SKRIPSI
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Disetujui di
Medan, September 2017
Komisi Pembimbing:
Pembimbing 2, Pembimbing 1,
Disetujui oleh:
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua,
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, dengan limpahan Anugerah dan Karunia-Nya skripsi ini
berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.
Demikian, penulis juga menyadari keterlibatan berbagai pihak yang telah
membantu demi terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu terima kasih penulis
ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom selaku Ketua Departemen Matematika dan
Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si selaku Sekretaris Departemen
Matematika.
3. Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs.
Agus Salim Harahap, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan banyak bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Syahriol Sitorus, M.IT dan Ibu Asima Manurung, M.Si selaku
komisi penguji atas masukan dan saran yang telah diberikan demi perbaikan
skripsi ini.
5. Seluruh dosen Departemen Matematika FMIPA USU serta seluruh Staf
Administrasi di Departemen Matematika FMIPA USU.
6. Ayahanda (Almarhum) dan Ibunda tercinta, yang sangat saya kasihi dan
sayangi atas doa dan dukungan moril maupun materil yang diberikan selama
ini, serta kepada adik saya Salsa dan Fariz yang selalu memberi bantuannya.
7. Seluruh rekan-rekan seperjuangan Matematika stambuk 2013, istemewa
untuk Pelaruga yang selalu memberi semangat dan motivasi selama ini
8. Sahabat-sahabat penulis yaitu Aya dan Tya serta Yanti yang telah
memberikan semangat serta motivasi dan bantuan.
Hormat Saya,
Penulis
ABSTRAK
ABSTRACT
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metodologi Penelitian 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian studi kasus dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
Mengumpulkan dan mempelajari berbagai informasi berupa buku-buku
ataupun jurnal-jurnal yang berhubungan dengan metode Economic Order
Quantity.
2. Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, penulis mewawancarai manager perusahaan
secara langsung dan mendapatkan data sekunder dari perusahaan. Adapun
data yang didapat dari perusahaan tersebut adalah:
a. Jumlah permintaan alat kesehatan jenis infus
b. Biaya pemesanan alat kesehatan jenis infus
c. Biaya penyimpanan alat kesehatan jenis infus
d. Biaya persediaan alat kesehatan jenis infus yang dikeluarkan
perusahaan.
3. Analisis dan Pengolahan Data
Data yang digunakan adalah data perusahaan pada periode Januari 2016-
Desember 2016. Tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut:
4. Membuat kesimpulan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persediaan
1. Sofjan Assauri (2004), menjelaskan bahwa persediaan adalah “Suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu
periode usaha yang normal”.
3. Sri Mulyono (2004), menjelaskan bahwa persediaan adalah “Sumber daya yang
disimpan untuk memenuhi permintaan saat ini dan mendatang”.
b. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat jadwal
operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
Rosnani Ginting (2007), memaparkan bahwa fungsi persediaan yaitu:
1. Transation Motive
Dalam hal ini persediaan menjamin kelancaran proses pemenuhan (secara
ekonomis) permintaan barang sesuai dengan kebutuhan pemakai.
2. Precatuianary Motive
Persediaan dapat meredam fluktuasi permintaan atau pasokan yang tidak
beraturan.
3. Speculation Motive
Persediaan merupakan alat spekulasi untuk mendapatkan keuntungan berlipat
dikemudian hari, atau dapt disebut persediaan dapat bersifat speculator.
Persediaan dapat dibedakan atau dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang
tersebut di dalam urutan pengerjaan produk, yaitu:
2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchased parts) Persediaan
barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain, yang
dapat secara langsung diassembling dengan parts lain, tanpa melalui proses
produksi sebelumnya.
2. Fluctuation Stock
Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi
permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang
tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan
lebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka
persediaan ini (fluctuation stock) dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga
kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3. Anticipation Stock
Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah salah satu metode yang digunakan
untuk mengendalikan persediaan. Metode ini optimal untuk digunakan. (Render
dan Heizer, 2006).
2𝐷𝑆
EOQ = √ (2.1)
𝐻
𝐷
𝑃 = 𝑄∗ (2.2)
di mana:
𝑃 = Jumlah pemesanan per tahun
𝐷 = Banyaknya permintaan pada periode tertentu
𝑄 ∗ = Kuantitas ekonomis barang setiap pemesanan (EOQ)
Biaya penyimpanan (𝐻) biasanya dinyatakan dengan dasar per unit untuk beberapa
periode waktu (walaupun kadangkala dinyatakan dalam bentuk persentase rata-rata
persediaan). Secara tradisional, biaya penyimpanan dihubungkan dengan dasar
tahunan (per tahun), dapat dilihat Gambar 2.1 yang berhubungan dengan besarnya
penyimpanan.
Walaupun demikian, biaya penyimpanan (𝐻) hanya menyajikan biaya per unit dan
total biaya penyimpanan tahunan. Total biaya penyimpanan ditentukan oleh jumlah
persediaan yang dimiliki selama tahun itu. Pada saat persediaan habis maka akan
dilakukan pemesanan ulang. Jumlah persediaan yang tersedia diilustrasikan dalam
Gambar 2.1.
Biaya pemesanan (𝑆) dinyatakan dalam dasar per pemesanan, nilai ini hanya
menggambarkan biaya per pemesanan dan bukan total biaya pemesanan.
Pemesanan suatu barang tidak melebihi permintaan yang ada karena permintaan
diketahui secara pasti.
Total biaya persediaan tahunan (𝑇𝐼𝐶) dihitung dengan menjumlahkan total biaya
pemesanan (𝑇𝑆) dan total biaya penyimpanan (𝑇𝐻), adalah:
𝐷 𝑄
𝑇𝐼𝐶 = 𝑄 𝑆 + 2 𝐻 (2.5)
Gambar 2.2 dapat dijelaskan masing-masing dari ketiga kurva biaya yang
ditunjukkan. Pertama, dapat diamati kecenderungan menaik dari kurva total biaya
penyimpanan (𝑇𝐻). Sejalan dengan meningkatnya jumlah pemesanan (𝑄),
(ditunjukkan oleh sumbu horizontal), total biaya penyimpanan (ditunjukkan oleh
sumbu vertikal) juga meningkat, disebabkan karena pemesanan yang semakin
banyak akan mengakibatkan semakin banyaknya unit yang disimpan dalam
persediaan. Kemudian dengan meningkatnya jumlah pemesanan (𝑄), total biaya
pemesanan (𝑇𝑆) menurun, disebabkan karena kenaikan dalam jumlah pemesanan
akan mengakibatkan semakin sedikit pemesanan yang dilakukan setiap tahunnya.
Total biaya pada Gambar 2.2 Model Biaya Persediaan, kurva total biaya tahunan
pertama-tama menurun ketika 𝑄 meningkat kemudian kurva total biaya tahunan
mulai meningkat, ketika permintaan 𝑄 mulai menurun. Nilai 𝑄 yang paling baik
atau optimal, adalah nilai yang merupakan nilai minimum total biaya persediaan
tahunan.
Secara matematis nilai 𝑄 optimal (𝑄 ∗ ) atau jumlah pemesanan yang optimal dapat
dihitung sebagai berikut. Dari persamaan (2.5) akan diperoleh total biaya
persediaan (𝑇𝐼𝐶) minimum. Untuk membuktikannya akan dicari turunan pertama
dari persamaan (2.5).
𝐷 𝑄
Persamaan (2.5), 𝑇𝐼𝐶 = 𝑄 𝑆 + 2 𝐻, merupakan persamaan dari total biaya
diturunkan terhadap 𝑄.
𝑑(𝑇𝐼𝐶) 𝑑 𝐷𝑆 𝑑 𝑄𝐻
= ( )+ ( )
𝑑𝑄 𝑑𝑄 𝑄 𝑑𝑄 2
𝑑(𝑇𝐼𝐶) 𝐷𝑆 𝐻
=− 2 +
𝑑𝑄 𝑄 2
𝑑(𝑇𝐼𝐶)
=0
𝑑𝑄
𝐷𝑆 𝐻
− + =0
𝑄2 2
𝐻 𝐷𝑆
=
2 𝑄2
𝑄2 × 𝐻 = 2 × 𝐷 × 𝑆
di mana:
𝑄 ∗ = Nilai 𝑄 optimal
𝑆 = Biaya pemesanan (rupiah/pesanan)
𝐻 = Biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun)
𝑄 ∗ menandakan bahwa nilai 𝑄 adalah optimal, dikenal sebagai metode Economic
Order Quantity (EOQ).
𝑆𝑆 = 𝑍𝜎 (2.7)
di mana:
𝑍 = Faktor pengaman yang digunakan perusahaan
𝑆𝑆 = Persediaan pengaman
𝜎 = Standar deviasi permintaan
Titik pemesanan ulang (reorder point) adalah suatu tingkat tertentu di dalam
persediaan di mana pemesanan harus segera dilaksanakan pada saat titik tersebut
telah tercapai (Freddy Rangkuti, 1995).
a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai dengan barang datang
di perusahaan (Lead Time)
b. Tingkat pemakaian barang rata-rata / hari atau satuan waktu lainnya
c. Persediaan pengaman / safety stock (jumlah persediaan barang yang
minimum harus ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya
barang yang dibeli agar perushaaan tidak mengalami “stock out”/gangguan
kelancaran kegiatan produksi karena kehabisan barang.
𝐷𝐿
𝑅𝑂𝑃 = 365 (2.8)
di mana:
𝑅𝑂𝑃 = Titik pemesanan ulang
𝐷 = Banyaknya permintaan pada periode tertentu
𝐿 = Waktu tunggu
Jika jumlah pemesanan ulang (𝑅𝑂𝑃) lebih kecil dari jumlah pemesanan (𝑄)
atau 𝑅𝑂𝑃 < 𝑄, maka tidak akan pernah terjadi kekurangan persediaan. Jika jumlah
pemesanan ulang (𝑅𝑂𝑃) lebih besar dari jumlah pemesanan (𝑄) atau 𝑅𝑂𝑃 > 𝑄,
maka akan terjadi kekurangan persediaan dalam setiap pemesanan.
a. Eduina Guga dan Orjola Musa (2015) dalam jurnalnya yang berjudul
“Inventory Management Through EOQ Model ( A Case Study Of Shpresa
Ltd, Albania)” memaparkan tentang asal rumus EOQ yaitu Bill Roach
menjelaskan bagaimana asal mula EOQ dimulai dalam artikelnya “Origin
of the Economic Order Quantity formula: transcription or
transformation?”, diterbitkan pada tahun 2005. Roach menjelaskan bahwa
EOQ telah menjadi rumus yang terkenal untuk menghitung jumlah pesanan
yang optimal. Dia juga menyebutkan kontribusi penting yang telah
diberikan Ford Harris dalam rumus EOQ. Dia menulis rumus Economic
Order Quantity pada tahun 1915, saat ia masih mahasiswa sarjana. Rumus
Economic Order Quantity digunakan di bidang bisnis, juga dalam teknik.
Mahasiswa belajar teknik rumus EOQ dalam teknik ekonomi dan teknik
industri. Di sisi lain, disiplin bisnis dipelajari di mata kuliah EOQ sebagai
finansial dan pengolahan operasi persediaan. Jadi di kedua sisi EOQ
memiliki aplikasi praktis.
b. Cahya Karuniawan (2015) dalam jurnalnya yang berjudul “Optimalisasi
Sistem Persediaan Bahan Baku Kain Menggunakan Metode Economic
Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus pada: PT. New Makmurtex)”
memaparkan bahwa dengan adanya penerapan metode EOQ perusahaan
akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik
untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga
mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada digudang
seperti kain yang sangat rentan terhadap api. Analisis EOQ ini dapat
digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu
bahan dibeli dan dalam kuantitas berapa kali pembelian. Selain itu, Metode
EOQ berusaha mencapaitingkat persediaan yang seminimum mungkin,
biaya rendah dan mutu yang lebih baik. Perencanaan metode EOQ dalam
suatu perusahaaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock
Data diperoleh dengan cara pengamatan langsung dari perusahaan, diskusi maupun
wawancara dari pihak perusahaan serta mengutip informasi dan arsip yang sesuai
dengan data yang berhubungan dengan data pemecahan masalah. Data-data yang
diperoleh dari arsip PT. Hexalab Sumatera Medan adalah sebagai berikut:
Di mana:
𝐻 = Biaya penyimpanan
𝑆 = Harga infus per-item
ℎ = Persentase biaya penyimpanan per-item
10.000
𝐻= × 0,06
12
𝐻 = 50
10.000
𝐻= × 0,06
12
𝐻 = 50
20.000
𝐻= × 0,06
12
𝐻 = 100
20.000
𝐻= × 0,06
12
20.000
𝐻= × 0,06
12
𝐻 = 100
20.000
𝐻= × 0,06
12
𝐻 = 100
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
Di mana:
𝐷 = Jumlah permintaan
𝑆 = Biaya pemesanan setiap kali melakukan pemesanan
𝐻 = Biaya penyimpanan
𝐸𝑂𝑄 = Jumlah alat kesehatan setiap kali pemesanan
Siklus pemesanan ulang dapat dicari dengan Metode EOQ dalam 1 tahun yaitu
dengan rumus:
𝐷
𝑃=
𝐸𝑂𝑄
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
2×58.700×86.000
= √ 50
= √201.928.000
= 14.210,13 pcs
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
2×33.700×86.000
=√ 50
= √115.928.000
= 10.766,98 pcs
𝐷
𝑃=
𝐸𝑂𝑄
33.700
𝑃 = 10.766,98 = 3,12 ≈ 3 kali dalam setahun
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
2×17.450×86.000
=√ 100
= √30.014.000
= 5.478,50 pcs
𝐷
𝑃=
𝐸𝑂𝑄
17.450
𝑃 = 5.478,50 = 3,18 ≈ 3 kali dalam setahun
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
2×28.250×86.000
=√ 100
= √48.590.000
= 6.970,65 pcs
𝐷
𝑃=
𝐸𝑂𝑄
28.250
𝑃 = 6.970,65 = 4,05 ≈ 4 kali dalam setahun
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
2×35.050×86.000
=√ 100
= √60.286.000
= 7.764,40 pcs
𝐷
𝑃=
𝐸𝑂𝑄
35.050
𝑃 = 7.764,40 = 4,51 ≈ 4 kali dalam setahun
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
2×14.500×86.000
=√ 100
= √24.940.000
= 4.993,99 pcs
𝐷
𝑃=
𝐸𝑂𝑄
14.500
𝑃 = 4.993,99 = 2.90 ≈ 3 kali dalam setahun
Di mana:
𝑆𝑆 = Jumlah Safety Stock
Z = Standar Normal Deviasi keseluruhan
𝜎 = Standar Normal Deviasi per-item
∑12 ̅ 2
𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋 )
𝑠=√
𝑛−1
994166.6668
=
11
= 300.63
Maka, Jumlah safety stock item infusion set adult
𝑆𝑆 = 𝑍 × 𝜎
= 1,65 × 300,63
= 496,03 pcs
∑12 ̅ 2
𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋 )
𝑠=√
𝑛−1
2949166.667
=
11
∑12 ̅ 2
𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋 )
𝑠=√
𝑛−1
2027291.667
=
11
= 429.30
Maka, Jumlah safety stock item IV Cath NP No. 18
𝑆𝑆 = 𝑍 × 𝜎
= 1,65 × 429,30
= 708,34 pcs
∑12 ̅ 2
𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋 )
𝑠=√
𝑛−1
1298131.667
=
11
= 340.76
Maka, Jumlah safety stock item IV Cath NP No. 20
𝑆𝑆 = 𝑍 × 𝜎
= 1,65 × 340,76
= 562,25 pcs
∑12 ̅ 2
𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋 )
𝑠=√
𝑛−1
∑12 ̅ 2
𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋 )
𝑠=√
𝑛−1
904166.6668
=
11
= 286.70
Jumlah Safety Stock tiap item alat keesehatan jenis infus pada PT. Hexalab
Sumatera dapat dilihat pada tabel berikut:
𝐷𝐿
𝑅𝑂𝑃 =
365
33.700 × 7
=
365
𝑅𝑂𝑃 = 646,30 pcs
= 355.253,61 + 355.253,25
= Rp 710.506,86
= 269.174,82 + 269.174,5
= Rp 538.349,32
c. Untuk item IV Cath NP No.18
𝐷 𝑄
𝑇𝐼𝐶 = (𝑄 × 𝑆) + ( 2 × 𝐻)
17.450 5.478,50
= (5.478,50 × 86.000) + ( × 100)
2
= 273.925,34 + 273.925
= Rp 547.850,34
= 348.532,77 + 348.532,5
= Rp 697.065,27
= 388.220,59 + 388.220
= 249.700,14 + 249.699,5
= Rp 499.399,64
Maka total biaya persediaan alat kesehatan jenis infus pada PT. Hexalab Sumatera
Medan adalah 𝑅𝑝. 3.769.612,02
̅ × 𝐻) + (𝑛 × 𝑆)
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = (𝐷
Di mana:
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟= Biaya persediaan perusahaan
̅
𝐷 = Raata-rata permintaan per tahun
𝑆 = Biaya pemesanan
𝐻 = Biaya penyimpanan
𝑛 = Banyak bulan per tahun (12 bulan)
Dengan meggunakan rumusan diatas, maka dapat dihitung biaya persediaan alat
kesehatan jenis infus menurut perusahan adalah sebagai berikut:
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data menurut metode EOQ (Economic Order Quantity)
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
4.2 Saran
Kumar, R. 2016. Economic Order Quantity (EOQ) Model. Journal of Finance and
Economic Management Delhi University. 5:1.
Murty, D.H., Jazuli dan Talitha, T. 2015. Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan
Baku di PT. Bromindo Mekar Mitra. Jurnal pada Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
Taylor III, Bernard W. 2004. Introduction to Management Science. 8th Edition. New
Jersey: Pearson Education.
W.R, Fajar. 2014. Aplikasi Metode Matematika EOQ Multi Item Pada PT. Jaya
Kertas Kertosono. Jurnal Matematika. 2:224-227.
𝑛 𝑋𝑖 𝑋̅ 𝑋𝑖 − 𝑋̅ (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
1 5000 4891.67 108.33 11735.3889
2 5500 4891.67 608.33 370065.3889
3 4500 4891.67 -391.67 153405.3889
4 5000 4891.67 108.33 11735.3889
5 4500 4891.67 -391.67 153405.3889
6 5150 4891.67 258.33 66734.3889
7 4500 4891.67 -391.67 153405.3889
8 5000 4891.67 108.33 11735.3889
9 5000 4891.67 108.33 11735.3889
10 4700 4891.67 -191.67 36737.3889
11 4850 4891.67 -41.67 1736.3889
12 5000 4891.67 108.33 11735.3889
∑ 58700 994166.6668
𝑛 𝑋𝑖 𝑋̅ 𝑋𝑖 − 𝑋̅ (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
1 2000 2808.33 -808.33 653397.3889
2 3500 2808.33 691.67 478407.3889
3 2500 2808.33 -308.33 95067.3889
4 3500 2808.33 691.67 478407.3889
5 3200 2808.33 391.67 153405.3889
6 3200 2808.33 391.67 153405.3889
7 2500 2808.33 -308.33 95067.3889
8 2000 2808.33 -808.33 653397.3889
9 3100 2808.33 291.67 85071.3889
10 2900 2808.33 91.67 8403.3889
11 2500 2808.33 -308.33 95067.3889
12 2800 2808.33 -8.33 69.3889
∑ 33700 2949166.667
𝑛 𝑋𝑖 𝑋̅ 𝑋𝑖 − 𝑋̅ (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
1 1000 1454.16 -454.16 206261.3056
2 1200 1454.16 -254.16 64597.3056
3 1300 1454.16 -154.16 23765.3056
4 2500 1454.16 1045.84 1093781.306
5 2000 1454.16 545.84 297941.3056
6 1050 1454.16 -404.16 163345.3056
7 1100 1454.16 -354.16 125429.3056
8 1400 1454.16 -54.16 2933.3056
9 1600 1454.16 145.84 21269.3056
10 1500 1454.16 45.84 2101.3056
11 1300 1454.16 -154.16 23765.3056
12 1500 1454.16 45.84 2101.3056
∑ 17450 2027291.667
𝑛 𝑋𝑖 𝑋̅ 𝑋𝑖 − 𝑋̅ (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
1 3000 2354.16 645.84 417109.3056
2 2050 2354.16 -304.16 92513.3056
3 2500 2354.16 145.84 21269.3056
4 2150 2354.16 -204.16 41681.3056
5 2500 2354.16 145.84 21269.3056
6 2050 2354.16 -304.16 92513.3056
7 3000 2354.16 645.84 417109.3056
8 2500 2354.16 145.84 21269.3056
9 2200 2354.16 -154.16 23765.3056
10 2000 2354.16 -354.16 125429.3056
11 2300 2354.16 -54.16 2933.3056
12 2500 2354.16 145.84 21269.3056
∑ 28250 1298131.667
𝑛 𝑋𝑖 𝑋̅ 𝑋𝑖 − 𝑋̅ (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
1 3000 2920.83 79.17 6267.8889
2 3000 2920.83 79.17 6267.8889
3 3000 2920.83 79.17 6267.8889
4 3000 2920.83 79.17 6267.8889
5 3500 2920.83 579.17 335437.8889
6 2550 2920.83 -370.83 137514.8889
7 3000 2920.83 79.17 6267.8889
8 2500 2920.83 -420.83 177097.8889
9 3100 2920.83 179.17 32101.8889
10 3300 2920.83 379.17 143769.8889
11 2900 2920.83 -20.83 433.8889
12 3200 2920.83 279.17 77935.8889
∑ 35050 935631.6668
𝑛 𝑋𝑖 𝑋̅ 𝑋𝑖 − 𝑋̅ (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
1 1700 1208.33 491.67 241739.3889
2 1500 1208.33 291.67 85071.3889
3 1400 1208.33 191.67 36737.3889
4 1000 1208.33 -208.33 43401.3889
5 1100 1208.33 -108.33 11735.3889
6 1000 1208.33 -208.33 43401.3889
7 1000 1208.33 -208.33 43401.3889
8 750 1208.33 -458.33 210066.3889
9 950 1208.33 -258.33 66734.3889
10 1500 1208.33 291.67 85071.3889
11 1200 1208.33 -8.33 69.3889
12 1400 1208.33 191.67 36737.3889
∑ 14500 904166.6668