang
2014). Pada beberapa penelitian disebutkan
terdiagnosis apendisitis akut di RS
bahwa skor Alvarado memiliki sensitivitas dan
Pertamina Bintang Amin tahun 2015-2016.
spesifitas yang rendah untuk mendiagnosa
3. Pasien dengan hasil pemeriksaan yang
pasien dengan kecurigaan apendisitis akut
lengkap.
terutama pada pasien wanita dengan usia
produktif dan pasien anak-anak (Wilasrusmee, kriteria eksklusi:
2014). Penelitian Tranggono (2000) tentang
“Akurasi sistem skor Alvarado dalam 1. Pasien dalam perawatan mengalami
menegakkan diagnosa apendisitis akut” secara apendisitis perforasi tanpa komplikasi
cross sectional retrospektif memperoleh nilai 2. Pasien dalam perawatan mengalami
spesifisitas 69,09%, nilai sensitifitas 71,43% apendisitis kronis
dan ketepatan diagnostik 69,74%. 3. Pasien dalam perawatan mengalami
apendisitis massa atau infiltrat.
Metode Penelitian 4. Pasien dalam perawatan mengalami
peritonitis
Jenis penelitian yang digunakan adalah
5. Pasien dengan diagnosis banding
metode deskriptif dengan pendekatan
neoplasma intra abdomen
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
1) Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Usia Pasien
Usia Jumlah Sampel Persentase (%)
≤ 10 tahun 1 1,52
11-20 tahun 16 24,2
21-30 tahun 20 30,3
31-40 tahun 11 16,7
41-50 tahun 10 15,2
>50 tahun 8 12,1
Total 66 100

Pada tabel 4.1 terlihat bahwa dari 66 tahun sebanyak 1 pasien (1,52%), usia 11-20
pasien apendisitis akut yang berusia ≤ 10 tahun sebanyak 16 pasien (24,2%), usia 21-30

3
tahun sebanyak 20 pasien (30,3%), usia 31-40 tahun sebanyak 10 pasien (15,2%), usia >50
tahun sebanyak 11 pasien (16,7%), usia 41-50 tahun sebanyak 8 pasien (12,1%).

2) Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Pasien


Jenis Kelamin Jumlah Sampel Persentase (%)
Laki-laki 28 42,4
Perempuan 38 57,6
Total 66 100

Pada tabel 4.2 terlihat bahwa dari 66 sedangkan yang berjenis kelamin perempuan
pasien apendisitis akut yang berjenis kelamin sebanyak 38 pasien (57,6%).
laki-laki sebanyak 28 pasien (42,4%),

Karakteristik Pasien Apendisitis Akut Berdasarkan Skor Alvarado


1. Nyeri Berpindah
Tabel 4.3 Nyeri Berpindah
Nyeri Berpindah Jumlah Sampel Persentase (%)
Ada 8 12,1
Tidak ada 58 87,9
Total 66 100

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa dari 66 (12,1%), sedangkan yang tidak mengeluhkan
pasien apendisitis akut yang mengeluhkan adanya nyeri berpindah sebanyak 58 pasien
adanya nyeri berpindah sebanyak 8 pasien (87,9%).

2. Anoreksia
Tabel 4.4 Anoreksia
Anoreksia Jumlah Sampel Persentase (%)
Ada 48 72,7
Tidak ada 18 27,3
Total 66 100

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa dari 66 sedangkan yang tidak mengalami anoreksia
pasien apendisitis akut yang mengalami sebanyak 18 pasien (27,3%).
anoreksia sebanyak 48 pasien (72,7%),
3. Mual atau muntah
Tabel 4.5 Mual atau muntah
Mual atau muntah Jumlah Sampel Persentase (%)
Ada 22 33,3
Tidak ada 44 66,7
Total 66 100

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa dari 66 sedangkan yang tidak mengalami adanya mual
pasien apendisitis akut yang mengalami mual atau muntah sebanyak 44 pasien (66,7%).
atau muntah sebanyak 22 pasien (33,3%),

4
4. Nyeri tekan kuadran kanan bawah

Tabel 4.6 Nyeri tekan kuadran kanan bawah


Nyeri tekan kuadran Jumlah Sampel Persentase (%)
kanan bawah
Ada 66 100
Tidak ada 0 0
Total 66 100

Pada tabel 4.6 terlihat bahwa dari 66 pasien sedangkan yang tidak mengeluhkan adanya
apendisitis akut yang mengeluhkan adanya nyeri tekan pada kuadran kanan bawah
nyeri tekan pada kuadran kanan bawah abdomen sebanyak 0 pasien (0%).
abdomen sebanyak 66 pasien (100%),

5. Nyeri tekan lepas kuadran kanan bawah

Tabel 4.7 Nyeri tekan lepas kuadran kanan bawah


Nyeri tekan lepas Jumlah Sampel Persentase (100%)
kuadran kanan bawah
Ada 62 93,9
Tidak ada 4 6,1
Total 66 100

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari 66 (93,9%), sedangkan yang tidak mengeluhkan
pasien apendisitis akut yang mengeluhkan adanya nyeri tekan lepas pada abdomen
adanya nyeri tekan lepas pada abdomen kuadran kanan bawah sebanyak 4 pasien
kuadran kanan bawah sebanyak 62 pasien (6,1%).

6. Peninggian suhu (>37,2ºC)


Tabel 4.8 Peninggian suhu (>37,2ºC)

Peninggian suhu Jumlah Sampel Persentase (100%)


(>37,2ºC)

Ada 27 40,9
Tidak ada 39 59,1
Total 66 100

Pada tabel 4.8 terlihat bahwa dari 66 pasien sedangkan yang tidak mengalami peninggian
apendisitis akut yang mengalami peninggian suhu >37,2ºC sebanyak 39 pasien (59,1%)
suhu >37,2ºC sebanyak 27 pasien (40,9%),

5
7. Leukositosis (leukosit >10.000/ml)

Tabel 4.9 Leukositosis (leukosit >10.000/ml)


Leukosit >10.000/ml Jumlah Sampel Persentase (%)
Ada 42 63,6
Tidak ada 24 36,4
Total 66 100

Pada tabel 4.9 terlihat bahwa dari 66 (63,6%), sedangkan yang tidak mengalami
pasien apendisitis akut yang ditemukan hitung peningkatan jumlah leukosit >10.000/ml
leukosit >10.000/ml sebanyak 42 pasien sebanyak 24 pasien (36,4%).

8. Pergeseran ke kiri netrofil >75%

Tabel 4.10 Pergeseran ke kiri netrofil >75%


Pergeseran ke kiri netrofil Jumlah Sampel Persentase (%)
>75%
Ada 39 59,1
Tidak ada 27 40,9
Total 66 100

Pada tabel 4.10 terlihat bahwa dari 66 2014 terdapat 584 pasien apendisitis akut
pasien apendisitis akut pada pemeriksaan dengan kelompok tertinggi pada usia 21-30
laboratorium ditemukan pergeseran ke kiri tahun sebanyak 172 pasien (29,5%),
netrofil >75% sebanyak 39 pasien (59,1%), terbanyak kedua pada usia 11-20 tahun
sedangkan yang tidak mengalami pergeseran sebanyak 144 pasien (24,7%), dan jumlah
ke kiri netrofil >75% sebanyak 27 pasien pasien terkecil dengan usia lebih dari 50
(40,9%). tahun sebanyak 5 pasien (6,58%).

Pembahasan 2) Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan


Jenis Kelamin
Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik jenis
1) Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan kelamin pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa
Usia penderita apendisitis akut yang paling
Berdasarkan karakteristik umur pada banyak ditemukan dengan jenis kelamin
tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penderita perempuan sebanyak 38 pasien (57,6%)
apendisitis akut paling banyak ditemukan sedangkan laki-laki sebanyak 28 pasien
pada kelompok usia 21-30 tahun sebanyak (42,4%).
20 pasien (30,3%) dan yang paling sedikit Hal ini disebabkan karena pada
ditemukan pada kelompok usia ≤ 10 tahun wanita sering timbul nyeri yang
sebanyak 1 pasien (1,52%). menyerupai apendisitis akut, mulai dari
Faktor yang mempengaruhi alat genital (karena proses ovulasi,
tingginya insiden apendisitis akut pada menstruasi), radang dipanggul atau
orang dewasa disebabkan karena gejalanya penyakit kandungan lainnya. Hal ini sering
yang samar, keterlambatan berobat, adanya menjadi penyebab terlambatnya diagnosis.
perubahan anatomi apendiks berupa Hal ini serupa dengan penelitian
penyempitan lumen, dan arteriosklerosis. yang dilakukan oleh Eylin bagian Patologi
Hal ini serupa dengan penelitian Anatomi FKUI RSUPNCM pada tahun
yang dilakukan oleh Eylin bagian Patologi 2014 terdapat 584 pasien apendisitis akut
Anatomi FKUI RSUPNCM pada tahun didapatkan lebih banyak perempuan

6
sebanyak 305 pasien sedangkan laki-laki apendisitis akut. Anoreksia hampir selalu
sebanyak 279 pasien. terdapat dalam kasus apendisitis.

3. Mual atau muntah


Karakteristik Pasien Apendisitis Akut Berdasarkan gejala klinis mual atau
Berdasarkan skor Alvarado muntah pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa
pasien apendisitis akut dengan gejala mual
1. Nyeri Berpindah
atau muntah sebanyak 22 pasien (33,3%),
Berdasarkan gejala klinis nyeri
dan dengan gejala tidak mual atau muntah
berpindah ke kuadran kanan bawah
sebanyak 44 pasien (66,7%).
abdomen pada tabel 4.3 dapat dilihat
Distensi menyebabkan stimulasi
bahwa pasien apendisitis akut dengan
serabut syaraf visceral yang menyebabkan
gejala nyeri berpindah sebanyak 8 pasien
rasa kembung, nyeri difus pada bagian
(12,1%) dan dengan gejala tidak adanya
tengah abdomen atau epigastrium bawah.
nyeri berpindah sebanyak 58 pasien
Distensi terus berlangsung karena eksresi
(87,9%).
mukosa yang terus menerus dan juga
Gejala klasik apendisitis ialah nyeri
karena multiplikasi dari flora normal
samar-samar dan tumpul yang merupakan
apendiks. Dengan meningkatnya tekanan
nyeri viseral di daerah epigastrium di
pada apendiks, tekanan vena juga
sekitar umbilikus. Keluhan ini sering
meningkat, sehingga kapiler dan venule
disertai mual dan kadang ada muntah.
menutup, tapi aliran arteriole tetap
Umumnya, nafsu makan menurun. Dalam
mengalir sehingga terjadi kongesti dan
beberapa jam nyeri akan berpindah ke
pelebaran vaskuler. Distensi ini biasanya
kanan bawah ke titik Mc.Burney. Disini,
menyebabkan reflex muntah, nausea, dan
nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas
nyeri visceral semakin bertambah .
letaknya sehingga merupakan nyeri
(Sternberg, 2012).
somatik setempat.
4. Nyeri tekan kuadran kanan bawah
2. Anoreksia
Berdasarkan tanda klinis nyeri
Berdasarkan gejala klinis anoreksia
tekan kuadran kanan bawah pada tabel 4.6
pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pasien
dapat dilihat bahwa penderita apendisitis
apendisitis akut dengan gejala anoreksia
akut dengan tanda klinis nyeri tekan
sebanyak 48 pasien (72,7%) dan dengan
kuadran kanan bawah sebanyak 66 pasien
gejala tidak anoreksia sebanyak 18 pasien
(100%) dan dengan tanda klinis tidak nyeri
(27,3%).
tekan kuadran kanan bawah sebanyak 0
Gejala klasik apendisitis ialah nyeri
pasien (0%).
samar-samar dan tumpul yang merupakan
Tekanan dalam lumen yang terus
nyeri viseral di daerah epigastrium di
bertambah disertai edema menyebabkan
sekitar umbilikus. Keluhan ini sering
terbendungnya aliran vena pada dinding
disertai mual dan kadang ada muntah.
apendiks dan menimbulkan trombosis.
Umumnya, nafsu makan menurun. Dalam
Keadaan ini memperberat iskemia dan
beberapa jam nyeri akan berpindah ke
edema pada apendiks. Mikroorganisme
kanan bawah ke titik Mc. Burney. Disini,
yang ada di usus besar berinvasi ke dalam
nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas
dinding apendiks menimbulkan infeksi
letaknya sehingga merupakan nyeri
serosa sehingga serosa menjadi suram
somatik setempat. Kemungkinan karena
karena dilapisi eksudat dan fibrin. Pada
nyeri somatik ini yang menyebabkan
apendiks dan mesoappendiks terjadi
pasien mengalami anoreksia akibat
edema, hiperemia, dan di dalam lumen
menahan nyeri somatik tersebut.
terdapat eksudat fibrinopurulen. Ditandai
Menurut Briman (2010) bahwa
anoreksia terjadi lebih dari 95% penderita

7
dengan ransangan peritoneum lokal seperti aksilar dan rektal sampai 1ºC. Demam
nyeri tekan di titik Mc. Burney. merupakan peningkatan pusat pengatur
Khas nyeri somatik ini disebabkan suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh
oleh kontaks apendiks yang meradang interleukin-1 (IL-1). Demam sangat
dengan ujung saraf di dalam peritoneum berguna sebagai pertanda adanya
menjadi terlokalisasi dan diperkuat oleh inflamasi, biasanya tingginya demam
gerakan atau tindakan seperti batuk atau mencerminkan tingkatan dari proses
bersin (Sabiston, 2012). inflamasinya (Sternberg, 2012).
Penelitian ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sahara 7. Leukositosis (leukosit >10.000/ml)
(2010) mengenai karakteristik pasien Berdasarkan leukositosis pada tabel
apendisitis di RSUD Sleman periode 4.9 dapat dilihat bahwa penderita
Januari 2008-Desember 2009 dari 186 apendisitis akut dengan jumlah hitung
pasien apendisitis didapatkan hampir leukosit >10.000/ml sebanyak 42 pasien
seluruh pasien mengalami nyeri di kuadran (63,6%) dan leukosit <10.000/ml sebanyak
kanan bawah. 24 pasien (36,4%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
5. Nyeri tekan lepas kuadran kanan bawah teori yang menyatakan bahwa sebagian
Berdasarkan tanda klinis nyeri besar pasien apendisitis akut menderita
tekan lepas pada tabel 4.7 dapat dilihat leukositosis dan sebagian kecil pasien
bahwa penderita apendisitis akut dengan apendisitis akut mempunyai jumlah
tanda klinis nyeri tekan lepas sebanyak leukosit normal. Dimana peningkatan
sebanyak 62 pasien (93,9%) dan dengan jumlah leukosit menunjukan adanya proses
tanda klinis tidak nyeri tekan lepas infeksi atau radang di dalam tubuh
sebanyak 4 pasien (6,1%). (Sternberg, 2012).
Sesuai dengan teori bahwa pada Tidak adanya leukositosis tidak
pemeriksaan palpasi abdomen kanan menyingkirkan apendisitis akut, karena
bawah akan didapatkan peningkatan sekitar 5 persen pasien apendisitis akut
respons nyeri. Nyeri palpasi terbatas pada mempunyai hitung leukosit total normal
region iliaka kanan, dapat disertai nyeri (Sabiston, 2012).
lepas. Gerakan posisional menyebabkan
nyeri, apendiks anterior memberikan nyeri 8. Pergeseran ke kiri netrofil >75%
tekanan maksimum kekuatan otot dan Berdasarkan tabel 4.10 dapat
nyeri lepas pada titik McBurney. Tanda dilihat bahwa penderita apendisitis akut
nyeri lepas pada titik Mc. Burney, dengan netrofil >75% sebanyak 39 pasien
merupakan rangsangan peritoneum lokal (59,1%) dan dengan netrofil <75%
(Sjamsuhidajat, 2005). sebanyak 27 pasien (40,9%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
6. Peninggian suhu (>37,2ºC) teori yang menyatakan bahwa kebanyakan
Berdasarkan gejala klinis dari pasien apendisitis akut pada hitung
peninggian suhu (>37,2ºC) pada tabel 4.8 jenis leukosit, netrofil paling cepat
dapat dilihat bahwa penderita apendisitis bereaksi terhadap radang dan luka
akut dengan gejala suhu >37,2ºC sebanyak dibanding leukosit yang lain dan
27 pasien (40,9%) dan dengan gejala suhu merupakan pertahanan selama fase infeksi
<37,2ºC sebanyak 39 pasien (59,1%). akut (Guyton, 2007).
Pada penelitian ini suhu Namun, tidak adanya netrofil
menggunakan skor Alvarado yaitu >75% tidak menyingkirkan apendisitis
dikatakan demam jika suhu >37,2ºC. Bila akut, karena sekitar 5 persen pasien
suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi apendisitis akut mempunyai jumlah
perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu netrofil normal (Sabiston, 2012).

8
saran
Pemeriksaan apendisitis Dari penelitian yang telah dilakukan,
menggunakan penilaian skor Alvarado kemudian dilakukan analisa data dan hasil
meliputi nyeri berpindah ke kuadran kanan yang diperoleh seperti kesimpulan diatas,
bawah abdomen, anoreksia, mual atau maka penulis dapat memberikan saran sebagai
muntah, nyeri tekan di kuadran kanan berikut:
bawah abdomen, nyeri tekan lepas, suhu
tubuh >37,2ºC, leukosit >10.000/ml dan Bagi Institusi Terkait
pergeseran ke kiri netrofil >75%. Nyeri
Diharapkan bagi RS Pertamina
tekan pada kuadran kanan bawah abdomen
Bintang Amin Bandar Lampung, sistem
dan leukositosis memiliki nilai 2 dan enam
penilaian berdasarkan skor alvarado dapat
lainnya masing-masing memiliki nilai 1,
digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk
sehingga kedelapan faktor ini memberikan
mendiagnosis pasien apendisitis akut.
jumlah skor 10. Setelah dilakukan
penelitian, peneliti mendapatkan skor 7 Bagi Institusi Pendidikan
yang artinya Kemungkinan besar
apendisitis, sehingga dapat disimpulkan Diharapkan hasil penelitian ini dapat
bahwa penilaian skor Alvarado bisa dijadikan masukan berupa referensi yang
digunakan untuk diagnosis awal bermanfaat khususnya tentang karakteristik
apendisitis. pasien apendisitis akut berdasarkan penilaian
skor Alvarado.
Kesimpulan
Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: Diharapkan dari hasil penelitian ini
dapat memberikan masukan bagi penelitian
1. Penderita apendisitis akut di RS Pertamina selanjutnya yang akan melakukan penelitian
Bintang Aming Bandar Lampung tahun khususnya tentang karakteristik pasien
2015-2016 paling banyak pada usia 21-30 apendisitis akut berdasarkan penilaian skor
tahun yaitu 20 pasien (30,3%) dan berjenis Alvarado.
kelamin perempuan sebanyak 38 pasien
(57,6%). DAFTAR PUSTAKA
2. Gejala klinis penderita apendisitis akut
berupa nyeri berpindah ke kuadran kanan Amadea, K. N. (2010). Appendicitis. Padang:
bawah abdomen sebanyak 8 pasien Jurnal Universitas Airlangga.
(12,1%), anoreksia sebanyak 48 pasien
Briman P. (2010). Referat Apendisitis Akut.
(72,7%), dan mual atau muntah sebanyak
Bandung: Bagian Ilmu Bedah FK
22 pasien (33,3%). Pemeriksaan fisik
Padjadjaran.
penderita apendisitis akut berupa nyeri
tekan di kuadran kanan bawah abdomen Chan MYP., Tan C., Chiu MT., & NG YY.
sebanyak 66 pasien (100%), nyeri tekan (2003). Alvarado score. an admission
lepas sebanyak 62 pasien (93,9%), suhu criterion in patient with right iliac
tubuh >37,2ºC sebanyak 27 pasien fossa pain , 39-41.
(40,9%). Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan leukosit >10.000/ml sebanyak Craig S. (2012). Appendicitis teratment &
42 pasien (63,6%) dan pergeseran ke kiri management.
netrofil >75% sebanyak 39 pasien http://emedicine.medscape.com/articl
(59,1%). e/773895-treatment.

9
Eylin. (2009). Karakteristik pasien dan Sjamsuhidajat, & jong, d. (2011). Buku Ajar
diagnosis histologi pada pasien Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC.
apendisitis berdasarkan data
registrasi di departemen patologi Sternberg SS. (2012). Histology for
anatomi FKUI RSUPNCM pada pathologists edisi 4. New York: Raven Press
tahun 2003-2007. skripsi .
Tamnna. (2012). Alvarado score in diagnosis
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar of acute apendisitis. Jakarta: j appl
Fisiologi Kedokteran Edisi 11. basic med res.
Jakarta: EGC.
Tranggono U. (2000). Akurasi sistem skor
Hasya, & Nawal, M. (2012). Reliabilitas Alvarado dalam menegakkan
pemeriksaan appendicogram dalam diagnosa apendisitis akut. {Abstrak}.
penegakan diagnosis apendisitis di Bagian Bedah RSUP dr. Sardjito FK
RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode UGM. Yogyakarta.
2008-2011. Skripsi FK USU, 8-9. Wilasrusmee C. (2014). Diagnostic scores for
Humaera, R. (2016). Hubungan Appendicitis: A Systematic Review of
Ketidakcukupan Serat Terhadap Scores Performance: British Journal
Kejadian Apendisitis di Bandar of Medicine & Medical Research.
Lampung. Skripsi FK UNILA , 2. 711-730.

Malla BR. (2014). Comparison of Tzanakis Winn R., Laura S., & Douglas C. (2004).
score vs Alvarado score in the Protocol based approach to
Effective Diagnosis of Acute suspected appendicitis,
Appendicitis: Kathmandu University incoorporating the Alvarado score
Medical Journal, 48-50. and outpatients antibiotics . Skripsi ,
22.
Muttaqin. (2011). Gangguan Gastrointestinal
Medical Bedah. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006).
Patofisiologi Volume 1 Edisi 6. Jakarta : EGC.
Rosai J. (2012). Appendix. Rosai, Ackerman's
surgical pathology. Edinburgh:
Mossby; Hal 757-75.
Sabiston, D. C. (2012). Buku Ajar Bedah
Bagian 2. jakarta: EGC.
Sahara. (2010). Karakteristik Apendisitis di
RSUD Sleman Periode Januari 2008-
2009. Yogyakarta:
http://medicine.uii.ac.id
Sjamsuhidajat R., Jong., & Wim D. (2005).
Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta: EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pernyataan
    Lembar Pernyataan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pernyataan
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Evina
    Bab Ii Evina
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii Evina
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Revisi Dr. Edy
    Bab IV Revisi Dr. Edy
    Dokumen13 halaman
    Bab IV Revisi Dr. Edy
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Vertigo Dewi Ps
    Lapkas Vertigo Dewi Ps
    Dokumen18 halaman
    Lapkas Vertigo Dewi Ps
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus SH Fix
    Laporan Kasus SH Fix
    Dokumen35 halaman
    Laporan Kasus SH Fix
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Trans Let An
    Trans Let An
    Dokumen12 halaman
    Trans Let An
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Transletan Jadi
    Transletan Jadi
    Dokumen15 halaman
    Transletan Jadi
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-5
    Bab 1-5
    Dokumen66 halaman
    Bab 1-5
    Dewi Permata Sari
    Belum ada peringkat