Anda di halaman 1dari 2

2

hati, kerusakan saraf, iritasi kulit, kebutaan, kerusakan organ reproduksi, dan
bahkan kematian.
Adanya peningkatan taraf hidup,dan perubahan pola hidup serta
peningkatan pengetahuan dan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan telah
mengubah pola pikir sebagian masyarakat untuk cenderung memilih produk
pangan alami daripada produk pangan yang diawetkan dengan menggunakan
bahan pengawet sintetik. Perubahan tersebut mendorong banyaknya penelitian
yang dilakukan untuk mencari solusi melepaskan ketergantungan terhadap
pengawet sintetik dan kembali ke alam ( back to nature ) termasuk mencari
alternatif pengawet / seyawa antimikroba alami.
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati di dunia setelah Brazilli
dan Tanzania. Banyak sekali tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk
mengawetkan bahan pangan. Salah satu dari keanekaragaman hayati tersebut
adalah Averrhoa bilimbi yang lebih dikenal dengan nama belimbing wuluh.
Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) adalah tanaman obat potensial yang
dapat dimanfaatkan sebagai obat rematik, stroke, obat batuk, anti radang,
analgesik, anti hipertensi, anti diabetes (Pendit dkk, 2016). Bagian tanaman
belimbing wuluh yang bermanfaat sebagai obat pada umumnya adalah buah,
bunga, dan daun.
Penelitian mengenai aktivitas antibakteri daun belimbing wuluh dan
kandungan metabolit sekundernya pernah dilakukan, bahwa dalam simplisia daun
belimbing wuluh terkandung senyawa saponin, flavonoid, tannin, kalsium oksalat,
dan kalium nitrat (Faharani, 2009). Kulit batang belimbing wuluh juga diketahui
memiliki aktivitas antimikrobia, baik terhadap bakteri Gram-positif
(B.pumilus,B.subtilis dan S.aureus) serta bakteri Gram-negatif (Enterobacter
cloacae, E.coli, Klebsiella pneumonia, Serratia marcescens, dan Enterobacter
aerogenes) pada dosis 60 mg/ml, tetapi tidak pada bakteri B.sereus maupun
terhadap fungi (Suddique et. al., 2013). Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas,
penulis akan mengadakan penelitian dengan judul, “Pemanfaatan Daun
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) Sebagai Alternatif Pengawet Alami
Tahu.”
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka sasaran yang akan di capai oleh penelitian
ini di rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat dimanfaatkan
sebagai alternatif pengawet alami tahu?
2. Berapa lamakah keawetan tahu yang telah diawetkan dengan daun
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)?
3. Bagaimana kualitas tahu yang diawetkan dengan daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi) jika dibandingkan dengan kualitas tahu yang diawetkan
dengan formalin?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah daun daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengawet alami tahu.
2. Untuk mengetahui lama keawetan tahu yang telah diawetkan dengan daun
daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Untuk mengetahui kualitas tahu yang diawetkan dengan daun daun
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) jika dibandingkan dengan kualitas tahu
yang diawetkan dengan formalin.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Menunjukkan pada masyarakat bahwa daun daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi) mempunyai kandungan senyawa kimia yang penting bagi
tubuh.
2. Memberikan keterangan akan bahaya bahan pengawet makanan yang berupa
bahan kimia banyak beredar di masyarakat seperti formalin.
3. Menambahkan informasi bahwa tahu segar dengan mudah terkontaminasi
bakteri yang menyebabkan pembusukan.
4. Memberikan informasi mengenai penggunaan daun daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi) sebagai alternatif pengawet alami tahu.

Anda mungkin juga menyukai