Anda di halaman 1dari 74

PEDOMAN DASAR

DISPENSING SEDIAAN STERIL


PENDAHULUAN

Pencampuran sediaan steril


Pencampuran sediaan steril
merupakan rangkaian
membutuhan SDM yang terlatih, fasilitas
perubahan bentuk obat dari
kodisi semula yang dilakukan
secara pelayanan kesehatan 
harus aseptis

Untuk menghindari infeksi


Pedoman Dasar Dispensing Aseptis
noscomial, pencampuran sediaan
- Pedoman Dasar Dispensing Obat
harus dilakukan lab tertutup
- Pencampuran Obat Suntik
atau berada terpusat di Instalasi
- Pedoman Penyiapan Nutrisi
Farmasi RS
Parenteral
Prosedur Kerja yang meminimalisir
ASEPTIS = kontaminan mikroorganisme dan
BEBAS dapat mengurangi risiko paparan
MIKROORGANISME pada petugas

HATI HATI KARENA BERSIFAT:

Yang perlu diperhatikan proses KARSINOGENIK


pembuatan sediaan MUTAGENIK
Pada Sediaan TERATOGENIK
Pada Sediaan Steril: Sitostatika:
BISA TERPAPAR KARENA MELALUI
Kontaminasi Kontaminasi mikroba,
perlindungan terhadap
MEKANISME

mikroba petugas, produk dan INHALASI


lingkungan.
ABSORBSI
INGESTI
RESIKO juga bisa terjadi dalam proses transportasi, penyimpanan, pendistribusian,
rekonstitusi dan pada saat pemberian untuk pasien
PERSYARATAN UMUM

• Apoteker
• Syarat: Memiliki
• Pengetahuan dan keterampilan pengelolaan sediaan steril.
Selalu ditingkatkan melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
SDM • Kemampuan membuat prosedur tetap tiap tahapan
Apoteker pencampuran sediaan steril.

• Tenaga Kefarmasian (Asisten Apoteker, D3 farmasi)


• Petugas bagian pencampuran sediaan steril: sehat
SDM Tenaga • Petugas penanganan sediaan sitostatika: tidak sedang
Kefarmasian merencanakan kehamilan, hamil atau menyusui.
(Asisten Apoteker,
D3 farmasi)
RUANGAN DAN PERALATAN

Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan dan


peralatan khusus untuk:
1. Menjaga sterilitas produk
2. Menjamin keselamatan petugas dan lingkungan.
RUANGAN: - TATA LETAK
RUANG

Ruang Ruang
Bahan Administrasi
Ruang Persiapan
Baku Produk

Pass
box
Wasta
fel

Ruang Antara
Ruang
Ruang Ganti
Steril
Pakaian
JENIS RUANGAN

• Administrasi dan penyiapan alat kesehatan dan


Ruang Persiapan bahan obat (etiket, pelabelan, perhitungan
dosis dan volume cairan)

Ruang Cuci Tangan • Petugas wajib mencuci tangan, ganti


dan Ruang Ganti pakaian kerja, dan memakai APD
Pakaian
Ruang Antara • Penghubung antara ruang steril dan
ruangan sebelumnya.
(Ante Room)
Ruangan Steril • Dengan syarat tertentu
(Clean Room)
SYARAT RUANG STERIL (CLEAN
ROOM)

Memiliki
Kelembaban HEPA Filter
35-50%
Suhu 18-22oC

Σ Jasad
renik ≤
100/ m3
Σ Partikel udara
0,5 micron
≤ 350.000
PASS BOX

Sumber: https://www.terrauniversal.com/Pass-Through/smart-pass-through-overview.php
PERALATAN: - ALAT
PELINDUNG DIRI (APD):

Baju Pelindung

• Berbahan impermeable (tidak tembus cairan), tidak melepaskan serat kain,


berlengan panjang, bermanset dan tertutup di bagian depan.

Sarung Tangan

• Permeabilitas minimal, perlindungan maksimal, menutupi pergelangan tangan.


• Bahan latex dan tidak berbedak (powder free).

Kacamata Pelindung

• Khusus pada penanganan sediaan sitostatika

Masker disposible
Sumber: Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril
LAMINAR AIR FLOW (LAF)

adalah sistem penyaringan ganda dengan efisiensi


tinggi sehingga berfungsi sebagai:

Penyaring bakteri dan bahan eksogen di udara

Menjaga aliran udara yang konstan di luar


lingkungan

Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF


TIPE LAF

ALIRAN UDARA ALIRAN UDARA VERTIKAL


HORIZONTAL (VERTICAL AIR FLOW)
(HORIZONTAL AIR FLOW) Aliran udara langsung mengalir ke
Aliran udara langsung ke depan  bawah dan jauh dari petugas 
lebih aman.
Petugas tidak terlindungi dari
partikel atau uap dari ampul/vial. Sediaan sitostatika: Biological Safety
Cabinet (BSC) kelas II. Syarat
Untuk pencampuran obat steril tekanan udara di dalam BSC harus
non sitostatika. lebih negatif dari pada tekanan
udara di ruangan.
TEKNIK ASEPTIS

1. Petugas harus mencuci tangan sesuai SOP


2. PETUGAS HARUS MENGGUNAKAN
APD SESUAI SOP

1. Pakaian steril disimpan dan ditangani setelah dicuci dan disterilkan untuk
mengurangi rekontaminasi jasad renik dan debu.
2. Ruangan Ganti Pakaian Pertama
a) Lepaskan pakaian biasa, sepatu, arloji dan perhiasan; disimpan
pada tempat yang telah disediakan atau diserahkan kepada petugas yang
ditunjuk.
b) Ruangan Ganti Pakaian Kedua
1) Mencuci tangan dan lengan hingga siku tangan dengan larutan
desinfektan (yang setiap minggu diganti).
2) Keringkan tangan dan lengan dengan pengering tangan listrik
otomatis.
3) Ambil sepasang pakaian steril dari bungkusan, dipakai dengan cara
tertentu.
CARA MEMAKAI PAKAIAN
STERIL

Penutup Penutup kaki


kepala Celana atau
Penutup menyelubungi
menutupi baju terusan
mulut semua kaki
seluruh (overall)
menutupi dan ujung
rambut, diselipkan ke
janggut. kaki; diikat
selipkan ke dalam
agar tidak
dalam leher penutup kaki.
turun.
baju terusan.

Sarung
Membuka tangan Kaca mata Ujung lengan
pintu dibasahi pelindung baju
menggunakan dengan dipakai pada diselipkan ke
siku tangan dan alkohol 70 % tahap akhir dalam sarung
mendorongnya atau larutan ganti pakaian. tangan.
desinfektan.
• Setiap selesai bekerja dan meninggalkan
ruangan steril, petugas melepaskan sarung
tangan dan meletakkannya pada wadah yang
ditentukan;
• Petugas mengganti pakaian sebelum keluar dengan
urutan yang berlawanan ketika memasuki
ruangan steril.
3. MASUKKAN SEMUA BAHAN
MELALUI PASS BOX SESUAI SOP

1. Passbox dengan UV
Hubungkan passbox dengan sumber listrik (bila
automatik).

Nyalakan passbox; tekan tombol ON pada switch,


lampu indikator akan menyala.

Bila lampu hijau menyala, pintu passbox tidak


terkunci, siap dibuka.

Masukkan alat dan bahan ke dalam passbox.

Tutup pintu passbox.


2. Passbox Manual

Bersihkan
Buka pintu
passbox sesuai Tutup passbox dari
prosedur kembali dalam ruangan
tetap pintu steril (pintu
pembersihan passbox passbox yang
passbox.
satu
tertutup)

Masukkan
Buka pintu
alat dan Keluarkan
passbox (pintu
bahan ke alat dan bahan
passbox ruang
dalam dari dalam
steril tertutup)
passbox passbox
dengan hati-
hati.
LANGKAH-
Petugas harus mencuci tangan
LANGKAH
PENCAMPURAN
SEDIAAN STERIL
SECARA ASEPTIS Petugas harus menggunakan APD

Memasukkan semua bahan melalui PassBox

Proses pencampuran dilakukan di dalam LAF-BSC

Petugas melepas APD Setelah selesai


Proses
pencampuran
dilakukan di Setelahnya,
mematikan
dalam LAF- Menghubung
kan LAF
15 menit
sebelum
lampu UV
dan
Membersihka
BSC dengan
sumber
digunakan,
menyalakan
membuka
pintu LAF
n permukaan
LAF dengan
blower dan alkohol/IPA
listrik secara
lampu UV
horisontal di
atas meja

Dinding ->
atas kebawah
dengan
Menyeka gerakan satu
Membiarkan
Meletakkan semua alat arah
5 menit
bahan dan yang akan
untuk Lantai ->
alat sesuai dimasukkan
turbulensi belakang ke
tata letak dengan
udara depan
alkohol 70%
dengan
gerakan satu
arah
Petugas
melepas APD
Setelah
selesai
Melepas
sarung
Melepas tangan
Menangga penutup bagian Membuang
lkan Menangga kepala dalam,
kantong di
sarung lkan baju dan bagian luar
pembuang
tangan pelindung dibuang di sarung
tangan an sisa
luar kantong
tertutup tidak boleh
terkena
kulit

Cuci
Tangan
KONDISI KHUSUS

• Bila tidak ada fasilitas LAF – BSC, perhatikan:

1. Ruangan

• Pilih ruang terbersih, khusus pengerjaan sediaan steril saja.


• Seluruh pintu dan jendela harus selalu tertutup.
• Tidak ada bak cuci; rak atau papan tulis yang permanen.
• Lantai didesinfeksi setiap hari dengan menggunakan
hypoclorite 100 ppm.
• Dinding mudah dibersihkan
• Meja kerja harus jauh dari pintu.
KONDISI KHUSUS

2. Cara Kerja
Cuci area kerja
Pakai APD Buang semua bahan dengan detergen,
terkontaminasi dalam bilas aquadest
kantong tertutup diulangi 3x, bilas
alkohol
Bersihkan meja
dengan aquadest, Buang semua kassa
lalu alkohol Seka seluruh alat
kesehatan dan wadah
ke kantong
70%.Tutup
permukaan dengan obat sesudah tertutup,
alas kemoterapi. digunakan dengan tempatkan dalam
alkohol 70% kantong buangan

Seka seluruh alat


kesehatan dan wadah Lakukan Lepaskan pakaian
obat sebelum pelindung
digunakan dengan
pencampuran
alkohol 70% secara aseptis
PENYIMPANAN

Penyimpanan sediaan steril non sitostatika setelah


dilakukan pencampuran tergantung pada stabilitas masing
masing obat. Kondisi khusus penyimpanan:
• Terlindung dari cahaya langsung, dengan menggunakan
kertas karbon/kantong plastik warna hitam atau aluminium
foil.
• Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di dalam lemari
pendingin (bukan freezer).

25
DISTRIBUSI

Pengiriman sedíaan steril yang telah dilakukan pencampuran harus terjamin sterilitas dan
stabilitasnya dengan persyaratan :
• Wadah
a. Tertutup rapat dan terlindung cahaya.
b. Untuk obat yang harus dipertahankan stabilitasnya pada suhu tertentu, ditempatkan
dalam wadah yang mampu menjaga konsistensi suhunya.
• Waktu Pengiriman Prioritas pengiriman untuk obat obat yang waktu stabilitasnya pendek.
• Rute pengiriman : pengiriman sediaan sitostatika sebaiknya tidak melalui jalur
umum/ramai untuk menghindari terjadinya tumpahan obat yang akan membahayakan
petugas dan lingkungannya.

26
PENANGANAN LIMBAH

Limbah sediaan steril harus dimasukkan dalam wadah tertentu, khusus penanganan
limbah sediaan sitostatika dilakukan sesuai dengan SOP.
• Lampiran 7
( PROSEDUR TETAP PENANGANAN LIMBAH SITOSTATIKA )
1) Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
2) Tempatkan limbah pada kontainer buangan tertutup. Untuk benda-benda tajam
seperti syringe, vial, ampul, tempatkan di dalam kontainer yang tidak tembus benda
tajam, untuk limbah lain tempatkan dalam kantong berwarna dan berlogo
cytotoxic.
3) Beri label peringatan pada bagian luar kantong.
4) Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
5) Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
6) Cuci tangan. 27
DOKUMENTASI

Dokumentasi merupakan proses yang meliputi :

• Pencatatan/rekam jejak dari kegiatan pencampuran sediaan


steril dengan maksud untuk memudahkan penelusuran bukti
jika sewaktu waktu terdapat keluhan dari pengguna (dokter,
apoteker, tenaga kesehatan lain dan pasien).

• Penyusunan data statistik, bahan evaluasi, dan bahan


penelitian.

28
JENIS-JENIS DOKUMEN
1. Permintaan pencampuran sediaan steril
2. Pencatatan pelaksanaan kegiatan pencampuran
3. Pencatatan K3 IFRS
4. Serah terima sediaan yang berasal dari luar IFRS ke IFRS
5. Serah terima sediaan dari petugas IFRS ke perawat
6. Kalibrasi alat
7. Uji berkala mikrobiologi ruangan
8. Uji kesehatan petugas

MASA PENYIMPANAN
• Penyimpanan dokumen disesuaikan dengan kebutuhan masing masing
• Contoh : rumah sakit minimal 3 tahun.
29
LAMPIRAN 1

PROSEDUR TETAP MENCUCI TANGAN


• Basahi tangan dengan air bersih
• Ambil sabun antiseptic
• Gosok kedua telapak tangan bagian atas dan bawah serta
diantara jari-jari dan kuku selama 20 detik
• Bilas tangan dengan air mengalir dan bersih selama 10 detik
• Tutup kran dengan beralaskan lap bersih atau bila
memungkinkan dengan siku
• Keringkan tangan dengan lap bersih atau pengering listrik.

30
LAMPIRAN 2

• PROSEDUR TETAP BERGANTI PAKAIAN


1. Memasuki ruangan steril harus melalui ruangan-ruangan ganti pakaian dimana pakaian biasa
diganti dengan pakaian pelindung khusus untuk mengurangi pencemaran jasad renik dan partikel.
2. Pakaian steril terlebih dahulu disterilkan untuk mengurangi kontaminan.
3. Ruangan Ganti Pakaian Pertama
a. Pakaian pertama dilepas dan menganti pakaian di ruang pertama, barang seperti arloji
dan perhiasan bisa di serahkan pada petugas yang bertugas.
b. Pakaian dan sepatu hendaklah dilepas dan disimpan pada tempat yang telah disediakan.
4. Ruangan Ganti Pakaian Kedua
a. Petugas mencuci tangan dan lengan hingga siku tangan lalu kaki dengan larutan
desinfektan (yang setiap minggu diganti).
b. Keringkan dengan mesin otomatis.
c. Lalu gunakan penutup kepala yang menutupi seluruh bagian kepala, kemudian masker
penutup mulut sampai menutupi janggut. Penutup kaki hendaklah menyelubungi seluruh
kaki dan ujung kaki.
d. Celana atau baju terusan (overall) diselipkan ke dalam penutup kaki. Penutup kaki diikat
sehingga tidak turun waktu bekerja. Ujung lengan baju hendaklah diselipkan ke dalam
sarung tangan. Kaca mata pelindung dipakai pada tahap akhir ganti pakaian.
e. Sarung tangan dibasahi dengan alkohol 70 % atau larutan desinfektan.
f. Gunakan siku untuk membuka pintu masuk.
g. Setiap selesai bekerja dan meninggalkan ruangan steril petugas melakukan prosedur yang
sama dan berurutan seperti pada saat memasuki ruangan.
31
LAMPIRAN 3

PROSEDUR TETAP PENGGUNAAN PASS BOX


Untuk passbox yang dilengkapi Untuk passbox yang manual
dengan UV 1. Bersihkan passbox sesuai dengan
1. Hubungkan passbox dengan sumber prosedur tetap pembersihan passbox.
listrik yang sesuai (jika passboxnya 2. Buka pintu passbox (pastikan pintu
automatik). passbox yang berada dalam ruang
2. Nyalakan passbox dengan menekan steril dalam keadaan tertutup)
tombol ON pada switch, lampu 3. Masukkan alat dan bahan ke dalam
indikator akan menyala. passbox
3. Jika lampu hijau menyala, pintu 4. Tutup kembali pintu passbox
passbox dalam keadaan tidak 5. Buka pintu passbox dari dalam ruangan
terkunci, dan siap dibuka. steril (pastikan pintu passbox yang
4. Masukkan alat dan bahan ke dalam satu tetap tertutup)
passbox. 6. Keluarkan alat dan bahan dari dalam
5. Tutup kembali pintu passbox. passbox dengan hati-hati
6. Buka pintu passbox dari dalam
ruangan steril
7. Keluarkan alat dan bahan dari 32
dalam passbox dengan hati-hati.
LAMPIRAN 4

PROSEDUR TETAP PENGGUNAAN LAMINAR AIR FLOW (LAF)


1. Hubungkan LAF dengan sumber listrik yang sesuai (220 volt)
2. Nyalakan blower dan lampu UV minimal 15 menit sebelum digunakan
3. Matikan lampu UV
4. Buka pintu penutup LAF dan letakkan secara horisontal di atas meja
5. Bersihkan permukaan LAF dengan Iso Propol Alkohol (IPA) atau alkohol 70 %
menggunakan lap yang tidak berserat:
a. Dinding : dari atas ke bawah dengan gerakan satu arah
b. Lantai : dari belakang ke depan dengan gerakan satu arah Catatan: jangan
menyemprotkan alkohol langsung ke arah HEPA filter
6. Seka semua bahan dan alat yang akan dimasukkan ke dalam LAF dengan alkohol 70
%
7. Letakkan bahan dan alat di dalam LAF sesuai tata letak 33

8. Biarkan 5 menit untuk menghilangkan turbulensi udara


34
LAMPIRAN 5

PROSEDUR MELEPASKAN APD


a) Menanggalkan sarung tangan luar
1. Tempatkan jari-jari sarung tangan pada bagian luar manset.
2. Angkat bagian sarung tangan luar dengan menariknya ke arah telapak tangan. Jari-
jari sarung tangan luar tidak boleh menyentuh sarung tangan dalam ataupun kulit.
3. Ulangi prosedur dengan tangan lainnya.
4. Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-ujung jari berada di bagian dalam sarung
tangan.
5. Pegang sarung tangan yang diangkat dari dalam sampai seluruhnya terangkat.
6. Buang sarung tangan tersebut ke dalam kantong tertutup.
b) Menanggalkan baju pelindung
1. Buka ikatan baju pelindung.
2. Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga bagian luar terletak di dalam.
3. Tempatkan dalam kantong tertutup.
c) Tanggalkan tutup kepala dan buang dalam kantong tertutup
d) Tanggalkan sarung tangan dalam, bagian luar sarung tangan tidak boleh menyentuh
kulit.
Buang dalam kantong tertutup
e) Tempatkan kantong tersebut dalam kointainer buangan sisa
f) Cuci tangan. 35
LAMPIRAN 6

PROSEDUR DISTRIBUSI
1) Ambil wadah yang telah berisi obat hasil rekonstitusi dari pass box.
2) Periksa kembali isi dan mencocokan formulir permintaan yang telah dibuat dengan
prinsip 5 BENAR (BENAR pasien; BENAR obat; BENAR dosis; BENAR rute; BENAR
waktu penggunaan) dan kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer
batch, tgl kadaluarsa setelah obat direkonstitusi).
3) Beri label luar pada wadah.
4) Kirim obat-obat tersebut ke ruang perawatan dengan menggunakan troli tertutup dan
tidak boleh melewati jalur yang banyak kontaminan (seperti: lift barang, dll) untuk
mengurangi kontaminasi
5) Lakukan serah terima dengan pasien atau petugas perawat

36
LAMPIRAN 7

PENANGANAN LIMBAH SITOSTATIKA


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
2. Tempatkan limbah pada kontainer buangan tertutup. Untuk benda-benda
tajam seperti syringe, vial, ampul, tempatkan di dalam kontainer yang
tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain tempatkan dalam kantong
berwarna dan berlogo cytotoxic.
3. Beri label peringatan pada bagian luar kantong.
4. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
5. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
6. Cuci tangan.
37
https://www.inciner8.com/images/smallsliders/medicalb.jpg

https://sc01.alicdn.com/kf/HT19zbtFCXiXXagOFbXb/200751702/HT19zbtF
CXiXXagOFbXb.jpg

https://ecs7.tokopedia.net/img/cache
/700/product-
1/2017/12/5/2680081/2680081_9a0f
aa24-2881-41f5-a076-63381ec8a591

38
LAMPIRAN 8

39
LAMPIRAN 9

40
LAMPIRAN 10

Formulir Pencatatan
K3 IFRS

41
LAMPIRAN 11

Formulir Serah Terima


Sediaan yang Berasal dari
Luar IFRS

42
LAMPIRAN 12 Formulir Serah Terima Sediaan dari Petugas IFRS ke
Perawat

43
LAMPIRAN 13

Formulir Kalibrasi Alat

44
LAMPIRAN 14

Formulir Uji Berkala


Mikrobiologi Ruangan

45
LAMPIRAN 15
PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN KESEHATAN
PETUGAS
• Semua petugas yang akan bertugas dan atau pindah kebagian lain
harus melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai pembanding
data klinik untuk pemeriksaan berikutnya.

• Semua petugas harus dibuatkan jadwal pemeriksaannya yaitu setiap 6


(enam) bulan sekali dengan jenis pemeriksaan darah lengkap.

• Hasil pemeriksaan harus di dokumentasi secara individual sesuai


nama petugas

• Bila terjadi pemeriksaan laboratorium yang abnormal harus


menjalani pemeriksaan lebih lanjut meliputi : fungsi hati (SGOT dan
SGPT), fungsi ginjal, asam folat dan vitamin B12.’

46
ESSENTIALS OF ASEPTIC
DISPENSING
• Persyaratan dan teknik mencuci tangan yang benar sebelum melaksanakan
dispensing secara aseptik untuk obat-obatan sitotoksik:

1.Melepas semua perhiasan/aksesoris dari jari, tangan, dan lengan.

1.Basahi tangan dan lengan (hingga setengah bagian dari siku).

1.Gunakan povidone iodine yang cukup untuk tangan dan lengan (hingga berbusa)

1.Gosok selama satu menit untuk mencuci dengan hati-hati setiap jari, telapak tangan
dan ujung jari. (kuku harus dipotong pendek dan cat kuku tidak boleh digunakan).

1.Keringkan tangan dengan mesin pengering tangan otomatis atau handuk kertas bebas
serat.
B. SARUNG TANGAN

Persyaratan:
1. Sarung tangan steril harus dipakai di ruangan saat menangani obat
sitotoksik
2. Sarung tangan lateks steril, bubuk lateks, nitrile atau neoprene dapat
digunakan jika telah divalidasi untuk digunakan secara khusus dalam
pembuatan obat sitotoksik.
3. Disarankan memakai sarung tangan ganda. Pada sarung tangan bagian
luar harus diganti setiap 30 menit atau setiap kali kerusakan atau
kontaminasi yang jelas terjadi.
4. Sarung tangan harus didesinfeksi dengan alkohol steril setiap kali operator
mengembalikan tangan mereka ke dalam kabinet rekonstitusi sitotoksik.
5. Setelah menyelesaikan pekerjaan, tangan harus dicuci bersih setelah
melepas kedua set sarung tangan.
PROSEDUR
MEMAKAI GLOVE:

1. Ambil glove dengan jari telunjuk dan


jempol
2. Tarik Glove ke lengan
3. Selipkan sarung tangan sebagaian
dibawah sarung tangan kedua
4. Tarik sarung tangan kedua di atas
tangan yang lain dan tarik sarung
tangan ke pergelangan tangan
5. Selipkan jari tangan yang benar-
benar bersarung di bawah manset
tangan pertama. Tarik sarung tangan
ke pergelangan tangan Anda
6. Prosedur pemakaian glove selesai
C. BAGIAN DARI SPUIT

Ujung
Piston
Penghisap

Ujung Luer-lok Tanda Kalibrasi Tabung Piston


Penghisap
Leher Atas Alat Penghisap Ujung
Datar
(Tepi)
D. BAGIAN DARI JARUM

• Hub berfungsi sebagai konektor


(penghubung) pada syringe.
• Shaft adalah bagian badan jarum yang
panjang dan menempel pada hub.
• Bevel adalah bagian ujung jarum. Bevel
ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bevel
heel (bagian tumpul) dan bevel tip
(bagian yang runcing).
E. BAGIAN DARI AMPUL
F. BAGIAN DARI VIAL

Plastic cap Tutup karet

Botol

Cara yang benar


memasukkan
jarum spuit ke
dalam vial
melalui tutup
karet.
G. BAGIAN KRITIS

• Bagian kritis dari berbagai peralatan steril yang digunakan dalam proses dispensing
aseptik yang tidak boleh disentuh langsung karena berpotensi mengakibatkan
kontaminasi produk akhir.
Bagian dari peralatan (jarum, syringe, ampul, dan botol) yang tidak boleh disentuh. Jika
disentuh, peralatan tersebut dianggap terkontaminasi dan harus dibuang segera dan
diganti dengan yang baru.
a. Syringe: tip dan plunger (jika syringe digunakan kembali)
b. Jarum: seluruh panjang jarum dari hub ke ujung bevel
c. Ampul: leher ampul
d. Vial atau botol iv: bagian atas karet
Untuk ampul dan vial atau botol iv harus diseka tisu alkohol steril dan dikeringkan di
udara sebelum dilakukan tahap selanjutnya
H.PENYUSUNAN JARUM KE
SPUIT

• Jarum Lock-Luer harus digunakan saat akan menyusun kembali atau menyiapkan obat sitotoksik. Bagian
ini untuk melihat bagaimana jarum dan syringe dapat berfungsi dengan baik sebelum dikelurkan dari obat
sitotoksik.
1. Bersihkan jarum suntik dari pembungkus steril dengan hati-hati agar tidak menyentuh ujung jarum suntik
ke permukaan atau pembungkus apapun.Tempatkan spuit secara vertikal pada ujungnya dengan posisi
yang tegak jika tidak ada jarum yang terpasang.
2. Pegang pembungkus jarum dengan tangan dan buka pembungkus dengan hati-hati agar tidak menyentuh
ujung terbuka (bagian kritis) jarum.
3. Saat masih memegang pembungkus dan ujung jarum yang terbuka, ambil spuit dengan memegang tabung
dengan kuat di antara ibu jari dan jari telunjuk di tangan yang lain.
4. Hubungkan jarum ke spuit dan putar spuit searah jarum jam sampai kencang. Pastikan kesesuaian antara
spuit dan jarum.
5. Sesuaikan alat penghisap untuk melepaskan udara.
6. Sebelum digunakan, lepaskan tutup jarum dengan menarik tutup sambil memegang tabung spuit dengan
kuat di antara ibu jari dan jari telunjuk.
I. PENGUKURAN LARUTAN
DALAM SPUIT

Pembacaan volume larutan pada spuit


yang benar yaitu dengan melihat posisi
dari ujung piston penghisap. Piston Penghisap

Ujung Piston
Penghisap

Dari gambar disamping, dapat dilihat posisi ujung


piston penghisap berada pada posisi 1,5 sehingga
larutan yang berada pada spuit tersebut sebanyak 1,5
ml.
J. MEMBUKA AMPUL
Ampul Kaca
1. Periksa keberadaan tanda yang menunjukkan letak untuk membuka ampul
2. Jika ada tanda, ampul dapat dipatahkan secara langsung.
3. Jika tidak ada tanda, maka dapat ampul dapat dibuka dengan dikikir
4. Sebelum membuka ampul, periksa nama, isi dan tanggal kedaluwarsa.
5. Pegang ampul secara vertikal di antara ibu jari dan jari telunjuk dan periksa keberadaan
gelembung udara. Jika ada gelembung udara, hilangkan dengan melakukan gerakan "J"
terbalik.
6. Saat mematahkan ampul, pegang ujung ampul di antara ibu jari dan telunjuk tangan dan
pangkal ampul di antara ibu jari dan jari telunjuk yang lain. Pastikan jari-jari jauh dari
bagian leher ampul.
7. Dengan ibu jari menunjuk, buka ampul tanpa menyentuh leher.
8. Jika ada titik pada ujung (kepala) ampul, pastikan titik itu jauh dari hadapan Anda dan
jari telunjuk berada di atasnya. Jepitkan sambil memastikan ujung jari jauh dari bagian
leher ampul.
Ampul Plastik

▪ Posisi 1: Pegang ujung (kepala) ampul


dalam posisi terbalik.
▪ Posisi 2 hingga 5: Putar ampul
menggunakan gerakan “J” terbalik dalam
▪ Teknik membuka ampul
satu gerakan cepat.
▪ Posisi 6: Akhirnya, ampul akan berada plastik tergantung pada
dalam posisi tegak dan cairan yang telah merek sediaan.
terkumpul di ujung (atau kepala) ampul ▪ Buka ampul plastik
akan dialirkan ke dalam tubuh ampul. sesuai dengan instruksi
produsen sediaan.
Jika masih ada cairan di kepala ampul,
ulangi urutannya lagi.
K. MENGAMBIL LARUTAN DARI
AMPUL

1. Pasang jarum pada spuit (seperti yang telah dijelaskan pada bagian F).

2. Pegang ampul dengan 1 tangan dan jarum suntik dengan tangan yang lain. Letakan
ujung miring jarum kearah anda. Masukkan jarum spuit ke dalam bagian permukaan
muara ampul.
Jangan biarkan ujung atau batang jarum menyentuh tepi ampul.

3.Tarik cairan kedalam syringe dengan menarik plunger keatas


4. Miringkan ampul supaya semua cairan di dalam ampul terjangkau oleh jarum.

5. Setelah larutan yang diperlukan tertarik dalam alat suntik, letakan ampul

6. Pegang jarum suntik secara vertikal dg jarum menghadap keatas. Tarik plunger
sehingga tidak ada solusi dalam pusat jarum. Ketuk hilangkan gelembung tarik plunger
lagi kemudian sesuaikan volume yang diinginkan.
L. REKONSTITUSI SERBUK
DALAM VIAL

1. Periksa isi vial 2. Lepaskan tutup 3. Bersihkan dengan


dan tanggal botol atau segel sapuan alkohol steril,
kadaluarsanya pelindung dari vial. biarkan hingga kering
4. Pasang 5. Ukur volume 6.Tempatkan jarum
jarum pada larutan untuk pada karet vial pada
spuit. rekonstitusi sudut 45ᵒ tepi
miring jarum
menghadap keatas
7. Menyuntikkan 8 . Lalu menarik kembali 9. Melepaskan syringe dari

jarum ke spuit untuk menarik vial. Kemudian kocok atau


gulung dengan lembut untuk
dalam vial udara dari vial (seperti
memastikan serbuk dalam vial
gambar di atas)
terlarut
M. MENARIK DARI VIAL

1. Cek nama, isi dan tanggal kadaluarsa dari vial


2. Lepaskan tutup vial atau segel pelindung dari vial
3. Bersihkan karet penutup vial dengan alcohol steril, biarkan kering
4. Pasang jarum dan spuit
5. Menarik udara ke dalam spuit sebanyak volume yang akan diambil
6. Letakkan jarum di atas tutup karet vial dengan sudut 45° dan ujung
jarum yang miring menghadap ke atas
7. Suntikkan jarum ke dalam vial, membalikkan botol dan menarik kembali
pendorong untuk menarik udara dari vial
MENARIK DARI VIAL
(LANJUTAN)

8. Posisikan ujung jarum ke dalam larutan, dan secara bertahap dorong udara ke dalam
vial sampai resistensi tekanan meningkat
9. Lepaskan pendorong dan biarkan larutan mengalir ke dalam spuit
10. Ulangi langkah 6 dan 7 hingga volume yang diinginkan ada dalam jarum suntik.
11. Pegang spuit injeksi secara vertikal dan ketuk spuit injeksi hingga gelembung naik ke
atas
12. Sesuaikan volume di dalam spuit injeksi sesuai yang diinginkan
13. Tarik udara ke dalam spuit injeksi untuk menghasilkan tekanan negatif
14. Ulangi langkah 1-9 saat ingin menarik dari beberapa vial menggunakan spuit
injeksi yang sama
N. MANAGEMENT OF
CYTOTOXIC SPILL

Umum :

1. Kebanyakan obat sitotoksik mengiritasi kulit, selaput lendir dan mata dan
dapat menyebabkan lesinekrotik atau inflamasi pada jaringan lunak.
2. Kontak atau inhalasi semacam itu dapat terjadi akibat tumpahan.
3. Ketika tumpahan atau kerusakan terjadi, harus segera dibersihkan oleh orang
yang bertanggung jawab atas tumpahan.
4. Orang yang bertanggung jawab harus dilatih dalam prosedur yang sesuai.
5. Tumpahan harus tanda peringatan sehingga orang lain di daerah tersebut tidak akan
terkontaminasi.
N. MANAGEMENT OF
CYTOTOXIC SPILL (LANJUTAN)

6. Alat pelindung yang tepat harus dipakai selama proses pembersihan tumpahan.
7. Ketika ada tumpahan, jadwa pembersihan harus ditunda sampai daerah tersebut
telah dibersihkan dengan benar.
8. Spill kit harus tersedia setiap kali ada obat sitotoksik yang digunakan.
9. Semua barang yang terkontaminasi oleh bahan sitotoksik harus diperlakukan sebagai
limbah sitotoksik.
BARANG YANG DIBUTUHKAN

1. Tanda 6. Kantong plastikk zip-lock


2. Instruksi penggunaan spill kit 7. Sendok plastik & scrapper
yang benar 8. Air
3. Kaca mata keselamatan 9. Alkalin
4. Masker 10. Formulir laporan kejadian
5. Sarung tangan
CYTOTOXIC SPILL

1. Peringatkan staf lain agar berhati-hati pada area tumpahan dan


batasI akses dengan menempatkan tanda peringatan pada area
yang menonjol.
2. Keluarkan isi dari split kit dan gunakan sesuai urutan.
3. Untuk tumpahan cairan, letakkan kertas penyerap secukupnya di atas cairan
yang tumpah .
4. Kumpulkan kertas yang terkontaminasi dan dengan hati-hati kumpulkan
semua pecahan kaca dan buang sampah ke dalam kantung zip-locked
sebelum membuangnya ke dalam wadah limbah sitotoksik.
5. Ulangi langkah diatas sampai tumpahan benar-benar bersih.
6. Jika staf terkontaminasi dengan sitotoksik, prosedur yang harus diikuti
yaitu:
Semua pakaian pelindung yang Semua pakaian yang
Pakaian dengan Area kulit yang
benar-benar terkontaminasi jumlah minimal terkontaminasi harus terkontaminasi harus
harus dipindahkan ke tempat kontaminasi
dibuang dan jika sangat dicuci dengan sabun
harus dicuci
dan ditempatkan di limbah terkontaminasi harus dan dibilas dengan air
sitotoksik. dibuang secara terpisah dalam
dan dibilas dengan baik. jumlah besar.

Mata yang telah terkontaminasi harus benar-


benar diirigasi dengan 0,9% natrium klorida
Jika kulit rusak, area yang
atau irigasi tetesmata yang sesuai. Tidak Segera
terkena harus diirigasi
disarankan untuk mengairi mata secara ke dokter
dengan air dan pendarahan
langsung dengan mengalirkan air dari
harus dihentikan.
keran (faucet) karena potensi kerusakan
tekanan air pada mata.
7. Staf memberi tahu atasan langsung dan melaporkan /
mendokumentasikan dalam formulir laporan kejadian.
8. Pengawas menyelidiki penyebab kejadian dan mengambil
tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya kejadian
tersebeut terulang kembali.
SAAT MEMBERSIHKAN AREA TUMPAHAN

Gunakan deterjen dan air untuk mencuci area tumpahan secara menyeluruh, buang semua
A
limbah yang dihasilkan ke dalam wadah limbah sitotoksik.

B Bilas area dengan baik dengan air bersih.

C Keringkan area sepenuhnya untuk mencegah terpeleset di lantai basah.

Untuk tumpahan di area umum, usahakan staf pembersihan rumah sakit untuk segera
D membersihkan area tersebut.

E Untuk tumpahan di cleanroom, saklar tumpahan harus diaktifkan. Ketika diaktifkan, switch ini
akan meningkatkan tekanan negatif dalam suite sitotoksik untuk meminimalkan kontaminasi
lingkungan eksternal.

F Untuk tumpahan dalam lemari obat, disinfektan kabinet dengan alkohol 70% dan reset kabinet
untuk persiapan obat.

Anda mungkin juga menyukai