1
in the right lower quadrant of the abdomen of Insidensi apendisitis di Bandar
66 patients (100%), tenderness off as many as Lampung terbilang cukup tinggi. Berdasarkan
62 patients (93,9%), body temperature data yang diperoleh didapatkan bahwa pasien
>37,2°C total of 27 patients (40,9%). apendisitis tercatat sebanyak 495 orang. Pasien
Laboratory results obtained leukocytes tersebut terdiri dari pasien rawat jalan
>10.000/ml were 42 patients (63,6%) and a sebanyak 306 orang dan yang dirawat inap
leftward shift of neutrophils >75% were 39 sebanyak 189 orang pada tahun 2010
patients (59,1%). (Humaera, 2016).
Angka mortalitas apendisitis secara
Keywords: Acute appendicitis, Alvarado keseluruhan adalah 0,2-0,8% yang disebabkan
score. oleh komplikasi pada intervensi bedah dan
keterlambatan diagnostic. Pada pasien anak,
Bibliography: 22: (2000-2016)
angka mortalitasnya 0,1%-1% sedangkan pada
Latar Belakang pasien dengan usia diatas 70 tahun, angka
mortalitasnya menjadi diatas 20%, Insidensi
Apendisitis akut merupakan perforasi lebih tinggi pada pasien usia <18
peradangan akut pada apendiks vermiformis tahun dan >50 tahun, hal ini kemungkinan
(umbai cacing) yang berlokasi dekat katub terjadi terkait keterlambatan diagnosis dan
ileosekal dan merupakan penyebab tersering terapi yang kemudian meningkatkan resiko
nyeri abdomen akut dan memerlukan tindakan morbiditas dan mortalitas (Craig, 2012).
bedah segera untuk mencegah komplikasi Untuk mengurangi angka morbiditas
yang umumnya berbahaya. Sedangkan batasan dan mortalitas pada apendisitis akut maka
apendisitis akut adalah apendisitis yang terjadi perlu dibuat diagnosis yang tepat. Diagnosis
secara akut yang memerlukan intervensi bedah apendisitis ditegakkan sebagian besar
(Sjamsuhidajat, 2011). berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
World Health Organization (WHO) pemeriksaan laboratorium sebagai
memperkirakan insidensi apendisitis di dunia pemeriksaan penunjang. Salah satu upaya
tahun 2007 mencapai 7% dari keseluruhan untuk mendiagnosis apendisitis akut secara
jumlah penduduk dunia. Di Amerika Serikat, mudah, cepat dan tidak invasive ialah dengan
setiap tahunnya dilaporkan sebanyak 250.000 menggunakan skor Alvarado (Rosai J, 2012).
kasus apendisitis per 1 juta pasien. Insidensi Pada tahun 1986, Alfredo Alvarado
apendisitis akut telah menurun terus sejak membuat system skoring sederhana untuk
akhir tahun 1940, dimana kejadian apendisitis mendiagnosis apendisitis akut berdasarkan
akut saat ini yaitu 1,1 kasus per 1000 pada 8 faktor yang umumnya didapatkan pada
penduduk pertahun. Sedangkan di Negara Asia pasien apendisitis akut yaitu 3 gejala
dan Afrika, kejadian apendisitis akut lebih diantaranya migrasi nyeri dari periumbilikalis
rendah karena penduduknya yang memiliki atau epigastrium ke kuadran kanan bawah
kebiasaan untuk memakan makanan berserat abdomen, mual atau muntah, dan anoreksia, 3
(Craig, 2012). tanda diantaranya nyeri tekan pada kuadran
Sementara untuk Indonesia sendiri kanan bawah, nyeri tekan lepas, dan
apendisitis merupakan penyakit dengan urutan meningkatnya suhu tubuh >37,2ºC, dan 2
keempat terbanyak pada tahun 2006. Data temuan laboratorium berupa leukositosis dan
yang dirilis oleh Departemen Kesehatan RI pergeseran ke kiri netrofil >75%. Interpretasi
pada tahun 2008 jumlah penderita apendisitis skor Alvarado ditetapkan dengan nilai skor <5
di Indonesia mencapai 591.819 orang dan = Kemungkinan bukan apendisitis, skor 5-6 =
meningkat pada tahun 2009 sebesar 596.132 Mungkin Apendisitis, skor 7-8 =
orang. Kelompok usia yang umumnya Kemungkinan besar apendisitis, skor 9-10 =
mengalami apendisitis yaitu pada usia antara Pasti apendisitis (Winn R, 2004).
10-30 tahun. Dimana insidensi laki-laki lebih Penelitian ini menunjukan bahwa skor
tinggi daripada perempuan (Eylin, 2009). Alvarado berguna untuk menentukan apakah
2
seseorang perlu dirawat atau dapat retrospektif menggunakan studi rekam medik.
dipulangkan. Dan Sistem skor Alvarado dapat Populasi penelitian ini adalah semua pasien
menjadi pedoman yang mudah dan murah apendisitis di RS Pertamina Bintang Amin
untuk dokter umum dalam menegakkan Bandar Lampung tahun 2015-2016. Sampel
diagnosis apendisitis akut dan waktu yang yang didapatkan berdasarkan rumus Slovin
tepat merujuk pasien ke rumah sakit. Akan dan kriteria inklusi dan eksklusi pada
tetapi, pasien harus dipesan untuk segera penelitian ini berjumlah 66 pasien appendisitis
kembali ke rumah sakit untuk reevaluasi akut dan menggunakan Purposive Sampling.
setelah 24 jam atau bila gejala bertambah
buruk (Chan MYP, 2003). kriteria inklusi :
Sensitivitas dari skor Alvarado pada
1. Pasien yang terdiagnosis apendisitis akut di
beberapa penelitian dilaporkan 73%-80%
RS Pertamina Bintang Amin tahun 2015-
dengan spesifisitas sekitar 67%-82% dan
2016.
negative appendectomy rate 11,3% (Malla,
2. Data identitas pasien tercatat lengkap yang
2014). Pada beberapa penelitian disebutkan
terdiagnosis apendisitis akut di RS
bahwa skor Alvarado memiliki sensitivitas dan
Pertamina Bintang Amin tahun 2015-2016.
spesifitas yang rendah untuk mendiagnosa
3. Pasien dengan hasil pemeriksaan yang
pasien dengan kecurigaan apendisitis akut
lengkap.
terutama pada pasien wanita dengan usia
produktif dan pasien anak-anak (Wilasrusmee, kriteria eksklusi:
2014). Penelitian Tranggono (2000) tentang
“Akurasi sistem skor Alvarado dalam 1. Pasien dalam perawatan mengalami
menegakkan diagnosa apendisitis akut” secara apendisitis perforasi tanpa komplikasi
cross sectional retrospektif memperoleh nilai 2. Pasien dalam perawatan mengalami
spesifisitas 69,09%, nilai sensitifitas 71,43% apendisitis kronis
dan ketepatan diagnostik 69,74%. 3. Pasien dalam perawatan mengalami
apendisitis massa atau infiltrat.
Metode Penelitian 4. Pasien dalam perawatan mengalami
peritonitis
Jenis penelitian yang digunakan adalah
5. Pasien dengan diagnosis banding
metode deskriptif dengan pendekatan
neoplasma intra abdomen
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
1) Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Usia Pasien
Usia Jumlah Sampel Persentase (%)
≤ 10 tahun 1 1,52
11-20 tahun 16 24,2
21-30 tahun 20 30,3
31-40 tahun 11 16,7
41-50 tahun 10 15,2
>50 tahun 8 12,1
Total 66 100
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa dari 66 tahun sebanyak 1 pasien (1,52%), usia 11-20
pasien apendisitis akut yang berusia ≤ 10 tahun sebanyak 16 pasien (24,2%), usia 21-30
3
tahun sebanyak 20 pasien (30,3%), usia 31-40 tahun sebanyak 10 pasien (15,2%), usia >50
tahun sebanyak 11 pasien (16,7%), usia 41-50 tahun sebanyak 8 pasien (12,1%).
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa dari 66 sedangkan yang berjenis kelamin perempuan
pasien apendisitis akut yang berjenis kelamin sebanyak 38 pasien (57,6%).
laki-laki sebanyak 28 pasien (42,4%),
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa dari 66 (12,1%), sedangkan yang tidak mengeluhkan
pasien apendisitis akut yang mengeluhkan adanya nyeri berpindah sebanyak 58 pasien
adanya nyeri berpindah sebanyak 8 pasien (87,9%).
2. Anoreksia
Tabel 4.4 Anoreksia
Anoreksia Jumlah Sampel Persentase (%)
Ada 48 72,7
Tidak ada 18 27,3
Total 66 100
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa dari 66 sedangkan yang tidak mengalami anoreksia
pasien apendisitis akut yang mengalami sebanyak 18 pasien (27,3%).
anoreksia sebanyak 48 pasien (72,7%),
3. Mual atau muntah
Tabel 4.5 Mual atau muntah
Mual atau muntah Jumlah Sampel Persentase (%)
Ada 22 33,3
Tidak ada 44 66,7
Total 66 100
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa dari 66 sedangkan yang tidak mengalami adanya mual
pasien apendisitis akut yang mengalami mual atau muntah sebanyak 44 pasien (66,7%).
atau muntah sebanyak 22 pasien (33,3%),
4
4. Nyeri tekan kuadran kanan bawah
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa dari 66 pasien sedangkan yang tidak mengeluhkan adanya
apendisitis akut yang mengeluhkan adanya nyeri tekan pada kuadran kanan bawah
nyeri tekan pada kuadran kanan bawah abdomen sebanyak 0 pasien (0%).
abdomen sebanyak 66 pasien (100%),
Pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari 66 (93,9%), sedangkan yang tidak mengeluhkan
pasien apendisitis akut yang mengeluhkan adanya nyeri tekan lepas pada abdomen
adanya nyeri tekan lepas pada abdomen kuadran kanan bawah sebanyak 4 pasien
kuadran kanan bawah sebanyak 62 pasien (6,1%).
Ada 27 40,9
Tidak ada 39 59,1
Total 66 100
Pada tabel 4.8 terlihat bahwa dari 66 pasien sedangkan yang tidak mengalami peninggian
apendisitis akut yang mengalami peninggian suhu >37,2ºC sebanyak 39 pasien (59,1%)
suhu >37,2ºC sebanyak 27 pasien (40,9%),
5
7. Leukositosis (leukosit >10.000/ml)
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa dari 66 (63,6%), sedangkan yang tidak mengalami
pasien apendisitis akut yang ditemukan hitung peningkatan jumlah leukosit >10.000/ml
leukosit >10.000/ml sebanyak 42 pasien sebanyak 24 pasien (36,4%).
Pada tabel 4.10 terlihat bahwa dari 66 2014 terdapat 584 pasien apendisitis akut
pasien apendisitis akut pada pemeriksaan dengan kelompok tertinggi pada usia 21-30
laboratorium ditemukan pergeseran ke kiri tahun sebanyak 172 pasien (29,5%),
netrofil >75% sebanyak 39 pasien (59,1%), terbanyak kedua pada usia 11-20 tahun
sedangkan yang tidak mengalami pergeseran sebanyak 144 pasien (24,7%), dan jumlah
ke kiri netrofil >75% sebanyak 27 pasien pasien terkecil dengan usia lebih dari 50
(40,9%). tahun sebanyak 5 pasien (6,58%).
6
sebanyak 305 pasien sedangkan laki-laki apendisitis akut. Anoreksia hampir selalu
sebanyak 279 pasien. terdapat dalam kasus apendisitis.
7
dengan ransangan peritoneum lokal seperti aksilar dan rektal sampai 1ºC. Demam
nyeri tekan di titik Mc. Burney. merupakan peningkatan pusat pengatur
Khas nyeri somatik ini disebabkan suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh
oleh kontaks apendiks yang meradang interleukin-1 (IL-1). Demam sangat
dengan ujung saraf di dalam peritoneum berguna sebagai pertanda adanya
menjadi terlokalisasi dan diperkuat oleh inflamasi, biasanya tingginya demam
gerakan atau tindakan seperti batuk atau mencerminkan tingkatan dari proses
bersin (Sabiston, 2012). inflamasinya (Sternberg, 2012).
Penelitian ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sahara 7. Leukositosis (leukosit >10.000/ml)
(2010) mengenai karakteristik pasien Berdasarkan leukositosis pada tabel
apendisitis di RSUD Sleman periode 4.9 dapat dilihat bahwa penderita
Januari 2008-Desember 2009 dari 186 apendisitis akut dengan jumlah hitung
pasien apendisitis didapatkan hampir leukosit >10.000/ml sebanyak 42 pasien
seluruh pasien mengalami nyeri di kuadran (63,6%) dan leukosit <10.000/ml sebanyak
kanan bawah. 24 pasien (36,4%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
5. Nyeri tekan lepas kuadran kanan bawah teori yang menyatakan bahwa sebagian
Berdasarkan tanda klinis nyeri besar pasien apendisitis akut menderita
tekan lepas pada tabel 4.7 dapat dilihat leukositosis dan sebagian kecil pasien
bahwa penderita apendisitis akut dengan apendisitis akut mempunyai jumlah
tanda klinis nyeri tekan lepas sebanyak leukosit normal. Dimana peningkatan
sebanyak 62 pasien (93,9%) dan dengan jumlah leukosit menunjukan adanya proses
tanda klinis tidak nyeri tekan lepas infeksi atau radang di dalam tubuh
sebanyak 4 pasien (6,1%). (Sternberg, 2012).
Sesuai dengan teori bahwa pada Tidak adanya leukositosis tidak
pemeriksaan palpasi abdomen kanan menyingkirkan apendisitis akut, karena
bawah akan didapatkan peningkatan sekitar 5 persen pasien apendisitis akut
respons nyeri. Nyeri palpasi terbatas pada mempunyai hitung leukosit total normal
region iliaka kanan, dapat disertai nyeri (Sabiston, 2012).
lepas. Gerakan posisional menyebabkan
nyeri, apendiks anterior memberikan nyeri 8. Pergeseran ke kiri netrofil >75%
tekanan maksimum kekuatan otot dan Berdasarkan tabel 4.10 dapat
nyeri lepas pada titik McBurney. Tanda dilihat bahwa penderita apendisitis akut
nyeri lepas pada titik Mc. Burney, dengan netrofil >75% sebanyak 39 pasien
merupakan rangsangan peritoneum lokal (59,1%) dan dengan netrofil <75%
(Sjamsuhidajat, 2005). sebanyak 27 pasien (40,9%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
6. Peninggian suhu (>37,2ºC) teori yang menyatakan bahwa kebanyakan
Berdasarkan gejala klinis dari pasien apendisitis akut pada hitung
peninggian suhu (>37,2ºC) pada tabel 4.8 jenis leukosit, netrofil paling cepat
dapat dilihat bahwa penderita apendisitis bereaksi terhadap radang dan luka
akut dengan gejala suhu >37,2ºC sebanyak dibanding leukosit yang lain dan
27 pasien (40,9%) dan dengan gejala suhu merupakan pertahanan selama fase infeksi
<37,2ºC sebanyak 39 pasien (59,1%). akut (Guyton, 2007).
Pada penelitian ini suhu Namun, tidak adanya netrofil
menggunakan skor Alvarado yaitu >75% tidak menyingkirkan apendisitis
dikatakan demam jika suhu >37,2ºC. Bila akut, karena sekitar 5 persen pasien
suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi apendisitis akut mempunyai jumlah
perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu netrofil normal (Sabiston, 2012).
8
saran
Pemeriksaan apendisitis Dari penelitian yang telah dilakukan,
menggunakan penilaian skor Alvarado kemudian dilakukan analisa data dan hasil
meliputi nyeri berpindah ke kuadran kanan yang diperoleh seperti kesimpulan diatas,
bawah abdomen, anoreksia, mual atau maka penulis dapat memberikan saran sebagai
muntah, nyeri tekan di kuadran kanan berikut:
bawah abdomen, nyeri tekan lepas, suhu
tubuh >37,2ºC, leukosit >10.000/ml dan Bagi Institusi Terkait
pergeseran ke kiri netrofil >75%. Nyeri
Diharapkan bagi RS Pertamina
tekan pada kuadran kanan bawah abdomen
Bintang Amin Bandar Lampung, sistem
dan leukositosis memiliki nilai 2 dan enam
penilaian berdasarkan skor alvarado dapat
lainnya masing-masing memiliki nilai 1,
digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk
sehingga kedelapan faktor ini memberikan
mendiagnosis pasien apendisitis akut.
jumlah skor 10. Setelah dilakukan
penelitian, peneliti mendapatkan skor 7 Bagi Institusi Pendidikan
yang artinya Kemungkinan besar
apendisitis, sehingga dapat disimpulkan Diharapkan hasil penelitian ini dapat
bahwa penilaian skor Alvarado bisa dijadikan masukan berupa referensi yang
digunakan untuk diagnosis awal bermanfaat khususnya tentang karakteristik
apendisitis. pasien apendisitis akut berdasarkan penilaian
skor Alvarado.
Kesimpulan
Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: Diharapkan dari hasil penelitian ini
dapat memberikan masukan bagi penelitian
1. Penderita apendisitis akut di RS Pertamina selanjutnya yang akan melakukan penelitian
Bintang Aming Bandar Lampung tahun khususnya tentang karakteristik pasien
2015-2016 paling banyak pada usia 21-30 apendisitis akut berdasarkan penilaian skor
tahun yaitu 20 pasien (30,3%) dan berjenis Alvarado.
kelamin perempuan sebanyak 38 pasien
(57,6%). DAFTAR PUSTAKA
2. Gejala klinis penderita apendisitis akut
berupa nyeri berpindah ke kuadran kanan Amadea, K. N. (2010). Appendicitis. Padang:
bawah abdomen sebanyak 8 pasien Jurnal Universitas Airlangga.
(12,1%), anoreksia sebanyak 48 pasien
Briman P. (2010). Referat Apendisitis Akut.
(72,7%), dan mual atau muntah sebanyak
Bandung: Bagian Ilmu Bedah FK
22 pasien (33,3%). Pemeriksaan fisik
Padjadjaran.
penderita apendisitis akut berupa nyeri
tekan di kuadran kanan bawah abdomen Chan MYP., Tan C., Chiu MT., & NG YY.
sebanyak 66 pasien (100%), nyeri tekan (2003). Alvarado score. an admission
lepas sebanyak 62 pasien (93,9%), suhu criterion in patient with right iliac
tubuh >37,2ºC sebanyak 27 pasien fossa pain , 39-41.
(40,9%). Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan leukosit >10.000/ml sebanyak Craig S. (2012). Appendicitis teratment &
42 pasien (63,6%) dan pergeseran ke kiri management.
netrofil >75% sebanyak 39 pasien http://emedicine.medscape.com/articl
(59,1%). e/773895-treatment.
9
Eylin. (2009). Karakteristik pasien dan Sjamsuhidajat, & jong, d. (2011). Buku Ajar
diagnosis histologi pada pasien Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC.
apendisitis berdasarkan data
registrasi di departemen patologi Sternberg SS. (2012). Histology for
anatomi FKUI RSUPNCM pada pathologists edisi 4. New York: Raven Press
tahun 2003-2007. skripsi .
Tamnna. (2012). Alvarado score in diagnosis
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar of acute apendisitis. Jakarta: j appl
Fisiologi Kedokteran Edisi 11. basic med res.
Jakarta: EGC.
Tranggono U. (2000). Akurasi sistem skor
Hasya, & Nawal, M. (2012). Reliabilitas Alvarado dalam menegakkan
pemeriksaan appendicogram dalam diagnosa apendisitis akut. {Abstrak}.
penegakan diagnosis apendisitis di Bagian Bedah RSUP dr. Sardjito FK
RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode UGM. Yogyakarta.
2008-2011. Skripsi FK USU, 8-9. Wilasrusmee C. (2014). Diagnostic scores for
Humaera, R. (2016). Hubungan Appendicitis: A Systematic Review of
Ketidakcukupan Serat Terhadap Scores Performance: British Journal
Kejadian Apendisitis di Bandar of Medicine & Medical Research.
Lampung. Skripsi FK UNILA , 2. 711-730.
Malla BR. (2014). Comparison of Tzanakis Winn R., Laura S., & Douglas C. (2004).
score vs Alvarado score in the Protocol based approach to
Effective Diagnosis of Acute suspected appendicitis,
Appendicitis: Kathmandu University incoorporating the Alvarado score
Medical Journal, 48-50. and outpatients antibiotics . Skripsi ,
22.
Muttaqin. (2011). Gangguan Gastrointestinal
Medical Bedah. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006).
Patofisiologi Volume 1 Edisi 6. Jakarta : EGC.
Rosai J. (2012). Appendix. Rosai, Ackerman's
surgical pathology. Edinburgh:
Mossby; Hal 757-75.
Sabiston, D. C. (2012). Buku Ajar Bedah
Bagian 2. jakarta: EGC.
Sahara. (2010). Karakteristik Apendisitis di
RSUD Sleman Periode Januari 2008-
2009. Yogyakarta:
http://medicine.uii.ac.id
Sjamsuhidajat R., Jong., & Wim D. (2005).
Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta: EGC.
10