Anda di halaman 1dari 7

65

BAB VI

PEMBAHASAN

Setelah pengumpulan data melalui observasi, baik responden

dengan Endorphin Massage maupun responden dengan Effleurage

Massage yang telah diolah, kemudian diinterprestasikan dan dianalisa

sesuai dengan variabel yang diteliti, maka berikut ini akan diuraikan

beberapa bahasan mengenai variabel tersebut.

A. Identifikasi Endorphin Massage terhadap nyeri kala I fase laten

Primigravida di Ruang Bersalin RS Aura Syifa


Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sejumlah 11 responden

(68,8%) yang mengalami nyeri kala I fase laten primigravida pada skala 4

atau jauh lebih sangat nyeri setelah diberikan endorphin massage sejumlah

10 responden (62,5%) mengalami penurunan menjadii skala 2 atau sedikit

lebih nyeri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2011) nyeri

merupakan sesuatu yang kompleks, sehingga banyak faktor yang dapat

mempengaruhi nyeri persalinan diantara nya adalah usia. Pada penelitian

ini ibu bersalin yang menjadi responden terbanyak adalah Remaja akhir

berusia 17 – 25 tahun sebanyak 13 responden (81,2%). Umur sangat

berpengaruh terhadap nyeri yang dirasakan responden karena semakin

muda umur ibu bersalin maka akan semakin bertambah nyeri yang

dirasakan karena belum memiliki pengalaman menangani nyeri

sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh

65
66

Notoatmodjo (2013), umur mempunyai hubungan pengalaman terhadap

suatu masalah kesehatan atau penyakit dan pengambilan keputusan.

Seseorang yang berusia lebih tua akan mampu merespon terhadap nyeri

yang dihadapi daripada seseorang yang berusia lebih muda.


Hasil penelitian menunjukan pendidikan responden sebagian besar

adalah SMA sejumlah 10 responden (62,5%). Tingkat pendidikan

berpengaruh dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu yang

datang dari luar, dimana seorang dengan pendidikan tinggi akan

memperikan respon lebih rasional daripada yang berpendidikan menengah

atau rendah (Harsono, 2014). Pendidikan tidak berkontribusi terhadap

nyeri persalinan kala I fase laten, sedangkan yang berkontribusi terhadap

nyeri persalinan kala I fase laten adalah usia dan pengalaman menanggapi

nyeri sebelumnya, akan tetapi pendidikan dapat mempengaruhi daya

tangkap dan pola pikir seseorang. Karena semakin tinggi pendidikan orang

tersebut semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya

(Notoadtmojo, 2013)
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden

yaitu sejumlah 7 responden (43,8%) adalah menjadi ibu rumah tangga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyati (2015) bahwa

melakukan aktifitas ringan dapat mengalihkan perhatian ibu dan

mengurangi rasa sakit atau nyeri. Selama pekerjaan itu tidak terlalu keras

atau berat sehingga dapat menyebabkan nyeri ibu semakin bertambah.


B. Identifikasi Effleurage Massage terhadap nyeri kala I fase laten

Primigravida
67

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sejumlah 8 responden

(50%) yang mengalami nyeri kala I fase laten primigravida pada skala 4

atau jauh lebih sangat nyeri setelah diberikan effleurage massage sejumlah

8 responden (50%) mengalami penurunan menjadii skala 3 atau jauh lebih

nyeri.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nyeri persalinan ialah

umur (Andarmoyo, 2013). Pada penelitian ini ibu bersalin yang menjadi

responden terbanyak adalah Remaja akhir berusia 17 – 25 tahun sebanyak

13 responden (81,2%). Usia sangat menentukan kesehatan ibu yang

berkaitan dengan kesiapan ibu dalam menghadapi proses persalinan. Hal

ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2013), umur

mempunyai hubungan pengalaman terhadap suatu masalah kesehatan atau

penyakit dan pengambilan keputusan. Seseorang yang berusia lebih tua

akan mampu merespon terhadap nyeri yang dihadapi daripada seseorang

yang berusia lebih muda.


Hasil penelitian menunjukan pendidikan responden sebagian besar

adalah SMA sejumlah 8 responden (50%). Tingkat pendidikan

berpengaruh dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu yang

datang dari luar, dimana seorang dengan pendidikan tinggi akan

memperikan respon lebih rasional daripada yang berpendidikan menengah

atau rendah (Harsono, 2014). Pendidikan tidak berkontribusi terhadap

nyeri persalinan kala I fase laten, sedangkan yang berkontribusi terhadap

nyeri persalinan kala I fase laten adalah usia dan pengalaman menanggapi

nyeri sebelumnya, akan tetapi pendidikan dapat mempengaruhi daya


68

tangkap dan pola pikir seseorang. Karena semakin tinggi pendidikan orang

tersebut semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya

(Notoadtmojo, 2013)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pekerjaan responden

pada kelompok perlakuan Effleurage Massage diRuang Bersalin RS Aura

Syifa sebagian besar adalah menjadi ibu rumah tangga sejumlah 10

responden (62,5%). Berdasarkan penelitian Wulandari (2015) Ibu yang

akan menghadapi proses persalinan lebih baik melakukan aktifitas ringan

daripada tidak melakukan sama sekali. Karena dengan melakukan aktifitas

ringan yang bermanfaat dapat mengalihkan perhatian ibu dan mengurangi

rasa sakit atau nyeri selama pekerjaan itu tidak terlalu keras atau berat

yang dapat menyebabkan nyeri ibu semakin bertambah.

C. Analisis perbandingan Efektivitas Endorphin Massage dan Effleurage

Massage untuk mengurangi nyeri kala I fase laten Primigravida

Berdarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan program

statistik menggunakan uji normalitas data shapiro-wilk didapatkan nilai

sig. 0,005<0,05 untuk kelompok sebelum pemberian Effleurage Massage,

dan nilai sig 0,027 < 0,05 untuk kelompok sesudah pemberian Effleurage

Massage. Pada kelompok Endorphin Massage didapatkan nilai sig

0,001<0,05 untuk sebelum pemberian Endorphin Massage, dan nilai sig

0,002<0,05 untuk sesudah Endorphin Massage. Artinya data kelompok

Effleurage dan Endorphin tidak berdistibusi normal. Tetapi varian data

homogen dengan nilai uji homogenitas 0,057>0,05.


69

Apabila varian data homogen tetapi tidak berdistribusi normal maka

selanjutnya akan dilakukan uji Mann Whitney U test untuk melihat

perbedaan ke duanya. Kemudian didapatkan nilai rerata antara ke dua

intervensi tersebut sesudah Endorphin Massage 13,06 dan sesudah

Effleurage Massage 19,94. Setelah itu dilakukan uji Mann Whitney test

didapatkan hasil dari uji Mann whitney Test didapatkan nilai sig. (2-tailed)

dari uji Mann whitney Test adalah 0,04 < α = 0,05 artinya H1 diterima atau

ada perbandingan antara Endorphin Massage dan Effleruage Massage

terhadap nyeri kala I fase laten primigravida.

Endorphin Massage sendiri adalah teknik sentuhan dan pemijatan

ringan dibagian punggung dengan membentuk huruf “V” yang

memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin (Kuswandi, 2011). Sedangkan

Effleurage Massage adalah bentuk pijat dengan menggunakan telapak

tangan yang memberi tekanan lembut keatas permukaan tubuh dengan

arah sirkular secara berulang (Reeder, 2013). Hal ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2014) Efektivitas Massage

Effleurage dan Massage Counterpressure Terhadap Penurunan Nyeri

Persalinan. Penelitian ini menyebutkan bahwa Dari uji paired sample t-test

didapatkan untuk nilai signifikasi pada terapi massase effleurage sebesar

0,003 dan untuk terapi massase counterpressure sebesar 0,001.

Hal ini menunjukkan bahwa terapi massage counterpressure lebih

efektif digunakan sebagai terapi nonfarmakologis untuk meredakan nyeri

persalinan. Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara


70

universal dialami oleh hampir semua ibu bersalin. Ada banyak cara yang

dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan salah satunya dengan

menggunakan Massage/pijatan (Mander, 2013). Terdapat banyak teknik

dalam melakukan massage, diantaranya adalah effleurage massage dan

endorphin massage. Kedua teknik tersebut terdapat perbedaan dalam cara

ataupun tempat pemijatan sehingga mempunyai efek dan sensasi yang

berbeda.

Dengan diberikan masage dapat memproduksi senyawa pereda

nyeri yaitu endorfin yang dapat memblokir pesan nyeri supaya tidak

ditransmisikan ke otak sehingga tidak terjadi nyeri. Dari hasil penelitian

ini nampak bahwa Endorphin Massage lebih efektif untuk dilakukan untuk

menurunkan nyeri persalinan jika dibandingkan dengan effleurage

massage. Penekanan pada daerah punggung secara kontinu menjadikan

sensasi nyeri yang dialami responden saat persalinan cenderung

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan effleurage massage yang

dilakukan dengan cara pijatan halus dibagian bawah umbilikus diatas

simphisis pubis dengan perlahan pada daerah tersebut. Sehingga

Endorphin Massage lebih cepat menurunkan nyeri dibandingkan

Effleurage Massage.

D. Keterbatasan penelitian

1. Keterbatasan penelitian ini adalah, adanya responden yang sudah

sesuai kriteria inklusi tetapi responden tidak bersedia menjadi


71

responden.

2. Ada sebagian responden yang melakukan proses persalinan dengan

menggunakan sectio sesarea.

Anda mungkin juga menyukai